PENDAHLUAN
A. LATAR BELAKANG
PUTERA atau Pusat Tenaga Rakya merupakan sebuah organisasi propaganda yang
dibentuk pada masa penjajahan Jepang. Lantas, tujuan apa yang ingin dicapai Jepang dalam
pembentukan Putera? Jawabannya dapat kamu temukan di bawah ini!
Jepang datang dan menguasai Hindia Belanda pada tanggal 1942. Pada masa
pendudukannya tersebut, mereka mendirikan banyak organisasi untuk mendapatkan simpati
dari rakyat. Salah satunya adalah organisasi PUTERA yang merupakan singkatan dari Pusat
Tenaga Rakyat.
Siapa sajakah mereka? Kalau penasaran, kamu bisa mendapatkan jawaban beserta
informasi menarik tentang sejarah PUTERA berikut ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Latar belakang pembentukan putera?
2. Bagaimanakah Sejarah lahirnya organisasi putera?
3. Bagaimanakah Mengenal empat serangkai lebih dekat?
4. Bagaimanakah Tujuan putera?
5. Bagaimanakah Akhir dari organisasi putera ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Latar belakang pembentukan putera
2. Untuk mengetahui Sejarah lahirnya organisasi putera
3. Untuk mengetahui Mengenal empat serangkai lebih dekat
4. Untuk mengetahui Tujuan putera
5. Untuk mengetahui Akhir dari organisasi putera
1
BAB II
PEMBAHASAN
Akan tetapi, tujuan yang sebenarnya adalah supaya rakyat mau membantu Jepang
dalam Perang Asia Pasifik. Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, pada waktu itu Jepang
terlibat dalam Perang Dunia II dan menjadi musuh Blok Sekutu.
Sayangnya, rencana mereka tidak berjalan dengan baik. Segala cara sudah
diupayakan, tapi dukungan dari rakyat belum juga didapatkan.
Penyebabnya adalah karena kegiatan ini tidak terlalu menguntungkan bagi rakyat dan
dianggap bukan gerakan kebangsaan. Karena secara umum, Gerakan 3A
hanyalah usaha Jepang untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat untuk
menghadapi peperangan melawan Sekutu.
2
B. SEJARAH LAHIRNYA ORGANISASI PUTERA
Pembubaran Gerakan 3A tentu saja bukanlah alasan bagi Jepang untuk berhenti
merebut simpati rakyat. Setelah mengamati situasi selama beberapa waktu, mereka akhirnya
menemukan caranya.
Usaha yang mereka lakukan adalah dengan mendekati para tokoh nasionalis
yang berjuang untuk kemerdekaan Hindia Belanda. Hal tersebut dilakukan supaya lebih
mudah untuk mendapatkan simpati dari rakyat.
Seperti kata pepatah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, mereka tidak hanya bisa
mengumpulkan dukungan rakyat jika berhasil menggaet para tokoh itu. Akan tetapi, juga
mendapatkan pemikiran visoner para tokoh untuk membantu memenangkan Perang Asia
Pasifik.
Hingga pada suatu hari di tahun 1943, Jepang memanggil Mohammad Hatta. Fakta
tersebut tertulis dalam otobiografinya yang berjudul Untuk Negeriku.
Rupanya, ia tidak sendirian. Karena di sana, juga sudah ada Soekarno, Ki Hajar
Dewantara, dan KH Mas Mansyur.
Pada mulanya, keempat orang itu diundang dalam rangka memberikan saran untuk
pemerintah Jepang. Setelah melalui obrolan yang cukup panjang, akhirnya ada tawaran dari
Jepang untuk membentuk sebuah organisasi.
Para tokoh yang kemudian dikenal dengan nama Empat Serangkai itu pun menyetujui
pinangan dari Jepang untuk mendirikan organisasi. Menurut mereka, jalan terbaik pada saat
itu adalah dengan menunjukkan sikap kooperatif dan mau bekerja sama.
Ulasan singkat mengenai para tokoh nasionalis yang tergabung dalam PUTERA bisa
kamu simak berikut ini:
1. Ir. Soekarno
3
Laki-laki yang nantinya dikenal sebagai Bapak Prokalamator Republik Indonesia ini
lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Nama aslinya adalah Koesno
Sosrodihardjo.
Karier berpolitiknya dimulai dengan mengikuti berbagai organisasi. Salah satunya
adalah Jong Java cabang Surabaya mulai tahun 1915.
Ia dikenal sebagai seseorang yang tegas dan tidak takut menyuarakan semangat
kebangsaan. Namanya mulai dikenal setelah berpidato menggunakan bahasa Jawa
kasar pada rapat organisasi tersebut.
Di tahun 1926, Soekarno mendirikan organisasinya sendiri dengan nama Algemeene
Studie Club (ASC). Organisasi tersebut kemudian berevolusi menjadi partai politik
bernama Partai Nasional Indonesia (PNI). Ia pun ditangkap oleh Belanda karena
aktivitas berpolitiknya itu.
Beberapa organisasi lain yang pernah diikuti adalah Partai Indonesia (PARTINDO),
PUTERA, dan Jawa Hokokai. Setelah itu, terlibat dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia dengan menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.
2. Mohammad Hatta
Bung Hatta lahir di Bukittingi pada tanggal 12 Agustus 1902. Nama lahirnya adalah
Mohammad Athar
Tokoh pergerakan nasional ini mulai terjun ke dunia politik sekitar tahun 1921 ketika
sedang bersekolah di Belanda. Ia pada waktu itu bergabung dengan sebuah organisasi
perhimpunan pelajar bernama Indissche Vereeniging atau Perhimpunan Hindia.
Dalam organisasi tersebut, Moh Hatta menjadi pengasuh majalah Hindia Poetra.
Majalah tersebut digunakan sebagai alat untuk menggaungkan semangat dan
menyebarkan antikolonial. Selain itu, ia juga pernah menjadi ketua perhimpinan pada
tahun 1926 hingga 1930.
Bersama dengan Soekarno, laki-laki tersebut memperjuangkan kemerdekaan melalui
jalur diplomasi. Ia sendiri pernah ditangkap oleh Belanda dan diasingke ke Digul.
3. Ki Hajar Dewantara
Tokoh yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini lahir di
Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889. Ia pernah menempuh pendidikan di sekolah
kedokteran bumiputera atau STOVIA.
Namun karena tidak tamat, ia kemudian bekerja sebagai wartawan dan penulis. Awal
mulanya ia terjun ke dunia politik adalah dengan aktif mengikuti organisasi Boedi
Oetomo.
4
Selama mengikuti organisasi tersebut, ia menggunakan keahliannya untuk menulis
dan memupuk semangat rakyat untuk bersatu melawan penjajah. Karena hal tersebut,
ia pernah ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka dan Belanda.
Sementara itu, organisasi lain yang diikutinya adalah Insulide. Selanjutnya, ia
mendirikan Indische Partij bersama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto
Mangunkusumo.
4. Kiai Haji Mas Mansyur
Tokoh terakhir yang tergabung dalam Empat Serangkai adalah Kiai Haji Mas
Mansyur. Ia lahir pada tanggal 25 Juni 1896 di Surabaya. Sejak kecil, ia memang
dididik di lingkungan muslim yang taat. Bahkan, dirinya pernah dikirim untuk
menuntut ilmu sampai ke Mekkah dan Mesir. Karier berpolitiknya bermula dari
keikutsertaannya dalam organisasi politik yaitu Sarekat Islam (SI) yang didirkan oleh
HOS Tjokroaminoto. Ia menjabat sebagai penasihat pengurus besar SI.
Namanya menjadi semakin dikenal sebagai seorang politikus setelah bergabung
dalam organisasi Muhammadiyah. Setelah itu, ia bergabung dengan Empat Serangkai.
D. TUJUAN PUTERA
5
Bagi Jepang, organisasi PUTERA tidak hanya digunakan sebagai alat propaganda
saja. Namun, lewat badan tersebut, mereka ingin agar para pemimpin menemukan cara untuk
memperbaiki bidang ekonomi dan sosial.
Karena fasilitas tersebut, Empat Serangkai dapat dengan cepat menyebar luaskan berita
mengenai pembentukan organisasi tersebut hingga ke desa-desa. Selain itu, baik media massa
maupun radio akan menjadi salah satu sarana komunikasi dengan rakyat.
Dalam waktu yang bisa dibilang cukup singkat, organisasi tersebut dapat menggalang massa
yang cukup besar. Di antaranya adalah dari Perkumpulan Pegawai Pos Menengah, Persatuan
Guru Indonesia, Pengurus Besar Istri Indonesia, dan juga Pegawai Pos Telegraf dan Radio.
Tak berhenti di situ saja, mereka juga mendapatkan dukungan dari para pemuda. Beberapa
aliansi pemuda yang bergabung adalah Pelajar Indonesia, Barisan Banteng, dan Badan
Perantaraan.
Setelah melihat apa yang terjadi, Jepang tidak merasa senang karena pergerakan organisasi
itu melenceng dari apa yang diharapkan. Bukannya membantu mereka, organisasi tersebut
malah lebih menguntungkan Hindia Belanda.
Akhirnya setelah setahun berdiri, organisasi PUTERA resmi dibubarkan oleh Jepang sekitar
bulan Maret 1944. Sebagai gantinya, mereka mendirikan Jawa Hokokai atau Himpunan
Kebaktian Jawa.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Strukturnya organisasi Putera dimulai dari pimpinan pusat sampai pimpinan daerah
yang dibagi sesuai dengan tingkatnya, yaitu syu, ken, dan gun. Putera juga mempunyai
beberapa orang penasihat yang berasal dari orang-orang Jepang. Mereka adalah S. Miyoshi,
G Taniguci, Iciro Yamasaki, dan Akiyama. Gerakan ini tidak dibiayai pemerintah Jepang.
Walaupun demikian, para pemimpin bangsa diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas
Jepang seperti koran dan radio .[2]
Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum Nasionalis dan kaum Intelektual untuk
mengabdikan pikiran dan tenaganya untuk kepentingan perang melawan sekutu, dan
diharapkan dengan adanya pemimpin orang Indonesia, maka rakyat akan mendukung penuh
kegiatan ini.
Dalam tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan anggotanya
merupakan kumpulan organisasi profesi seperti Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan
Pegawai Pos, Radio,Telegraf, Perkumpulan Istri Indonesia, Barisan Banteng, Badan
Perantara Pelajar Indonesia, dan Ikatan Sport Indonesia.[1]
Selain itu, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi rakyat guna membantu
Jepang dalam perang. Selain tugas propaganda, Putera juga bertugas memperbaiki
bidang sosial ekonomi. Dengan cara ini, para pemimpin dapat berkomunikasi secara leluasa
7
kepada rakyat. Pada akhirnya, gerakan ini ternyata berhasil mempersiapkan mental
masyarakat untuk menyambut kemerdekaan dua tahun kemudian. Banyak unsur masyarakat
yang mendukung bergabung. Di antaranya Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pegawai
Pos Menengah, Pegawai Pos Telegraf Telepon dan Radio, serta Pengurus Besar Istri
Indonesia di bawah pimpinan Maria Ulfah Santoso.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini juga penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya atau masih jauh dari kesempurnaannya seperti yang diharapkan oleh karena
itu kritik dan saran baik itu dari bapak/Ibu Guru maupun rekan siswa/siswi yang bersifat
konstruktif sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan lebih lanjut.
8
9