Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Kerajaan Majapahit

U
N

Oleh :
1.Nanda Khoiruddin Tanjung

2.Maykel Rahman

3.Muhammad Sunan

MAN SIBOLGA
T.P 2021-2022

I
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sibolga, 19 Februari  2022
Penyusun

Ii
Daftar Isi
Cover............................................... (i)

Kata Pengantar................................(ii)

Daftar Isi.........................................(iii)

Letak Geografis Kerajaan Majapahit...(1)

Awal Terbentuknya.......................(1)

Sumber Sejarah..............................(1-2)

Corak kebudayaan dan kepercayaan....(2)

Sistem Ekonomi..................................(2)

Sistem Pemerintahan.........................(2)

Masa Kejayaan.....................................(2)

Masa Keruntuhan................................(3-4)

Iii
1. Letak Geografis Kerajaan Majapahit

Letak Geografis Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena
adanya di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo,
serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu.

2. Awal Terbentuknya Kerajaan Majapahit


Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit Pada saat terjadi serangan Jayakatwang
(kediri), Raden Wijaya bertugas menghadang bagian utara, ternyata serangan
yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijaya
kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api
dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar
lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia
dan dibantu penduduk desa Kudadu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura
meminta perlindungan dari Aryawiraraja (bupati sumenep). Berkat bantuannya ia
berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden
Wijaya sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa
dengan dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum
Kertanegara, maka Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama
menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol
berpesta pora merayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan
oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga tentara
Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negerinya. Maka tahun 1293 Raden
Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana. Sumber Sejarah
Sumber sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya kerajaan Majapahit berasal
dari berbagai sumber yakni : 1. Prasasti Butok (1294 M). Prasasti ini dikeluarkan
oleh Raden Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini memuat
peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk
mendirikan kerajaan
3. Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit

Sumber sejarah Kerajaan Majapahit jadi kunci penting dalam membuktikan


keberadaan kerajaan ini.

Diketahui bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang berdiri pada


sekitar tahun 1293 sampai dengan tahun 1500 Masehi.

Majapahit memiliki wilayah kekuasaan yang luas, tetapi untuk pusat


pemerintahan dan ekonomi berada di daerah Jawa Timur (sekarang).

1
Secara umum, sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud
maupun tak berwujud (lisan) yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian
sejarah.

Sumber sejarah Kerajaan Majapahit dibagi menjadi 2, yaitu sumber dari


dalam negeri dan sumber sejarah dari luar negeri.

Sumber sejarah Kerajaan Majapahit dari dalam negeri artinya segala sumber
terkait dengan sejarah kerajaan ini berasal dari dalam negeri.

Sementara itu, sumber dari luar negeri artinya sumber yang berasal dari luar,
sumber ini biasanya berupa berita-berita dari pedagang luar

4. Corak kebudayaan dan kepercayaan

Dengan luasnya kekuasaan, penduduk Kerajaan


Majapahit memiliki kepercayaan yang bermacam-macam. Ada yang
memeluk Hindu, Buddha, ajaran Siwa-Buddha dan ada yang masih percaya
dengan kejawen atau animisme. Ajaran Siwa dan Buddha merupakan
sinkretisme dari agama Hindu dan Buddha yang berada di Nusantara

5. Sistem Ekonomi

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan.


Pajak dan denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah
sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8 pada masa kerajaan Medang
yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan perak.

6. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan yang di gunakan kerajaan Majapahit Ialah Sistem


Monarchi Atau Monarki Yaitu Turun temurun yang akan d wawarisi oleh
anak sang Raja

7. Masa kejayaan Majapahit

Meskipun sering memberontak pada tahap awal, kerajaan Majapahit tumbuh


menjadi kerajaan terbesar di Nusantara. Masa kejayaan kerajaan datang ketika
dipimpin oleh Hayam Wuruk (1350-1389 M). Kejayaan Majapahit tak luput dari
peran Gajah Mada, sang mahapatih yang berhasil menumpas segala
pemberontakan dan bersumpah untuk menyatukan  nusantara. Selama 39 tahun
berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada telah berhasil membuat panji

2
Majapahit terlihat di seluruh nusantara bahkan semenanjung Malaka

8. Masa Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mengalami pergantian kepemimpinan dari tahun 1446-


1500. Pergantan ini seiring dengan kemunduran Kerajaan Majapahit hingga
keruntuhan pada awal abad ke-16.

Kerajaan Majapahit semula mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan


Hayam Wuruk. Ia memerintahkan pembuatan bendungan dan saluran air
untuk kepentingan irigasi dan pengendalian banjir. Sejumlah pelabuhan
sungai juga dibuat untuk memudahkan transportasi dan bongkar muat
barang. Hayam Wuruk kelak wafat pada tahun 1389.

Runtuhnya kerajan majapahit ini di pengaruhi oleh beberapa faktor atau


penyebab, Yaitu

1. Perang Paregreg
Dalam buku Hikayat Majapahit oleh Nino Oktorino, Hayam Wuruk atau Sri
Rajasanagara lalu digantikan keponakan sekaligus menantunya,
Wirakramawarddhana pada 1389. Pengangkatan ini ditentang Anak Hayam
Wuruk, Bhattara Wirabhumi penguasa istana timur Majapahit. Wirabhumi dan
Wirakramawarddhana juga sama-sama menginginkan istrinya menjadi
pemimpin kerajaan kecil Lasem.

Perang Paregreg lalu pecah pada 1404. Paregreg berarti peristiwa huru-hara.
Pasukan istana barat lalu menewaskan Wirabhumi. Tetapi, kejayaan
Majapahit tetap merosot dengan berpisahnya daerah-daerah Majapahit di luar
Jawa dan wabah kelaparan pada 1426. Sementara itu, perselisihan internal
kerajaan terus terjadi.

2. Konflik internal
Dikutip dari Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya Deni Prasetyo,
Ratu Suhita anak Wirakramawarddhana memimpin hingga wafat. Karena
tidak memiliki anak, ia digantikan adiknya, Bhre Tumapel Dyah Kertawijaya.
Raja Kertawijaya tidak lama memerintah di Kerajaan Majapahit. Ia segera
digantikan Bhre Pamotan yang bergelar Sri Rajasawardhana yang juga
memerintah hanya tiga tahun.

Lalu antara 1453-1456, Kerajaan Majapahit tidak memiliki seorang raja pun
karena pertentangan dalam keluarga kerajaan. Perebutan kekuasaan dari
tahun 1466-1500 menyebabkan kerajaan ini semakin mengalami
kemunduran.

3
3. Pengaruh Dinasti Ming
Perdagangan rempah-rempah yang pesat di daerah kekuasaan Majapahit
semakin maju ketika pengaruh Kerajaan Majapahit justru semakin berkurang.

Hal ini mendorong komunitas perdagangan di pantai Sumatra, Malabar India,

dan lain-lain berdagang di luar kerajaan atau secara independen.

Kemunduran pengaruh Kerajaan Majapahit bersamaan dengan menguatnya


ekspansi Dinasti Ming dari China di bawah Kaisar Cheng-Tsu atau Yung Lo.
Pihak dinasti lalu berhubungan dagang dan politik dengan orang-orang di
pelabuhan Nusantara yang sebelumnya memberi upeti pada Kerajaan
Majapahit.

Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming lalu memperluas pengaruh dinasti ke


Asia Tenggara, termasuk Jawa, Sumatra, dan Malaka. Ia memperkuat
hubungan dengan kerajaan setempat sambil menyebarkan agama Islam.

4. Kebangkitan Malaka
Malaka menjadi jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke India dan
wilayah lainnya. Untuk mendapat suplai bahan pangan, penguasa Kerajaan
Malaka mengirim upeti pada Majapahit di Jawa. Tetapi, orang-orang Malaka
tersebut juga mendorong orang-orang keturunan China, Persia, dan Tamil di
kota-kota pelabuhan utara Jawa untuk berdagang ke Malaka dan merdeka
dari Kerajaan Majapahit selama abad ke-15.

5. Kemunculan Kerajaan Islam


Rempah-rempah menarik pedagang asing untuk pergi ke pelabuhan-
pelabuhan pesisir Jawa. Sebab, saat itu perdagangan tidak lagi dimonopoli
Kerajaan Sriwijaya, sementara Malaka belum berkembang pesat. Sambil
berdagang, penyebaran agama Islam terjadi dari pedagang asal Asia Barat
yang berlabuh ke pelabuhan-pelabuhan Majapahit.

Raden Patah, keturunan Majapahit, kelak mendirikan desa muslim yang


menjadi Kerajaan Demak. Demak lalu menjadi pusat penyebaran Islam di
Jawa lewat Wali Sanga. Faktor agama ini mendorong perlawanan politik dan
perpecahan di wilayah Kerajaan Majapahit.

Anda mungkin juga menyukai