Kutai
M ar tadi p u r a
Nama Kelompok ( XI MIA
3)
Asal Mula
kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai (Martadipura) merupakan kerajaan Hindu tertua
di Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5
M atau ± 400 M
Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti
yang menggambarkan kerajaan tersebut.
Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama
Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra
bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta
(pembentuk keluarga)
🏰
Letak Kerajaan Kutai
Martadipura
Muara Kaman
Nama-nama Raja Kutai
1. Maharaja Kudungga 15. Maharaja Singsingamangaraja XXI
2. Maharaja Aswawarman 16. Maharaja Candrawarman
3. Maharaja Mulawarman
17. Maharaja Prabu Nefi Suriagus
4. Maharaja Irwansyah
18. Maharaja Ahmad Ridho Darmawan
5. Maharaja Sri Aswawarman
19. Maharaja Riski Subhana
6. Maharaja Marawijaya Warman 20. Maharaja Sri Langka Dewa
7. Maharaja Gajayana Warman 21. Maharaja Guna Parana Dewa
8. Maharaja Tungga Warman 22. Maharaja Wijaya Warman
9. Maharaja Jayanaga Warman 23. Maharaja Indra Mulya
10. Maharaja Nalasinga Warman
24. Maharaja Sri Aji Dewa
11. Maharaja Nala Parana Tungga
25. Maharaja Mulia Putera
12. Maharaja Gadingga Warman Dewa
26. Maharaja Nala Pandita
13. Maharaja Indra Warman Dewa 27. Maharaja Indra Paruta Dewa
14. Maharaja Sangga Warman Dewa 28. Maharaja Dharma Setia
Kehidupan Politik
1. Maharaja Kudungga
pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru
masuk ke wilayahnya.
Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku.
Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur
pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya
sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara turun
temurun
2. Maharaja Aswawarman
Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah raja yang kuat.
Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal
ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya.
Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk
menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai
3. Maharaja Mulawarman
× Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang
menjadi penerusnya.
× Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh
bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya.
× Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa
kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga
Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat
banyak.
Kehidupan Ekonomi
• Kehidupan ekonomi di kutai disebutkan
dalam salah satu prasasti bahwa Raja
Mulawarman telah mengadakan upacara
korban emas dan menghadiahkan 20.000 ekor
sapi untuk golongan Brahmana.
• Apabila emas dan sapi tersebut didatangkan
dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa
kerajaan Kutai telah melakukan kegiatan
dagang.
Kehidupan Sosial Budaya
× Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang
harmonis antara Raja Mulawarman dengan Kaum
Brahmana dengan istilah Waprakeswara (tempat suci
untuk memuja Dewa Siwa)
× Dalam kehidupan budaya Kerajaan Kutai sudah maju.
Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan yang
disebut Vratyastoma. Pada masa Mulawarman upacara
penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta
Brahmana dari orang Indonesia asli.
Masa Kejayaan
× Masa kejayaan Kerajaaan Kutai berada pada massa pemerintahan
Raja Mulawarman. Hal ini karena beliau begitu bijaksana dan royal
bagi hal-hal yang religius. Para brahmana dihadiahi emas, tanah, dan
ternak secara adil, pengadaan upacara sedekah
Masa Kehancuran
(
Prasasti Yupa Kura-kura Emas Kalung Uncal
(Bukti Kerajaan Hindu) (Persembahan pangeran (Atribut Raja)
untuk putri)
Ketopong Sultan Kalung Ciwa
(Mahkota kerajaan) (Atribut Raja)
Kerajaan
Tarumanegara
Asal Mula kerajaan Tarum
an egara
× Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara.
× Nagara (kerajaan) sedangkan taruma berasal dari kata tarum (nama sungai
yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum)
× Berdasarkan prasasti yang ditemukan, Kerajaan Tarumanegara dibangun
oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman tahun 358 M dan dia memerintah
sampai yahun 382 M.
Letak Kerajaan Tarumanegara
Nama-nama Raja Kutai
× Jayasingawarman (358-382 M.) × Suryawarman (535-561 M.)
× Dharmayawarman (382-395 M.) × Kertawarman (561-628 M.)
× Purnawarman (395-434 M.) × Sudhawarman (628-639 M.)
× Wisnuwarman (434-455 M.) × Hariwangsawarman (639-640 M.)
× Indrawarman (455-515 M.) × Nagajayawarman (640-666 M.)
× Candrawarman (515-535 M.) × Linggawarman (666-669 M.)
Kehidupan Politik
× Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil
meningkatkan kehidupan rakyatnya.
× Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja
Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali.
3. Akarendrawarman. (1300)
5. Adityawarman
6. Ananggawarman. (1375)
Kehidupan Keagamaan
Penduduk di daerah Melayu pada mulanya
memeluk agama Budha Hinayana, tetapi kemudian
memeluk agama Budha Mahayana. Hal ini karena
kegiatan dari seorang guru besar yang bernama
Dharmapala yang datang dari India. Ia mula-mula
mengajar di Nalanda kemudian pergi ke
Swarnadwipa.
Kehidupan Politik
× Pada tahun 1088, Kerajaan Melayu Jambi,
menaklukan Sriwijaya. Situasi jadi berbalik dimana
daerah taklukannya adalah Kerajaan Sriwijaya. Pada
masa itu Kerajaan Melayu Jambi, dikenal
sebagai Kerajaan Dharmasraya. Lokasinya terletak
di selatan Kabupaten Sawah Lunto, Sumatera Barat,
dan di utara Jambi.
Kehidupan Politik
× Bersarnya pengaruh islam terhadap politiok melayu
mengakibatkan timbulnya gelar raja-raja Melayu yang
bercorakkan islam sultan dan khalifah.
× Bagi raja-raja melayu islam bukan sekedar agama tetapi
lebih dari itu ia menjadi landasan politik dan pandangan
hidup mereka dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Kehidupan Sosial Budaya
× Temuan arca-arca Budha dan candi juga menunjukkan
bahwa, orang-orang Jambi merupakan masyarakat
yang religius. Ini hanyalah sedikit gambaran mengenai
kehidupan di Jambi.
× Temuan benda-benda keramik juga membuktikan
bahwa, di daerah ini, penduduknya telah hidup dengan
tingkat budaya yang tinggi.
Kehidupan Ekonomi
• Karena letaknya yang sangat strategis,
kehidupan masyarakat kerajaan melayu
adalah berdagang terutama berdekatan
dengan kerajaan melayu
Masa Kejayaan
× Setelah terlepas dari kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan
Melayu perlahan memainkan peranan penting di wilayah Sumatra.
Pada abad ke-14, Melayu dipimpin oleh Adityawarman, putra dari
pasangan Adyawarman dan Dara Jingga. Adityawarman berhasil
memberikan kemakmuran, karena selalu memperhatikan
kesejahteraan rakyatnya. Pada masa ini, Melayu mencapai puncak
kejayaan.
Masa Kehancuran
× Kedudukan kerajaan ini makin terdesak
karena munculnya kerajaan-kerajaan besar
yang juga memiliki kepentingan dalam bidang
perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah
utara yang menguasai daerah-daerah di
Semenanjung Malaka termasuk Tanah Genting
Kra.
Peninggalan kerajaan Me
layu
× Prasasti Amoghapasa
Menurut prasasti Amoghapasa yang dikeluarkan oleh raja Kertanegara pada tahun
1286 atau 1208 Saka yang ditemukan di daerah Darmasraya (Jambi), bahwa pada
abad ke 13 pusat kekuasaan Melayu berada di Damasraya.
× Prasasti Masjusri
Pada prasasti arca Manjusri dari candi Jago disebutkan
bahwa pada tahun 1343, Adityawarman bersama-sama
dengan Gajah mada menaklukkan Bali
Kitab Nagarakretagama
Menyebutkan Dharmasraya sebagai salah
satu di antara sekian banyak negeri
jajahan Kerajaan Majapahit di Pulau
Sumatra