DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
Eka
Anita
Sainal
Tasya Febrianty
Alief Nabierayzhan
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa sholawat serta
salam kami haturkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw.
Makalah ini kami beri judul " KERAJAAN MATARAM ISLAM" yang disesuaikan
dengan materi tugas sejarah kami. Semoga dengan adanya makalah ini kami dapat memahami
sejarah islam di Indonesia.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, kekurangan dan kelemahan adalah milik kami,
karena itu kami berharap kritik dan saran, guna meningkatkan mutu dan kualitas kinerja kami,
agar dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya, menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan islam terbersar yang
ada ditanah air khususnya di pulau jawa. Kerajaan Mataram adalah kerajaan Islam
terbesar di Jawa yang hingga kini masih mampu bertahan melewati masa-masa
berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia, walaupun dalam wujud yang
berbeda dengan terbaginya kerajaan ini menjadi empat pemerintahan swa-praja, yaitu
Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Puro Mangkunegaran dan Puro
Pakualaman. Sebelumnya memang ada kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (Tengah) yang
lain yang mendahului, seperti Demak dan Pajang. Namun sejak runtuhnya dua kerajaan
itu, Mataramlah yang hingga puluhan tahun tetap eksis dan memiliki banyak kisah dan
mitos yang selalu menyertai perkembangannya. Paling tidak Mataram berkembang
dengan diringi oleh mitos perebutan kekuasaan yang panjang. Karena itu informasi
tentang kerajaan mataram islam tidak begitu sulit kita dapat karena hingga saat ini
kerajaan tersebut masih eksis di tanah Jawa walaupun dengan konteks yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………..ii
B. Rumusan masalah…………………………………………………………….ii
C. Tujuan ………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iii
BAB II PEMBAHASAN
BAB I PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………5
B. Daftar pustaka…………………………………………………………………6
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Awal berdirinya yaitu setelah kerajaan
Demak runtuh, kerajaan Pajang merupakan satu-satunya kerajaan di Jawa Tengah. Namun
demikian raja Pajang masih mempunyai musuh yang kuat yang berusaha menghancurkan
kerajaannya, ialah seorang yang masih keturunan keluarga kerajaan Demak yang bernama
Arya Penangsang. Raja kemudian membuat sebuah sayembara bahwa barang siapa
mengalahkan Arya Penangsang atau dapat membunuhnya, akan diberi hadiah tanah di Pati
dan Mataram. Ki Pemanahan dan Ki Penjawi yang merupakan abdi prajurit Pajang berniat
untuk mengikuti sayembara tersebut. Di dalam peperangan akhirnya Danang Sutwijaya
berhasil mengalahkan dan membunuh Arya Penangsang. Sutawijaya adalah anak dari Ki
Pemanahan, dan anak angkat dari raja Pajang sendiri. Namun karena Sutawijaya adalah
anak angkat Sultan sendiri maka tidak mungkin apabila Ki Pemanahan memberitahukannya
kepada Sultan Adiwijaya. Sehingga Kyai Juru Martani mengusulkan agar Ki Pemanahan
dan Ki Penjawi memberitahukan kepada Sultan bahwa merekalah yang membunuh Arya
Penangsang. Ki Ageng Pemanahan memperoleh tanah di Hutan Mentaok dan Ki Penjawi
memperoleh tanah di Pati.
Pemanahan berhasil membangun hutan Mentaok itu menjadi desa yang makmur,
bahkan lama-kelamaan menjadi kerajaan kecil yang siap bersaing dengan Pajang sebagai
atasannya. Setelah Pemanahan meninggal pada tahun 1575 ia digantikan putranya, Danang
Sutawijaya, yang juga sering disebut Pangeran Ngabehi Loring Pasar. Sutawijaya
kemudian berhasil memberontak kepada Pajang. Setelah Sultan Hadiwijaya wafat (1582)
Sutawijaya mengangkat diri sebagai raja Mataram dengan gelar Panembahan Senapati.
Pajang kemudian dijadikan salah satu wilayah bagian dari Mataram yang beribukota di
Kotagede. Senopati bertahta sampai wafatnya pada tahun 1601. Selama pemerintahannya
boleh dikatakan terus-menerus berperang menundukkan bupati-bupati daerah. Kasultanan
Demak menyerah, Panaraga, Pasuruan, Kediri, Surabaya, berturut-turut direbut. Cirebon
pun berada di bawah pengaruhnya. Panembahan Senopati dalam babad dipuji sebagai
pembangun Mataram.
B. Letak Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Dalam sejarah Islam, Kerajaan Mataram
Islam memiliki peran yang cukup penting dalam perjalanan secara kerajaan-kerajaan Islam
di Nusantara. Hal ini terlihat dari semangat raja-raja untuk memperluas daerah kekuasaan
dan mengIslamkan para penduduk daerah kekuasaannya, keterlibatan para pemuka agama,
hingga pengembangan kebudayaan yang bercorak Islam di jawa. Dinasti Mataram Islam
sesungguhnya berawal dari keluarga petani, begitulah yang tertulis pada Babad Tanah Jawi.
Kisahnya Ki Gede Pamanahan mendirikan desa kecil di Alas Mentaok (alas= hutan)
yang kemudian menjadi sebuah kota yang semakin ramai dan makmur hingga disebut Kota
Gede (kota besar). Disana lalu di bangun benteng dalam (cepuri) yangmengelilingi kraton
dan benteng luar (baluwarti) yang mengelilingi wilayah kota seluas + 200 ha. Sisi luar
kedua benteng ini juga di lengkapi dengan parit pertahanan yang lebar seperti sungai.
Wilayah kekuasaan Mataram mencapai Jawa Barat (kecuali Banten), Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sukadana (Kalimantan Selatan), Nusa Tenggara. Palembang dan Jambi pun
menyatakan vasal kepada Mataram.
2. Kehidupan Ekonomi
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat Kerajaan ini terletak di
sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Sistem pembagian wilayah pada
awal abad ke-18 mengalami perubahan dengan adanya pengaruh kekuasaan VOC.
Setelah raja Sultan Agung wafat, kemunduran-kemunduran mulai terjadi. Berangsur-
angsur wilayah kekuasaan Kerajaan semakin menyempit akibat aneksasi yang
dilakukan VOC, sebagai imbalam intervensinya dalam pertengtangan-pertentangan
intern Kerajaan Mataram setelah perang Trunojoyo berakhir pada tahun 1678 Mataram
harus melepaskan Karawang, sebagian daerah Priangan, dan Semarang.
Di bawah kepemimpinan Sultan Agung, Mataram tidak hanya menjadi pusat
kekuasaan, tapi juga menjadi pusat penyebaran islam. Masyarakat Mataram Islam
terbagi menjadi orang besar(wong gede) yang terdiri golongan yang memerintah. Dan
orang kecil (wong cilek) yang terdiri dari rakyat biasa, yang jumlahnya sangat banyak.
B. SARAN
Sejarahkabupatenmadiun, 1980,http:/satriotomogombal.blogspot.com/2011/11/ma
diun-dalam-palihan-nagari-mataram.html.