Anda di halaman 1dari 5

Sejarah kerajaan majapahit , sejarah wajib kelas 10

1. 1. SEJARAH KERA JA AN MA JAPAHIT K E L O M P O K 6 C L A U D I A Y U L I A R TA / 0 1 E L I S A B E T H


Y E S I / 0 3 J O V I TA O K TAV I A / 1 1 L E O N Y D E L A W R E N C E / 1 5
2. 2. 1 . S U M B E R - S U M B E R S E J A R A H 2 . K O N D I S I P O L I T I K 3 . K O N D I S I S O S I A L E K O
N O M I 4 . K E B U D AY A A N
3. 3. SUMBER-SUMBER SEJARAH Sastra Zaman Majapahit Awal • Kitab Negarakrtagama, karangan
Empu Prapanca. • Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. • Kitab Arjunawijaya karangan
EmpuTantula • Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
4. 4. Sastra Zaman Akhir Majapahit • Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari
dan Majapahit. • Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat. • Kitab Sorandakan, isinya
tentang pemberontakan Sora. • Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe. •
Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit. • Kitab
Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar. • Kitab Tantu
Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu,
dan Siwa. • Kitab Prapanca berisi tentang silsilah raja-raja Singasari dan Majapahit • Kitab Usana
Bali berisi tentang kekacauan di Pulau Bali.
5. 5. PRASASTI PENINGGALAN MAJAPAHIT • Prasasti Butok (1244 M) ditemukan di Gunung Butak.
Berisi tentang peringatan keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya dalam
mendirikan kerajaan Majapahit. • Prasasti Kudadu (1294 M) berisi tentang kabar pemberian
anugerah penghargaan kepada pejabat daerah Kudadu karena pengabdiannya menolong Raden
Wijaya saat dikejar dalam peperangan oleh Jayakatwang. • Prasasti Sukamerta (1296 M)
ditemukan di prasasti ini berisi kabar penetapan desa Sukamerta sebagai desa Swawantara atau
desa khusus. • Prasasti Balawi (1305 M) berisi tentang kabar pernikahan Raden Wijaya dengan 4
putri Kertanegara serta penyebutan Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda.
6. 6. • Prasasti Waringin Pitu (1447 M) berisi tentang penjelasan bentuk pemerintahan dan sistem
birokrasi yang tersusun rapi di kerajaan Majapahit. Disebutkan pula adanya 14 kerajaan bawahan
yang pada saat itu. • Prasasti Canggu (1358 M) berisi tentang aturan bagi setiap orang yang hendak
menyebrang sungai Bengawan Solo. • Prasasti Biluluk terdiri dari 3 seri, yaitu Biluluk 1 (1366 M),
Biluluk 2 (1393 M) dan Biluluk 3 (1395 M). prasasti ini berisi pengaturan sumber air asin untuk
pembuatan garam sekaligus ketentuan pajaknya bagi kerajaan. • Prasasti Karang Bogem (1387 M)
berisi tentang pemebukaan wilayah budidaya perikanan di Karang Bogem.
7. 7. KONDISI POLITIK Majapahit sebagai sebuah kerajaan memiliki masa pemerintahan yang
berlangsung dari tahun 1293 M sampai 1519 M atau berlangsung selama 226 tahun, suata masa
yang cukup panjang dalam satu dinasti pemerintahan. Raja-raja yang pernah berkuasa di
Majapahit adalah sebagai berikut: 1. Raden Wijaya (bergelar Krtajasa Jayawarddhana), masa
pemerintahan tahun 1293-1309 M, sebagai pendiri kerajaan Majapahit. Ia adalah keturunan
penguasa Singhasari, anak Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka (Narasinghamurti), jadi masih
keturunan Ken Arok dan Ken Dedes secara langsung. 2. Jayanagara (bergelar Sri
Sundarapandyadewadhiswaranamarajabhise ka dewa), masa pemerintahan tahun 1309-1328 M,
sebelumnya berkedudukan di Daha (Kadiri) dengan sebutan Bhre Daha. Ia dipersiapkan untuk
menggantikan ayahandanya sehingga diangkat sebagai putra mahkota (rajakumara).
8. 8. 3. Tribhuwana Wijayottunggadewi (bergelar Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddhani),
1328-1350 M, sebelumnya berkedudukan di Kahuripan (Bhre Kahuripan). 4. Hayam Wuruk
(bergelar Sri Rajasanagara), masa pemerintahan tahun 1350-1389 M, sebelumnya berkedudukan di
Jiwana dan dikenal dengan nama Bhre Hyang Wekasing Sukha. 5. Wikramawarddhana (biasa
disebut dengan Bhre Hyang Wisesa), masa pemerintahan tahun 1389-1400 M, sebelumnya
berkedudukan di Lasem (Bhre Lasem sang Alemu) adalah menantu sekaligus keponakan raja
Hayam Wuruk yang dikawinkan dengan putrinya, Kusumawarddhani (Bhre Kabalan) yang
berkedudukan di Kabalan. 6. Suhita (dikenal juga dengan sebutan Prabhustri), masa
pemerintahan tahun 1429-1447 M, anak dari Wikramawarddhana. Ia menggantikan kakaknya yang
telah dinobatkan sebagai putra mahkota yaitu Bhre Hyang Wekasing Sukha II yang berkedudukan
di Tumapel (Bhre Tumapel) tetapi sebelum diangkat menjadi raja telah meninggal terlebih dahulu
pada tahun 1399 M.
9. 9. 7. Dyah Krtawijaya (bergelar Sri Wijayaparakramawarddhana), masa pemerintahan tahun 1447-
1451 M, sebelumnya berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel) adalah adik dari Suhita. Dia
menggantikan kakaknya menjadi raja karena Suhita tidak memiliki anak. 8. Dyah Wijayakumara
(bergelar Sri Rajasawarddhana), masa pemerintahan tahun 1451-1453 M, sebelumnya
berkedudukan di Pamotan (Bhre Pamotan) serta di Keling Kahuripan dan juga dikenal dengan
sebutan Sang Sinagara. 9. Dyah Suryawikrama (bergelar Sri Girisawarddhana), masa
pemerintahan tahun 1456-1466 M, sebelumnya berkedudukan di Wengker (Bhre Wengker), adalah
anak dari Dyah Kertawijaya dan juga dikenal dengan sebutan Bhre Hyang Purwwawisesa. 10. Dyah
Suraprabhawa (bergelar Sri Singhawikramawarddhana), masa pemerintahan tahun 1466-1474 M,
sebelumnya berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel), dan dikenal dengan sebutan Bhre Pandan
Salas. Karena diserang Bhre Kertabhumi pusat pemerintahannya dipindah kan ke Daha.
10. 10. 11. Bhre Kertabhumi, masa pemerintahan tahun 1468-1478 M, mengusir Sri
Singhawikramawarddhana sehingga dia dapat berkuasa di Majapahit. ia adalah anak bungsu dari
Sri Rajasawarddhana. 12. Dyah Ranawijaya (Sri Girindrawarddhana), masa pemerintahan tahun
1474-1519 M, sebelumnya berkedudukan di Kling (Bhatara i Kling), anak dari Dyah Suraprabhawa.
Pusat pemerintahan sudah tidak di Majapahit tetapi di Kling karena Majapahit masih dikuasai oleh
Bhre Kertabhumi. Berusaha mempersatukan kembali Majapahit pada tahun 1478 dengan
menyerang Bhre Kertabhumi.
11. 11. Kehidupan beragama di Majapahit berkembang semarak. Pemeluk yang beragama Hindu atau
Buddha saling bersatu. Pada masa itupun sudah dikenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika, artinya,
sekalipun berbeda-beda baik Hindu atau Buddha pada hakikatnya adalah satu jua. Kemudian
secara umum kita artikan berbeda-beda akhirnya satu jua. • Berkat kepemimpinan Hayam Wuruk
dan Gajah Mada, kehidupan politik, dan stabilitas nasional Majapahit terjamin. Hal ini disebabkan
pula sebab kekuatan tentara Majapahit dan angkatan lautnya sehingga semua perairan nasional
dapat diawasi. • Majapahit juga menjalin hubungan dengan negara-negara/kerajaan lain.
Hubungan dengan Negara Siam, Birma, Kamboja, Anam, India, dan Cina berlangsung dengan baik.
Dalam membina hubungan dengan luar negeri, Majapahit mengenal motto Mitreka Satata, artinya
negara sahabat.
12. 12. • Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan nasional kedua karena kerajaan nasional pertama
adalah Kerajaan Sriwijaya, wilayah Kekuasaan Majapahit sangat luas. Hal tsb seperti yang di
terangkan dalam kitab Negara Kertagama. kitab itu diterangkan bahwa daerah kekuasaan
Majapahit, meliputi Sumatra, Semenanjung Melayu, Tumasik, Kalimantan Jawa, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua. Kerajaan Majapahit berhasil mempersatukan Nusantara. Pada masa
ini wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas,bahkan melebihi luas wilayah Republik
sekarang.Oleh sebab itu,Moh.Yamin menyebut Majapahit dengan sebutan negara nasional kedua
di Indonesia. Kejayaan Majapahit pada masa periode ini dapat terwujud karena beberapa hal
diantaranya sebagai berikut : a. Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada menerapakan
kepemimpinan yang adil, tegas dan bijaksana. Dengan demikian, rakyat hormat dan tunduk
kepadanya. b. Majapahit mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Bidang pertanian dan
perdagangan nya sangat maju. Oleh karena itu, Majapahit disebut juga sebagai kerajaan agraris
dan maritime. c. Angkatan laut Majapahit sangat kuat yang dipimpin oleh Laksamana Nala.
Angkatan laut yang kuat itu mampu menjaga keamanan dan kelancaran pelayaran. d. Terjalin
hubungan perdagangan dengan Negara Negara lain, seperti Cina, India, Arab dan Persia. e. Adanya
sikap toleransi antar umat beragam. Penganut agama Hindu dan Budha hidup berdampingan
secara damai. Di bentuk lembaga khusus untuk mengurusi masing masiing agama.
13. 13. BERITA DARI LUAR NEGERI • Kerajaan Majapahit adalah kerajaan besar yang berpengaruh atas
kawasan Asia Tenggara pada masa silam. Oleh karena itu, tak heran bila bangsa-bangsa asing juga
pernah menuliskan kisah tentang kerajaan ini pada arsip kerajaannya. Catatan-catatan yang
belakangan juga digunakan sebagai sumber sejarah Kerajaan Majapahit tersebut, di antaranya: •
Catatan Dinasti Tang (1292) dari China mengungkap bahwa pada tahun tersebut kaisar China
mengirim tentara untuk menghukum raja Kertanegara (raja terakhir Singasari) karena melukai
wajah utusan yang dikirim mereka sebelumnya. • Catatan Dinasti Ming (1268 M) dari China
mengungkap adanya hubungan diplomasi antara Majapahit dan kekaisaran China. • Laporan
Gubernur Portugis di Malaka bernama Ruo de Brito pada tahun 1524 M tentang adanya kedaulatan
di tanah Jawa (Majapahit) dan tanah Pasundan (Pajajaran)
14. 14.  Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nagarakertagama; keakuratan wilayah
kekuasaan Majapahit menurut penggambaran orang Jawa masih diperdebatkan. Ibu kota :
Mojokerto (masa Raden Wijaya), Trowulan (masa Jayanegara), Kediri(masa Girindrawardhana)
15. 15. KONDISI SOSIAL EKONOMI Kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh rakyat dan pemerintah
Kerajaan Majapahit adalah sebagai berikut. 1. Di Pulau Jawa dititikberatkan pada sektor pertanian
rakyat yang banyak menghasilkan bahan makanan. 2. Di luar Jawa, terutama bagian timur
(Maluku), dititikberatkan pada tanaman rempah-rempah dan tanaman perdagangan lainnya. 3. Di
sepanjang sungai-sungai besar berkembang kegiatan perdagangan yang menghubungkan daerah
pantai dan pedalaman. 4. Di kota-kota pelabuhan, seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Ujung Galuh,
Canggu, dan Surabaya, dikembangkan perdagangan antarpulau dan dengan luar negeri, seperti
Cina, Campa, dan India. 5. Dari kota-kota pelabuhan, pemerintah menerima bea cukai, sedangkan
dari raja-raja daerah
16. 16. Kehidupan sosial-budaya • Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta seperti di India, yang
lebih dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana. Namun
terdapat pula golongan yang berada di luar lapisan ini, yaitu Candala, Mleccha, dan Tuccha, yang
merupakan golongan terbawah dari lapisan masyarakat Majapahit. Golongan terbawah yang tidak
termasuk dalam catur warna dan sering disebut sebagai pancama (warna kelima), yaitu: a.
Candala merupakan anak dari perkawinan campuran antara laki-laki (golongan sudra) dengan
wanita (dari ketiga golongan lainnya: brahmana, waisya, dan waisya). Sehingga sang anak
mempunyai status yang lebih rendah dari ayahnya. b. Mleccha adalah semua bangsa di luar Arya
tanpa memandang bahasa dan warna kulit, yaitu para pedagang asing (Cina, India, Champa, Siam,
dll.) yang tidak menganut agama Hindu. c. Tuccha ialah golongan yang merugikan masyarakat,
salah satu contohnya adalah para penjahat. • Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan
tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan
keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya
17. 17. Warna Brahmana. Disimbulkan dengan warna putih, adalah golongan fungsional di dalam
masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam swadharmanya di bidang
kerohanian keagamaan. Warna Ksatrya. Disimbulkan dengan warna merah adalah golongan
fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan pengabdian dalam
swadharmanya di bidang kepemimpinan, keperwiraan dan pertahanan keamanan negara. Warna
Wesya. Disimbulkan dengan warna kuning adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang
setiap orangnya menitikberatkan pengabdiannya di bidang kesejahteraan masyarakat
(perekonomian, perindustrian, dan lain- lain). Warna Sudra. Disimbulkan dengan warna hitam
adalah golongan fungsional di dalam masyarakat yang setiap orangnya menitikberatkan
pengabdiannya di bidang ketenagakerjaan. Kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang
terdiri dari kata ''Catur" berarti empat dan kata "warna" yang berasal dari urat kata Wr (baca: wri)
artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam
kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang, serta kwalitas kerja
yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya
dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi suatu pekerjaan. Empat golongan
yang kemudian terkenal dengan istilah Catur Warna itu ialah: Brahmana, Ksatrya, Wesya, dan
Sudra.
18. 18. Agama • Pada masa Kerajaan Majapahit berkembang agama Hindu Syiwa dan Buddha. Raja
Hayam Wuruk beragama Syiwa, sedangkan Gajah Mada beragama Buddha. Namun, mereka dapat
bekerja sama dengan baik. • Rakyat ikut meneladaninya, bahkan Empu Tantular menyatakan
bahwa kedua agama itu merupakan satu kesatuan yang disebut Syiwa– • dalam Kitab Sutasoma
dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa. Artinya, walaupun beraneka
ragam, tetap dalam satu kesatuan, tidak ada agama yang mendua.
19. 19. 1 . C A N D I T I K U S • Berada komplek Trowulan di desa Temon, kecamatan Trowulan,
kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. • Awalnya, Candi Tikus terkubur dalam tanah, sampai akhirnya
ditemukan kembali dan digali pada tahun 1914 silam, sedangkan pemungaran Candi Tikus
dilakukan pada tahun 1984 hingga tahun 1985. • Nama “Tikus” adalah sebutan yang digunakan
warga setempat, sebab waktu pertamakali ditemukan, Candi ini merupakan sarang tikus. • Sejauh
ini belum diketahui secara pasti, untuk apa, dan siapa yang membangun Candi ini. Tapi karena
adanya miniatur menara, maka diperkirakan Candi ini dibangun pada abad ke 13 hingga 14
masehi, sebab miniatur menara merupakan ciri khas bangunan masa itu. • Bentuk Candi Tikus
yang mirip dengan sebuah pertirtaan mengundang perdebatan dikalangan para ahli arkeologi dan
ahli sejarah tentang fungsi Candi tersebut. Ada yang berperdapat Candi ini merupakan tempat
mandi keluarga kerajaan. • Ada juga sebagian yang berpendapat kalau Candi ini KEBUDAYAAN
20. 20. 2 . C A N D I S U K U H • Berada di desa Berjo, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah. Tepatnya 20 km dari kota Karanganyar atau 36 km dari Surakarta. • Candi yang
diperkirakan dibangun pada tahun 1437 masehi ini termasuk kategori Candi Hindu yang
berbentuk piramid, bahkan sekilas terlihat seperti Chichen Itza yang berada di Meksiko, tapi
dengan ukuran yang lebih kecil. • Candi Sukuh pertama kali ditemukan pada tahun 1815 oleh
residen Surakarta yaitu Johnson. Johnson saat itu ditugaskan oleh Thomas Stanford Raffles untuk
mengumpulkan data-data untuk bukunya “The History of Java”. • Sempat juga pada tahun 1842
dilakukan penelitian oleh Arkeolog asal Belanda yaitu Van der Vlis, sampai akhirnya dilakukan
pemugaran untuk pertama kalinya pada tahun 1928.
21. 21. • berada di komplek Trowulan, tepatnya terletak di desa Bejijong, kecamatan Trowulan,
kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. • Nama “Brahu” diperkirakan berasal dari kata “Wanaru” atau
“Warahu”, nama ini didapatkan dari sebutan bangunan suci yang disebutkan dalam Prasasti
Alasantan, dimana prasasti tersebut ditemukan tidak jauh dari Candi ini. • Candi ini dibangun
dengan gaya dan kultur Budha, menghadap ke arah utara, mengunakan batu bata merah, dengan
panjang 22,5 meter dan lebar 18 meter, 3 . C A N D I B R A H U
22. 22. 4 . C A N D I C E T H O • yang diperkirakan dibangun pada akhir masa pemerintahan kerajaan
Majapahit yaitu pada abad ke 15 masehi. • Candi ini berada di dusun Ceto, desa Gumeng,
kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar. Selain itu, komplek Candi ini juga sering digunakan
oleh warga setempat dan peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. • Terkadang
juga dijadikan sebagai tempat pertapaan bagi kalangan yang menganut kepercayaan asli Jawa
(Kejawen). • Pengalian pertama kali dilakuka pada tahun 1928 dengan tujuan dan kepentingan
untuk rekonstruksi yang dilakukan oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. • Berdasarkan hasil
penelitian, usia Candi ini tidak berbeda jauh dengan Candi Sukuh yang lokasinya tidak jauh dari
Candi Cetho. Tapi Candi ini sedikit berbeda dengan Candi Majapahit lainnya karena dibuat pada
kompleks yang berundak.
23. 23. 5 . C A N D I W R I N G I N B R A N JA N G • Berada di desa Gadungan, kecamatan Gandusari,
kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bentuk dari Candi ini sangat sederhana, dimana Candi ini tidak
memiliki kaki Candi, hanya memiliki badan dan atap Candi. • Sedangkan ukurannya memiliki
panjang 400 cm, lebar 300 cm, dan tinggi 500 cm, dengan lebar pintu masuk 100 cm dan tinggi 200
cm, ditambah lagi dibagian dindingnya tidak terdapat relief seperti kebanyakan Candi, tapi ada
lubang ventilasi. • Dengan bentuk Candi yang seperti itu, diperkirakan dipergunakan sebagai
tempat untuk menyimpan alat-alat upacara dan sejenisnya.
24. 24. 6 . C A N D I PA R I • berada di desa Candi Pari, kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur. Atau tepatnya kurang lebih 2 km ke arah barat laut dari semburan lumpur Lapindo. • Candi
ini dibangun mengunakan batu bata dengan bentuk persegi empat mirip seperti pura-pura yang
ada di Bali dan menghadap kearah barat. Sedangkan tahun didirikannya Candi yaitu pada tahun
1371 masehi. • Berdasarkan J. Knebel dalam laporannya, Candi Pari dan Candi Sumur dibangun
dengan tujuan untuk mengenang dan memperingati tempat hilangnya adik angkat dan seorang
sahabat dari salah satu putra Prabu Brawijaya yang menolak tinggal di keraton kerajaan
Majapahit.
25. 25. 7 . C A N D I S U R AWA N A • Terletak di desa Canggu, kecamatan Pare, kabupaten Kediri. •
Diperkirakan Candi yang memiliki nama sebenarnya yaitu Wishnubhawanapura ini dibangun pada
abad ke 14 masehi dengan tujuan untuk menghormati raja dari kerajaan Wengker yaitu Bhre
Wengker, yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit. • Saat ini, keadaan Candi ini sudah
tidak utuh lagi, hanya bagian dasar yang sudah di rekonstruksi, sedangkan bagian badan dan atap
candi sudah hancur tidak bersisa, hanya kaki Candi setinggi 3 meter yang masih tegak berdiri.
26. 26. 8 . C A N D I JA B U N G • Candi yang berada di desa Jabung, kecamatan Paiton, kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur ini merupakan Candi peninggalan kerajaan Majapahit bercorak Hindu. •
Menurut kitab Nagarakertagama, Candi yang dibangun mengunakan batu bata merah ini disebut
dengan nama “Bajrajinaparamitapura”, selain itu, juga disebut dalam kitab Nagarakertagama, raja
Hayam Wuruk pernah berkunjung ke Candi ini pada tahun 1359 masehi.
27. 27. 9 . G A P U R A W R I N G I N L AWA N G • dibangun pada abad ke 14 masehi. Gapura ini terletak di
desa Jatipasar, kecamatan Trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. • Gapura yang
berdasarkan bahasa Jawa berarti “Pintu Beringin” ini berukuran 13 x 11 meter dengan tinggi 15,5
meter. • Kebanyakan para ahli sejarah yakin, kalau gapura ini merupakan pintu menuju bangunan-
bangunan penting di ibukota Majapahit.
28. 28. 1 0 . G A P U R A B A JA N G R AT U • Gapura Bajang Ratu. Gapura yang diperkirakan dibangun
pada abad ke 14 ini terletak di desa Temon, kecamatan Trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur. • Diperkirakan juga merupakan gapura terbesar yang pernah dibangun oleh kerajaan
Majapahit pada masa keemasannya, dimana berdasarkan catatan sejarah, bangunan ini berfungsi
sebagai pintu masuk untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara. • Tapi, sebelum raja
Jayanegara meninggal, gapura ini digunakan sebagai pintu belakang kerajaan Majapahit,
29. 29. Kidung Peninggalan Majapahit • Kidung adalah sebuah syair yang berisi pesan tertentu dalam
liriknya. Terdapat beberapa kidung yang digunakan sebagai salah satu sumber sejarah kerajaan
Majapahit, di kidung Harsawijaya, kidung Panjiwijayakarma, dan kidung Sundawana. Kidung
Harsawijaya berisi cerita keruntuhan Singasari dan pendirian kerajaan Majapahit oleh Raden
Wijaya, kidung Panjiwijayakarma berisi certia perjuangan Raden Wijaya saat berperang dan
mendirikan kerajaan, sementara kidung Sundawana berisi cerita penyerangan terhadap
rombongan kerajaan Pajajaran yang dipimpin Gajahmada. Babat Kerajaan Majapahit • Babat
adalah sebuah kisah sejarah yang dibukukan. Dalam pengungkapan sejarah Majapahit, terdapat
beberapa babat yang dijadikan sumber sejarah, di antaranya Babat Tanah Jawi, Serat Kanda, dan
Babat Parahyangan
30. 30. TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai