Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH Nama Anggota

1. ARIKHNA RIZQIYANA (02)


(14) 2. HAWILA SONYA SAVITRI

3. MAUSHALY ADANI
4. MUSHOLLIA Z.

(21)
(23)

5. RELA HABIBAH

(28)

SMA N 1 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012

KERAJAAN MAJAPAHIT

KERAJAAN MAJAPAHIT
Tahun berdiri : 10 November 1293 Lokasi : pusatnya di Jawa Timur, namun daerah kekuasaan hingga seluruh Nusantara Letak secara geografis: di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu. Pendiri : Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana)

Peta kerajaan majapahit

Latar Belakang
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi Hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru, desa itu dinamai Majapahit. Ketika pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Lalu, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik kesempatan terakhir mereka untuk menangkapnya agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di sebuah

Silsilah Raja Majapahit


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Raden Wijaya (1293 - 1309) Sri Jayanagara (1309 - 1328) Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350) Hayam Wuruk (1350 - 1389) Wikramawardhana (1389 - 1429) Suhita (1429 - 1447) Kertawijaya (1447 - 1451) Rajasawardhana (1451 - 1453) Girishawardhana (1456 1466) Suraprabhawa (1466 - 1468) Bhre Kertabumi (1468 - 1478) Girindrawardhana (1478 - 1498) Patih Udara (1498-1518)

Perkembangan Politik Kerajaan 1. Pemerintahan Raden Wijaya (Kertarajasa) Majapahit

Untuk meredam kemungkinan terjadinya pemberontakan, Raden Wijaya (Kertarajasa) melakukan langkah-langkah sebagai berikut. Mengawini empat putri Kertanegara dengan tujuan mencegah terjadinya perebutan kekuasaan antaranggota keluarga raja. Putri sulung Kertanegara, Dyah Sri Tribhuaneswari, dijadikan permaisuri dan putra dari pernikahan tersebut Jayanegara, dijadikan putra mahkota. Putri bungsu Kertanegara, Dyah Dewi Gayatri dijadikan Rajapatni. Dari putri ini, Kertarajasa memiliki dua putri, Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani diangkat menjadi Bhre Kahuripan dan Rajadewi Maharajasa diangkat menjadi Bhre Daha. Adapun kedua putri Kertanegara lainnya yang dinikahi Kertarajasa adalah Dyah Dewi Narendraduhita dan Dyah Dewi

Memberikan kedudukan dan hadiah yang pantas kepada para pendukungnya, misalnya, Lurah Kudadu memperoleh tanah di Surabaya dan Arya Wiraraja diberi kekuasaan atas daerah Lumajang sampai Blambangan. Kepemimpinan Kertarajasa yang cukup bijaksana menyebabkan kerajaan menjadi aman dan tenteram. Ia wafat pada tahun 1309 dan dimakamkan di Sumping (Blitar) sebagai Syiwa dan di Antahpura (dalam kota Majapahit) sebagai Buddha. Arca perwujudannya adalah Harikaya, yaitu Wisnu dan Syiwa digambarkan dalam satu arca. Penggantinya adalah Jayanegara. 2. Pemerintahan Jayanegara Masa pemerintahan Jayanegara dipenuhi pemberontakan akibat kepemimpinannya kurang berwibawa dan kurang bijaksana. Pemberontakan-pemberontakan itu sebagai berikut.

Pemberontakan Ranggalawe pada tahun 1231-1309. Pemberontakan Lembu Sora pada tahun 1311. Pemberontakan Juru Demung (1313) disusul Pemberontakan Gajah Biru. Pemberontakan Nambi pada tahun 1319. Nambi adalah Rakryan Patih Majapahit sendiri. Pemberontakan Kuti pada tahun 1319. Pemberontakan ini adalah yang paling besar dan berbahaya. Kuti berhasil menduduki ibu kota kerajaan sehingga Jayanegara terpaksa melarikan diri ke daerah Bedander. Jayanegara kemudian dilindungi oleh pasukan Bhayangkari pimpinan Gajah Mada. Berkat kepemimpinan Gajah Mada, Pemberontakan Kuti dapat dipadamkan. Namun, meskipun berbagai pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, Jayanegara justru meninggal akibat dibunuh oleh salah seorang tabibnya yang bernama Tanca. Ia lalu dimakamkan di candi Singgapura di Kapopongan.

3. Pemerintahan Tribhuwanatunggadewi Oleh karena Jayanegara tidak berputra, sementara Gayatri sebagai Rajapatni telah menjadi biksuni, takhta Kerajaan Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana (1328 1350) yang menjalankan pemerintahan dibantu suaminya, Kertawardhana. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi diwarnai permasalahan dalam negeri, yakni meletusnya Pemberontakan Sadeng. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada yang pada saat itu baru saja diangkat menjadi Patih Daha.
4. Pemerintahan Hayam Wuruk Tribhuwanatunggadewi terpaksa turun takhta pada tahun 1350 sebab Rajapatni Dyah Dewi Gayatri wafat. Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk yang lahir pada tahun 1334. Hayam Wuruk naik takhta pada usia 16 tahun dengan gelar Rajasanegara. Dalam menjalankan pemerintahan, ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada.

Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pada zaman Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan dan memiliki wilayah yang sangat luas. Saat itu hampir sama dengan luas negara Republik Indonesia sekarang. Namun, sepeninggal Gajah Mada yang wafat pada tahun 1364, Hayam Wuruk tidak berhasil mendapatkan penggantinya yang setara. Kerajaan Majapahit pun mulai mengalami kemunduran. Kondisi Majapahit berada di ambang kehancuran ketika Hayam Wuruk juga wafat pada tahun 1389. Sepeninggalnya, Majapahit sering dilanda perang saudara dan satu per satu daerah kekuasaan Majapahit pun melepaskan diri. Seiring dengan itu, muncul kerajaan-kerajaan Islam di pesisir. Pada tahun 1526, Kerajaan Majapahit runtuh setelah diserbu oleh pasukan Islam dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah.

Perkembangan Ekonomi Kerajaan Majapahit


Pada zaman ini salah satu sendi utama dari kehidupan ekonominya terdapat dalam bidang perdagangan. Ada 2 peranan penting bagi kerajaan Majapahit dalam perdagangannya yaitu sebagai produsen dan sebagai perantara. Wilayah kerajaan Majapahit yang luas dan subur menghasilkan banyak beras untuk di perdagangkan. Disamping itu juga terdapat lada, pala, cengkeh, kelapa dll. Selain sebagai produsen, Majapahit juga bertindak sebagai pedagang perantara, yaitu membawa hasil bumi dari satu daerah ke daerah lain. Dengan demikian nyatalah bahwa kerajaan Majapahit memegang pimpinan dalam perdagangan. Oleh karena itu kehidupan ekonomi

Perkembangan Sosial Dan Budaya Kerajaan Majapahit a) Bidang Sosial


Dalam pemerintahannya raja dibantu sejumlah pejabat pemerintah. Raja juga dibantu oleh dewan persidangan kerajaan atau Bhatara Sapta Prabu. Dalam menjalankan pemerintahan daerahnya, raja daerah dibantu oleh sejumlah pejabat daerah dengan susunan pemerintahan yang hampir sama dengan pemerintahan pusat. Dalam melaksanakan pemerintahannya raja juga dibantu oleh 3 maha menteri seperti I hino, I halu, I strikan. Ketiga maha menteri dibantu sekelompok pejabat tinggi kerajaan yang merupakan badan pelaksana pemerintahan yang terdiri dari 5 orang pejabat yaitu rakryan mahapatih, rakryan demung, rakryan tumenggung, rakryan rangga, rakryan kanuruhan. Kelima pejabat itu disebut dengan Sang Panca Ing Wilwatikta atau menteri Amancanegara yang membantu raja dalam menjalankan tugas-tugas

Juga ada Dharmadhyaksa, yang bertugas mengurusi masalah-masalah keagamaan, masing-masing Dharnadhyaksa dibantu oleh sejumlah pejabat keagamaan yang disebut Dharma-Upapatti. Pada zaman Majapahit, hanya dikenal tujuh Upapatti yaitu Sang Panget I tirwan, I Kandamuni, I Manhuri, I Pawatan, I Jambi, I Kandanganrare dan I Kandungan Atuha. b) Bidang Budaya Masyarakat kerajaan Majapahit sangat teratur yang tampak dalam kebudayaannya. Pada umumnya mereka mampu menghasilkan karya-karya bermutu. Buktinya dapat diketahui seperti peninggalan candi dan kesusastraan. Contoh dari peninggalan berupa candi, antara lain Candi Panataran (Blitar), Candi Sawentar (Blitar), Candi Tikus (Trowulan), Candi Sumber Jati (Blitar), dll. Contoh hasil sastra zaman Majapahit antara lain kitab Sutasoma (Mpu Tantular), kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca), kitab Pararaton yang berisi tentang riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit, serta

ARCA PERWUJUDAN TRIBHUWANA TUNGGADEWI

ARCA PERWUJUDAN KERTARAJASA

ARCA PERTAPA HINDU

TERAKOTA WAJAH YANG DIPERCAYA SEBAGAI WAJAH GAJAH MADA

CANDI TIKUS DAN GAPURA BAJANG RATU YANG MERUPAKAN SALAH SATU PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT

CANDI PENATARAN

Bidadari Majapahit yang anggun ukiran emas apsara (bidadari surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai zaman keemasan di kepulauan nusantara

Runtuhnya Kerajaan Majapahit


Kerajaan Majapahit runtuh pada tahun saka 1400 (1478 M). Saat keruntuhannya itu disimpulkan dalam Candrasengkala (sima - ilang kertining bumi) dan disebutkan pula bahwa keruntuhannya itu disebabkan karena serangan dari kerajaan islam Demak. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang sampai kepada kita ternyata hingga sampai tahun 1486 M kerajaan Majapahit belum runtuh dan masih berdiri untuk beberapa waktu yang cukup lama lagi. Raja yang berkuasa pada waktu itu bernama Dyah Ranawijaya yang bergelar Girindrawarddhana. Berita China yang bersal dari jaman dinasti Ming (13681643) masih menyebutkan adanya hubungan Diplomatik antara cina dengan jawa (Majapahit) pada tahun 1499 M. Penulis Italia Duarte Barbosa pada tahun 1518 M memberitahukan bahwa di pedalaman Jawa masih ada raja kafir yang berkuasa. Dari berita Portugis dan Italia tersebut dapat disimpulkan bahwa

Akan tetapi berita italia dari penulis Antonio Pigafetta yang berasal dari tahun 1522 M memberikan kesan bahwa pada waktu itu raja Majapahit sudah tidak ada lagi. Pada waktu itu majapahit hanya merupakan sebuah kota diantara kota-kota besar yang ada di pulau Jawa. Lebih jauh lagi pada tahun 1518-1521 M di Majapahit telah terjadi suatu pergeseran politik. Penguasaan atas kerajaan majapahit telah beralih dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati-Unus (Pangeran Sabrang Lor) penguasa dari demak. Dengan demikian penguasaan Majapahit oleh demak itu tidaklah terjadi pada tahun saka 1400 (1478M) dan bukan pula dilakukan oleh Raden Patah terhadap Prabu Brawijaya Kertabumi. Penguasaan Majapahit oleh demak itu dilakukan oleh Adipati Unus, anak raden patah, sebagai tindakan balasn terhadap Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya yang telah mengalahkan neneknya, Bhre Kertabumi.

Thank You
Good Luck

Anda mungkin juga menyukai