SEJARAH INDONESIA
NAMA ANGGOTA :
FIQIH FADLY
ANANDHA SAVIRA
DELLAVONIA
HERMA SYAHRANI
PUSPITA SARI
SHANABILA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan., karena atas limpahan rahmat dan karunia
– Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Sejarah ini sesuai waktunya.
Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan
dapat membantu pembaca dalam memahami pelajaran Sejarah yang merupakan judul
dari Makalah kami, yaitu KERAJAAN MAJAPAHIT DAN KERAJAAN BULELENG
Disamping itu, kami berharap bahwa Makalah Sejarah ini dapat dijadikan bekal
pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah Sejarah ini masih ada
kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya
dari guru mata pelajaran Sejarah agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian
berikutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
PALU,06
OKTOBER 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang berpusat di Jawa Timur dan pernah
berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M oleh Raden wijaya, tepatnya di daerah
Trowulan yang sekarang menjadi mojokerto. Berdirinya kerajaan majapahit merupakan
kelanjutan dari kerajaan singosari yang runtuh akibat serangan dari bangsa
Mongol. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan Hayam Wuruk yg
berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lain di
semenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan
Hindu-Buddha terakhir yg menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu
kerajaan terbesar di Indonesia dan mampu menciptakan perubahan besar dalam waktu relatif
singkat. Kekuasaan terbentang di Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia
timur meskipun wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.
2. Kerajaan Buleleng
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali bagian utara yang didirikan sekitar
pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun
oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh
wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit ?
2. Bagaimana kehidupan di Kerajaan Majapahit ?
3. Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Majapahit ?
4. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Buleleng?
5. Bagaimana kehidupan di Kerajaan Buleleng ?
6. Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Buleleng ?
BAB III
PENUTUP
A. Kerajaan Majapahit
1. Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian
utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden
Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan
mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia
melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu penduduk desa
Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja.
Berkat bantuannya ia berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada
Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan
dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka
Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah
Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan kemenanganya. Kesempatan
itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga
tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya
naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.
2. Raja-Raja Majapahit :
1.Raden wijaya (1293-1309)
2.Kalagamen (1309-1328)
3.Sri Gi tarja (1328-1350)
4.Hayam Wuruk (1350-1389)
5.Mikramawardhana (1389-1429)
6.Suhita (1429-1447)
7. Kertawijaya (1447-1451)
8 .Rajasarwardhana (1451-1453)
9. Pyrwasisesa atau Girishawardhana (1456-1466)
10.Bhre Pandansalas atau Suraprabhawa (1466-1468)
11.Bhre Kertabumi (1468-1478)
12.Girindrawardhana (1478-1498)
13.Patih Udara (1498-1518)
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350
hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan
mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Patih Gajah Mada (1313-1364) dengan
Sumpah Palapa. Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Gajah Mada Meninggal di
Madakaripura pada tahun 1364.
2. Factor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit
a. Letak Majapahit secara geografis sangat strategis , yaitu di tengah-tengah wilayah
Indonesia sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan Indonesia, baik secara
politik maupun ekonomi.
b. Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari sehngga hubungan dg dunia
luar sangat mudah
c. Tanahnya subur dan banyak menghasilkan bahan-bahan ekspor, khususnya hasil
pertanian utamanya beras dan kacang-kacangan.
d. Sebelum Majapahit telah adanya kerajaan-kerajaan jawa timur yang merintisnya.
e. Munculnya tokoh-tokoh kerajaan,
f. Tidak ada lagi saingan kerajaan di Indonesia.
g. Di luar Indonesia, tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi perintang
3. Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-
angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki
masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.
4. Struktur Pemerintahan
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak
banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa
di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi. Lembaga-lembaganya antara lain
2) Raja Dewa Saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluaraga raja, pergantian raja, dan
kebijakan Negara.
3) Pansaring wilwatikta, yaitu dewan lima menteri yang bertugas mengurusi tata Negara
dan angkatan perang, istilah lainnya adalah rakyan demung, rakyan temenggung, rakyan
ranggha, dan rakyan kanuruhan.
4) Mahamantri katrini, yaitu tiga mentri sebagai pelaksana kebijakan raja (hino, halu, dan
sirikan).
5) Dharmadyaksa, yaitu mengurusi agama dan hal yang sacral, terdiri atas lima orang
Syiwa dan dua orang Buddhis
6) Adyaksa, yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya
Kutaramanawa
Akan tetapi dalam usahanya, ia mendapat kendala berupa Pemberontakan Bubat yang
dapat dipadamkan.
5. Macam-Macam Aspek/Bidang
a. Aspek Keagamaan
Aspek keagamaan merupakan hal penting yang harus di perhatikan dari kerajaan
Majapahit, sebab penduduk di kerajaan besar ini menganut agama yang berbeda, yaitu Hindu,
Buddha, dan Syiwa-Buddha.
b. Aspek Budaya
Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan
cita rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa
utama dalam kalender tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika
semua utusan dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti
atau pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk
kawasan ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara
langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta wilayah-wilayah
taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati otonomi luas.
c. Aspek Ekonomi
Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Pajak dan
denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak
abad ke-8 pada masa kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan
perak. Sekitar tahun 1300, pada masa pemerintahan raja pertama Majapahit, sebuah
perubahan moneter penting terjadi: keping uang dalam negeri diganti dengan uang "kepeng"
yaitu keping uang tembaga impor dari China.
d. Aspek Sosial
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat (strata)
yang perbedaannya lebih bersifat statis.
e. Peninggalan kerajaan Majapahit:
Bangunan: Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi, Muara Takus
Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sutasoma dan arjunawijaya oleh Mpu
Tantular yang memuat slogan Bhinneka Tunggal Ika, Kunjarakarna, parthayajna,
Panjiwijayakrama, Sundayana, dsb.
B. Kerajaan Buleleng
1.Kerajaan Buleleng
Gusti Ngurah Karangasem, raja Buleleng ke-12, dan 400 pengikutnya memilih tewas
daripada menyerah saat perang di Benteng Jagaraga (1849).I Gusti Anglurah Panji Sakti,
yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gde Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari
seorang selir bernama Si Luh Pasek Gobleg berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I
Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik merasa
khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan putra mahkota. Dengan cara
halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, ke desa
asal ibunya, Desa Panji.I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan
menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah meluas sampai ke ujung timur
pulau Jawa (Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat pada tahun 1704,
Kerajaan Buleleng mulai goyah karena putra-putranya punya pikiran yang saling
berbeda.Dikuasai Mengwi dan KarangasemKerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan
Mengwi namun kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan
raja Karangasem 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gde Karang membangun istana dengan
nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang
berkuasa sampai 1821.Perlawanan terhadap BelandaPada tahun 1846 Buleleng diserang
pasukan Belanda, tetapi mendapat perlawanan sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin
oleh Patih / Panglima Perang I Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali
mendapat serangan pasukan angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan
ketiga, tahun 1849 Belanda dapat menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng
dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.
Wangsa Warmadewa
Wangsa (dinasti) Warmadewa adalah keluarga bangsawan yang pernah berkuasa di
Pulau Bali.
Pendiri dinasti ini adalah Sri Kesari Warmadewa, menurut riwayat lisan turun-
temurun, yang berkuasa sejak abad ke-10. Namanya disebut-sebut dalam prasasti Blanjong di
Sanur dan menjadikannya sebagai raja Bali pertama yang disebut dalam catatan tertulis.
Menurut prasasti ini, Sri Kesari adalah penganut Buddha Mahayana yang ditugaskan dari
Jawa untuk memerintah Bali. Dinasti inilah yang memiliki hubungan dekat dengan
penguasaKerajaan Medang periode Jawa Timur pada abad ke-10 hingga ke-11.Raja-raja
anggota wangsa WarmadewaBerikut adalah raja-raja yang dianggap termasuk dalam wangsa
Warmadewa:
· Sri Kesari Warmadewa ( 914 M)
· Sang Ratu Ugrasena (915 M- 942 M)
· Sri Tabanendra Warmadewa (943 M - 961 M)
· Candra-bhaya-singha-Warmadewa ( 962 M - 975 M)
· Janasadu Warmadewa ( 975 M -988 M)
· Udayana Warmadewa (989 M - 910 M)
· Dharmawangsa Warmadewa (memerintah Medang)
· Airlangga (991-1049, penguasa Kerajaan Kahuripan)
· Anak Wungsu (1049- ? )
Terdapat pula "cabang" dari wangsa Warmadewa yang dikenal sebagai wangsa Jaya,
dengan dua penguasa:
· Jayasakti (memerintah 1146-1151)
· Jayapangus (memerintah 1178-81)
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan
menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan
dimasukan ke dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan
mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang
sangat mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
CONTOH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas limpahan rahmat dan karunia
– Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Sejarah ini sesuai waktunya.
Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan
dapat membantu pembaca dalam memahami pelajaran Sejarah yang merupakan judul
dari Makalah kami, yaitu “ASEAN (Association of South East Asian Nation)”.Disamping
itu, kami berharap bahwa Makalah Sejarah ini dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk
melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah Sejarah ini masih ada
kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khususnya
dari guru mata pelajaran PKn agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Sukabumi, 05
oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar
Belakang………………………………………………………………………..
2. 2. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………………….
3. 3.
Masalah………………………………………………………………………………
……
BAB II PEMBAHASAN
1. 1. Latar Belakang Terbentuknya ASEAN…………………………………..
2. 2. Negara-Negara Anggota ASEAN……………………………………………..
3. 3. Lambang
ASEAN……………………………………………………………………
4. 4. Tujuan Dibentuknya
ASEAN………………………………………………….
5. 5. Struktur Organsisasi
ASEAN………………………………………………….
6. 6. Kerja Sama
ASEAN……………………………………………………………….
7. 7. Keuntungan Indonesia dengan Bergabung Dalam ASEAN…….
1. 1.
Kesimpulan……………………………………………………………………………
2. 2.
Saran……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
1. 2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kita tentang
hal-hal yang dikaji dalam makalah ini. Di mana dalam makalah ini telah dikaji tentang
salah satu organisasi yang beperan dalam meningkatkan hubungan internasional, yaitu
ASEAN (Association Of South East Asian Nation).
1. 3 Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara singkat dapat disebutkan bahwa maksud dan tujuan didirikannya ASEAN
adalah untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik,
serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
5. Struktur Organsisasi ASEAN
Struktur lembaga dan mekanisme di ASEAN, antara lain sebagai berikut.
1) Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN sebagai pengambil keputusan utama
yang akan memberikan arah kebijakan. KTT diselenggarakan minimal 2 kali setahun.
KTT merupakan pertemuan tertinggi dalam ASEAN yang dihadiri oleh kepala negara
ASEAN;
2) Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council) yang terdiri dari
para Menteri Luar Negeri ASEAN dengan tugas mengkoordinasi Dewan Komunitas
ASEAN (ASEAN Community Councils);
3) Dewan Komunitas ASEAN (ASEAN Communiti Councils) dengan ketiga pilar
komunitas ASEAN yakni Dewan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN
Political-Security Community Council/APSCC), Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community Council/AECC), dan Dewan Komunitas Sosial-Budaya
(ASEAN Socio-Cultural Community Council/ASCC);
4) Badan-badan Sektoral Tingkat Menteri (ASEAN Sectoral Ministerial Bodies).
5) Komite Wakil Tetap (Committee of Permanent Representatives) yang terdiri dari
wakil tetap negara ASEAN, pada tingkat duta besar dan berkedudukan di Jakarta.
6) Sekretaris Jenderal ASEAN yang dibantu oleh 4(empat) orang wakil sekretaris
jenderal dan sekretariat ASEAN.
7) Sekretariat Nasional ASEAN yang dipimpin oleh pejabat senior untuk
melakukan koordinasi internal di masing-masing negara ASEAN.
8) ASEAN Human Rights Body, yang akan mendorong perlindungan dan promosi
HAM di ASEAN.
9) Yayasan ASEAN (ASEAN Foundation), yang akan membantu Sekjen ASEAN
dalam meningkatkan pemahaman mengenai ASEAN, termasuk pembentukan identitas
ASEAN.
10) Entities associated with ASEAN.
6. Kerja Sama ASEAN
Hubungan kerja sama ASEAN saat ini meliputi kerja sama di bidang ekonomi,
sosial budaya, dan politik pertahanan.
1) Kerja Sama Ekonomi
Kerja sama ekonomi ASEAN ditujukan untuk menghilangkan hambatan- hambatan
ekonomi dengan cara saling membuka perekonomian negara- negara anggota dalam
menciptakan kesatuan ekonomi kawasan. Kerja sama ekonomi mencakup berbagai
kerja sama di sektor perindustrian, perdagangan, dan pembentukan Kawasan
Perdagangan Bebas di ASEAN (AFTA).
2) Kerja Sama di Bidang Sosial Budaya
Kerja sama fungsional dalam ASEAN meliputi bidang-bidang kebudayaan,
penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, penanganan
bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan,
pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangan narkoba, serta peningkatan
administrasi dan kepegawaian publik.
3) Kerja Sama Politik dan Keamanan
Kerja sama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan perdamaian
khususnya di kawasan ASEAN dan umumnya di dunia. Kerja sama dalam bidang
politik dan keamanan dilakukan menggunakan alat politik, seperti berikut ini.
a) kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone of Peace, Freedom And
Neutrality/ZOPFAN);
b) Traktat Persahabatan dan erja Sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC in
Southeast Asia);
c) Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia
Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWFZ).
Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum kerja sama dalam
bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN Regional Forum (ARF). Beberapa
bentuk kerja sama politik dan keamanan di ASEAN, antara lain sebagai berikut.
a) Traktat Bantuan Hukum Timbl Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual Legal
Assistance in Criminal Matters/MLAT).
b) Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention on
Counter Terrorism/ACCT).
c) Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM) yang
bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog
serta kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.
d) Penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan.
e) kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup pemberantasan
terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang, penyelundupan dan perdagangan
senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet, dan kejahatan ekonomi
internasional;
f) Kerja sama di bidang hukum; bidang imigrasi dan kekonsuleran; serta kelembagaan
antarparlemen.7. Keuntungan Indonesia dengan Bergabung Dalam ASEAN
Sebagai sebuah organisasi regional di kawasan Asia tenggara yang bersifat non
militer dan non politik, ASEAN telah mampu menciptakan stabilitas, perdamaian, dan
keteraturan di kawasan sehingga membantu Indonesia untuk melanjutkan program-
program pembangunan di segala bidang dan mendorong Indonesia untuk menjadi
bangsa yang lebih maju. Pada intinya hubungan Indonesia dengan ASEAN saling
menguntungkan.
BAB III
PENUTUP
1 Kesimpulan
ASEAN (Association of South East Asian Nation) merupakan organisasi
regional di kawasan Asia Tenggara. ASEAN didirikan oleh bangsa-bangsa Asia
Tenggara atas dasar persamaan nasib dan kepentingan bersama. Lima negara yang
sepakat menjadi pelopor membentuk ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Thailand,
Singapura dan Filipina. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di
Bangkok, Thailand dan melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh Menteri Luar
Negeri Filiphina, Indonesia,Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Pada awalnya, negara-negara anggota ASEAN hanya berjumlah lima, namun
beberapa tahun setelah berdirinya ASEAN, lima negara lainnya bergabung ke dalam
Anggota ASEAN secara bertahap. Tujuan didirikannya ASEAN adalah untuk
meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik, serta
mewujudkan ketertiban dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
2. Saran
Negara kita, Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN. Untuk itu, kita
harus membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan dari ASEAN itu sendiri. Karena
bagaimanapun, tujuan tersebut merupakan keinginan dari bangsa kita sendiri.
Selain itu, sebagai negara anggota ASEAN yang terbesar, kita harus lebih
menunjukan patisipatif kita dalam mewujudkan tujuan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
CONTOH:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang berpusat di Jawa Timur dan
pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M oleh Raden wijaya, tepatnya di daerah
Trowulan yang sekarang menjadi mojokerto. Berdirinya kerajaan majapahit merupakan kelanjutan
dari kerajaan singosari yang runtuh akibat serangan dari bangsa Mongol. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaan pada masa kekuasaan Hayam Wuruk yg berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lain di semenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan
Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yg menguasai Semenanjung
Malaya dan dianggap sebagai salah satu karajaan terbesar di
Indonesia dan mampu menciptakan perubahan besar dalam waktu relatif singkat.
Kekuasaan terbentang di Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia timur meskipun
wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.
B. Rumusan Masalah
6. Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Buleleng & Dinasty Warmadewa ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian
utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden
Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan
mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia
melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu penduduk desa Kugagu.
Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat
bantuannya ia berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden
Wijaya sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin
Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya
memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang
terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula
dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga tentara
Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan
bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.
1) Raja-Raja Majapahit
2) Raden wijaya (1293-1309)
3) Kalagamen (1309-1328)
6) Mikramawardhana (1389-1429)
7) Suhita (1429-1447)
8) Kertawijaya (1447-1451)
9) Rajasarwardhana (1451-1453)
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga
1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya,
Gajah Mada. Di bawah perintah Patih Gajah Mada (1313-1364) dengan Sumpah Palapa. Majapahit
menguasai lebih banyak wilayah. Gajah Mada Meninggal di Madakaripura pada tahun 1364.
a. Letak Majapahit secara geografis sangat strategis , yaitu di tengah-tengah wilayah Indonesia
sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan Indonesia, baik secara politik maupun
ekonomi.
b. Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari sehngga hubungan dg dunia luar sangat
mudah
c. Tanahnya subur dan banyak menghasilkan bahan-bahan ekspor, khususnya hasil pertanian
utamanya beras dan kacang-kacangan.
g. Di luar Indonesia, tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi perintang
3. Jatuhnya Majapahit
4. Struktur Pemerintahan
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak
berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan
ia memegang otoritas politik tertinggi. Lembaga-lembaganya antara lain
1) Raja
2) Dewa Saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluaraga raja, pergantian raja, dan kebijakan
Negara.
3) Pansaring wilwatikta, yaitu dewan lima menteri yang bertugas mengurusi tata Negara dan
angkatan perang, istilah lainnya adalah rakyan demung, rakyan temenggung, rakyan ranggha, dan
rakyan kanuruhan.
4) Mahamantri katrini, yaitu tiga mentri sebagai pelaksana kebijakan raja (hino, halu, dan sirikan).
5) Dharmadyaksa, yaitu mengurusi agama dan hal yang sacral, terdiri atas lima orang Syiwa dan dua
orang Buddhis
6) Adyaksa, yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya Kutaramanawa
Akan tetapi dalam usahanya, ia mendapat kendala berupa Pemberontakan Bubat yang
dapat dipadamkan.
5. Macam-Macam Aspek/Bidang
a. Aspek Keagamaan
Aspek keagamaan merupakan hal penting yang harus di perhatikan dari kerajaan
Majapahit, sebab penduduk di kerajaan besar ini menganut agama yang berbeda, yaitu Hindu,
Buddha, dan Syiwa-Buddha.
b. Aspek Budaya
Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita
rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam
kalender tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari
semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti atau pajak. Kawasan
Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan ibu kota dan
sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara langsung dikepalai oleh pejabat
yang ditunjuk langsung oleh raja; serta wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang
menikmati otonomi luas.
c. Aspek Ekonomi
Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Pajak dan denda
dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8
pada masa kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan perak. Sekitar
tahun 1300, pada masa pemerintahan raja pertama Majapahit, sebuah perubahan moneter
penting terjadi: keping uang dalam negeri diganti dengan uang "kepeng" yaitu keping uang
tembaga impor dari China.
d. Aspek Sosial
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat (strata) yang
perbedaannya lebih bersifat statis.
Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sutasoma dan arjunawijaya oleh Mpu
Tantular yang memuat slogan Bhinneka Tunggal Ika, Kunjarakarna, parthayajna,
Panjiwijayakrama, Sundayana, dsb.
1. Catatan Sejarah
Gusti Ngurah Karangasem, raja Buleleng ke-12, dan 400 pengikutnya memilih tewas
daripada menyerah saat perang di Benteng Jagaraga (1849).I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang
sewaktu kecil bernama I Gusti Gde Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir
bernama Si Luh Pasek Gobleg berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji memiliki
kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah
Panji kelak akan menyisihkan putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih
berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa Panji.I Gusti Ngurah Panji
menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah
meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa (Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat
pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena putra-putranya punya pikiran yang saling
berbeda.Dikuasai Mengwi dan KarangasemKerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan
Mengwi namun kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja
Karangasem 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gde Karang membangun istana dengan nama Puri
Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai
1821.Perlawanan terhadap BelandaPada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi
mendapat perlawanan sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima Perang I
Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan pasukan angkatan
laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat
menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu
Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.
Gusti Ngurah Ketut Jelantik, raja Buleleng ke-14, dalam pakaian berburunya. Lukisan AA
Panji Tisna, raja Buleleng ke-16.Berikut daftar raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Buleleng:
Gusti Anglurah
1660 1697/99
Panji Sakti
Keponakan dari
Gusti Made
1793 ? Gusti Made
Singaraja
Jelantik
Saudara dari
Gusti Gede Karang 1806 1818
Anak Agung Rai
Keponakan dari
Gusti Ngurah Made
1825 1849 Gusti Gede
Karangasem
Karang
Saudara dari
Gusti Gede Karang 1806 1818
Anak Agung Rai
Keponakan dari
Gusti Ngurah Made
1825 1849 Gusti Gede
Karangasem
Karang
Keturunan dari
Gusti Made Rahi 1849 1853 Gusti Ngurah
Panji
Keturunan dari
Gusti Ketut Jelantik 1854 1872 Gusti Ngurah
Jelantik
Keturunan dari
Anak Agung Putu
1929 1944 Gusti Ngurah
Jelantik
Jelantik
Saudara dari
Anak Agung Ngurah Anak Agung
1947 1950
Ketut Jelantik Nyoman Panji
Tisna
Wangsa Warmadewa
Wangsa (dinasti) Warmadewa adalah keluarga bangsawan yang pernah berkuasa di Pulau
Bali.
Pendiri dinasti ini adalah Sri Kesari Warmadewa, menurut riwayat lisan turun-temurun,
yang berkuasa sejak abad ke-10. Namanya disebut-sebut dalam prasasti Blanjong di Sanur dan
menjadikannya sebagai raja Bali pertama yang disebut dalam catatan tertulis. Menurut prasasti
ini, Sri Kesari adalah penganut Buddha Mahayana yang ditugaskan dari Jawa untuk memerintah
Bali. Dinasti inilah yang memiliki hubungan dekat dengan penguasaKerajaan Medang periode
Jawa Timur pada abad ke-10 hingga ke-11.Raja-raja anggota wangsa WarmadewaBerikut adalah
raja-raja yang dianggap termasuk dalam wangsa Warmadewa:
Terdapat pula "cabang" dari wangsa Warmadewa yang dikenal sebagai wangsa Jaya,
dengan dua penguasa:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah
berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan Majapahit Didirikan tahun 1293 oleh
Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja
Singosari.
Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah
lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang
dapat dilayari sampai ke hulu.
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga
1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya,
Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak
wilayah.
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan sekitar pertengahan
abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti
Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah Bali
Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Kami banyak berharap para pendengar yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan - kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/rizkaamaliaessana/sejarah-kerajaan-buleleng-dan-kerajaan-dinasti-
warmadewa
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Buleleng
1. Wurjantoro,Edhie. 1996. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum 1. Jakarta: Balai Pustaka.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/kerajaan-melayu-sejarah-peninggalan-prasasti-
perkembangan-sistem-politik-militer-tata-negara-keruntuhan-kemunduran.html
http://blokrahman.blogspot.com/2013/04/kerajaan-sriwijaya-dan-melayu.html
Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan
menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan
dimasukan ke dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan
mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang
sangat mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.