Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas
di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun
1350 hingga1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang
menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam
sejarah Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,
Semenanjung, Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah
kekuasaannya masih diperdebatkan.
Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan
sejarahnya tidak jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah
Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam
bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan
Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya
Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang
ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
Setelah masa iCtu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa
prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan
negara-negara lain.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit hingga keruntuhannya?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan
kita tentang Kerajaan Majapahit.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kerajaan Majapahit


Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit dan sejarah tak jelas.
Sumber utama yg digunakan oleh para sejarawan adl Pararaton - Kitab Raja-raja
dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno.Pararaton
terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat
beberapa bagian pendek mengenai terbentuk Majapahit. Sementara itu
Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yg ditulis pada masa keemasan
Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu hal yg terjadi
tidaklah jelas. Selain itu terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno
maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.
Kekuatan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat
disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa
sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa
lalu tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.
Namun demikian banyak pula sarjana yg beranggapan bahwa garis besar sumber-
sumber tersebut dapat diterima krn sejalan dgn catatan sejarah dari Tiongkok khusus
daftar penguasa dan keadaan kerajaan yg tampak cukup pasti.

B. Sejarah Pendirian Kerajaan Majapahit


Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada
tahun 1290 Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini
menjadi perhatian Kubilai Khan penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim
utusan yg bernama Meng Chi ke Singhasari yg menuntut upeti. Kertanagara
penguasa kerajaan Singhasari yg terakhir menolak utk membayar upeti dan
mempermalukan utusan tersebut dgn merusak wajah dan memotong telinganya.
Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu Jayakatwang adipati Kediri sudah membunuh Kertanagara. Atas saran
Aria Wiraraja Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya
menantu Kertanegara yg datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi
hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai

2
Majapahit yg nama diambil dari buah maja dan rasa “pahit” dari buah tersebut.
Ketika pasukan Mongolia tiba Wijaya bersekutu dgn pasukan Mongolia utk
bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu
Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukan secara kalang-
kabut krn mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan
terakhir mereka utk menangkap angin muson agar dapat pulang atau mereka harus
terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yg asing.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adl
hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia
dinobatkan dgn nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi
masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa termasuk Ranggalawe Sora dan
Nambi memberontak melawan meskipun pemberontakan tersebut tak berhasil.
Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yg melakukan konspirasi
utk menjatuhkan semua orang terpercaya raja agar ia dapat mencapai posisi tertinggi
dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti)
Halayudha ditangkap dan dipenjara dan lalu dihukum mati.Wijaya meninggal dunia
pada tahun 1309.
Anak dan penerus Wijaya Jayanegara adl penguasa yg jahat dan amoral. Ia
digelari Kala Gemet yg berarti “penjahat lemah”. Pada tahun 1328 Jayanegara
dibunuh oleh tabib Tanca. Ibu tiri yaitu Gayatri Rajapatni seharus menggantikan
akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta
wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuan Tribhuwana Wijayatunggadewi utk
menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana kerajaan Majapahit
berkembang menjadi lbh besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana
menguasai Majapahit sampai kematian ibu pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putra
Hayam Wuruk.

C. Kejayaan Kerajaan Majapahit


Hayam Wuruk juga disebut Rajasanagara memerintah Majapahit dari tahun 1350
hingga 1389. Pada masa Majapahit mencapai puncak kejayaan dgn bantuan
mahapatih Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364) Majapahit
menguasai lbh banyak wilayah. Pada tahun 1377 beberapa tahun setelah kematian
Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut kePalembang menyebabkan

3
runtuh sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Jenderal terkenal Majapahit lain adl
Adityawarman yg terkenal krn penaklukan di Minangkabau.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV daerah kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatra semenanjung Malaya Borneo Sulawesi kepulauan Nusa
Tenggara Maluku Papua dan sebagian kepulauan Filipina. Namun demikian batasan
alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampak
tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit tetapi terhubungkan satu
sama lain oleh perdagangan yg mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga
memiliki hubungan dgn Campa Kamboja Siam Birma bagian selatan
danVietnam dan bahkan mengirim duta-duta ke Tiongkok.

D. Wilayah Kekuasaan Majapahit


Wilayah kekuasaan Majapahit dibagi dalam empat kelompok wilayah :
1. Wilayah-wilayah Sumatra disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Melayu”
meliputi : Jambi, Palembang,Keritang, sekarang kecamatan Keritang Indragiri
Hilir., Teba (Batak Toba), Darmasraya (Kerajaan Malayu Dharmasraya),
Kandis, Kahwas, Minangkabau (masyarakat periodepra-Pagaruyung), Siak,
masyarakat pra-Kesultanan Siak, Rokan (Rokan Hilir dan Rokan Hulu),
Kampar, Pane (Panai)., Kampe (Pulau Kampai, pulau diKabupaten Langkat
sekarang)., Haru (atau Aru, berpusat di Deli Tua,Kabupaten Deli Serdang
sekarang), Mandailing, Tamihang (Aceh Tamiang), Perlak (Peureulak), Padang
Lawas, Samudra, Lamuri (pusatnya sekarang berupa desa di Kabupaten Aceh
Besar), Bantan (Pulau Bintan), Lampung, Barus (atau Pancur, kecamatan di
Kabupaten Tapanuli Tengah sekarang).
2. Wilayah-wilayah di Tanjung Negara (Kalimantan) dan Tringgano (Trengganu).
Kalimantan disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Nusa Tanjungnegara” dan/atau
“Pulau Tanjungpura” meliputi : Kapuas-Katingan (sekarang Kabupaten Kapuas-
Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah), Sampit (sekarang ibukota
Kabupaten Kotawaringin Timur), Kuta Lingga (artinya kota Lingga,situs Candi
Laras?/Kerajaan Negara Dipa), Kuta Waringin (artinya kota beringin,
masyarakat praKerajaan Kotawaringin, sekarang Kabupaten Kotawaringin
Barat), Sambas (Kerajaan Sambas Kuno, sekarang Kanupaten Sambas), Lawai
(hulu sungai Kapuas), Kadandangan (sekarang kecamatan Kendawangan,

4
Ketapang), Landa (Kerajaan Landak, sekarang Kabupaten Landak), Samadang
(Semandang, wilayah Kerajaan Tanjungpura), Tirem (Tirun/Kerajaan Tidung,
sekarangKota Tarakan?), Sedu (di Serawak), Barune (sekarang negara Brunai),
Kalka, Saludung (Kingdom of Maynila),sekarang Kota Manila, Filipina), Solot
(kerajaan masyarakat [Dayak]-Buranun, penduduk pegunungan di Kepulauan
Sulu cikal bakal suku Suluk/Kesultanan Sulu), Pasir (masyarakat pra-Kesultanan
Pasir, sekarang Kabupaten Paser), Barito (sekarang Kabupaten Barito Utara),
Sawaku (Sawakung – Berau kuno atau kecamatan Pulau Sebuku, Kota Baru),
Tabalung (sekarang Kabupaten Tabalong dengan kotanya Tanjungpuri di tepi
sungai Tabalong, ibukota pertama Kesultanan Banjar pada era Hindu), Tanjung
Kutei (Kesultanan Kutrai Kartanagara, Tanjung = Berau kuno), Malano (“di
Nusa Tanjungpura”,masyarakat suku Melanau di Serawak dan Kalimantan
Barat).
3. Wilayah-wilayah di sekitar Tumasik(Singapura). Semenanjung Malaya: Wilayah
yang sekarang dikenal sebagai Malaysia Barat ini disebut di Nāgarakṛtāgama
sebagai“Hujung Medini” meliputi : Pahang, negara bagian Pahang,Malaysia.,
Langkasuka, Saimwang, Kelantan, Terengganu, Johor., Paka, sekarang cuma
merupakan desa nelayan, Muar, sekarang distrik di Johor, Dungun, sekarang
adalah desa nelayan di Terengganu, Tumasik, sekarang menjadi negara
Singapura., Kelang, (Selangor), Kedah,Jerai, Kanjapiniran.
4. Wilayah-wilayah di sebelah timurPulau Jawa (Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi,
Maluku sampai Irian)meliputi Bali (yang disebut adalah Bedahulu dan
Lawagajah (Lilowang, Negara), Sukun, Taliwang (di Pulau Sumbawa), Pulau
Sapi, Dompo (Dompu), Sang Hyang Api (Gunung Api, Sangeang), Hutan
Kendali (Pula Buru), Pulau Gurun (Gorong), atau Lombok Mirah (Lombok
Timur), Sasak (dikatakan “diperintah seluruhnya”), Sulawesi yaitu Batayan
(Bontain, Bantaeng?), Luwuk (Kesultanan Luwu), Udamakatraya dan pulau
lain-lainnya, “Pulau” Makasar, Pulau Butun (Buton, Kesultanan Buton), Pulau
Banggawi (Kepulauan Banggai)., Kunir (P. Kunyit), Galian, Salaya (Saleier),
Salayar (Pulau Selayar), Sumba, Bima, Solot (Solor), Maluku yaitu Muar (Kei),
Wanda(n) (Kepulauan Banda), Ambon atau pulau Maluku, Ternate, Wanin

5
(Onin, daerah Kabupaten Fakfak), Seran (Pulau Seram, Irian bagian Selatan),
Timor dan beberapa lagi pulau-pulau lain.
Dengan demikian, orang akan melihat bahwa luas wilayah Majapahit kurang
lebih sama dengan wilayah Hindia Belanda dikurangi dengan Jawa Barat karena
dalam daftar tak disebutkan nama Pasundan.

E. Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yg teratur
pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan tampak struktur dan birokrasi tersebut
tak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai
penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan
pemerintahan dgn para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi.
Perintah raja biasa diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawah antara lain yaitu:
 Rakryan Mahamantri Katrini biasa dijabat putra-putra raja
 Rakryan Mantri ri Pakira-kiran dewan menteri yg melaksanakan
pemerintahan
 Dharmmadhyaksa para pejabat hukum keagamaan
 Dharmma-upapatti para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yg terpenting
yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan
sebagai perdana menteri yg bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan
kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu terdapat pula semacam dewan
pertimbangan kerajaan yg anggota para sanak saudara raja yg disebut Bhattara
Saptaprabhu.
Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah yg disebut Paduka
Bhattara. Mereka biasa merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas
dalam mengumpulkan penghasilan kerajaan penyerahan upeti dan pertahanan
kerajaan di wilayah masing-masing. Dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M)
disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan yg
dipimpin oleh seseorang yg bergelar Bhre. Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu:

6
Kelinggapura, Kembang Jenar, Matahun, Pajang, Singhapura, Tanjungpura,
Tumapel, Wengker, Daha, Jagaraga, Kabalan, Kahuripan dan Keling.
Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode
kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan
Girishawardhana yg mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan
keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.
1) Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)
2) Kalagamet bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
3) Sri Gitarja bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
4) Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
5) Wikramawardhana (1389 - 1429)
6) Suhita (1429 - 1447)
7) Kertawijaya bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
8) Rajasawardhana bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
9) Purwawisesa atau Girishawardhana bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
10) Pandanalas atau Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468)
11) Kertabumi bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
12) Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)
13) Hudhara bergelar Brawijaya VII (1498-1518)

F. Ekonomi dan Mata Pencaharian.


Majapahit merupakan negara agraris dan juga sebagai negara maritim.
Kedudukan sebagai negara agraris tampak dari letaknya di pedalaman dan dekat
aliran sungai. Kedudukan sebagai negara maritim tampak dari kesanggupan
angkatan laut kerajaan itu untuk menanamkan pengaruh Majapahit di seluruh
nusantara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit
menitikberatkan pada bidang pertanian dan pelayaran.
Udara di Jawa panas sepanjang tahun. Panen padi terjadi dua kali dalam
setahun, butir berasnya amat halus. Terdapat pula wijen putih, kacang hijau,
rempah-rempah, dan lain-lain kecuali gandum. Buah-buahan banyak jenisnya,
antara lain pisang, kelapa, delima, pepaya, durian, manggis, langsa, dan semangka.
Sayur mayur berlimpah macamnya. Jenis binatang juga banyak.

7
Untuk membantu pengairan pertanian yang teratur, pemerintah Majapahit
membangun dua buah bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk persawahan
danBendungan Trailokyapur untuk mengairi daerah hilir.
Majapahit memiliki mata uang sendiri yang bernama gobog. Gobog merupakan
uang logam yang terbuat dari campuran perak, timah hitam, timah putih, dan
tembaga. Bentuknya koin dengan lubang di tengahnya.
Dalam transaksi perdagangan, selain menggunakan mata uang gobog,
penduduk Majapahit juga menggunakan uang kepeng dari berbagai dinasti. Menurut
catatan Wang Ta-yuan seorang pedagang dari Tiongkok, komoditas ekspor Jawa
pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Sedangkan komoditas
impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi.

G. Kehidupan Religi dan Sosial Budaya


Pada masa Kerajaan Majapahit berkembang agama Hindu Syiwa dan Buddha.
Kedua umat beragama itu memiliki toleransi yang besar sehingga tercipta kerukunan
umat beragama yang baik. Raja Hayam Wuruk beragama Syiwa, sedangkan Gajah
Mada beragama Buddha. Namun, mereka dapat bekerja sama dengan baik.
Rakyat ikut meneladaninya, bahkan Empu Tantular menyatakan bahwa kedua
agama itu merupakan satu kesatuan yang disebut Syiwa–Buddha. Hal itu ditegaskan
lagi dalam Kitab Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana
Dharmma Mangrwa. Artinya, walaupun beraneka ragam, tetap dalam satu kesatuan,
tidak ada agama yang mendua.
Urusan keagamaan diserahkan kepada pejabat tinggi yang
disebutDharmmaddhyaksa. Jabatan itu dibagi dua, yaitu Dharmmaddhyaksa Ring
Kasaiwanuntuk urusan agama Syiwa dan Dharmmaddhyaksa Ring Kasogatan untuk
urusan agama Buddha. Kedua pejabat itu dibantu oleh sejumlah pejabat keagamaan
yang disebut dharmmaupatti. Pejabat itu, pada zaman Hayam Wuruk yang terkenal
ada tujuh orang yang disebut sang upatti sapta. Di samping sebagai pejabat
keagamaan, para upatti juga dikenal sebagai kelompok cendekiawan atau pujangga.
Misalnya,Empu Prapanca adalah seorang Dharmmaddhyaksa dan juga seorang
pujangga besar dengan kitabnya Negarakertagama.

8
Untuk keperluan ibadah, raja juga melakukan perbaikan dan pembangunan
candi-candi. Pada masa Majapahit bidang seni budaya berkembang pesat, terutama
seni sastra. Karya seni sastra yang dihasilkan pada masa zaman awal Majapahit,
antara lain sebagai berikut:
1. Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun 1365. Isinya
menceritakan hal-hal sebagai berikut:
- Sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit dengan masa pemerintahannya.
- Keadaan kota Majapahit dan daerah-daerah kekuasaannya.
- Kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk ketika berkunjung ke daerah
kekuasaannya di Jawa Timur beserta daftar candi-candi yang ada.
- Kehidupan keagamaan dengan upacara-upacara sakralnya, misalnya
upacara Srrada untuk menghormati roh Gayatri dan menambah kesaktian
raja.
2. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat
Sutasoma, seorang anak raja yang menjadi pendeta Buddha.
3. Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi tentang
riwayat raja raksasa yang berhasil ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu.
4. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa pengarangnya. Kitab itu
berisi kisah raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan
pengembaraan Pandawa di hutan karena kalah bermain dadu dengan Kurawa.
Sedangkan, karya seni sastra yang dihasilkan pada zaman akhir Majapahit
antara lain, sebagai berikut:
1) Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan
Majapahit.
2) Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
3) Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
4) Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
5) Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja
Majapahit.
6) Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan
Aryadamar.

9
7) Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau
Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Di samping seni sastra, seni bangunan juga berkembang pesat. Bermacam-
macam candi didirikan dengan ciri khas Jawa Timur, yaitu dibuat dari bata,
misalnya Candi Panataran, Candi Tigawangi, Candi Surawana, Candi Jabung, dan
Gapura Bajang Ratu.

H. Runtuhnya Kerajaan Majapahit


Kemunduran Majapahit berawal sejak wafatnya Gajah Mada pada tahun
1364.Hayam Wuruk tidak dapat memperoleh ganti yang secakap Gajah Mada.
Jabatan-jabatan yang dipegang Gajah Mada (semasa hidupnya, Gajah Mada
memegang begitu banyak jabatan) diberikan kepada tiga orang. Setelah Hayam
Wuruk meninggal pada tahun 1389, Majapahit benar-benar mengalami kemunduran.
Beberapa faktor penyebab kemunduran Majapahit sebagai berikut:
1) Tidak ada lagi tokoh di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan
kesatuan wilayah setelah Gajah Mada dan Hayam Wuruk meninggal.
2) Struktur pemerintahan Majapahit yang mirip dengan sistem negara serikat pada
masa modern dan banyaknya kebebasan yang diberikan kepada daerah
memudahkan wilayah-wilayah jajahan untuk melepaskan diri begitu diketahui
bahwa di pusat pemerintahan sedang kosong kekuasaan.
3) Terjadinya perang saudara, di antaranya yang terkenal adalah Perang
Paregreg(1401 – 1406) yang dilakukan oleh Bhre Wirabhumi melawan pusat
Kerajaan Majapahit. Bhre Wirabhumi diberi kekuasaan di wilayah Blambangan.
Namun, ia berambisi untuk menjadi raja Majapahit. Dalam cerita rakyat, Bhre
Wirabhumidikenal sebagai Minakjingga yang dikalahkan oleh Raden
Gajah atauDamarwulan. Selain perang saudara, terjadi juga usaha memisahkan
diri yang dilakukan Girindrawardhana dari Kediri (1478).
4) Masuknya agama Islam sejak zaman Kerajaan Kediri di Jawa Timur
menimbulkan kekuatan baru yang menentang kekuasaan Majapahit. Banyak
bupati di wilayah pantai yang masuk Islam karena kepentingan dagang dan
berbalik melawan Majapahit.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penjelasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan
Majapahit adalah kerajaan bercorak Hindu terakhir terbesar di Pulau Jawa.
Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 M. Kerajaan ini berdiri di hutan
Tarik dekat Mojokerto.
Adapun raja-raja yang sempat memerintah di Kerajaan Majapahit antara lain:
1) Raden Wijaya (1292-1309) M
2) Jayanegara (1309-1328) M
3) Tribhuanatunggadewi (1328-1350) M
4) Hayam Wuruk (1350-1389) M
5) Wikramawardhana (1389-1429) M
6) Suhita (1429-1447) M
7) Kertawijaya (1448-1451) M
8) Sri Rajasawardhana (1451-1453) M
9) Girindrawardhana (1456-1466) M
10) Sri Singhawikramawardhana (1466-1474) M
11) Girindrawardhana Dyah Ranawijaya (1474-1478) M
Di dalam makalah ini juga dijelaskan tentang beberapa aspek kehidupan yang
mengalami perkembangan dalam kerajaan Majapahit, antara lain:
1) Aspek politik dan pemerintahan
2) Aspek sosial dan kemasyarakatan.
3) Aspek ekonomi dan mata pencaharian
4) Aspek religi dan sosial budaya

B. Saran.
Semoga apa yang dijelaskan di dalam makalah kami dapat dipahami dan
dipelajari oleh pembaca. Selain itu, dengan makalah ini semoga kita dapat
mengetahui sejarah-sejarah Kerajaan Majapahit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djoened,Marwati, Dkk.1992. Sejarah Nasional Indonesia II . Jakarta: Balai Pustaka.

Sumadio, Bambang, Dkk.1997. Sejarah Nasional II. Jakarta: Balai Pustaka.

Wurjantoro,Edhie. 1996. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum 1. Jakarta: Balai


Pustaka.

http://indahsarigk.blogspot.co.id/2012/12/makalah-kerajaan-majapahit.html

13

Anda mungkin juga menyukai