Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA PELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5
1. ASIYAH NACHA
2. AMELIA
3. CINTA RAHAMDITIYA PUTRI
4. M. ALINDRAH PRATAMA
5. M. RIZQIANZA PUTRA
6. SISI SOPYAN

KELAS : VII.D
GURU PEMBIMBING : NUDIANTO, S.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

KERAJAAN TARUMANEGARA
1. Awal Mula Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara menjadi kerajaan kedua di nusantara yang memiliki corak Hindu setelah
kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara berada di dekat Sungai Citarum yang berlokasi di Jawa
Barat, berdiri abad ke-4 m atau sekitar tahun 358 m. Meski berdiri di tanah Indonesia, yang saat
itu belum dikenal dengan nama negara, pendiri kerajaan ini bukan orang asli nusantara.
Maharesi Jayasingawarman atau juga dikenal dengan nama Rajadirajaguru
Jayasingawarman merupakan seorang pendatang dari India. Sosoknya menjadi raja dari kerajaan
ini setelah sebelumnya menjadi seorang pertapa, dan setelah kembali ke profesi sebelumnya
takhta raja pun diberikan kepada anaknya, Raja Dharmayawarman.
Jayasingawarman berasal dari Salankayana, India yang kemudian pergi ke nusantara
tepatnya di Kerajaan Salakanagara. Kehadirannya pun disambut Raja Dewawarman VIII, hingga
kemudian dinikahkan dengan salah satu putri raja tersebut. Setelah itu Jayasingawarman
membuka wilayah yang diperkirakan kerajaan Tarumanegara terletak di Bekasi.
Setelah itu Jayasingawarman mendirikan kerajaan yang dinamai Taruma sekitar 358
masehi dan seiring berjalannya waktu dikenal dengan Tarumanegara atau juga disebut
Tarumanagara. Selama 24 tahun Jayasingawarman berkuasa meski belum bisa dikatakan bahwa
kerajaan yang dipimpinnya memasuki era kejayaan.

2. Pendiri dari Kerajaan Tarumanegara


Karena kesulitan dalam mengetahui secara jelas bagaimana struktur genealogis raja-raja
Tarumanegara, namun dari penemuan prasasti Ciaruteun yang menyebutkan nama Purnawarman
yang disebut sebagai raja pertama sekaligus pendiri ibukota kerajaan yang saat itu bernama
Sundapura sesuai dengan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara.
Sementara itu dalam naskah Wangsakerta menyebutkan jika Purnawarman adalah raja
ketiga dari kerajaan Tarumanegara ini. Sementara pendirinya adalah Rajadirajaguru
Jayasingawarman di sekitar 358 masehi, namun penemuan naskah ini justru diragukan
kebenarannya oleh para ahli. Seluruh prasasti yang ditemukan diduga merujuk dari peninggalan
dari kerajaan ini.
Dari prasasti yang ditemukan itu semuanya menunjukkan Purnawarman sebagai raja yang
berkuasa, meskipun kerajaan ini kemungkinan berlangsung dari tahun 400 hingga 600 masehi.
Karena itu Tarumanegara memiliki lebih dari satu raja, Purnawarman disebut sebagai penguasa
terbesar dan raja yang terkenal pada kerajaan Tarumanegara adalah dirinya.
Menurut prasasti Tugu disebutkan kekuasaan Purnawarman meliputi banyak wilayah di
bagian utara Jawa bagian barat, mulai dari Banten hingga Cirebon. Purnawarman juga
memerintahkan penggalian Sungai Candrabaga atau juga disebut dengan kali Bekasi yang
memiliki panjang sekitar 12 km dan sungai Gomati yang menjurus ke laut.
Menariknya setelah dilakukan proses penggalian dirayakan dengan adanya persembahan
1.000 ekor sapi kepada Brahmana. Pusat kekuasaan kerajaan ini ada di sekitar wilayah tersebut,
antara Bekasi dan Karawang. Purnawarman mendirikan ibukota kerajaan yang dinamai
Sundapura dan hal ini dibuktikan munculnya kompleks Candi Batujaya dan komplek Cibuaya.
Raja-raja di Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara mengalami masa pemerintahan yang dipimpin sebanyak 12 raja, kerajaan
ini mendapat pengaruh kebudayaan Hindu India. Hal ini tampak dari kebudayaan dan bahasa
yang digunakan, yakni bahasa Sanskerta yang disertai dengan huruf Pallawa dalam prasasti.
Berikut ini nama-nama raja yang pernah memerintah kerajaan tersebut.
 Jayasingawarman (358-382 M)
 Dharmayawarman (382-395 M)
 Purnawarman (395-434 M)
 Wisnuwarman (434-455 M)
 Indrawarman (455-515 M)
 Candrawarman (515-535 M)
 Suryawarman (535-561 M)
 Kertawarman (561-628 M)
 Sudhawarman (628-639 M)
 Hariwangsawarman (639-640 M)
 Nagajayawarman (640-666 M)
 Linggawarman (666-669 M)

Letak dari Kerajaan Tarumanegara


Letak kerajaan Tarumanegara berada di bagian barat pulau Jawa, sesuai dengan isi dari
prasasti Tugu yang menyebut kekuasaan kerajaan ini saat dipegang Purnawarman membentang
dari Banten hingga Cirebon. Beberapa pusat lokasi kekuasaan Tarumanegara meliputi
Candrabaga, Citarum, Ciliwung dan Cisadane.
Karena lokasinya memang menjadi titik utama dari pertumbuhan serta perkembangan
peradaban kerajaan ini. Meski begitu tak jelas bagaimana genealogis dari raja-raja Tarumanegara
meski bisa dilihat dari prasasti dan peninggalan-peninggalan lainnya. Bahkan karena tak jelasnya
itu, pendiri kerajaan ini terdapat dua versi berbeda.
3. Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan di era raja Purnawarman, sosok raja
yang memang dikenal cerdas dan berwibawa. Di masa kepemimpinannya, hal yang paling
berkembang dari kerajaan Tarumanegara adalah kondisi perekonomian yang maju dengan sangat
pesat, saking pandainya Purnawarman dalam memimpin.
Selain itu kerajaan Tarumanegara di era Purnawarman juga sukses dalam penanganan
banjir yang kerap kali menerjang wilayah mereka. Adalah proyek penggalian sungai dan kali
yang membuat Purnawarman berhasil mengatasi hal tersebut. Meskipun di akhir proyeknya, ia
harus memberi persembahan berupa seribu ekor sapi.
Menggali kali Candrabaga yang merupakan cikal bakal sungai Citarum dan membuat air
mengalir ke laut. Kemudian membuat kali sepanjang 11 kilometer hanya dalam kurun waktu 21
hari dan diakhiri dengan persembahan seribu ekor sapi kepada kaum Brahmana. Hal ini tertuang
dalam salah satu peninggalan penting mereka, yakni prasasti Tugu.

4. Masa Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara


Keruntuhan kerajaan ini diperkirakan terjadi di pertengahan abad ke-7 masehi, selama
tiga abad kerajaan ini berdiri hingga mengalami masa kejayaan namun hingga pada akhirnya
hancur tak tersisa. Setidaknya terdapat dua faktor utama yang membuat kerajaan Tarumanegara
mengalami keruntuhan, berikut di antaranya.
 Serangan Kerajaan Sriwijaya
Serangan ini diperkirakan terjadi di tahun 650, terlihat dari isi prasasti Kota Kapur yang
menyebut Dapunta Hyang Sri Jayanasa melancarkan serangan terhadap Bhumi Jawa. Hal itu
dikarenakan kerajaan tersebut tak mau tunduk dengan Sriwijaya, serangan ini terjadi dan
diperkirakan bersamaan dengan keruntuhan Tarumanegara dan Ho-Ling di akhir abad ke-7.
 Tarumanegara Pecah
Pecahnya Tarumanegara menjadi Sunda dan Galuh, diambil dari naskah Wangsakerta
meski kebenarannya sempat diragukan. Disebutkan bahwa Linggawarman yang berkuasa di
tahun 666 disebut banyak memberi amanat kepada raja-raja kecil di daerah untuk
mewakilinya, kekuasaan dari kerajaan-kerajaan itu meningkat signifikan.
Galuh berada di dekat wilayah Cirebon dan memilih berpisah dari Tarumanegara,
sementara penerus Linggawarman justru memilih mengubah kerajaannya menjadi Sunda.
Berakhirnya kerajaan Tarumanegara ditandai dengan kemunculan dua kerajaan ini, Galuh
dan Sunda. Yang kemudian menjadi kerajaan terbesar di Jawa Barat pada masanya.

5. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
 Ciaruteun yang berisi tapak kaki Purnawarman dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa
wilayah yang mencakup Sungai Cisadane dan Ciaruteun.
 Prasasti Tugu yang berisi mengenai proses penggalian sungai Candrabaga dan Gomati guna
mengatasi banjir.
 Prasasti Jambu, isinya pujian terhadap Purnawarman yang bahkan sampai disamakan dengan
Dewa Indra.
 Prasasti Telapak Gajah berisi kaki gajah yang digunakan Purnawarman ketika berperang,
gajah tersebut dinamai Airawata seperti gajah perang dewa Indra.
 Prasasti Cidanghiyang yang juga berisi mengenai pujian-pujian terhadap Purnawarman
sebagai raja dari Tarumanegara.
 Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Muara, Prasasti Pasir Awi dan prasasti Muara Cianten
juga termasuk dalam peninggalan kerajaan Tarumanegara.
Candi
 Situs Batujaya, merupakan komplek percandian yang ditemukan di Karawang dan bertempat
di tepi sungai Citarum. Komplek percandian ini bisa dikatakan besar dengan berisi tiga belas
artefak, di antarata Segaran I-1V dan Talagajaya I-VII.
 Situs Cibuaya, berisi dua artefak yang diyakini merupakan peninggalan Tarumanegara
berupa candi Lemah Duwur Wadon dan Lemah Duwur Lanang. Ditemukan di Karawang,
tepatnya arah ke timur dari situs Batujaya dan lebih dekat dengan sisi utara pantai Jawa.
Arca
Banyak sekali arca yang ditemukan di bekas wilayah kekuasaan Tarumanegara dan
diyakini sebagai peninggalan kerajaan tersebut. Khususnya di lokasi yang berdekatan dengan
candi yang disebutkan di atas, terdapat tiga buah arca yakni Wisnu, Siwa yang berada di Tanjung
Barat dan Durga yang berada di Tanjung Priok.

Anda mungkin juga menyukai