KERAJAAN MAJAPAHIT
GURU PEMBIMBING :
Ara Muswara, S.Pd
Disusun oleh :
1. Amelia Damayanti 7. Liona Oxa
2. Imelda Sri Astuti 8. Selvi Nur Agustin
3. Windi S 9. Via Aulia
4. Fazri Nurpadilah 10. Sentya
5. Febria Malika 11 Siti Salwa
6. Sindy Nurwahidah
SMK KESEHATAN
BHAKTI KENCANA SUKARAJA
2022
JL RAYA KARANGNUNGGAL
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Makalah ini.
Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun
berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas ini, khususnya para rekan-rekan.Terimakasih juga
tak lupa saya haturkan kepada Guru Mata Pelajaran yang telah memberikan saya tugas ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang kami buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami memohon maaf apabila ada
kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi
lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 1
C. Manfaat ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. Kerajaan Majapahit .......................................................................... 2
B. Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit ................................................ 3
C. Kebudayaan Kerajaan Majapahit..................................................... 4
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit ..................................... 6
E. Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit .................................... 7
F. Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Majapahit................. 9
G. Jatuhnya Kerajaan Majapahit........................................................... 9
H. Peninggalan Kerjaan Singasari ........................................................ 11
I. Silsilah Kerajaan Majapahit ............................................................. 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 16
A. Kesimpulan ....................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia yang
pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara
pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara
dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Menurut
Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung, Malaya,
Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih
diperdebatkan.
Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan sejarahnya
tidak jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab
Raja-raja') dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa
Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun
juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara
itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan
Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa iCtu, hal yang terjadi
tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun
catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui Sejarah Kebudayaan Majapahit
b) Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
c) Untuk mengetahui Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit.
C. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita tentang
sejarah Kebudayaan Majapahit.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang
bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka
ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir
habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-
pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih
setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura
meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil menduduki
tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah
kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-Pi, Ike-
Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya
memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah
Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan kemenanganya.
Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara
Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun
1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.
Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran
Kertarajasa. Berlokasi semula di Candi Simping, Blitar, kini menjadi koleksi Museum
Nasional Republik Indonesia. Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi
kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti
Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang
menuntut Uperi. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak
untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya
dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi
besar ke Jawa tahun 1293. Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah
menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang
memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang
menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke Daha, yang membawa surat
berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada Jayakatwang.
Jawaban dari surat diatas disambut dengan senang hati. Raden Wijaya kemudian diberi
hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu
dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah
tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk
bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden
Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik
pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing.
Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson
agar dapat pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang
asing. 2.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah
hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215
saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama
resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang
terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak
melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan
Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra
Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalam
Pararaton. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan
konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi
tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti),
Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Wijaya meninggal dunia
pada tahun 1309.
Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala
Gemet, yang berarti "penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun
pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia,Oodrico da Pordenone mengunjungi
keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca.
Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni
memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi Bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak
perempuannya Tribhuwana untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana
menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada
mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan
kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan
Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di
kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada
tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.
6.
Pada masa jayanya Majapahit membangun berbagai infrastruktur irigasi, sebagian
dengan dukungan pemerintah. Faktor kedua; pelabuhan-pelabuhan Majapahit di pantai
utara Jawa mungkin sekali berperan penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk
mendapatkan komoditas rempah-rempah Maluku. Pajak yang dikenakan pada komoditas
rempah-rempah yang melewati Jawa merupakan sumber pemasukan penting bagi
Majapahit. Nagarakretagama menyebutkan bahwa kemashuran penguasa Wilwatikta
telah menarik banyak pedagang asing, di antaranya pedagang dari India, Khmer, Siam
dan China. Pajak khusus dikenakan pada orang asing terutama yang menetap semi-
permanen di Jawa dan melakukan pekerjaan selain perdagangan internasional.
Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok
yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit
di Jawa.
7.
b. Pembagian wilayah
Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan
Singhasari, terdiri atas beberapa kawasan tertentu di bagian timur dan bagian
tengah Jawa. Daerah ini diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara
yang bergelar Bhre atau "Bhatara i". Gelar ini adalah gelar tertinggi bangsawan
kerajaan. Biasanya posisi ini hanyalah untuk kerabat dekat raja. Tugas mereka
adalah untuk mengelola kerajaan mereka, memungut pajak, dan mengirimkan
upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di perbatasan daerah yang mereka
pimpin. Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d. 1389) ada 12
wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh kerabat dekat raja. Hierarki dalam
pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit dikenal sebagai berikut:
1. Bhumi : kerajaan, diperintah oleh Raja
2. Nagara : diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre
(pangeran atau bangsawan)
3. Watek : dikelola oleh wiyasa,
4. Kuwu : dikelola oleh lurah,
5. Wanua : dikelola oleh thani,
6. Kabuyutan : dusun kecil atau tempat sakral.
Saat Majapahit memasuki era kemaharajaan Thalasokrasi saat
pemerintahan Gajah Mada, beberapa negara bagian di luar negeri juga termasuk
dalam lingkaran pengaruh Majapahit, sebagai hasilnya, konsep teritorial yang
lebih besar pun terbentuk:
1. Negara Agung, atau Negara Utama, inti kerajaan. Area awal Majapahit atau
Majapahit Lama selama masa pembentukannya sebelum memasuki era
kemaharajaan. Yang termasuk area ini adalah ibukota kerajaan dan wilayah
sekitarnya dimana raja secara efektif menjalankan pemerintahannya. Area ini
meliputi setengah bagian timur Jawa, dengan semua provinsinya yang
dikelola oleh para Bhre (bangsawan), yang merupakan kerabat dekat raja.
2. Mancanegara, area yang melingkupi Negara Agung. Area ini secara
langsung dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa, dan wajib membayar upeti
tahunan.Wilayah Mancanegara termasuk di dalamnya seluruh daerah Pulau
Jawa lainnya, Madura Bali dan juga Dharmasraya, Pagaruyung, Lampung
dan Palembang di Sumatra.
3. Nusantara, adalah area yang tidak mencerminkan kebudayaan Jawa, tetapi
termasuk ke dalam koloni dan mereka harus membayar upeti tahunan.
Termasuk dalam area ini adalah kerajaan kecil dan koloni di Maluku,
Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
Ketiga kategori itu masuk ke dalam lingkaran pengaruh Kerajaan Majapahit.
Akan tetapi Majapahit juga mengenal lingkup keempat yang didefinisikan
sebagai hubungan diplomatik luar negeri: 8.
1. Mitreka Satata, yang secara harafiah berarti "mitra dengan tatanan
(aturan) yang sama". Hal itu menunjukkan negara independen luar negeri
yang dianggap setara oleh Majapahit, bukan sebagai bawahan dalam
kekuatan Majapahit. Menurut Negarakertagama pupuh 15, bangsa asing
adalah Syangkayodhyapura (Ayutthaya di Thailand), Dharmmanagari
(Kerajaan Nakhon Si Thammarat), Marutma, Rajapura dan Sinhanagari
(kerajaand i Myanmar),Kerajaan Champa,Kamboja (Kamboja), dan
Yawana (Annam).
2. Mitreka Satata dapat dianggap sebagai aliansi Majapahit, karena
kerajaan asing di luar negeri seperti China dan India tidak termasuk
dalam kategori ini meskipun Majapahit telah melakukan hubungan luar
negeri dengan kedua bangsa ini.
F. Raja-Raja Yang Pernah Memimpin Majapahit
1. Raden Wijaya (1293-1309)
2. Jayanegara (1309-1328)
3. Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)
4. Hayam Wuruk (1350-1389)
5. Kusumawardani-Wikramawardhana (1389-1399)
6. Suhita (1399-1429)
7. Bhre Tumapel (Kertawijaya) (1447-1451)
8. Rajasawardhana (1456-1466)
9. Kartabumi (1466-1478)
G. Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-
angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit
memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk
adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran
Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi
yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg
diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan
Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara
Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini
melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang. Pada kurun
pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang
dipimpin oleh laksamana Chaeng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa
beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng
Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan
pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tubah dan Ampel; maka Islam pun
mulai memiliki pijakan di pantai utara JawaWikramawardhana memerintah hingga
tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun
1426 sampai 1447.
9.
Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua
Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya,
adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhere
Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia
wafat pada tahun 1453 AD.
Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta.
Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466
dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi
memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja
Majapahit. Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama
sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh
Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan
perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di
bagian barat Nusantara. Di bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit
tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan
abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera.
Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di
Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Sebuah
tampilan model kapal Majapahit di Museum Negara Malaysia, Kuala Lumpur Malaysia
Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota kerajaan lebih jauh ke pedalaman di
Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus memerintah di sana hingga digantikan
oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan
Kertabhumi dan mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya
memerintah pada kurun waktu 1474 hingga 1519 dengan gelar Girindrawardhana.
Meskipun demikian kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan
mulai bangkitnya kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa. Waktu
berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun
1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan
berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1527. Dalam tradisi Jawa ada sebuah
Kronogram atau candasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini
konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun
1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran
bumi”. Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut
adalah gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. prasasti
Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi dan
memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Daha
dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi.
Peperangan ini dimenangi Demak pada tahun 1527. Sejumlah besar abdi istana,
seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian
ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat
selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi. Dengan jatuhnya
Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527, kekuatan kerajaan Islam pada
awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit.
10.
Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui
sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak,
legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan
seorang putri China.
Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta)
mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan
penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun
1518 dan 1521 M.
Demak memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan
Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa
kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di
ujung timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian barat.
Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke
pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini
masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru.
H. Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Tersebar di Indonesia
1. Celengan Majapahit
2. Arca Emas
11.
3. Terakota Wajah
4. Surya Majapahit
12.
7. Candi Tikus
8. Candi Sukuh
9. Candi Brahu
13.
10. Candi Cetho
14.
14. Candi Jabung
15.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah pada masanya Majapahit mencapai
puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah
Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Menurut Kakawin
Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra,
Semenajung Malaya, Kalimantan Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua,
Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas
sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.
B. Saran
Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya sangat
membutuhkan kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan sebagai intropeksi
bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi. Terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah terlibat untuk mendukung dan membantu agar makalah ini dapat terselesaikan.
16.
DAFTAR PUSTAKA
http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/
http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit
https://www.google.com/amp/s/waktuku.com/peninggalan-kerajaan-majapahit/amp/
17.