Anda di halaman 1dari 5

Kelompok sejarah

1.Diska Farah Najaah (8)


2.Gilang Faqih Primadana (13)
3.Ira Dwi Pawestri (17)
4.Rikza Maulana (27)
5.Siti Nuraini (29)
6.Yunita Aprilia (36)
Kelas: X-Mia 4

KERAJAAN MAJAPAHIT (Abad XIII-XVI M)


1. Letak Kerajaan

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia. Bahkan, kerajaan
tersebut masih merupakan kerajaan yang terbesar pula di Asia Tenggara. Letak kerajaan Majapahit berpusat
di Trowulan, Kabupaten Mojokerto - Jawa Timur. Namun, peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit
cukup banyak tersebar di wilayah Mojokerto, Kediri dan Jombang. Ibukota Majapahit sendiri sudah tiga kali
berpindah tempat. Ketiganya terjadi di masa pemerintahan yang berbeda-beda.

letak Kerajaan Majapahit


(http://www.ipsmudah.com/2017/08/6-sumber-sejarah-kerajaan-majapahit.html)

2. Sumber Sejarah

Berikut sumber sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya Kerajaan Majapahit:

1) Prasasti Butak (tahun 1294), yang berisi peristiwa- peristiwa keruntuhan Kerajaan Singasari dan
perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan Majapahit.
2) Prasasti Kudadu, berisi kisah pertempuran pasukan Raden Wijaya melawan pasukan Kediri.
3) Kidung Harsawijaya dan kidung Panji Wijayakrama, menceritakan tentang Raden Wijaya ketika
menghadapi musuh dari Kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit.
4) Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit.
5) Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Hayam Wuruk ke Jawa Timur.
6) Kitab Sundayana, menjelaskan tentang perang Bubat.
7) Kitab Ying Yai ditulis oleh Ma Huan dan Kitab Suma Oriental yang ditulis oleh musafir Portugis
bernama Tome Pires, menceritakan keadaan masyarakat dan Kota Majapahit pada tahun 1418 dan
1518.
8) Kitab Sutasoma, karya Mpu Tantular menjelaskan kerukunan hidup beragama di Majapahit.
9) Candi Penataran di Blitar serta Candi Tegalwangi dan candi Tikus di Trowulan.
10) Catatan Dinasti Tang (1292) dari China mengungkap bahwa pada tahun tersebut kaisar China
mengirim tentara untuk menghukum raja Kertanegara (raja terakhir Singasari) karena melukai wajah
utusan yang dikirim mereka sebelumnya.
11) Catatan Dinasti Ming (1268 M) dari China mengungkap adanya hubungan diplomasi antara
Majapahit dan kekaisaran China.
12) Laporan Gubernur Portugis di Malaka bernama Ruo de Brito pada tahun 1524 M tentang adanya
kedaulatan di tanah Jawa (Majapahit) dan tanah Pasundan (Pajajaran).

kitab Negarakartagama Kitab Sutasoma


(https://www.keepsoh.com/kitab-negarakertagama) ( http://www.apakabardunia.com/2015/11/kitab-kuno)

Prasasti Kudadu Kidung Harsawijaya Candi Penataran


(https://situsbudaya.id/prasasti-kudadu/ ) ( https://asalusul.com/2015/05/4-sumber-sejarah.html) ( https://fokusjambi.com/candi-penataran.html)

3. Kehidupan Politik

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Majapahit dapat dilihat pada masa pemerintahan raja-raja
berikut ini.

1) Raden Wijaya (1293–1309)


Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 dengan gelar
Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat putri
Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari Tribuana, ia mempunyai seorang putra yang bernama
Jayanegara, sedangkan dari Gayatri, Raden Wijaya mempunyai dua orang putri, yaitu
Tribuanatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa. Susunan pemerintahan Raden Wiajaya tidak banyak
berbeda dengan pemerintahan Singasari. Raja dibantu oleh tiga orang mahamenteri (i hino, i sirikan,
dan i halu) dan dua orang pejabat lagi, yaitu rakryan rangga dan rakryan tumenggung.
2) Sri Jayanegara (1309–1328)
Setelah Raden Wiajaya mangkat, digantikan putranya yang bernama Kala Gemet dengan gelar Sri
Jayanegara. Kala Gemet sudah diangkat sebagai raja muda (kumararaja) sejak ayahnya masih
memerintah (1296). Ternyata, Jayanagara adalah raja yang lemah. Oleh karena itu, pada masa
pemerintahannya terus dirongrong oleh sejumlah pemberontakan. Seperti pembrontakan yang
dipimpin oleh Nambi tahun 1316.
3) Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani (1328–1350)
Raja Jayanegara tidak berputra sehingga ketika baginda mangkat, takhta kerajaan diduduki oleh adik
perempuannya dari ibu berbeda (Gayatri) yang bernama Bhre Kahuripan. Ia dinobatkan menjadi Raja
Majapahit dengan gelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani. Selama memerintah,
Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang bernama Cakradhara atau Cakreswara yang
menjadi raja di Singasari (Bhre Singasari) dengan gelar Kertawardhana. Berkat bantuan dan saran
dari Patih Gajah Mada, pemerintahannya dapat berjalan lancar walaupun masih timbul
pemberontakan seperti pada tahun 1331 timbul pemberontakan Sadeng dan Keta di daerah Besuki. Di
masa Tribhuwanatunggadewi Gajah Mada diangkat sebagai mahapatih Majapahit dan mengucapkan
sumpah palapa dalam upacara pelantikannya.
4) Raja Hayam Wuruk (1350–1389)
Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk inilah Majapahit mencapai puncak
kejayaannya. Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Nusantara. Pada saat itulah cita-cita
Gajah Mada dengan Sumpah Palapa berhasil diwujudkan.. Bahkan, pengaruhnya terasa sampai ke
luar Nusantara, yaitu sampai ke Thailand (Campa), Indocina, dan Filipina Selatan. Pada tahun 1357
M abad ke-14, terjadi Perang Bubat yaitu perang yang terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih
Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di
Pesanggrahan Bubat, yang mengakibatkan tewasnya seluruh rombongan Sunda dan Dyah Pitaloka
bunuh diri di tempat. Sehingga ada satu daerah di Pulau Jawa yang belum tunduk kepada Majapahit,
yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat.
Pada masa pemerintahaan Hayam Wuruk, Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan birokrasi
yang teratur. Dalam menjalankan pemerintahan raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dan
Paduka-Bhattara. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan Majapahit memiliki dua belas
kerajaan bawahan yang diperintah oleh Paduka-Bhattara dan struktur kerajaan Majapahit terbagi
dalam berbagai wilayah administrasi yaitu Bhumi, Nagara, Watak, Wanua, dan Kabuyutan.
5) Raja Wikramawardhana (1389–1429)
Setelah Raja Hayam Wuruk mangkat, terjadilah perebutan kekuasaan di antara putra-putri Hayam
Wuruk. Kemelut politik pertama meletus pada tahun 1401. Seorang raja daerah dari bagian timur,
yaitu Bhre Wirabhumi memberontak terhadap Raja Wikramawardhana. Raja Wikramawardhana
adalah suami Kusumawardhani yang berhak mewarisi takhta kerajaan ayahnya (Hayam Wuruk),
sedangkan Bhre Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selir. Dalam kitab Pararaton,
pertikaian antar keluarga itu disebut Perang Paregreg. Pasukan Bhre Wirabhumi dapat
dihancurkan dan ia terbunuh oleh Raden Gajah. Perang Paregreg ini adalah adalah perang
saudara yang mengakhiri Kerajaan Majapahit.
Wikramawardhana wafat pada tahun 1429 dan digantikan oleh putrinya yang bernama Suhita.
Penobatan Suhita menjadi Raja Majapahit dimaksudkan untuk meredakan pertikaian keluarga
tersebut. Namun, benih balas dendam sudah telanjur tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi.
Akibatnya, pada tahun 1433 Raden Gajah dibunuh karena dipersalahkan telah membunuh Bhre
Wirabhumi. Hal itu menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga Majapahit terus berlangsung.
Pada tahun 1447 Suhita meninggal dan digantikan Dyah Kertawijaya. Ia hanya memerintah selama
empat tahun (1447–1451) karena pada tahun 1451 meninggal dan didharmakan di Kertawijayapura.
Apa yang diperbuat oleh raja tidak ada keterangan yang jelas.
6) Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Berkembangnya agama Islam di pesisir utara Jawa yang kemudian diikuti berdirinya Kerajaan
Demak mempercepat kemunduran Kerajaan Majapahit. Raja dan pejabat penting Demak adalah
keturunan Raja Majapahit yang sudah masuk Islam. Mereka masih menyimpan dendam nenek
moyangnya sehingga Majapahit berusaha dihancurkan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1518–
1521. Penyerangan Demak terhadap Majapahit itu dipimpin oleh Adipati Unus (cucu Bhre
Kertabhumi).
dari kiri ke kanan adalah Raden wijaya-Wikrawardhana
( https://ibnuasmara.com/kerajaan-majapahit/)

4. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Majapahit menggantungkan kegiatan perekonomian pada sector agraris. Masyarakat
Majapahit sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Pertaniannya di
kembangkan di sekitar aliran sungai Brantas. Komoditas utama yang dihasilkan dari sector pertanian
adalah beras. Pada abad XIV Masehi Majapahit merupakan kerajaan pengekspor beras terbesar di
Indonesia. Menurut catatan Wang Ta-yuan seorang pedagang dari Tiongkok, komoditas ekspor Jawa
pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Sedangkan komoditas impornya adalah
mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi.
Sungai Brantas juga digunakan sebagai sarana transportasi dan perdagangan. Pemerintah Majapahit
membangun pusat-pusat perdagangan di tepi sungai tersebut. Melalui dua pelabuhan besar yang
dibangun yakni Surabaya dan Tuban, Majapahit mengembangkan sektor perdagangan maritim.
Untuk memperlancar kegiatan perdagangan, Majapahit mencetak mata uang sebagai alat pembayaran
yang sah yang disebut kepeng dan gobog(menunjukan semakin kompleksnya kegiatan ekonomi di
pasar Majapahit). Menurut berita Tiongkok, mata uang Majapahit dibuat dari campuran perak, timah
putih, timah hitam, dan tembaga. Selain
dari sektor pertanian dan perdagangan, pemerintah Majapahit memperoleh pendapatan dari sektor
pajak atau upeti. Majapahit berhasil menaklukan kerajaan lokal di Indonesia dan setiap tahun
kerajaan-kerajaan lokal tersebut mengirim berbagai upetikepada Majapahit. Perekonomian yang maju
ini membuat rakyat hidup sejahtera dan keluarga raja beserta para pejabat negara lebih makmur lagi.

5) Kehidupan Sosial Budaya


Majapahit memiliki kehidupan masyarakat yang kompleks termasuk dalam kehidupan beragama. Di
Majapahit terdapat beragam agama seperti Hindu Syiwa, Budha, Islam dan kepercayaan kejawen.
Akan tetapi, pemerintah Majapahit hanya mengakui agama Hindu syiwa dan Buddha sebagai agama
resmi kerajaan. Pengakuan ini terlihat dari adanya lembaga agama Dharmadyaksa ring Kasaiwan
untuk agama Hindu Syiwa dan Dharmadyaksa Kasogatan untuk agama Buddha. Kedua umat
beragama itu memiliki toleransi yang besar sehingga tercipta kerukunan umat beragama yang baik.
Raja Hayam Wuruk beragama Hindu Syiwa, sedangkan Gajah Mada beragama Buddha. Mereka
dapat bekerja sama dengan baik.
Meskipun hanya agama Hindu Syiwa-Buddha yang diakui sebagai agama resmi, pemerintah
majapahit tetap menunjukan sikap toleransi terhadap perkembangan agama lain. Bahkan pada masa
akhir pemerintahan Hayam Wuruk, agama islam sudah mulai berkembang di kerajaan Majapahit.
Perkembangan Islam di Majapahit dibuktikan dengan adanya beberapa batu nisan makam Islam di
daerah Trowulan dan Troloyo yang berasal dari akhir abad XIV Masehi.
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang
perbedaannya lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta seperti di India, yang
lebih dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana.
Pola ini dibedakan atas empat golongan masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.
Namun terdapat pula golongan yang berada di luar lapisan ini, yaitu Candala, Mleccha, dan Tuccha,
yang merupakan golongan terbawah dari lapisan masyarakat Majapahit.
Pada masa Majapahit bidang seni budaya berkembang pesat, terutama seni sastra. Karya seni sastra
yang dihasilkan pada masa zaman awal Majapahit, antara lain sebagai berikut:
a. Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun 1365. Isinya menceritakan tentang
keadaan kota Majapahit, daerah jajahan dan perjalanan Hayam Wuruk mengelilingi daerah
kekuasaan.
b. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat Sutasoma, seorang anak
raja yang menjadi pendeta Buddha.
c. Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi tentang riwayat raja raksasa
yang berhasil ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu.
d. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa pengarangnya. Kitab itu berisi kisah
raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan pengembaraan Pandawa di hutan karena
kalah bermain dadu dengan Kurawa.
Sedangkan, karya seni sastra yang dihasilkan pada zaman akhir Majapahit antara lain, sebagai
berikut:
a. Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
b.   Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
c. Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
d. Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
e. Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit.
f. Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
g. Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa
Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Di samping seni sastra, seni bangunan juga berkembang pesat. Bermacam-macam candi
didirikan dengan ciri khas Jawa Timur, yaitu dibuat dari bata, misalnya Candi Panataran, Candi
Tigawangi, Candi Surawana, Candi Jabung, dan Gapura Bajang Ratu.

Daftar Rujukan:
 Mariana, D & Paskarina, C. 2017 Letak Kerajaan Majapahit. http://kelasbelajarku.blogspot.com/2013/10/menelusuri-
sejarah-dan-letak-kerajaan.html?m=1, Diakses pada tanggal 4 Maret 2019.
 Brainly.2015.Bukti Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit, (https://hisham.id/2015/05/sebutkan-bukti-sumber-sejarah-
kerajaan-majapahit.html), diakses pada 4 Maret 2019.
 Suharsputra, U, 2015 ,Sejarah Kerajaan Majapahit, (https://www.zonasiswa.com/2015/04/sejarah-kerajaan-majapahit-
kehidupan.html?m=1), diakses 5 Maret 2019.
 Louis, King.2016. prasasti Kudungga,( https://goo.gl/images/hNe37G), diakses 5 Maret 2019.
 Meika, Laila.2015.Kehidupan Politik, Ekonomi Sosial,Budaya Kerajaan Majapahit,
(http://lailameika13.blogspot.com/2015/03/kehidupan-politik-ekonomi-sosial-budaya.html?m=1), diakses 5 Maret
2019.
 Andre, Bang. 2017. Kehidupan Sosial dan Budaya pada Masa Kerajaan Majapahit,
(https://www.sridianti.com/perkembangan-sastra-dan-budaya-kerajaan-majapahit.html), diakses 5 Maret 2019.
 Meika,Laila.2016. Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya Masa Kerajaan Majapahit,
(http://lailameika13.blogspot.com/2015/03/kehidupan-politik-ekonomi-sosial-budaya.html), diakses 5
Maret 2019.
 Rahata, Ringo. 2016. Sejarah Indonesia Mta pelajaran Wajib(hlm 96-100). Klaten: Intan Pariwara
 Dwi Lestariningsih, Amurwani. 2016. Sejarah Indonesia (hlm 136-145).Jakarta:Balitbang, Kemendikbud.
 Bagas, Melkisedek.2016. Sejarah Indonesia mata pelajaaraan wajib (semester 2 hlm 11), Klaten: Intan
Pariwara.
 http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit
 https://ibnuasmara.com/kerajaan-majapahit/
 https://situsbudaya.id/prasasti-kudadu/
 https://asalusul.com/2015/05/4-sumber-sejarah.html

Anda mungkin juga menyukai