Disusun Oleh :
1. Marianus Woy
2. Aprilia
3. Delon
4. Rahmat Syaiful Ali
XI IPS 1
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
KERAJAAN KUTAI
Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai adalah kerajaan (Hindu) tertua di Indonesia
Kerajaan ini terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman,Kalimantan
Timur, dekat kota Tenggarong.
Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M prasasti tersebut didirikan
oleh Raja Mulawarman.
Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti
yang berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf
pallawa dan bahasa sansekerta.
Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai
bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang
disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal,
Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman
dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya
pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan
bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama
Hindu.
Perkembangan
Letak geografis Kerajaan Kutai yang berada menjorok ke daerah pedalaman,
menyebabkan Kutai menjadi tempat yang menarik sebagai persinggahan bagi
para pedagang dari Cina dan India.
Hal inilah yang menyebabkan pengaruh Hindu masuk ke Kutai, serta
membuat kegiatan perdagangan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Kutai
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Kutai terletak di Tepi Sungai, mendorong masyarakatnya
mengembangkan pertanian. Selain pertanian, mereka banyak melakukan kegiatan
perdagangan.
Kehidupan ekonomi di Kutai, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan
dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara
korban emas dan tidak menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan
Brahmana.
Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja
terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman
adalah putra Kudungga.
Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa
Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri
keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu
dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama Hindu.
Kehidupan Budaya
Dalam kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju. Hal ini
dibuktikan melalui upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu)
yang disebut Vratyastoma.
Yupa
Sebab – Sebab Berakhirnya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia
tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum
Panji Mendapa.
Peta Kerajaan Kutai
KERAJAAN TARUMANEGARA
Perkembangan
Tarumanagara merupakan salah satu kerajaan besar yang beraliran Hindu
wisnu. Kadang kerajaan ini sering juga disebut dengan nama kerajaan
Taruma. Letaknya ada di sekitar pesisir sungai Cisadane dan Ciliwung yag
berkuasa pada abad ke 4 hingga abad ke 7 masehi.
Selain kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Tarumanagara adalah salah satu
kerajaan tertua di nusantara yang meninggalkan catatan-catatan sejarah.
Seperti prasasti maupun artefak lainnya.
Sebenarnya keberadaan kerajaan ini masih terjadi simpang siur. Karena
keterbatasan bahan bukti yag ditemukan. Akan tetapi sedikitnya bukti-bukti
sejarah itu tak membuat para sejarawan menyerah untuk memetakan
dimanakah letak kerajaan tarumanagara.
Bukti keberadaan kerajaan Taruma diketahui dari sumber-sumber yang
antara lain adalah tujuh buah prasasti yang ditemukan empat di bogor, satu
di Jakarta, dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui
bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun
358 M – 382 M.
Untuk mengetahui letak dimana kerajaan ini berdiri, mari kita lihat prasasti
Tugu peninggalan raja Purnawarman, disebutkan bahwa sang Raja
Purnawarman telah menggali sebuah sungai bernama Candrabhaga yang
melalui keratin. Dari kata Candrabhaga, Prof. Poerbotjakoro membuat
tafsiran bahwa Candrabhaga tidak lain adalah bekasi. Candra berarti bulan
atau sasih. Candrabhaga adalah bahasa sansakerta yang susunannya tidak
berdasarkan hokum D-M. Kalau disusun berdasarkan hokum D-M,
susunannya harus bhagacandra. Candra adalah bulan atau sasih. Jadi
bhagacandra berubah menjadi bagasasih, kemudian berubah lagi menjadi
bagasi, lalu bekasi (Purbotjakoro, 1952: 12-14). Karena keraton itu dilalui
sungai candrabhaga, mungkin sekali bahwa keraton itu letaknya di daerah
Bekasi sekarang.
Raja – Raja yang Berkuasa
Jayasingawarman 358-382
Dharmayawarman 382-395
Purnawarman 395-434
Wisnuwarman 434-455
Indrawarman 455-515
Candrawarman 515-535
Suryawarman 535-561
Kertawarman 561-628
Sudhawarman 628-639
Hariwangsawarman 639-640
Nagajayawarman 640-666
Linggawarman 666-669
Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan
kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja
Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali
ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran
irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat
dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan
kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap
upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada
para dewa.
Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwavraja Purnawarman memerintahkan
rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan
terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar nagi masyarakat, Karena dapat
dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir serta sarana lalu-lintas
pelayaran perdagangan antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar.
Juga perdagangan dengan daera-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan
perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur.
Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa
tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai
peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah
berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
Sumber Sejarah
Sumber-sumber dari luar negeri semuanya berasal dari berita Tiongkok.
1. Berita Fa Hien,
Tahun 414M dalam bukunya yang berjudul Fa Kao Chi menceritakan bahwa di
Ye-po-ti ("Jawadwipa") hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Buddha,
yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan "beragama kotor"
(maksudnya animisme).
2. Berita Dinasti Sui,
Menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo
("Taruma") yang terletak di sebelah selatan.
3. Berita Dinasti Tang,
Juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusan dari To-lo-
mo.
Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara
fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.
Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka
dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang Taruma.
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M.
Berdasarkan prasasti-prasasti tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu
itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu,
meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor
dan Cirebon.
6. Prasasti Tugu
Di temukan di daerah Cilincing DKI Jakarta atau di tugu. Prasasti ini adalah
Prasasti terpanjang dan terpenting dari Tarumanegara. Sekarang Prasasti itu ada di
museum Nasional Prasasti itu banyak memuat keterangan kira – kira sebagai berikut:
“ Dulu kali Candrabagha di gali Purnawarman, Maharaja yang mulia yang
mempunyai lengan kencang dan kuat. Setelah sampai ke istana, kali di alirkan ke
laut. Istana kerajaan baginda termashur. Kemudian baginda menitahkan lagi
menggali sebuah kali. Kali ini sangat indah dan jernih. Kali ini di sebut kali gomati.
Kali ini mengalir melalui kediaman nenekanda Purnawarman. Kali Gomati, (galian itu
) 6.122 tumbak panjangnya pekerjaan ini di mulai pada hari baik, tanggal 8 paro
petang bulan phalguna dan di sudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan
Caitra, jadi hanya 21 saja untuk itu diadakan selamatan yang di laksanakan oleh
para Brahmana. Untuk selamatan itu Purnawarman menghadiahkan 1.000 ekor
sapi”.
Dari keterangan tersebut dapat di simpulkan Purnawarman pernah
memerintah penggalian kali Candrabagha lalu kali Gomati. Panjang galian itu 6.122
tumbak (12 Km) pekerjaan itu di mulai pada hari baik tanggal 8 paro petang bulan
Phalguna dan di sudahi pada hari tanggal 13 paro petang Bulan Carita, jadi hanya 21
saja selametan baginda di lakukan brahmana di sertai 1.000 sapi yang di hadiahkan
Pembuatan galian tersebut yang jelas untuk pengairan sawah dan pengantisipasi
banjir.
Dari sini kita lihat Purnawarman raja yang memperhatikan kesejahteraan
rakyat. Penggalian ini juga memeperhatikan kesejahteraan rakyat. Penggalian ini
juga memperlihatkan bahwa pengetahuan bertani Tarumanegara sudah cukup maju
Menurut para ahli sejarah, kemungkinan besar sungai yang di gali adalah terusan
untuk membantu pengaliran sungai Bekasi. Sebab di sebutkan sungai Candrabagha.
Menurut Prof. Purbacaraka Chandrabagha dapat di artikan menjadi bekasi =
Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan)
Selaian itu Prasasti tugu ini. Mempunyai unsur penanggalan tetapi tidak
memakau angka tahun. Dalam Prasasti tugu terdapat kata Phalaguna dan Carita.
Yaitu bulan yang bertepatan dengan pebruari – april dalam tarikh Masehi