Anda di halaman 1dari 6

PLURALISME HUKUM

NAMA : FARELSY SHANDIANO

BP : 2010003600362

E – mail : shandianofarelsy@gmail.com

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS EKASAKTI

A. PENDAHULUAN

Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan atau


sebuah aturan hukum yang lebih dari satu di dalam kehidupan sosial.
Kemunculan dan lahirnya pluralisme hukum di indonesia di sebabkan
karena faktor historis bangsa indonesia yang mempunyai perbedaan
suku, bahasa, budaya, agama dan ras. Tetapi secara etimologis
bahwa pluralisme memiliki banyak arti, namun pada dasarnya
memiliki persamaan yang sama yaitu mengakui semua perbedaan-
perbedaan sebagai kenyataan atau realitas. Dan di dalam tujuan
pluralisme hukum yang terdapat di indonesia memiliki satu cita-cita
yang sama yaitu keadilan dan kemaslahatan bangsa.

Kehidupan hukum indonesia yang notabenya menganut sistem


hukum yang begitu plural. Sedikitnya terdapat lima sistem hukum
yang tumbuh dan berkembang di dunia. 1).Sistem Common law,
sistem common law ini dianut oleh inggris dan bekas penjajahan
inggris,pada umumnya , bergabung dalam negara - negara
persemakmuran, 2).sistem Civil Law yang berasal dari hukum
romawi,yang dianut di Eropa Barat, dan di bawa ke negara-negara
bekas penjajahanya oleh pemerintah kolonial dahulu, 3) Hukum
Adat,hukum adat berlaku di negara Asia dan Afrika,hukum adat
berlaku tergantung adat masing masing atau suatu wilayah tersebut,
4). Hukum islam, hukum islam di anut oleh orang-orang Islam di
manapun berada,baik di negara-negara di Afrika Utara, afrika Timur,
Timur Tengah (Asia Barat) dan Asia ,5). Sistem Hukum Komunis
atau sosialis yang dilaksanakan di negara-negara seperti Uni Soviet.
Dari kelima sistem hukum yang terdapat di Dunia, Indonesia
hanya menganut tiga dari lima sistem hukum tersebut yakni sistem
hukum Adat, sistem hukum Islam dan hukum Barat, ketiga hukum
tersebut saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain
mereka saling beriringan menggapai tujuan yang sama, namun di
dalam perjalananya mereka mengikuti aturan yang terdapat di dalam
hukum tersebut.

Tetapi bila di kaji secara logika masing-masing hukum


tersebut, memiliki kesamaan di dalamnya. Mau tidak mau bahwa
sistem pluralisme hukum di indonesia telah melekat dan menjadi
darah daging bagi masyarakat kita. Dan kita tidak bisa mengelak
bahwa hukum pluralisme tersebut berkembang di indonesia. Konsep
pluralisme hukum bangsa Indonesia menegaskan bahwa masyarakat
memiliki cara berhukumnya sendiri yang sesuai dengan rasa
keadilan dan kebutuhan mereka dalam mengatur relasi-relasi
sosialnya, pluralnya hukum yang berada pada indonesia, hukum
akan terpakai sendiri dengan keinginan atau kebutuhan masyarakat
tersebut.

Hakikatnya pluralisme hukum di indonesia tujuaanya sama,


yakni mencapai keadilan dan kemaslahatan bangsa. Walaupun
hukum bangsa ini bersumber lebih dari satu aturan hukum yang
begitu terlihat dan nampak begitu jelas, sistem hukum tersebut
memiliki visi dan misi yang sama. Dari sistem keanekaragaman
hukum bangsa ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan yaitu bangsa Indonesia yang ingin mencapai kehidupan
yang maslahat, adil dan sejahtera. Banyak literatur di kemukakan
bahwa tujuan hukum adalah mencapai dari pada keadilan.

A. PEMBAHASAN

1. Pluralisme Hukum

Pluralisme hukum adalah munculnya suatu


ketentuan atau sebuah aturan hukum yang lebih dari
satu di dalam kehidupan sosial. Kemunculan dan
lahirnya pluralisme hukum di indonesia di sebabkan
karena faktor historis bangsa indonesia yang
mempunyai perbedaan suku, bahasa, budaya, agama
dan ras.

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam


pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan
dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara
dan bertindak, sebagai perantara utama dalam
hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku
dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja
bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi
manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan mereka yang akan dipilih.

sistem pluralisme hukum yang ada di dunia saat


ini merupakan dampak dari menyebarnya sistem
hukum tertentu ke luar wilayah asalnya. Contohnya
adalah Indonesia pada masa penjajahan Belanda;
sistem hukum Belanda diperkenalkan di Nusantara dan
kemudian diterima sebagai hukum Indonesia setelah
kemerdekaan.

2. Contoh Pluralisme Hukum

1) Sebuah perusahaan yg menampung masyarakat yg


mempunyai suku,ras,dan agama yg berbeda beda.
2) Empat rumah ibadah yg dibangun berdampingan di
Dukuh Kalipuru, Kendal, Jawa Tengah menjadi contoh
kecil pluralitas masyarakat Indonesia yg begitu tinggi.

3. Dampak Positif dan Negatif Pluralisme Hukum

Segi positif adanya pluralisme adalah:


1)      Perbedaan di masyarakat memberkan ruang untuk
individu agar lebih bisa berkembang, dengan menentukan
pilihan, cara dan tujuan hidupnya.
2)      Pembelajaran sikap kedewasaan, saling menghargai
karena benturan perbedaan, keanekaragaman dan nilai-nilai
yang memiliki perbedaan batasan.
3)      Dalam proses integrasi pluralisme memberikan dampak
posifif berupa pemaksimalan potensi masing masing suku yang
akan berdampak baik dan bermanfaat secara nasional.
Segi negatif adanya pluralisme di indonesia adalah:
1)      Rentan terhadap konflik. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan nilai dasar maik nilai dasar budaya maupun agama.
Karena perbedaan tersebut mengaburkan batasan kesopanan,
baik buruk, kesopanan. Tanpa adanya kedewasaan dalam
bersikap, perbedaan sikap dan perilaku akan membawa
gesekan sosial yang berakibat konflik.
2)      Munculnya sikap ekstrim dan fanatis terhadap
kebudayaan, etnis, golongan atau agamanya masing – masih
dalam upaya untuk melindungi diri dari benturan perbedaan
yang bertubi-tubi.
3)      Munculnya sifat etnosentrisme, yaitu sikap meremehkan
kebudayaan dan masyarakat lain.

B. PENUTUP

Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan atau


sebuah aturan hukum yang lebih dari satu di dalam kehidupan
sosial. Kemunculan dan lahirnya pluralisme hukum di indonesia
di sebabkan karena faktor historis bangsa indonesia yang
mempunyai perbedaan suku, bahasa, budaya, agama dan ras.
Tetapi secara etimologis bahwa pluralisme memiliki banyak arti,
namun pada dasarnya memiliki persamaan yang sama yaitu
mengakui semua perbedaan-perbedaan sebagai kenyataan atau
realitas. Dan di dalam tujuan pluralisme hukum yang terdapat di
indonesia memiliki satu cita-cita yang sama yaitu keadilan dan
kemaslahatan bangsa.

Pluralisme sebagai kekayaan sekaligus potensi konflik di dalam


NKRI memang benar adanya. Dengan keragaman suku, budaya,
agama dan latar belakang pemikiran, Indonesia menjadi sebuah
negara yang sangat kaya akan perbedaan namun tetap saling
menghargai (menghargai perbedaan adalah prinsip dasar
Pluralisme).

DAFTAR PUSTAKA

Gokma Toni Parlindungan S, Asas Nebis In Idem Dalam Putusan Hakim Dalam Perkara
Poligami Di
Pengadilan Negeri Pasaman Sebagai Ceriminan Ius Constitutum, Volume 2, Nomor 1,
2020.
Gokma Toni Parlindungan S, Pengisian Jabatan Perangkat Nagari Pemekaran Di
Pasaman Barat
Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah, Ensiklopedia Of Journal, Vol 1 No 2 Edisi 2
Januari 2019,
Harniwati, Peralihan Hak Ulayat Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, Volume
1, Nomor
3, 2019.
Jasmir, Pengembalian Status Hukum Tanah Ulayat Atas Hak Guna Usaha, Soumatera
Law Review,
Volume 1, Nomor 1, 2018.
Jumrawarsi Jumrawarsi, Neviyarni Suhaili, Peran Seorang Guru Dalam Menciptakan
Lingkungan
Belajar Yang Kondusif, Ensikopedia Education Review, Vol 2, No 3 (2020): Volume 2
No.3
Desember 2020
Mia Siratni, Proses Perkawinan Menurut Hukum Adatdi Kepulauan Mentawai Di Sebelum
Dan
Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
Ensiklopedia Of Journal, Vol 1 No 2 Edisi 2 Januari 2019,
Remincel, Dimensi Hukum Pelanggaran Kecelakaan Lalu Dan Angkutan Jalan Lintas Di
Indonesia,
Ensiklopedia Social Review, Volume 1, Nomor 2, 2019.
R Amin, B Nurdin, Konflik Perwakafan Tanah Muhammadiyah di Nagari Singkarak
Kabupaten Solok
Indonesia 2015-2019, Soumatera Law Review, Volume 3, Nomor 1, 2020.

Anda mungkin juga menyukai