Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH

KERAJAAN
TARUMANEGARA
DISUSUN OLEH :
ANNISA RAHMAWATI

P
O
E
N
T
S
A

T
A
R
U
M
A
N
E
G
A
R
A

BERDIRINYA
KERAJAAN
TARUMANEGARA
KEJAYAAN
KERAJAAN
TARUMANEGARA

KERUNTUHAN
KERAJAAN
TARUMANEGARA
PENINGGALAN
KERAJAAN
TARUMANEGARA

BERDIRINYA KERAJAAN
TARUMANEGARA

Kata tarumanegara berasal dari kata


taruma dan nagara. Taruma berasal dari
kata tarum yang merupakan nama sungai
yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum.
Pada muara Citarum ditemukan percandian
yang luas yaitu percandian Batu Jaya dan
percandian
Cibuaya
yang
diduga
merupakan
peradaban
peninggalan
Kerajaan
Taruma. Sedangkan Nagara
artinya kerajaan atau negara.

KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan tarumanegara sangat erat kaitannya


dengan
keruntuhan
Kerajaan
Salakanegara.
Kerajaan
Tauramanegara
didirikan
oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman sekitar tahun 358450 M. Kerajaan ini awalnya bermula dari sebuah
kerajaan kecil di tepi Sungai Gomati dan
Candrabaga atau di daerah Bekasi.
Rajadirajaguru
Jayasingawarman
yang
merupakan raja pertama Kerajaan Tarumanegara
berhasil melaksanakan pondasi utama dalam
pembentukkan kerajaan Hindu pertama di Pulau
Jawa ini. Setelah ia wafat, kemudian digantikan
oleh putranya Dharmayawarman.

LETAK KERAJAAN

Kerajaan Tarumanegara terletak di


daerah Kerajaan Salakanegara tepatnya
di daerah Banten dan Bogor (Jawa
Barat) yang beribukota di Sundapura
(Purnawarman 397 M).
Wilayah
kekuasaan
Tarumanegara
menurut prasasti Tugu (417 M) meliputi
daerah Banten, Jakarta, Bogor, dan
Cirebon.

PETA KERAJAAN TARUMANEGARA

SUMBER BERITA
1. Berita Fa Hien
pada tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul
Fa Kao Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya
sedikit dijumpai orang-orang yang beragama
Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang
beragama Hindu dan animisme.
2. Berita Dinasti Sui
menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah
datang utusan dari Taruma yang terletak di sebelah
selatan.
3. Berita Dinasti Tang
menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah
datang utusan dari To-lo-mo. Istilah To-lo-mo secara
fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan
Tarumanegara.

RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH


Jayasingawarman (358-382 M)
Jayasingawarman adalah seorang maha resi dari
Salankayana di India yang mengungsi ke nusantara
karena daerahnya diserang dan ditaklukan Maha Raja
Samudragupta dari Kerajaan Magada.
Dharmayawarman (382-395 M)
Ia
adalah
anak
dari
Jayasingawarman,
ia
dipusarakan ditepi kali Candrabaga. Namanya hanya
tercantum dalam naskah Wangsakerta.
Purnawarman (395-434 M)
Ia adalah raja yang tertera pada beberapa prasasti
pada abad ke-5, ia membangun ibukota kerajaan baru
dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai
dan dinamainya Sundapura.

Wisnuwarman (434-455 M)
Indrawarman (455-515 M)
Candrawarman (515-535 M)
Suryawarman (535-561 M)
Suryawarman menggantikan ayahnya yang
meninggal pada tahun 535 M dan memerintah
selama 26 tahun.
Suryawarman
tidak
hanya
melanjutkan
kebijakkan politik ayahnya yang memberikan
kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah
untuk
mengurus
pemerintahan
sendiri,
melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke
daerah
bagian
timur.

Kertawarman (561-628 M)
Sudhawarman (628-639 M)
Hariwangsawarman (639-640 M)
Nagajayawarman (640-666 M)
Linggawarman (666-669 M)
Linggawarman
mempunyai dua orang
puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi
isteri Tarusbawa dan yang kedua bernama
Sobakancana menjadi isteri Dapunta Hyang Sri
Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.

Tarusbawa (669-723 M)
Tarusbawa berasal dari Kerajaan Sunda
Sambawa
menggantikan
mertuanya
menjadi penguasa Tarumanegara yang ke13. Karena pamor Tarumanegara pada
zamannya sudah sangat menurun, ia ingin
mengembalikan
keharuan
zaman
Purnawarman
yang
berkeduduksn
di
Purasaba.
Dalam tahun 670 ia mengganti nama
Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda

KEHIDUPAN MASYARAKAT TARUMANEGARA

A. KEHIDUPAN POLITIK
Raja Purnawarman adalah raja besar yang
telah
berhasil
meningkatkan
kehidupan
rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu
yang menyatakan raja purnawarman telah
memerintah untuk menggali sebuah kali.
Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya,
karena
pembuatan
kali
ini
merupakan
pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar
pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.

B. KEHIDUPAN EKONOMI
Prasasti
Tugu
menyatakan
bahwa
raja
purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk
membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak.
Pembangunan
terusan
ini
mempunyai
arti
ekonomis yang besar bagi masyarakat, karena
dapat dipergunakan sebagai sarana untuk
mencegah banjir serta sarana lalu lintas palayaran
perdagangan
antar
daerah
di
Kerajaan
Tarumanegara dengan dunia luar. Akibatnya
kehidupan perekonomian berjalan teratur.

C. KEHIDUPAN SOSIAL
Kehidupan sosial sudah teratur rapi, hal ini
terlihat dari upaya raja purnawarman yang
terus
berusaha
untuk
meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja
purnawarman juga sangat memperhatikan
kedudukan kaum brahmana yang dianggap
penting dalam melaksanakan setiap upacara,
korban yang dilaksanakan di Kerajaan sebagai
tanda penghormatan kepada para dewa.

D. KEHIDUPAN BUDAYA
Dilihat dari teknik dan cara penulisan
huruf-huruf dari prasasti yang ditemukan
sebagai
bukti
kebesaran
Kerajaan
Tarumanegara, dapat diketahui bahwa
tingkat kebudayaan masyarakat pada saat
itu sudah tinggi. Keberadaan prasasti
tersebut menunjukan telah berkembangnya
kebudayaan tulis menulis di Kerajaan
Tarumanegara.

PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Prasasti Kebon Kopi


dibuat
sekitar
400
M,
ditemukan
di
perkebonan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea,
Bogor. Terdapat lukisan kaki gajah yang
melambangkan Airawata yaitu gajah tunggangan
Wisnu. Prasasti telapak gajah bergambar
sepasang telapak kaki gajah yang diberi
keterangan satu baris berbentuk puisi yang
berbunyi :
Jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah
airvatabhasya vobhatidam padadavayam

Prasasti Tugu
ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu,
Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Kec.
Cilincing, Jakarta Utara. Dan sekarang disimpan di
museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya
menerangkan penggalian Sungai Candabraga oleh
Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati
oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa
pemerintahannya.
Penggalian
sungai
tersebut
merupakan
gagasan untuk menghindari bencana alam berupa
banjir
yang
sering
terjadi
pada
masa
pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang
terjadi pada musim kemarau.

Prasasti Cidahiyang
Ditemukan di aliran Sungai Cidanghiang yang
mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul,
Kabupaten Pandeglang, Banten tahun 1947
berbahasa sanskerta, berisi pujian kepada Raja
Purnawarman.
Prasasti Ciaruteun
Ditemukan pada aliran Ci Aruteun, seratus
meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Ci
Sadane, namun pada tahun 1981 diangkat dan
diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini
peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa,
berbahasa Sanskerta.

Prasasti Muara Cianten


terletak di tepi(sungai) Cisadane dekat Muara
Cianten yang dahulu dikenal dengan sebutan
prasasti Pasir Muara (Pasiran Muara) karena
memang masuk ke wilayah kampung Pair Muara.
Ditemukan di Bogor ditulis dalam aksara iklal
yang belum dapat dibaca. Disamping tulisan
terdapat lukisan telapak kaki.
Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa
Pasir Gintung, Kacamatan Leuwiliang. Pada bukit
ini mengalir sungai Cikasungka.

Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor


ditemukan di daaerah Leuwiliang juga
tertulis dalam aksara iklal yang belum dapat
dibaca. Prasasti Pasir Awi berpahatkan
gambar dahan dengan ranting dan dedaunan
serta buah-buahan (bukan aksara) juga
berpahatkan gambar sepasang telapak kaki.

PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

PRASASTI
CIDANGHIYANG

PRASATI
KEBON KOPI

PRASASTI
CIARUTEUN

PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

PRASASTI MUARA
CIANTEN

PRASASTI JAMBU

PRASASTI PASIR AWI

PRASASTI TUGU

MASA KEJAYAAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara mengalami masa


kejayaan atau masa keemasan hanya sekitar 3
generasi dari awal pembentukkannya, yang
dipimpin oleh raja ke-3 yaitu Purnawarman,
cucu dari Rajadirajagu Jayasingawarman.
Pada masa ini Tarumanegara mengalami
perkembangan pesat. Selain dengan
memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi
ke kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya.

Raja
Purnawarman
juga
membagun
berbagai
infrastruktur
yang
mendukung
perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya
adalah Sungai Gomati dan Candrabaga.
Masa kepemimpinan Raja Purnawarman
dianggap
sebagai
masa
kejayaan
Tarumanegara. Selain itu, karena kemampuan
kerajaan yang mampu berkurban 1000 ekor
sapi saat pembangunan kedua sungai itu.

KERUNTUHAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Masa keruntuhan kerajaan Tarumanegara


dialami setelah kerajaan ini dipimpin oleh raja
generasi ke-13, Raja Tarusbawa. Keruntuhan
kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa ini di
latar
belakangi
oleh
kekosongan
kepemimpinan karena Raja Tarusbawa lebih
menginginkan untuk memimpin kerajaan
kecilnya di hilir Sungai Gomati.
Selain
itu,
Kerajaan
Majapahit
juga
memegang andil penting dalam keruntuhan
Kerajaan Tarumanegara itu.

Anda mungkin juga menyukai