Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sifa Marcella

Kelas : IV

Tugas : Kerajaan Bercorak Hindu- Buddha


Sejarah Tarumanegara, Pendiri, Para Raja dan Peninggalannya

Kerajaan Tarumanegara

Menjadi kerajaan bercorak Hindu yang ada di nusantara dan berdiri pada abad ke-4, kerajaan
Tarumanegara bertahan hingga abad ke-7 masehi. Kerajaan ini berada di tepi sungai Citarum, yang
terletak di Jawa Barat. Menariknya dari kerajaan ini adalah pendirinya, Maharesi Jayasingawarman yang
bukan orang asli nusantara karena asalnya dari India.Bukan tanpa alasan mengapa pendiri kerajaan ini
berasal dari India, Maharesi Jayasingawarman datang ke nusantara setelah kekacauan dan penjajahan
yang dilakukan pasukan Maharaja Samudragupta. Tokoh yang sebenarnya berasal dari Kerajaan
Magadha, di bawah kepemimpinannya Tarumanegara berhasil menguasai setidaknya 48 kerajaan.

Awal Mula Berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Tarumanegara menjadi kerajaan kedua di nusantara yang memiliki corak Hindu setelah kerajaan Kutai.
Kerajaan Tarumanegara berada di dekat Sungai Citarum yang berlokasi di Jawa Barat, berdiri abad ke-4
m atau sekitar tahun 358 m. Meski berdiri di tanah Indonesia, yang saat itu belum dikenal dengan nama
negara, pendiri kerajaan ini bukan orang asli nusantara. Maharesi Jayasingawarman atau juga dikenal
dengan nama Rajadirajaguru Jayasingawarman merupakan seorang pendatang dari India. Sosoknya
menjadi raja dari kerajaan ini setelah sebelumnya menjadi seorang pertapa, dan setelah kembali ke
profesi sebelumnya takhta raja pun diberikan kepada anaknya, Raja Dharmayawarman.
Jayasingawarman berasal dari Salankayana, India yang kemudian pergi ke nusantara tepatnya di
Kerajaan Salakanagara. Kehadirannya pun disambut Raja Dewawarman VIII, hingga kemudian dinikahkan
dengan salah satu putri raja tersebut. Setelah itu Jayasingawarman membuka wilayah yang diperkirakan
kerajaan Tarumanegara terletak di Bekasi. Setelah itu Jayasingawarman mendirikan kerajaan yang
dinamai Taruma sekitar 358 masehi dan seiring berjalannya waktu dikenal dengan Tarumanegara atau
juga disebut Tarumanagara. Selama 24 tahun Jayasingawarman berkuasa meski belum bisa dikatakan
bahwa kerajaan yang dipimpinnya memasuki era kejayaan.

Pendiri dari Kerajaan Tarumanegara

Karena kesulitan dalam mengetahui secara jelas bagaimana struktur genealogis raja-raja Tarumanegara,
namun dari penemuan prasasti Ciaruteun yang menyebutkan nama Purnawarman yang disebut sebagai
raja pertama sekaligus pendiri ibukota kerajaan yang saat itu bernama Sundapura sesuai dengan sumber
sejarah kerajaan Tarumanegara. Sementara itu dalam naskah Wangsakerta menyebutkan jika
Purnawarman adalah raja ketiga dari kerajaan Tarumanegara ini. Sementara pendirinya adalah
Rajadirajaguru Jayasingawarman di sekitar 358 masehi, namun penemuan naskah ini justru diragukan
kebenarannya oleh para ahli. Seluruh prasasti yang ditemukan diduga merujuk dari peninggalan dari
kerajaan ini. Dari prasasti yang ditemukan itu semuanya menunjukkan Purnawarman sebagai raja yang
berkuasa, meskipun kerajaan ini kemungkinan berlangsung dari tahun 400 hingga 600 masehi. Karena
itu Tarumanegara memiliki lebih dari satu raja, Purnawarman disebut sebagai penguasa terbesar dan
raja yang terkenal pada kerajaan Tarumanegara adalah dirinya. Menurut prasasti Tugu disebutkan
kekuasaan Purnawarman meliputi banyak wilayah di bagian utara Jawa bagian barat, mulai dari Banten
hingga Cirebon. Purnawarman juga memerintahkan penggalian Sungai Candrabaga atau juga disebut
dengan kali Bekasi yang memiliki panjang sekitar 12 km dan sungai Gomati yang menjurus ke laut.
Menariknya setelah dilakukan proses penggalian dirayakan dengan adanya persembahan 1.000 ekor
sapi kepada Brahmana. Pusat kekuasaan kerajaan ini ada di sekitar wilayah tersebut, antara Bekasi dan
Karawang. Purnawarman mendirikan ibukota kerajaan yang dinamai Sundapura dan hal ini dibuktikan
munculnya kompleks Candi Batujaya dan komplek Cibuaya.

Raja-raja di Kerajaan Tarumanegara

Tarumanegara mengalami masa pemerintahan yang dipimpin sebanyak 12 raja, kerajaan ini mendapat
pengaruh kebudayaan Hindu India. Hal ini tampak dari kebudayaan dan bahasa yang digunakan, yakni
bahasa Sanskerta yang disertai dengan huruf Pallawa dalam prasasti. Berikut ini nama-nama raja yang
pernah memerintah kerajaan tersebut.

Jayasingawarman (358-382 M)

Dharmayawarman (382-395 M)

Purnawarman (395-434 M)

Wisnuwarman (434-455 M)

Indrawarman (455-515 M)

Candrawarman (515-535 M)

Suryawarman (535-561 M)

Kertawarman (561-628 M)

Sudhawarman (628-639 M)

Hariwangsawarman (639-640 M)

Nagajayawarman (640-666 M)

Linggawarman (666-669 M)

Letak dari Kerajaan Tarumanegara


Letak kerajaan Tarumanegara berada di bagian barat pulau Jawa, sesuai dengan isi dari prasasti Tugu
yang menyebut kekuasaan kerajaan ini saat dipegang Purnawarman membentang dari Banten hingga
Cirebon. Beberapa pusat lokasi kekuasaan Tarumanegara meliputi Candrabaga, Citarum, Ciliwung dan
Cisadane. Karena lokasinya memang menjadi titik utama dari pertumbuhan serta perkembangan
peradaban kerajaan ini. Meski begitu tak jelas bagaimana genealogis dari raja-raja Tarumanegara meski
bisa dilihat dari prasasti dan peninggalan-peninggalan lainnya. Bahkan karena tak jelasnya itu, pendiri
kerajaan ini terdapat dua versi berbeda.

Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan di era raja Purnawarman, sosok raja yang memang
dikenal cerdas dan berwibawa. Di masa kepemimpinannya, hal yang paling berkembang dari kerajaan
Tarumanegara adalah kondisi perekonomian yang maju dengan sangat pesat, saking pandainya
Purnawarman dalam memimpin. Selain itu kerajaan Tarumanegara di era Purnawarman juga sukses
dalam penanganan banjir yang kerap kali menerjang wilayah mereka. Adalah proyek penggalian sungai
dan kali yang membuat Purnawarman berhasil mengatasi hal tersebut. Meskipun di akhir proyeknya, ia
harus memberi persembahan berupa seribu ekor sapi. Menggali kali Candrabaga yang merupakan cikal
bakal sungai Citarum dan membuat air mengalir ke laut. Kemudian membuat kali sepanjang 11
kilometer hanya dalam kurun waktu 21 hari dan diakhiri dengan persembahan seribu ekor sapi kepada
kaum Brahmana. Hal ini tertuang dalam salah satu peninggalan penting mereka, yakni prasasti Tugu.

Masa Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

Keruntuhan kerajaan ini diperkirakan terjadi di pertengahan abad ke-7 masehi, selama tiga abad
kerajaan ini berdiri hingga mengalami masa kejayaan namun hingga pada akhirnya hancur tak tersisa.
Setidaknya terdapat dua faktor utama yang membuat kerajaan Tarumanegara mengalami keruntuhan,
berikut di antaranya.

Serangan Kerajaan Sriwijaya

Serangan ini diperkirakan terjadi di tahun 650, terlihat dari isi prasasti Kota Kapur yang menyebut
Dapunta Hyang Sri Jayanasa melancarkan serangan terhadap Bhumi Jawa. Hal itu dikarenakan kerajaan
tersebut tak mau tunduk dengan Sriwijaya, serangan ini terjadi dan diperkirakan bersamaan dengan
keruntuhan Tarumanegara dan Ho-Ling di akhir abad ke-7.

Pecahnya Tarumanegara menjadi Sunda dan Galuh, diambil dari naskah Wangsakerta meski
kebenarannya sempat diragukan. Disebutkan bahwa Linggawarman yang berkuasa di tahun 666 disebut
banyak memberi amanat kepada raja-raja kecil di daerah untuk mewakilinya, kekuasaan dari kerajaan-
kerajaan itu meningkat signifikan. Galuh berada di dekat wilayah Cirebon dan memilih berpisah dari
Tarumanegara, sementara penerus Linggawarman justru memilih mengubah kerajaannya menjadi
Sunda. Berakhirnya kerajaan Tarumanegara ditandai dengan kemunculan dua kerajaan ini, Galuh dan
Sunda. Yang kemudian menjadi kerajaan terbesar di Jawa Barat pada masanya.

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

 Ciaruteun yang berisi tapak kaki Purnawarman dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa
wilayah yang mencakup Sungai Cisadane dan Ciaruteun.
 Prasasti Tugu yang berisi mengenai proses penggalian sungai Candrabaga dan Gomati guna
mengatasi banjir.
 Prasasti Jambu, isinya pujian terhadap Purnawarman yang bahkan sampai disamakan dengan
Dewa Indra.
 Prasasti Telapak Gajah berisi kaki gajah yang digunakan Purnawarman ketika berperang, gajah
tersebut dinamai Airawata seperti gajah perang dewa Indra.
 Prasasti Cidanghiyang yang juga berisi mengenai pujian-pujian terhadap Purnawarman sebagai
raja dari Tarumanegara.
 Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Muara, Prasasti Pasir Awi dan prasasti Muara Cianten juga
termasuk dalam peninggalan kerajaan Tarumanegara.

Candi

Situs Batujaya, merupakan komplek percandian yang ditemukan di Karawang dan bertempat di tepi
sungai Citarum. Komplek percandian ini bisa dikatakan besar dengan berisi tiga belas artefak, di antarata
Segaran I-1V dan Talagajaya I-VII.

Situs Cibuaya, berisi dua artefak yang diyakini merupakan peninggalan Tarumanegara berupa candi
Lemah Duwur Wadon dan Lemah Duwur Lanang. Ditemukan di Karawang, tepatnya arah ke timur dari
situs Batujaya dan lebih dekat dengan sisi utara pantai Jawa.

Arca

Banyak sekali arca yang ditemukan di bekas wilayah kekuasaan Tarumanegara dan diyakini sebagai
peninggalan kerajaan tersebut. Khususnya di lokasi yang berdekatan dengan candi yang disebutkan di
atas, terdapat tiga buah arca yakni Wisnu, Siwa yang berada di Tanjung Barat dan Durga yang berada di
Tanjung Priok.

Anda mungkin juga menyukai