Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
memberikan materi maupun pikiranya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan tentang Kerajaan Majapahit bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam menulis makalah ini. Oleh karena itu, kami harap saran dan kritik pembaca untuk
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Penyusun,

1
Sejarah Kerajaan Majapahit
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

Kata Pengantar...................................................................................................... 1

1.1 Daftar Isi ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 3


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis.........................................................................3

BAB II ISI

2.1 Sejarah Lahirnya Kerajaan Majapahit............................................................ 4

2.2 Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit.................................................5

2.3 Raja-Raja yang Berkuasa di Kerajaan Majapahit……….............................7

2.4 Puncak Kejayaan Kerajaan Majapahit…………………………………….…11

2.5 Penyebab Keruntuhan Kerajaan Majapahit……………………………….…15

BAB III KESIMPULAN.................................................................................. ….16s

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 18

2
Sejarah Kerajaan Majapahit
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang berpusat di Jawa Timur danpernah
berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M oleh Raden Wijaya, tepatnya di daerah Trowulan yang
sekarang menjadi Mojokerto. Berdirinya kerajaan majapahit merupakan kelanjutan dari kerajaan
Singosari yang runtuh akibat serangan dari bangsa Mongol.  Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan
pada masa kekuasaan Hayam Wuruk yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai
kerajaan-kerajaan lain di semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra, Bali dan Filipina. Kerajaan Majapahit
adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yg menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah
satu karajaan terbesar di Indonesia dan mampu menciptakan perubahan besar dalam waktu relatif
singkat. Kekuasaan terbentang di Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia timur
meskipun wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah lahirnya kerajaan majapahit?
2. Bagaimana sistem pemerintahan kerajaan majapahit?
3. Siapakah raja raja yang berkuasa di Kerajaan Majapahit
4. Puncak Kejayaan Kerajaan Majapahit
5. Apa yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Majapahit?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Jawa
2.   Untuk mengetahui Sejarah Kebudayaan Majapahit
3.   Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
4.   Untuk mengetahui Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit.
5. Untuk mengetahu siapa saja raja-raja di kerajaan majapahit
6. Untuk mengetahui puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan majapahit

1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita tentang sejarah Kebudayaan
Majapahit.
2.

3
Sejarah Kerajaan Majapahit
BAB II

ISI

2.1 Sejarah Lahirnya Kerajaan Majapahit


Setelah pengulinggan Raja Kertanegara dari Singgasari oleh para pemberontak Kediri dan
diambil alih oleh Prabu Jayakatwang, Raja Kediri. Raden Wijaya sebagai menantu Kertanegara, dan
juga Raden Wijaya adalah anak dari Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka atau Narasinghamurti,
Buyut Mahisa Wongateleng dan Canggah Ken Arok dan Ken Dedes. Kertarajasa Jayawardhana atau
disebut juga Raden Wijaya nantinya adalah pendiri Kerajaan Majapahit sekaligus raja Majapahit
pertama yang memerintah pada tahun 1293-1309. Dengan gelar Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja
Kertarajasa Jayawardhana atau biasa juga dengan gelar Prabu Kertarajasa Jayawardana. Nama ini
terdapat dalam Pararaton yang ditulis sekitar akhir abad ke-15.
Setelah pemberontakan Jayakatwang, Raden Wijaya melarikan diri dari kejaraan para pasukaan
Jayakatwang, dan pada saat itu juga Raden Wijaya mencari perlindungan dari Aria Wiraraja (Adipati
Sumenep) di Madura. Atas bantuan Aria Wiraraja pulalah Raden Wijaya bisa diampuni oleh
Jayakatwang dan kemudian menjadi orang kepercayaan raja Kediri tersebut. Atas bantuan Aria
Wirarajalah Jaya Katwang di hadiahi Hutan Tarik oleh Jayakatwang. Disini asal mula Kerajaan
Majapahit. Majapahit diambil dari nama buah maja yang rasanya pahit.
Disini Raden Wijaya mulai mempersiapkan pemberontaan ke Jayakatwang. Pada saat yang
bersamaan juga Jawa diserang pasukan Mongol pada 1292 – 1293 yang ingin membalas dendam atas
pengusiran utusan Mongol yang dilakukan oleh Kertanegara pada 1289. Tidak menyadari perincian
politik Jawa, mereka dibujuk oleh putra Kertanegara yaitu Raden Wijaya untuk membantunya
mengulingkan pangeran Kediri yaitu Jayakatwang. Setelah Kediri dikalahkan dan Jayakatwang berhasil
dibunuh, Raden Wijaya meminta izin pulang ke Majapahit dengan alasan untuk menyiapkan upeti bagi
kaisar Mongol, tanpa ada rasa curiga sedikitpun panglima Mongol mengizinkan bahkan para panglima
memberikan pengawal dua orang perwira dan dua ratus prajurit untuk mengawal Raden Wijaya. Para
pengawal Mongol yang mengawal ke Majapahit semuanya dibunuh oleh pasukan Majapahit dan Raden
Wijaya kemudian menyerang orang Mongol yang sedang berkubu di Daha dan Canggu mabuk-mabuk
mengadakan pesta kemenanggan, pasukan Monggol terdesak dan mundur kelaut dalam kejaraan
pasukan Majapahit.
Raden Wijaya kemudian memindahkan ibukota ke Trowulan, mendirikan kerajaan Majapahit
dan mengambil nama Kertarajasa Jayawardhana. Mengapa Raden wijaya mengambil nama Abhiseka
Kertarajasa Jayawardhana, dijelaskan dalam prasasti tahun 1305 M . Dikatakan bahwa nama beliau
terdiri dari beberapa suku kata yang dapat dipecah menjadi empat kata yakni : Kerta, Rajasa, Jaya dan
Wardhana. Unsur Kerta mengandung arti bahwa Raden Wijaya memperbaiki pulau Jawa dari
kekacauan, yang ditimbulkan oleh penjahat-penjahat dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat sama
dengan matahari yang menerangi bumi, Unsur Rajasa mengandung arti, bahwa Raden Wijaya berjaya
mengubah suasana gelap menjadi terang benderang akibat kemenanganya terhadap musuh dengan kata
4
Sejarah Kerajaan Majapahit
lain Raden Wijaya adalah pengempur musuh, Unsur Jaya mengandung arti, bahwa Raden Wijaya
mempunyai lambang kemenangan berupa senjata tombak berujung mata tiga (Trisula muka), karena
senjata itu segenap musuh hancur lebur. Unsur Wardhana mengandung arti, bahwa Raden Wijaya
menghidupkan Agama, melipat gandakan hasil bumi, bagi kesejahteraan rakyatnya. Pada masa Raden
Wijaya terdapat beberapa pemberontakan diantaranya Pemberontakan Ranggalawe, Lembu sora. Yang
semuanya dapat diredam oleh Raden Wijaya.

2.2 Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit

a. Kehidupan Ekonomi
Majapahit merupakan negara agraris dan juga sebagai negara maritim. Kedudukan sebagai
negara agraris tampak dari letaknya di pedalaman dan dekat aliran sungai. Kedudukan sebagai negara
maritim tampak dari kesanggupan angkatan laut kerajaan itu untuk menanamkan pengaruh Majapahit di
seluruh nusantara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit menitikberatkan pada
bidang pertanian dan pelayaran.

Udara di Jawa panas sepanjang tahun. Panen padi terjadi dua kali dalam setahun, butir berasnya
amat halus. Terdapat pula wijen putih, kacang hijau, rempah-rempah, dan lain-lain kecuali gandum.
Buah-buahan banyak jenisnya, antara lain pisang putih, kacang hijau, rempah-rempah, dan lain-lain
kecuali gandum. Buah-buahan banyak jenisnya, antara lain pisang, kelapa, delima, pepaya, durian,
manggis, langsa, dan semangka. Sayur mayur berlimpah macamnya. Jenis binatang juga banyak.

Untuk membantu pengairan pertanian yang teratur, pemerintah Majapahit membangun dua buah
bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk persawahan dan Bendungan Trailokyapur untuk mengairi
daerah hilir.

Majapahit memiliki mata uang sendiri yang bernama gobog. Gobog merupakan uang logam
yang terbuat dari campuran perak, timah hitam, timah putih, dan tembaga. Bentuknya koin dengan
lubang di tengahnya.

Dalam transaksi perdagangan, selain menggunakan mata uang gobog, penduduk Majapahit juga
menggunakan uang kepeng dari berbagai dinasti. Menurut catatan Wang Ta-yuan seorang pedagang dari
Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua.
Sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari
besi.

b.       Kehidupan Sosial Budaya


Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang perbedaannya
lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta seperti di India, yang lebih dikenal
dengan catur warna, tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana.

5
Sejarah Kerajaan Majapahit
Pola ini dibedakan atas empat golongan masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan
sudra.

Brahmana (kaum pendeta) mempunyai kewajiban menjalankan enam dharma, yaitu: mengajar;
belajar; melakukan persajian untuk diri sendiri dan orang lain; membagi dan menerima derma (sedekah)
untuk mencapai kesempurnaan hidup; dan bersatu dengan Brahman (Tuhan). Mereka juga mempunyai
pengaruh di dalam pemerintahan, yang berada pada bidang keagamaan dan dikepalai oleh dua orang
pendeta tinggi, yaitu pendeta dari agama Siwa (Saiwadharmadhyaksa) dan agama Buddha
(Buddhadarmadyaksa). Saiwadyaksa mengepalai tempat suci (pahyangan) dan tempat pemukiman empu
(kalagyan). Buddhadyaksa mengepalai tempat sembahyang (kuti) dan bihara (wihara). Menteri berhaji
mengepalai para ulama (karesyan) dan para pertapa (tapaswi).

Semua rohaniawan menghambakan hidupnya kepada raja yang disebut sebagai wikuhaji. Para
rohaniawan biasanya tinggal di sekitar bangunan agama, yaitu: mandala, dharma, sima, wihara, dan
sebagainya.

Kaum Ksatria merupakan keturunan dari pewaris tahta (raja) kerajaan terdahulu, yang
mempunyai tugas memerintah tampuk pemerintahan. Keluarga raja dapat dikatakan merupakan
keturunan dari kerajaan Singasari-Majapahit yang dapat dilihat dari silsilah keluarganya dan keluarga-
keluarga kerabat raja tersebar ke seluruh pelosok negeri, karena mereka melakukan sistem poligami
secara meluas yang disebut sebagai wargahaji atau sakaparek. Semua anggota keluarga raja masing-
masing diberi nama atas gelar, umur, dan fungsi mereka di dalam masyarakat. Pemberian nama pribadi
dan nama gelar terhadap para putri dan putra raja didasarkan atas nama daerah kerajaan yang akan
mereka kuasai sebagai wakil raja.

Waisya merupakan masyarakat yang menekuni bidang pertanian dan perdagangan. Mereka
bekerja sebagai pedagang, peminjam uang, penggara sawah, dan beternak.

Kemudian kasta yang paling rendah dalam catur warna adalah kaum sudra yang mempunyai
kewajiban untuk mengabdi kepada kasta yang lebih tinggi, terutama pada golongan brahmana.

c. Tata Susunan Pemerintahan Pusat-Daerah

Hirarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit adalah sebagai berikut:

1. Bhumi: pusat kerajaan, diperintah oleh Maharaja


2. Nagara: setingkat propinsi, diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre
(pangeran atau bangsawan keluarga dekat raja), bhatara, wadhana atau adipati
3. Watek: setingkat kabupaten, dipimpin oleh wiyasa atau tumengung
4. Kuwu: setingkat lebih tinggi di atas kecamatan atau kademangan dipimpin oleh lurah atau
demang

6
Sejarah Kerajaan Majapahit
5. Wanua: setingkat desa, dipimpin oleh thani atau petinggi
6. Kabuyutan: setingkat lingkungan, padukuhan, dusun kecil atau tempat sakral, dipimpin oleh
seorang buyut atau rama atau kepala dukuh.

Negara bawahan maupun daerah, mengambil pola pemerintahan pusat.Raja dan juru pangalasan adalah
pembesar yang bertanggung jawab. Sementara pemerintahannya dikuasai oleh Patih sama dengan
pemerintahan pusat. Meski raja majapahit adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pemerintahan,
tetapi pemerintahannya berada di tangan patih Amangkubhumi (patih seluruh Negara).

Struktur birokrasi dalam hierarki Majapahit dari tingkat pusat ke jabatan yang lebih rendah adalah:
1. Yuwuraja/kumaraja (raja muda)
2. Rakryan mahamatri katrini
3. Rakryan mantra ri pakirakiran

2.3 Raja-Raja yang berkuasa di Majapahit


1. Kertajasa Jayawardhana(1293–1309)
Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu oleh
mereka yang turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja yang sangat
besar jasanya diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang, Blambangan. Raden
Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana. Susunan pemerintahannya tidak berbeda dengan
susunan pemerintahan Kerajaan Singasari

2. Jayanegara(1309-1328)

Kala Gemet naik tahta menggantikan ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada Masa
pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan
Ranggalawe 1231 saka, pemberontakan Lembu Sora 1233 saka, pemberontakan Juru Demung 1235
saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem, Semi, Kuti dengan
peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang berbahaya, hampir
meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun semua itu dapat diatasi. Raja Jayanegara dibunuh oleh
tabibnya sendiri yang bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh pula oleh Gajah Mada.

3. Tribuana Tunggadewi (1328-1350)

Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun, oleh karena itu yang
seharusnya menjadi raja adalah Gayatri, tetapi karena ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan
oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh suaminya yang
bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331 timbul pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng
dan Keta (Besuki). Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu menjabat

7
Sejarah Kerajaan Majapahit
Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit
menggantikan Pu Naga. Gajah Mada kemudian berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita
menyatukan wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman. Pada tahun 1339,
Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal
dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut :”Lamun luwas kalah
nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring
Tumasik, samana sun amukti palapa”. Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan.

4. Hayam Wuruk(1350-1389)

Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun dan bergelar Rajasanegara.
Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit
mencapai keemasannya. Dari Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang,
bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tettangga. Satu-satunya daerah yang
tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah kekuasaan Sri
baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya.
Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda
berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam
Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda
dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya
terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri.

Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang
tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu
yang sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya
memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti “untuk mengisi kekosongan
dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai
menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun
1389.

5. Wikramawardhana (1389-1429)

Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta menggantikan ayahnya bersuamikan


Wikramawardhana. Dalam prakteknya Wikramawardhanalah yang menjalankan roda pemerintahan.
Sedangkan Bhre Wirabhumi anak Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam
Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi
kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit , yaitu daerah Blambangan. Perebutan
kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi disebut perang Paregreg.

8
Sejarah Kerajaan Majapahit
Wikramawardhana meninggal tahun 1429, pemerintahan raja-raja berikutnya berturut-turut adalah
Suhita, Kertawijaya, Rajasa Wardhana, Purwawisesa dan Brawijaya V, yang tidak luput ditandai
perebutan kekuasaan.
6.Raja Suhita (1429–1447)
Wikramawardhana wafat pada tahun 1429 dan digantikan oleh putrinya yang bernama Suhita.
Penobatan Suhita menjadi Raja Majapahit dimaksudkan untuk meredakan pertikaian keluarga tersebut.
Namun, benih balas dendam sudah telanjur tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi. Akibatnya, pada
tahun 1433 Raden Gajah dibunuh karena dipersalahkan telah membunuh Bhre Wirabhumi. Hal itu
menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga Majapahit terus berlangsung.
7. Raja Dyah Kertawijaya (1447-1451)
Pada tahun 1447 Suhita meninggal dan digantikan Dyah Kertawijaya. Ia hanya memerintah
selama empat tahun (1447–1451) karena pada tahun 1451 meninggal dan didharmakan di
Kertawijayapura. Apa yang diperbuat oleh raja tidak ada keterangan yang jelas. Sepeninggal
Kertawijaya, pemerintahan Majapahit dipegang oleh Bhre Pamotan dengan gelar Sri Rajawarddhana.
Rajawarddhana juga disebut Sang Sinagara. Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa ia berkedudukan
di Keling, Kahuripan. Ini lebih dikuatkan lagi oleh Prasasti Waringin Pitu yang dikeluarkan oleh
Kertawijaya (1447).
Sepeninggal Rajawarddhana (1453), Kerajaan Majapahit selama tiga tahun (1453–1456) tidak
mempunyai seorang raja. Pada tahun 1456 Majapahit diperintah oleh Bhre Wengker dengan gelar
Girindrawardhana. Bhre Wengker adalah anak Bhre Tumapel Kertawijaya. Masa pemerintahannya
berlangsung selama 10 tahun (1456–1466).

8. Prabu Sri Rajasa Wardhana (1451-1453)

Brawijaya 1 di gantikan Sri Rajasa Wardhana dan bergelar Brawijaya II beliau tidak menempati
istana Majapahit. Ia memimpin istana Keling dari Kahuripan. Pada tahun 1452 Brawijaya ini
mengirimkan utusan ke Cina. Pada tahun 1453, beliau meninggal dunia selama 1453-1456, kedudukan
beliau tidak digantikan, sehingga Majapahit mengalami masa tan hana prabu/tidak ada raja.

9. Prabu Purwawisesa (1456-1466)


Girishawardhana Dyah Suryawikrama adalah raja Majapahit yang memerintah tahun 1456-1466.
Ia dianggap identik dengan Bhra Hyang Purwawisesa dalam Pararaton. Bhra Hyang Purwawisesa dalam
Pararaton Menurut Pararaton, Sepeninggal Rajasawardhana tahun 1453 Majapahit dilanda kekosongan
pemerintahan selama tiga tahun. Baru pada tahun 1456, Bhre Wengker naik takhta bergelar Bhra Hyang
Purwawisesa. Pada tahun 1462 terjadi bencana gunung meletus mewarnai pemerintahannya.

Pada tahun 1466 Hyang Purwawisesa meninggal dunia dan dicandikan di Puri. Ia digantikan
oleh Bhre Pandansalas sebagai raja selanjutnya. Girisawardhana Dyah Suryawikrama Tokoh Hyang
Purwawisesa dianggap identik dengan Girisawardhana Dyah Suryawikrama, raja Majapahit yang
9
Sejarah Kerajaan Majapahit
mengeluarkan prasasti Sendang Sedur tahun 1463. Nama Dyah Suryawikrama sebelumnya juga muncul
dalam prasasti Waringin Pitu (1447), sebagai putra kedua Dyah Kertawijaya.

Jika Rajasawardhana identik dengan Dyah Wijayakumara, kakak Suryawikrama. Maka,


kekosongan pemerintahan selama tiga tahun dapat diperkirakan terjadi karena adanya perebutan takhta
antara Suryawikrama melawan Samarawijaya putra sulung Wijayakumara. Prasasti Waringin Pitu juga
menyebutkan Samarawijaya adalah menantu Suryawikrama. Mungkin pada tahun 1456 persaingan
antara keduanya berakhir setelah Samarawijaya merelakan takhta Majapahit kepada Suryawikrama,
yang tidak lain adalah paman sekaligus mertuanya tersebut.

10. Prabu Singhawikrama Wardhana (1466-1468)

Sesudah Brawijaya III wafat beliau digantikan oleh Bhre Pandhansalas dengan gelar Brawijaya IV.
Beliau juga menempati istana Tumapel. Baru 2 tahun lamanya ia berkuasa, kemudian menarik diri dari
pertapa. Pada dasarnya, Brawijaya IV ini memang bkan seorang politikus melainkan seorang pertapa
yang lebih suka mendalami laku-laku rohaniah menurut agama Budha. Oleh karena itu, diangkatnya
beliau menjadi raja Majapahit tidak membuat beliau gembira malah menjadi beban yang membebani
kesukaannya berulah rohani, karena itu baru 2 tahun Brawijaya IV ini memegang tampu kekuasaan,
segera lengser keprabon dan digantikan oleh putranya Brawijaya V. Bhre Pandhansalas yang nama
aslinya Suraprabhawa dan bernama resmi Singhawikramawardhana, berkeraton di Tumapel selama 2
tahun. Dalam tahun 1468, ia terdesak oleh Kertabhumi (anak bungsu Rajasawardhana), yang kemudian
berkuasa di Majapahit. Sedangkan Singhawikramawardhana memindahkan kekuasaanya ke Dhaha
dimana ia wafat pada tahun 1474.

11. Bhre Kertabhumi (1468-1478)

Bre Kertabhumi / Prabu Brawijaya, atau kadang disebut Brawijaya V adalah raja terakhir
Kerajaan Majapahit versi naskah-naskah babad dan serat, yang lahir sekitar tahun 1413 M (Kalkulasi
penanggalan berdasarkan kelahiran Raden Patah menurut Kronik Cina pada tahun 1455 Raden Patah,
dimana Bre Kertabhumi pada saat itu belum menjadi raja karena penerus 2 generasi Kerajaan Majaphit
dipegang oleh 2 Pamannya selama 15 tahun. Bhre Kertabhumi mulai memerintah tahun 1468 dan wafat
pada tahun 1478 M. Tokoh ini diperkirakan sebagai tokoh fiksi namun sangat legendaris. Ia sering
dianggap sama dengan Bhre Kertabhumi, yaitu nama yang ditemukan dalam penutupan naskah
Pararaton. Namun pendapat lain mengatakan bahwa Brawijaya cenderung identik dengan Dyah
Ranawijaya, yaitu tokoh yang pada tahun 1486 mengaku sebagai penguasa Majapahit, Janggala, dan
Kadiri, setelah berhasil menaklukan Bhre Kertabhumi.

2.4 Puncak Kejayaan Kerajaan Majapahit


10
Sejarah Kerajaan Majapahit
Rajapatni (Gayatri) wafat pada tahun 1350. Setelah ibundanya wafat, Ratu Tribuwanatunggadewi
menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk. Ketika naik tahta Hayam Wuruk baru
berusia 16 tahun. Setelah naik tahta Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk, Majapahit mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk didampingi oleh Mahapatih
Gajah Mada. Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling terkenal. Gajah Mada meneruskan cita-
citanya. Satu persatu kerajaan di nusantara dapat ditaklukkan dibawah Majapahit. Wilayah kerajaannya
meliputi hampir seluruh wilayah nusantara sekarang, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung
Melayu Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada zaman pemerintahan Ratu
Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani (1328-1350 M). Dan mencapai zaman keemasan pada
masa pemerintahan Prabhu Hayam Wuruk (1350-1389 M) dengan Mahapatih Gajah Mada-nya yang
kesohor dipelosok Nusantara itu. Pada masa itu kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat
nusantara Hayam Wuruk Sri Rajasanegara sebagai raja. Majapahit berlangsung sesudah mangkatnya
Sri Rajapatni pada tahun saka 1272 (1350 M), hal ini juga dibuktikan dalam piagam Singasari yang
menjelaskan bahwa dengan penobatan Hayam Wuruk sebagai raja Majapahit, Tribuwanatunggadewi
Jayawisnuwardhani berhenti memagung tampuk pimpinan negara.

Hayam Wuruk dibantu dengan patihnya Yaitu Gadjah Mada yang dikenal dengan “Sumpa
Palapa” dia bersumpah tidak akan merasakan palapa (menikmati istirahat) sebelum menyatukan
Nusantara di bawah naungan Majapahit. Pada masa Hayam Wuruk seluruh wilayah nusantara dapat
dipersatukan dengan Panji-panji kerajaan Majapahit. Pengaruh kekuasaan dan kerjasama Majapahit
meluas sampai ke luar nusantara. Pada era Hayam Wuruk agama Hindu menjadi agama para rakyat
Majapahit secara keseluruhan, agama Hindu mempunyai dua sifat khusus pertama Adanya Trimurti
sebagai kesatuan dewa tertinggi yaitu Brahma adalah Dewa pencipta, Wisnu adalah Dewa pemelihara,
dan Siwa adalah Dewa pembinasaan. Kedua Kitab suci Purana isinya berbagai macam cerita kuno yang
dikumpulkan dari cerita-cerita yang hidup dikalangan rakyat mengenai kehidupan para dewa, tentang
penciptaan dunia. Berbeda dengan Hayam Wuruk yang beragama Hindu agama mahapatih Gadjah
Mada adalah Budha. Seperti yang kita ketahui asal muasal agama Hindu dan Budha berasal dari India,
India sendiri terletak di kawasan Benua Asia dengan wilayah terluas ketujuh di dunia.

Kemajuan kerajaan Majapahit dapat kita lihat dalam wilayah kekuasaan Majapahit, dalam
Negarakertagama, wilayah Majapahit diawali dengan sebuah kota kecil yang dibangun di daerah Tarik,
yang awalnya merupakan sebuah hutan belantara, berkat orang-orang yang dikirim oleh Aria Wiraraja
untuk membuka hutan tersebut, akhirnya berdiri sebuah desa benama Majapahit, dan baru setelah Daha
runtuh berkat serbuan tentara tartar dengan Raden Wijaya juga ikut menyerbu Jayakatwang, desa
Majapahit dijadikan pusat pemerintahaan kerajaan baru, yang disebut dengan kerajaan Majapahit. Pada
masa itu kekuasaan Majapahit meliputi daerah lama kerajaan Singhasari hanya sebagian saja wilayah
Jawa Timur. Sepeninggal Ranggalawe dan atas janji Raden Wijaya yang diberikan kepada Wiraraja
kerajaan Majapahit dibelah menjadi dua. Bagian timur yang meliputi daerah Lumajang, diserahkan

11
Sejarah Kerajaan Majapahit
kepada Wiraraja. Pada masa ini kerajaan Majapahit hanya meliputi daerah Kediri, Singhasari, Jenggala
dan Madura.

Wilayah Majapahit akhirnya diperluas berkat penundukan Sadeng, di tepi sungai badadung dan
keta di pantai utara dekat Panarukan seperti diberitakan dalam Negarakertagama, pada masa ini
Majapahit menguasai seluruh wilayah Jawa Timur dan pulau Madura. Baru setelah seluruh Jawa Timur
di kuasai penuh, Majapahit mulai menjangkau pulau-pulau diluar Jawa yang disebut nusantara. Seperti
yang dijelaskan pada kitab Nagarakertagama Pupuh XII-XV yang sudah ditranletrasikan oleh Slamet
Muljana dibawah ini :

Pupuh XII

1. Teratur rapi semua perumahan sepanjang tepi benteng Timur tempat tinggal pemuka pendeta Siwa
Hyang Brahmaraja, Selatan Buda-sangga dengan Rangkanadi sebagai pemuka Barat tempat arya,
menteri dan sanak-kadang adiraja.

2. Di timur, tersekat lapangan, menjulang istana ajaib, Raja Wengker dan rani Daha penaka Indra dan
Dewi Saci, Berdekatan dengan istana raja Matahun dan rani Lasem, Tak jauh di sebelah selatan raja
Wilwatikta.

3. Di sebelah utara pasar: rumah besar bagus lagi tinggi, Di situ menetap patih Daha, adinda Baginda di
wengker, Batara Narapati, termashur sebagai tulang punggung praja, Cinta taat kepada raja, perwira,
sangat tangkas dan bijak.

4. Di timur laut rumah patih Wilwatikta, bernama Gajah Mada, Menteri wira, bijaksana, setia bakti
kepada Negara, Fasih bicara, teguh tangkas, tenang tegas, cerdik lagi jujur, Tangan kanan maharaja
sebagai, penggerak roda Negara.

5. Sebelah selatan puri, gedung kejaksaan tinggi bagus, Sebelah timur perumahan Siwa, sebelah barat
Buda, Terlangkahi rumah para menteri, para arya dan satria, Perbedaan ragam pelbagai rumah
menambah indahnya pura. 6. Semua rumah memancarkan sinar warnanya gilang-cemerlang,
Menandingi bulan dan matahari, indah tanpa upama, Negara-negara di nusantara, dengan Daha bagai
pemuka, Tunduk menengadah, berlindung di bawah Wilwatika.

Pupuh XIII

1. Terperinci demi pulau negara bawahan, paling dulu M‟layu: Jambi, Palembang, Toba dan
Darmasraya pun ikut juga disebut Daerah Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar dan
Pane Kampe, Haru serta Mandailing, Tamihang, negara Perlak dan Padang.

2. Lwas dengan Samudra serta Lamuri, Batan, Lampung dan juga Barus Itulah terutama negara-negara
Melayu yang t‟lah tunduk, Negara-negara di pulau Tanjungnegara: Kapuas-Katingan Sampit, Kota
Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai ikut tersebut.
12
Sejarah Kerajaan Majapahit
Pupuh XIV

1. Kadandangan, Landa Samadang dan Tirem tak terlupakan Sedu, Barune (ng), Kalka, Saludung, Solot
dan juga Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, ikut juga Tanjung Kutei, Malano tetap yang terpenting di
pulau Tanjungpura.

2. Di Hujung Medini Pahang yang disebut paling dahulu, Berikut Langkasuka, Saimwang, Kelantan
serta Trengganu, Johor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang serta Kedah, Jerai, Kanjapiniran, semua
sudah lama terhimpun.

3. Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut: Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah,
Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo, Sang Hyang Api, Bima, Seran, Hutan Kendali
sekaligus.

4. Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Merah, Dengan daerah makmur Sasak diperintah
seluruhnya, Bantayan di wilayah Bantayan beserta kota Luwuk, Sampai Udamakatraya dan pulau lain-
lainnya tunduk.

5. Tersebut pula pulau-pulau Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galian serta Salayar, Sumba, Solot,
Muar, Lagi pula Wanda, Ambon atau pulau Maluku, Wanin, Seran, Timor, dan beberapa lagi pulau-
pulau lain.

Pupuh XV

1. Inilah nama negara asing yang mempunyai hubungan, Siam dengan Ayudyapura, begitu pun
Darmanagari, Marutma, Rajapura, begitu juga Singanagari, Campa, Kamboja dan Yawana yalah negara
sahabat.

2. Tentang pulau Madura, tidak dipandang negara asing, Karena sejak dahulu dengan Jawa menjadi
satu, Konon tahun Saka lautan menantang bumi, itu saat, Jawa dan Madura terpisah meskipun tidak
sangat jauh.

3. Semenjak nusantara menadah perintah Sri Baginda, Tiap musim tertentu mempersembahkan pajak
upeti, Terdorong keinginan akan menambah kebahagiaan, Pujangga dan pegawai diperintah menarik
upeti41.

Dalam isi Negarakertagama ini kita bisa melihat betapa luas wilayah Majapahit pada masa
pemerintahaan Hayam Wuruk. Walaupun secara akurat tidak ada bukti sejarah yang cukup banyak
mengenai kekuasaan Majapahit, namun beberapa data dari beberapa sumber seperti Kitab
Negarakertagama dan Kitab Pararaton ternyata mengalami kecocokan dengan prasasti-prasasti yang ada
sekarang.

13
Sejarah Kerajaan Majapahit
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubad. Perang Bubad terjadi antara
kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran. Hayam Wuruk bermaksud mempersunting putri raja
Pajajaran yaitu Putri Dyah Pitaloka, raja Pajajaran pada saat itu Sri Baduga Maharaja dengan
pengikutnya mengantrakan Putri Dyah Pitaloka ke Majapahit, sesampainya didaerah Bubad, rombangan
berhenti menunggu jemputan dari istana Majapahit yang dipimpin oleh Gadjah Mada. Di bubad ini
terjadi perselisihan pendapat Gadjah Mada menghendaki agar perkawinan itu dilaksanakan dengan cara
Sri Baduga Maharaja menyerahkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan kepada Hayam Wuruk, Dilain
pihak Sri Baduga merasa terhina dengan perkataan Gadjah Mada akhirnya terjadilah peperangan yang
tidak bisa dihindari. Kemudian Hayam Wuruk menikah dengan Paduka sori anak Bhre Wengker
Wijayarajasa (suami bhre Daha raja dewi Maharajasa, bibi Hayam Wuruk). Dari pernikahan tersebut
Hayam Wuruk mempunyai putri Kusumawardhani. Dari selir yang lain Hayam Wuruk mempunyai
putra yaitu bhre Wirabhumi. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M. Sedangkan Hayam Wuruk wafat
pada tahun 1389. Setelah dua tokoh ini wafat, Majapahit perlahan-lahan mengalami kemunduran.

2.5 Keruntuhan Majapahit

Selepas kemangkatan Hayam Wuruk pada tahun 1389 M, maka pemerintahan kerajaan pengganti
selanjutnya. Penganti tahta kerajaan sesudah Hayam Wuruk adalah Wirakramawardana yang
memerintah dari tahun 1389-1429 M merupakan menantu Hayam Wuruk.Pada pemerintahan
Wirakramawardani politik kerajaan mulai merosot akibat ketidakpuasan hati dari saudara keturunan
Rajasanegara yang membawa kelemahan kerajaan Majapahit. Perang saudara mula meletus akibat
Virabumi tidak tunduk terhadap penguasa Majapahit. Perang tercetus, ini mengakibatkan kepincangan
politik Majapahit dan menyebabkan daerah kawasan majapahit memecahkan diri.Hal ini dibuktikan
dengan pembebasan Palembang dari kekuasaan majapahit.Serta kemunculan Melaka pada kurun ke 15
M. Hal ini menunjukan kelemahan raja Majapahit menyebabkan banyak negeri tidak lagi mengiktiraf
kerajaan majapahit dan mencoba untuk membuat kerajaan sendiri-sendiri.

Akibat daripada perang saudara diantara Virabumi dan Wirakramawardani menyebabkan Virabumi
terbunuh pada tahun 1406 M dan kota Varabumi ditawan. Namun perang tersebut menyebebkan
kematian pegawai China.  Hal ini menyebabkan hubungan dengan kerajaan china mulai renggang,
walaupun hati maharaja cina dapat diredakan dengan meminta ganti rugi yang dibayar oleh
Wikramawardani untuk menebus kematian pegawai cina dalam perang tersebut.Namun Cina menjaga
perhubunganya dengan negeri di timur.Pada tahun 1429 M raja Wikramawardani meninggal dunia dan
pemerintahan diwariskan kepada anaknya yaitu Ratu Suhita (1429-1447 M).

Pada pemerintah Ratu Suhita terjadi satu pemberontakan yang dipimpin oleh Bhre Daha.Ini
menunjukan lemahnya pemerintah yang mengakibatkan pemberontakan untuk mengulingkan
kerajaan.Selepas kematian Ratu Suhita pada tahun 1447 M tahta kerajaan dipegang oleh Raja
Kertavijaya yang merupakan saudara laki-laki Ratu Suhita. Ekonomi kerajaan Majapahit semangkin
lemah akibat kelemahan pemerintah Majapahit sendiri kerana, banyak daerah yang dulunya menjadi
14
Sejarah Kerajaan Majapahit
nadi ekonomi majapahit mulai tidak berhubungan dengan kota Majapahit seperti kalimantan timur dan
pelembang.
Setelah pemerintahan Raja Kertavijaya kerajaan Majapahit diperintah oleh Seri Radjasawardana
pada tahun 1451-1453 M, namun selepas kematian tiada warisan yang memerintah kerajaan Majapahit
dan menyebabkan Majapahit tidak punya pemimpin. Dicatatkan bahwa ketika tahun 1453-1456 M
Majapahit tidak mempunyai Raja.Sehingga kemunculan Hiang Purwawisjesa.Namun pada masa
pemerintahan Hiang Purwawisjesa Majapahit memindahkan pusat pemerintahan ke Tumapil.Hiang
Purwawisjesa memerintah selama sepuluh tahun (1465-1466).
Setelah itu kerajaan Majapahit diperintah oleh beberapa orang raja sehingga, tiga orang raja
terakhir yang memimpin tahta kerajaan Majapahit yaitu Bera Widjaja yang berkuasa di Majapahit  yang
dikenal sebagai Prabu Adipati Udara dan Prabu Maharadja Adipati Unus. Pemerintahan pusat semankin
lemah apabila ketenteraan Majapahit mulai lumpuh kerana tidak mampu menepis serangan dari luar
lagi, ini menunjukkan betapa lemahnya raja ketika memerintah Majapahit. Perkara ini dibuktikan
semasa serangan yang dilakukan oleh demak dalam era pemerintahan Bera Wijaya tidak mampu untuk
menepis serangan tersebut yang menyebabkan kota Majapahit di diruntuhkan.

Sehubungan dengan itu juga, kelemahan raja-raja Majapahit yang terakhir yakni Bira Wijaya
adalah tidak mampu mengawal perairan di selat Melaka. Pemerintah Majapahit ketika itu jelas
kelihatan runtuh dan terpaksa membuat perjanjian dengan Melaka.Perjanjian yang di lakukan pada
tahun 1518 M adalah peristiwa penting kerana terpaksa melakukan satu perjanjian dengan Melaka. hal
ini menunjukan kemerosotan  Majapahit apabila melakukan perjanjian dengan pemerintah yang dulunya
dibewah kekuasaan Majapahit. Sebelum Negara Majapahit lenyap di Nusantara juga merupakan akibat
serangan dari Demak.Peristiwa ini jelas menunjukan bahwa setelah zaman keemasan era pemerintahan
Hayam Wuruk maka pemerintah kerajaan menjadi yang lemah, tidak bijaksana dalam menangani
permasalahan politik yang menyebabkan kerajaan mejapahit kehilangan kewibawaan sehingga
pemerintah terakhir sebelum dimusnahkann oleh kerajaan Demak.Akhirnya kerajaan Majapahit jatuh
dan tidak dapat dibentuk lagi.

15
Sejarah Kerajaan Majapahit
BAB III

KESIMPULAN

Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang


pernah berdiri dari sekitar  tahun 1293  hingga 1500 M. Didirikan oleh Raden Wijaya yang bergelar
Kertarajasa Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari. Adapun raja-raja yang
sempat memerintah di Kerajaan Majapahit antara lain:
1.Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)
2.Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
3.Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
4.Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
5.Wikramawardhana (1389 - 1429)
6.Suhita (1429 - 1447)
7.Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
8.Sri Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
9.Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
10.Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468)
11.Bhre Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan agraris dan maritim. Dalam hal agraris, Majapahit
memiliki sektor pertanian berupa padi wijen putih, kacang hijau, rempah-rempah, dan lain-lain kecuali
gandum. Buah-buahan banyak jenisnya, antara lain pisang putih, kacang hijau, rempah-rempah, dan
lain-lain kecuali gandum. Buah-buahan banyak jenisnya, antara lain pisang, kelapa, delima, pepaya,
durian, manggis, langsa, dan semangka. Sayur mayur berlimpah macamnya. Jenis binatang juga banyak.

Untuk membantu pengairan pertanian yang teratur, pemerintah Majapahit membangun dua buah
bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk persawahan dan Bendungan T.

Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah
sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari
sampai ke hulu. Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350
hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya,
Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Di dalam makalah ini juga dijelaskan tentang beberapa aspek kehidupan yang mengalami
perkembangan dalam kerajaan Majapahit, antara lain:
1. Aspek ekonomi
2. Aspek sosial dan budaya

16
Sejarah Kerajaan Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur
melemah. Beberapa hal yang menyebabkan kemunduran Majapahit adalah sebagai berikut.

a. Tidak ada tokoh pengganti yang cakap dan berwibawa sesudah wafatnya Hayam Wuruk
(1389) dan Gajah Mada (1364).
b. Perang Paregreg (1401-1406) antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana telah
melemahkan Majapahit secara keseluruhan.
c. Banyak negeri bawahan Majapahit yang mencoba melepaskan diri.
d. Armada Cina dibawah pimpinan Laksamana Ceng-ho sering membuat kekacauan di
wilayah laut Majapahit.
e. Berkembangnya agama Islam di pesisir pantai utara Pulau Jawa telah mengurangi
dukungan terhadap Kerajaan Majapahit.
f. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara
mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang
berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka.
g. kekuatan Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya
kekuatan kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa.

17
Sejarah Kerajaan Majapahit
DAFTAR PUSTAKA

http://amaliahisnajm.blogspot.co.id/2014/12/makalah-kerajaan-majapahit.html
http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/
Mangkudimedja, R.M. 1979. Serat Pararaton. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Muljana, Slamet. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit). Yogyakarta :
LKiS
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta : Media Abadi.
Wahyudi, Deny Y. 2013. Kerajaan Majpahit : Dinamika Dalam Sejarah Nusantara. Malang (ID) :
Universitas Negeri Malang

18
Sejarah Kerajaan Majapahit
19
Sejarah Kerajaan Majapahit
20
Sejarah Kerajaan Majapahit

Anda mungkin juga menyukai