0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
133 tayangan20 halaman
Kerajaan Tarumanegara didirikan pada abad ke-4 Masehi dan berdiri hingga abad ke-7 Masehi. Ibukota Tarumanegara berpindah dari Rajatapura ke Sundapura pada tahun 397. Tarumanegara dipimpin oleh beberapa raja hingga berubah menjadi Kerajaan Sunda pada tahun 670.
Deskripsi Asli:
Sejarah berdirinya kerajaan tarumanegara dan peninggalannya
Kerajaan Tarumanegara didirikan pada abad ke-4 Masehi dan berdiri hingga abad ke-7 Masehi. Ibukota Tarumanegara berpindah dari Rajatapura ke Sundapura pada tahun 397. Tarumanegara dipimpin oleh beberapa raja hingga berubah menjadi Kerajaan Sunda pada tahun 670.
Kerajaan Tarumanegara didirikan pada abad ke-4 Masehi dan berdiri hingga abad ke-7 Masehi. Ibukota Tarumanegara berpindah dari Rajatapura ke Sundapura pada tahun 397. Tarumanegara dipimpin oleh beberapa raja hingga berubah menjadi Kerajaan Sunda pada tahun 670.
Pembina : Hj.Mudawammah.S,Pd. TARUMANEGARA Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia (kedua setelah Kerajaan Kutai) dan kerajaan tertua di Jawa Barat (sunda) yang meninggalkan catatan sejarah. Tarumanegara berkuasa dari abad ke 4 sampai abad ke 7 Masehi. Dari catatan sejarah dan artefak yang ditinggalkan. Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan yang beralirkan Hindu. Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M (naskah wangsakerta). Kerajaan Tarumanegara merupakan kelanjutan dari kerajaan Salakanegara (130-362 M). Pada saat berdirinya kerajaan Tarumanegara,ibukota kerajaan berpindah dari Rajatapura (ibukota Salakanegara) ke Tarumanegara. Salakanegara menjadi kerajaan daerah. Letak Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah kerajaan Salakanegara tepatnya di daerah Banten dan Bogor (Jawa Barat) yang beribukota di Sundapura (Purnawarman 397M). Wilayah kekuasaan Tarumanegara menurut prasasti Tugu (417 M) meliputi daerah Banten,Jakarta,Bogor dan Cirebon. NAMA RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH Jayasingawarman (358-382 M) Jayasingawarman adalah pendiri Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 358 382. Ia adalah seorang maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada. Ia adalah menantu Raja Dewawarman VIII dan dipusarakan di tepi kali Gomati (Bekasi).
Pada masa kekuasaannya, pusat pemerintahan beralih dari
Rajatapura ke Tarumangara. RAJATAPURA atau SALAKANEGARA (kota Perak), yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada, Pandeglang. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Dharmayawarman (382-395 M) Dharmayawarman adalah raja kedua Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 382 395. Ia adalah anak dari Jayasingawarman. Ia dipusarakan di tepi kali Candrabaga. Namanya hanya tercantum dalam Naskah Wangsakerta. Purnawarman (395-434 M) Purnawarman (Purnavarmman) adalah raja yang tertera pada beberapa prasasti pada abad V. Ia menjadi raja di Kerajaan Tarumanagara. Ia mengidentifikasikan dirinya dengan Wisnu. Di Naskah Wangsakerta, Purnawarman adalah raja ketiga Kerajaan Tarumanagara yang memerintah antara 395 434. Ia membangun ibu kota kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 untuk menyebut ibu kota kerajaan yang didirikannya. Wisnuwarman (434-455 M) Indrawarman (455-515 M) Candrawarman (515-535 M) Suryawarman (535-561 M) Suryawarman (meninggal 561) ialah raja Kerajaan Tarumanagara yang ketujuh. Setelah ayahnya Candrawarman yang meninggal pada tahun 535 dan memerintah selama 26 tahun antara tahun-tahun 535 - 561. Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Pada tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa menggantikan mertuanya menjadi penguasa Tarumanagara yang ke-13. Karena pamor Tarumanagara pada zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura. Dalam tahun 670 ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh Wretikandayun, cicit Manikmaya, untuk memisahkan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Tarusbawa. PENINGGALAN SEJARAH 1. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor. Dalam prasasti ini terdapat lukisan kaki gajah yang melambangkan Airawata yaitu gajah tunggangan Wisnu.Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang telapak kaki gajah yang diberi keterangan satu baris berbentuk puisi berbunyi: jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya vibhatidam padadavayam 2. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi,(kec Cilingcing,Jakarta Utara) sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. 3.Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul atau prasasti lebak ditemukan di aliran Sungai Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten tahun 1947 berbahasa sansekerta, berisi pujian kepada Raja Purnawarman. 4.Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor Prasasti Ciaruteun ditemukan pada aliran Ci Aruteun, seratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Ci Sadane; namun pada tahun 1981 diangkat dan diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa, berbahasa Sanskerta. Isinya adalah puisi empat baris, yang berbunyi: vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam