Anda di halaman 1dari 11

Nama Anggota Kelompok :

1. I Kadek Ramandha Satya Aishwarya (09)


2. I Komang Aebel Trisila Vidantra (10)
3. I Nyoman Bagus Artadi Putra (13)
4. I Wayan Trijata Ananda Putra (15)
5. Komang Rama Mandala Putra (17)

1). Sejarah
A). Asal Muasal
Kerajaan Majapahit berdiri setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat Pemberontakan
Jayakatwang pada tahun 1292 M. Raden Wijaya, cucu Kartanegara, melarikan diri dan menerima
bantuan dari Arya Wiraja. Ia membuat desa kecil di hutan Trowulan dan diberi nama desa
Majapahit, diambil dari nama buah Maja yang tumbuh di hutan. Ketika pasukan Mongol tiba,
Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang.Setelah
mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya menyerang balik pasukan Khubilai Khan. Setelah
berhasil mengalahkan pasukan Mongol dan Pemberontakan Jayakatwang, Raden Wijaya
dinobatkan sebagai raja yang pertama dari Kerajaan Majapahit pada tanggal 15 bulan Kartika
tahun 1215 atau pada tanggal 10 November 1293
B). Masa Kejayaan
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk
(1350-1389). Raja Hayam Wuruk adalah putra dari Raja Tribhuwana Tunggadewi yang berkuasa
sejak tahun 1328. Pada saat naik tahta, Hayam Wuruk masih sangat muda, sehingga
pemerintahannya diawasi oleh Patih Gajah Mada, seorang tokoh penting dalam sejarah
Majapahit. Salah satu prestasi terbesarnya adalah penyatuan seluruh Nusantara di bawah
kekuasaannya melalui upaya ekspansi yang dilakukan oleh Patih Gajah Mada. Dalam upaya ini,
Gajah Mada memainkan peran penting sebagai panglima perang dan menteri kepercayaan Raja
Hayam Wuruk. Gajah Mada juga dikenal dengan sumpahnya "Amukti Palapa". Selain
memperluas wilayah kekuasaan, Raja Hayam Wuruk juga dikenal sebagai raja yang bijaksana
dan cinta perdamaian. Ia mengembangkan kebudayaan dan seni di Kerajaan Majapahit. Pada
masa pemerintahannya, Majapahit juga menjadi pusat perdagangan di Nusantara, terutama dalam
perdagangan rempah-rempah dan logam. Selain di Nusantsra Majapahit juga menjalin hubungan
diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara dan Tiongkok, bahkan sampai ke India.
C). Keruntuhan
Setelah mundurnya raja Hayam Wuruk, kerajaan Majapahit semakin mengalami kemunduran.
Perpecahan internal yang terjadi di antara keluarga kerajaan juga menjadi salah satu faktor yang
menghancurkan kekuasaan Majapahit. Hal ini menyebabkan semakin melemahnya kekuatan
Majapahit, sehingga mudah diserang oleh kekuatan luar. Pada awal abad ke-16, sejumlah
kerajaan Islam di Jawa mulai muncul, yang berhasil merebut kekuasaan dari Majapahit. Selain
itu, serangan dari luar seperti serangan dari Portugis di Malaka juga turut mempengaruhi
kejatuhan Majapahit. Akhirnya, pada abad ke-16, kekuatan kerajaan Demak akhirnya
mengalahkan Majapahit dan menjadi akhir dari Kerajaan Majapahit

2). Simbol dan lambang


A). Bendera

Bendera berwarna merah dan putih ini dikenal dengan nama sang saka gula kelapa atau sang
saka getih getah. Sesuai dengan namanya getih atau darah yang berwarna merah, dan getah yang
berwarna putih. Bendera ini diyakini melambangkan panji kemenangan Raden Wijaya (pendiri
Majapahit). Saat raja Hayam Wuruk melakukan lawatan ke seluruh negeri Majapahit, warna
merah putih dicatat digunakan sebagai penanda rombongan. Dicatat pada kitab Nagarakretagama
pupuh 18 bait 2–4. Bendera ini juga menjadi inspirasi dari sang saka merah putih bendera negara
Indonesia. Representasi dari bendera Majapahit sebenarnya masih banyak diperdebatkan oleh
para sejarawan. Tetapi yang paling diyakini adalah bendera dengan kombinasi garis horizontal
merah dan putih.
B). Surya Majapahit
Surya Majapahit merupakan sebuah lambang yang kerap ditemukan di reruntuhan bangunan
peninggalan Kerajaan Majapahit. Lambang ini bisa didapati di tengah langit-langit Garbhagriha
(ruangan tersuci) beberapa candi. Lambang ini mengambil bentuk matahari bersudut delapan
dengan lingkaran di tengah bergambar dewa - dewa. Bentuk ini melambangkan Nawa Dewata
atau Dewata Nawa Sanga yang merupakan sembilan dewa penguasa di setiap penjuru mata angin
dalam konsep agama Hindu. Lambang ini diyakini sebagai lambang kerajaan Majapahit.
C). Rajasa Lancana
Salah satu lambang yang diyakini sebagai lambang negara (Rajasa Lancana) Majapahit adalah
buah maja (wilwa). Disebutkan dalam Nagarakretagama pupuh 18 bait 4. Dicatat bahwa saat raja
Hayam Wuruk pergi ke Lumajang, kereta sang raja memiliki tanda pengenal. Yakni berlambang
wilwa atau buah maja. Tidak ada ilustrasi atau peninggalan yang menunjukkan lambang buah
wilwa ini.

3). Letak Geografis

Kerajaan Majapahit terletak di pulau Jawa, Indonesia, dengan wilayah kekuasaan lebih luas dari
Indonesia Sekarang. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatra,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina (Kepulauan Sulu, Manila (Saludung), Sulawesi,
Papua, dan lainnya. Kerajaan Majapahit terletak di Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan
kerajaan pada masa kejayaannya berada di Trowulan, sekitar 50 kilometer sebelah barat daya
Surabaya. Secara geografis, kerajaan ini terletak di dataran rendah yang subur dan didukung oleh
sistem irigasi yang maju, sehingga mampu menghasilkan produksi pertanian yang melimpah.
Selain itu, kerajaan ini juga memiliki akses ke laut yang memungkinkan terjadinya perdagangan
dan pertukaran budaya dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Majapahit juga memiliki
lokasi yang strategis sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan pada masa itu
4). Kependudukan

Pada masa Majapahit, penduduk kerajaan hidup sebagai petani dan nelayan. Mereka mencari
nafkah dengan bercocok tanam dan menangkap ikan di laut atau sungai. Beberapa penduduk juga
menjadi pedagang dan ada juga yang mengembangkan perdagangan antarnegara. Selain itu
penduduk Majapahit juga dikenal sebagai pengrajin yang handal. Masyarakat Majapahit dikenal
sangat religius dan mempraktikkan agama Hindu-Buddha. Beberapa bangunan religius seperti
candi dan kuil ditemukan dibangun di kawasan Majapahit, dan menjadi tempat beribadah dan
melakukan tradisi keagamaan bagi masyarakat. Kehidupan sosial Majapahit menekankan nilai-
nilai seperti gotong royong, kesopanan, rasa hormat, dan kebersamaan yang masih dijunjung
tinggi hingga saat ini. Kesenian dan sastra juga berkembang pesat pada masa Majapahit.
Contohnya seperti sastra kakawin dan wayang yang populer pada masa itu. Kesenian lain seperti
seni ukir, seni batik, dan seni kerajinan logam juga berkembang pada masa Majapahit.
Kehidupan penduduk juga dipengaruhi oleh adanya sistem politik yang terorganisir dengan baik
membuat masyarakat menjadi aman, damai, dan tentram.
5). Daftar Raja
1. Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309 M)

2. Kalagamet/Sri Jayanagara (1309-1328 M)


3. Sri Gitarja/Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350 M)
4. Hayam Wuruk/Sri Rajasanagara (1350-1389 M)
5. Wikramawardhana (1389-1429 M)
6. Suhita/Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M)

7. Kertawijaya/Brawijaya I (1447-1451 M)
8. Rajasawardhana/Brawijaya II (1451-1453 M)
9. Purwawisesa/Girishawardhana/Brawijaya III (1456-1466 M)

10. Bhre Pandansalas/Suraprabhawa/Brawijaya IV (1466-1468 M)


11. Bhre Kertabumi/Brawijaya V (1468 -1478 M)
12. Girindrawardhana/Dyah Rana Wijaya/Brawijaya VI (1478-1489 M)

13. Patih Udara/Brawijaya VII (1489-1527 M)


6). Tokoh Terkenal.
1. Hayam Wuruk

Raja Majapahit yang terkenal dan dikenal sebagai penguasa yang bijaksana dan cakap. Masa
kepemimpinan dianggap sebagai masa keemasan Majapahit. Hayam Wuruk memerintah dari
tahun 1350 M hingga 1389 M.
2. Gajah Mada

Seorang Mahapatih dan panglima perang Majapahit yang terkenal dan dianggap sebagai salah
satu tokoh paling berpengaruh pada masa Majapahit. terkenal dengan Sumpah Palapa, yaitu
sumpah untuk menaklukkan seluruh wilayah Nusantara.
3. Raden Wijaya

Pendiri Kerajaan Majapahit yang berhasil merebut kekuasaan dari Kerajaan Singhasari. Raden
Wijaya juga berhasil mengusir penjajah Mongol dari wilayah Jawa. Ia dinobatkan sebagai Raja
Majapahit pada tahun 1293.
4. Empu Prapanca
Sastrawan dan penyair yang dikenal karena karyanya, Nagarakretagama, yang memberikan
deskripsi detail tentang Kerajaan Majapahit dan wilayah Nusantara pada abad ke-14.
5. Mpu Tantular
Sastrawan dan penyair terkenal pada masa Majapahit yang dikenal karena karyanya, kekawin
Sutasoma, mengenai sebuah cerita dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya. Dikenal
karena berisi motto dari negara Indonesia

7). Peninggalan
A) . Candi
1. Candi Penataran

Terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diperkirakan
dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 M, digunakan sampai
masa Kerajaan Majapahit
2. Candi Tikus

Terletak di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur. Nama ‘Tikus’ digunakan karena konon, pada saat ditemukan, tempat Candi tersebut
berada merupakan sarang tikus
3. Candi Surawana
Terletak di Desa Canggu, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Diperkirakan
dibangun pada abad ke-14 untuk memuliakan Bhre Wengker, penguasa wilayah Wengker yang
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit
4. Candi Tegowangi

Candi tegowangi adalah sebuah Candi yang terletak di Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan
Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Diperkirakan dibangun pada tahun 1400 M. Candi ini dipercaya
merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun.
5. Candi Sawentar

Candi Sawentar merujuk pada dua bangunan candi yang berdiri di Desa Sawentar, Kecamatan
Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Lokasi Candi Sawentar I dan Candi Sawentar II
berjarak sekitar 100 meter.
6. Candi Sumber Jati
Terletak di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. candi ini
disebut sebagai makam atau pedharmaan Raden Wijaya
B) . Sastra
1. Kakawin Nagarakretagama

Naskah ini ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi. Kakawin Nagarakretagama
adalah naskah sastra yang memuat catatan sejarah, geografi, dan kebudayaan Kerajaan Majapahit
pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk
2. Kakawin Sutasoma

Kakawin ini ditulis oleh Empu Tantular antara tahun 1365 dan 1389. Kakawin ini mengenai
sebuah cerita epis dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya. Amanat kitab ini
mengajarkan toleransi antar agama terutama Hindu-Siwa dan Budha. Semboyan "Bhineka
Tunggal Ika" di kutip dari pupuh 139, bait 5.
3. Kitab Pararaton
Kitab ini tidak diketahui penciptanya. Kitab ini berisi sejarah raja-raja dari Kerajaan Singhasari
dan Majapahit. Diperkirakan ditulis antara tahun 1481 dan 1600
4. Kakawin Arjuna Wijaya
Ditulis oleh Mpu Tantular pada tahun 1379 M. Di mana isinya menguraikan peperangan antara
Prabhu Arjuna Sahasrabhahu melawan pendeta Parasurama Awatara
5. Kitab Sundayana
Kitab ini tidak diketahui penciptanya. Berisi mengenai peristiwa perang bubat (perang Kerajaan
Majapahit dengan Kerajaan Sunda)
6. Tantu Pagelaran
Tantu Pagelaran atau Tangtu Panggelaran adalah kitab berasal dari masa Majapahit sekitar abad
ke-15. Berisi mitos kisah asal Mula pulau Jawa dan peradaban manusia di pulau jawa

C). Prasasti
1. Prasasti Kudadu

Prasasti Kudadu merupakan prasasti peninggalan jaman Majapahit yang berangka tahun 1216
saka atau 1294 M yang menyebutkan tentang pemberian anugerah dari Raja Raden Wijaya
kepada pejabat Desa Kudadu
2. Prasasti Sukamerta

Prasasti Sukamerta juga dikenal sebagai Prasasti Raden Wijaya adalah prasasti yang berangka
tahun 1208 Saka atau 1296 M. Prasasti ini berisi tentang penganugerahan sima kepada Petinggi
Desa Sukamerta
3. Prasasti Canggu

Prasasti Canggu berisi tentang peningkatan status desa-desa penyeberangan di seluruh Mandala
Jawa dan aturan-aturan yang ditetapkan berkenaan dengan aktivitas penyeberangan yang
dilakukan.
4. Prasasti Biluluk

Ditemukan tiga prasasti yang masing-masing berangka tahun 1366, 1393, dan 1395 Masehi. Tiga
prasasti ini berisi mengenai otonomi kekuasaan daerah Desa Bluluk dan Tanggulan, ada juga
mengenai peraturan tentang pajak serta hal lain yang menyangkut penggunaan air asin.

Anda mungkin juga menyukai