Anda di halaman 1dari 14

Kerajaan Hindu Budha di Indonesia

Masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia telah membawa dampak yang signifikan di
bidang politik, yaitu lahirnya kerajaan kerajaan bercorak Hindu Budha dan berkurangnya
peran kepala suku dalam mengatur kehidupan politik. Berikut beberapa kerajaan Hindu Budha
di Indonesia beserta peninggalannya dan gambarnya.

Kerajaan Kutai

Kerajaan pertama yang kita bahas adalah kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan
Hindu di Indonesia yang berada di lembah Sungai Mahakam tepatnya Kalimantan Barat dan
didirikan pada abad 5 Masehi.

Sumber sejarah dari Kerajaan Kutai sendiri dapat diketahui setelah ditemukannya sebuah
prasasti di suatu daerah Kutai, makanya orang-orang menyebutnya kerajaan Kutai berdasarkan
daerah tersebut.

Nama prasasti tersebut adalah yupa, berjumlah 7 dan merupakan sumber sejarah yang sangat
penting karena memuat sejarah kerajaan Kutai khususnya nama-nama raja dan silsilahnya.

Prasasti tersebut tertulis dengan menggunakan bahasa sanskerta dan beraksara pallawa.

Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu yang ada sejak abad 5 Masehi yang
berada di daerah Jawa Barat. Pada saat itu wilayah kekuasaannya sudah membentang Jawa
Barat dari Cirebon hingga Jakarta.

Rajanya sekaligus pendiri kerajaan Tarumanegara bernama Purnawarman. Purnawarman


sendiri digambarkan dalam beberapa sumber sejarah adalah seorang raja yang baik hati dan
merakyat. Dia selalu perhatian terhadap kemakmuran rakyatnya dan sering memberikan
hadiah berupa lembu

Kemudian kerajaan tersebut runtuh di Abad ke 7 setelah diserang kerajaan Sriwijaya. Adapun
beberapa peninggalan dari kerajaan Tarumanegara ialah:

1. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)


2. Prasasti Pasir Kaleangkak
3. Prasasti Pasir awi
4. Prasasti kebon Kopi
5. Prasasti Cidangiang lebak
6. Prasasti tugu
7. Prasasti Muara Ciantern

Kerajaan Holing / Kalingga

Kerajaan Holing atau kaling adalah kerajaan bercorak Budha yang berdiri pada abad Masehi
tepatnya di daerah Jepara Jawa Tengah. Kerajaan ini didirikan dan diperintah oleh Ratu Sima,
seorang raja wanita yang adil dan menjunjung tinggi nilai kejujuran.
Berdasarkan literatur dan sumber sejarah dikatakan bahwa kerajaan ini sangat kaya sekali,
diantara beberapa produksinya yang paling berlimpah adalah emas, perak, cula, gading, penyu
dan rakyatnya rata-rata pandai membuat minuman dari kelapa.

kerajaan Kanjuruhan

Kerajaan Kanjuruhan adalah kerajaan yang bercorak Hindu yang berdiri sejak abad ke 7
Masehi atau sekitar tahun 760 Masehi. Kerajaan ini terletak di desa Dinoyo, Malang Jawa
Timur dan merupakan kerajaan yang tertua. Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan ini adalah
Raja Gajayana berdasarkan isi prasasti tersebut.

Beberapa benda peninggalan dari kerajaan Kanjuruhan adalah prasasti dinoyo yang ditulis
dengan menggunakan bahasa sanskerta dan memakai aksara Jawa kuno. Benda peninggalan
lainnya adalah candi Badut.

Kerajaan Melayu

Inilah kerajaan paling tua di Indonesia khususnya di daerah Sumatera. Sebelumnya pernah
dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya kemudian merdeka lagi.

Beberapa literatur tentang keberadaan adanya kerajaan Melayu adalah tercantum di kitab
Negarakertagama dan Paraton yang isinya tentang jalinan persahabatan antara kerajaan
Singasari dan kerajaan Melayu.

Beberapa raja yang pernah memimpin kerajaan Melayu adalah Raja Adityawarman yang
merupakan keturunan kerajaan Majapahit. Wilayah kekuasaannya meliputi Pagarruyung,
Sumatra Barat, dan Minangkabau.
Beberapa peninggalan dari kerajaan Melayu adalah candi Muara Takus. Dilihat dari coraknya
candi tersebut dijelaskan bahwasanya kerajaan Melayu menganut agama Budha.

Kerajaan Tulangbawang

Sebenarnya tentang keberadaan kerajaan ini simpang siur dan tidak ada keterangan dan bukti
pasti dari beberapa literatur. Tetapi berdasarkan sumber dari China yaitu I-tsing menyebutkan
bahwa adanya tentang keberadaan kerajaan ini di abad 7 Masehi. Kerajaan ini terletak di
Lampung berdasarkan tulisan dari Prasasti Palas Pasemah.

Kerajaan Sriwijaya

Salah satu kerajaan terbesar di Indonesia ini merupakan kerajaan yang bercorak Budha yang
ada sejak abad 7 masehi dan berada di Sumatera. Kerajaan ini begitu besar karena wilayahnya
hampir seluruh wilayah Nusantara dan beberapa negara sekitar.

Beberapa wilayah taklukannya ialah tepian Sungai Musi di Sumatra Selatan sampai ke Selat
Malaka (merupakan jalur perdagangan India – Cina pada saat itu), Selat Sunda, Selat Bangka,
Jambi, dan Semenanjung Malaka.

Kawasan perdagangannya juga luas dan berhasil menjalin perdagangan dengan beberapa
kerajaan seperti dengan Benggala dan Colamandala, kerajaan dari India.

Beberapa barang yang di ekspor adalah Gading, kulit, dan jenis binatang sedangkan untuk
impornya adalah kain sutra, permadani, porselin.

Berikut beberapa nama raja yang pernah memerintah kerajaan Sriwijaya

1. Dapunta Hyang (Pendiri kerajaan)


2. Balaputradewa
3. Sanggrama Wijayatunggawarman
Raja yang terkenal dari kerajaan Sriwijaya adalah Raja Balaputra yang mengantarkan pada
masa kejayaannya.

Beberapa benda peninggalan dari kerajaan Sriwijaya yaitu:

1. Prasasti Kedukan Bukit


2. Prasasti Talang Tuo
3. Prasasti karang Berahi
4. Prasasti Telaga Batu
5. Prasasti Ligor

Kesemua prasasti tersebut menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Palawa.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan mataram Kuno atau kerajaan Medang adalah kerajaan bercorak budha yang berdiri
pada abad 8 Masehi berlokasi di Jawa Tengah. Selama berdirinya kerajaan ini ada beberapa
dinasti yang pernah berkuasa yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra, dan Dinasti Isana.

Kerajaan ini sebenarnya terbagi menjadi 2 yaitu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kerajaan ini
berdiri di Jawa Timur setelah Mpu Sendok memindahkan ibukota yang semula berada di Jawa
Tengah ke Jawa Timur.

Baru kemudian muncullah dinasti baru yang bernama dinasti Isana.

Negara Mataram kuno sendiri adalah kerajaan yang tertutup baik secara politik maupun
ekonomi sehingga sulit untuk berkembang. Namun ada masa kejayaannya pada kerajaan ini
diantaranya adalah masyarakat pedesaan dibebaskan dari pajak, dan hubungan lalu lintas
sungai lancar.
Adapun benda peninggalan kerajaan mataram kuno diantaranya ialah:

1. Candi Sewu
2. Candi Borobudur
3. Candi Arjuna
4. Candi Bima

Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri adalah kerajaan yang bercorak Budha yang merupakan pecahan dari kerajaan
Airlangga dan terletak di kota Daha (Kediri) Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri pada tahun
1042 Masehi.

Berdasarkan prasasti Mahasubya, kitab Negarakertagama dan kitab Calon arang disebutkan
bahwa terjadinya peperangan saudara setelah raja utama yaitu Airlangga meninggal.

Kedua putranya tersebut yaitu raja Mapanji Garasakan dan Janggala masing-masing
mendapatkan wilayah. Raja Mapanji Garasakanlah yang akhirnya mendirikan kerajaan Kediri.
Kediri sendiri berasal dari bahasa Sanskerta Khadri yang berarti pohon mengkudu.

Raja yang pernah memerintah kerajaan Kediri:

1. Raja jayabaya
2. Raja Sarweswara
3. Raja Kameswara
4. Raja Kertajaya
Kebanyakan peninggalan dari kerajaan Kediri adalah berupa seni sastra. Berikut beberapa
peninggalan kerajaan Kediri diantaranya:

1. Kakawin Bhratayuddha ditulis oleh Mpu Sedah


2. Kakawin Harinwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh
3. Ghatotkachasraya ditulis oleh Mpu Panuluh
4. Kakawin Smaradahana ditulis oleh Mpu Dharmajaya
5. Sumansantaka ditulis oleh Mpu Monaguna
6. Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna
7. Arca Buddha Vajrasattva
Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan terbesar di Indonesia yang berpusat di daerah jawa Timur.
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1293 Masehi dan runtuh pada tahun 1500 Masehi. Wilayahnya
yang dikuasai sangat luar biasa luasnya karena wilayah Indonesia sekarang masih kalah
dengan luas wilayah kerajaan Majapahit.

Beberapa wilayah yang pernah ditaklukkannya diantaranya terbentang di Jawa, Sumatra,


Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur. Kerajaan Majapahit sendiri
menganut agama Hindu dan Budha .

Berikut beberapa raja yang pernah berkuasa selama berdirinya kerajaan Majapahit.

1. Raden Wijaya
2. Kalagamet
3. Sri Gitarja
4. Hayam Wuruk
5. Wikramawardhana
6. Suhita
7. KertaWijaya
8. Rajasawardhana
9. Purwawisesa
10. Bhre Pandansalas
11. Bhre Kertabumi
12. Girindrawardhana
13. Patih Udara
Beberapa peninggalan dari kerajaan Majapahit diantaranya

1. Candi Sukuh
2. Candi Cetho
3. Candi Pari
4. Candi Jabung
5. Gapura Wringin Lawang
6. Gapura Bajang Batu
7. Gapura Brahu
8. Candi Tikus
9. Candi Surawarna
10. Kolam Segaran
11. Situs Lantai Segi enam
12. Reco Lanang
13. Api Abadi Bekucuk
14. Prasasti Gunung Butak
15. Prasasti Gajah Mada
Dan masih banyak lagi beberapa benda peninggalan kerajaan Majapahit.

Kerajaan Bali

Kerajaan Bali adalah kerajaan bercorak Hindu yang berada di Pulau Bali dan sudah berdiri
sejak tahun 914 Masehi. Ada beberapa dinasti yang pernah memerintah selama berdirinya
kerajaan tersebut.

Berikut beberapa raja yang pernah memerintah kerajaan bali

1. Sri Kesari Warmadewi


2. Ratu Sri Ugrasena
3. Tabanendra Warmadewa
4. Jayasingha Warmadewa
5. Jayashadu Warmaewa
6. Sri Wijaya Mahadewi
7. Dharma Udayana Warmadewa
8. Maraka
9. Anak Wungsu
10. Jaya sakti
11. Bedahulu
Beberapa peninggalan kerajaan bali diantaranya

 Prasasti Blanjong
 Prasasti Gunung Panulisan
 Prasasti Panglapuan
 Candi Padas di Gunung Kawi
 Pura Agung Besakih
 Candi Mengening
 Candi Wasan
 Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu.
Kerajaan Sunda Atau Pasundan

Merupakan kerajaan yang ada dipulau Jawa Barat khususnya Banten dan Jawa Tengah.
Berdiri pada abad ke 9 Masehi dan merupakan kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.

Beberapa raja yang pernah berkuasa

1. Maharaja Sri Jayabupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya


Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa
2. Tarusbawa
3. Harisdarma,
4. Tamperan Barmawijaya
5. Rakeyan Banga
6. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang
7. Prabu Gilingwesi
8. Pucukbumi Darmeswara
9. Rakeyan Wuwus Prabu Gajah Kulon
10. Prabu Darmaraksa
11. Windusakti Prabu Déwageng
12. Rakeyan Kamuning Gading Prabu Pucukwesi
13. Rakeyan Jayagiri
14. Atmayadarma Hariwangsa
15. Limbur Kancana
16. Munding Ganawirya
Dan masih banyak lagi raja yang belum disebutkan karena memang kerajaan ini berkuasa
dalam jangka waktu yang lama.

Beberapa peninggalan kerajaan sunda:

1. Prasasti Cikapundung
2. Prasasti Pasir Datar
3. Prasasti Huludayeuh
4. Prasasti Ulubelu
5. Prasasti Kebon Kopi II
6. Situs Karangkamulyan
7. Prasasti Perjanjian Sunda Portugis
Ada juga peninggalan lainnya seperti senjata tradisional jawa barat
Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari merupakan kerajaan yang bercorak Hindu dan terletak di daerah Jawa
Timur, tepatnya adalah Malang. Kerajaan ini didirikan oleh raja yang terkenal bernama Ken
Arok di abad ke 10 atau sekitar tahun 1222 Masehi.

Beberapa raja yang pernah berkuasa diantaranya adalah:

1. Ken Arok
2. Anusapati
3. Tohjaya
4. Ranggawuni Wisnuwardhana
5. Kertanegara
Beberapa peninggalan kerajaan Singasari

1. Candi Singasari
2. Candi jago
3. Candi Sumberawan
4. Arca Dwarapala
5. Prasasti Singasari
6. Candi Jawi
7. Prasasti Wurare
8. Candi Kidal

Kerajaan Perlak
Kerajaan ini merupakan kerajaan islam pertama yang berdiri di Indonesia, yang pada saat itu
dikenal dengan nusantara. Pada saat itu Perlak merupakan salah satu kota dagang yang sangat
terkenal. Raja pertama dari kerajaan ini, yaitu Sultan Alauddin Saiyid Maulana Abdul Aziz
Syah. Kerajaan Perlak atau Kerajaan Peureula ini didirikan sekitar petengahan abad ke-9 M.

1. Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin, naskah yang dikarangan oleh Syeh
Syamsul Bahri Abdullah.
2. Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai, naskah yang dikarangan oleh Saiyid Abdullah Ibn
Saiyid Habib Saifuddin.
3. Idharatul Haq fi Mamlakatil Farlah wa Fasi, naskah yang dikarang oleh Abu Ishak
Makarani Al Fasy.
4. Ketiga naskah tersebut menyebutkan bahwa Kerajaan Perlak merupakan kerajaan
islam pertama di Indonesia. Terdapat beberapa peninggalan dari kerajaan ini, yaitu,
5. Makam Raja Benoa
6. Pada batu nisan Raja Benoa (Benoa merupakan salah satu bagian dari Kerajaan Perlak)
ditulis menggunakan huruf arab. Makan Raja Benoa ini terletak di tepi Sungai
Trenggulona. Diperkirakan nisan ini dibuat sekitar abad ke-4 H tau ke-5 H.
7.
Stempel kerajaan

Terdapat stempel kerajaan Negeri Bandahara (kereajaan yang merupakan bagian dari
Kerajaan Perlak) yang menggunakan huruf arab. Pada stempel tersebut tertulis kalimat “Al
Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Syah 512”.
Itulah, beberapa peninggalan dari kerajaan yang diperkirakan merupakan kerajaan islam tertua
di Indonesia. sekitar abad ke-12 M Kerajaan Perlak mulai mengalami kemunduran.

Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-13 M. Kerajaan ini trletak di Kabupaten Lokseumae, Aceh
Utara. Kerajaan ini merupakan gabungan dari 2 kerajaan yang sedang mengalami
kemunduran, yaitu Kerajaan Pase dan Kerajaan Perlak. Kedua kerajaan tersebut dipersatukan
oleh penguasa daerah pada saat itu, Marah Silu (Meurah Silu) yang dibantu Syeh dari
Makkah, Syeh Ismail.
Marah Silu merupakan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan ini, raja yang mendapat gelar
Sultan Malik al Saleh. Tahun 1297 Sultan Malik al Saleh meninggal, ia digantikan oleh
putranya yang bernama Sultan Mahmud. Pada saat kepemimpinan Sultan Muhammad Malik
al Tahir (1297-1326) kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
agama islam.
Pada tahun 1326 Sultan Muhammad Malik al Tahir meninggal digantikan oleh putranya
Sultan Ahmad, sultan yang juga bergelar Malik al Tahir (1326-1348).

Pada masa kepemerintahan Sultan Ahmad Malik al Tahir Kerajaan Samudra Pasai
berkembang pesat, kerajaan ini banyak menjalin kerjasama dengan beberapa kerajaan islam di
dunia lainnya, seperti kerajaan-kerajaan di India dan Arab. Pada tahun 1348 Sultan Ahmad
meninggal dan digantikan oleh Sultan Zainal Abidin. Namun, pada tahun 1521 M kerajaan ini
runtuh karena berhasil ditaklukan oleh Portugis.
Keberadaan Kerajaan Samudra Pasai dibuktikan dengan beberapa peninggalan, seperti makam
Sultan Malik al Saleh, makam Sultan Zainal Abidin, naskah surat Sultan Zainal Abidin,
makam Ratu al Aqla, cakra donya, dan stempel kerajaan.

Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh diperkirakan berdiri pada tahun 1514. Kerajaan ini terletak di daerah yang
sekarang dikenal dengan sebutan Kabupaten Aceh Besar. Raja pertama Kerajaan Aceh, yaitu
Raja Ibrahim (1514-1528), yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah. Di bawah kepemimpinan
Sultan Ali Kerajaan Aceh menjadi kerjaan yang besar dan kokoh. Namun, ia memimpin dalam
waktu yang tidak lama.
Pada tahun 1528 Sultan Ali Mughayat meninggal dan digantikan oleh putranya Sultan
Salahuddin (1528-1537), kemudian ia digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Alaudin
Ri’ayat Syah (1537-1568), yang medapat gelar Al Qohhar berkat kegagahan dan
keberhasilannya mengusai beberapa wilayah.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1636), di bawah kepemimpinannya Kerajaan Aceh memiliki wilayah kekuasaan yang
sangat luat. Selain itu, kerajaan ini juga berhasil menjalin kerjasama dengan para pemimpin
islam di Arab. Hubungan yang terjalin tersebut pada masa kekhalifahan Ustmaniyah.

Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran sejak tahun 1941. Salah satunya adalah karena
semakin menguatnya pengaruh Belanda di Malaka. Kemunduran tersebut ditandai dengan
jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh ke tangan Belanda. Selain karena faktor
tersebut, juga karena faktor perebutan kekuasaan di antara pewaris kerajaan.
Beberapa peninggalan Kerajaan Aceh, yaitu Masjid Raya Baiturrahman, makam Sultan
Iskandar Muda, meriam Kerajaan Aceh, Benteng indrapatra, emas Kerajaan Aceh, dan
Gunongan.

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama di pulau jawa. Pada awalnya wilayah ini
bernama Bintoro, salah wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Karena semakin lemahnya
pengaruh Kerajaan Majapahit, hal tersebut mengakibatkan beberapa penguasa daerah mulai
membangun wilayah kekuasaannya sendiri, termasuk penguasa islam di pesisir pantai Jawa.

Mereka membangun wilayah kekuasaan islam dengan menunjuk Raden Patah sebagai raja
dari Kerajaan islam pertama di pulau jawa ini. Setelah diangkat menjadi raja, Raden Patah
mendapat gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidina
Panatagama.

Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478. Palembang, Maluku, Banjar, dan wilayah bagian
utara pulau jawa merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat ulama penempati
peranan penting di dalam kerajaan, Sunan Kalijaga dan Ki Wanalapa adalah penasehat
kerajaan. Tahun 1207 Raden Patah digantikan oleh Putranya yang bernama Pati Unus. Pada
masa kepemimpinannya Adipati Unus atau yang sering dijuluki Pangeran Sabrang Lor ini
bersama dengan Kerajaan Aceh menyerang Portugis yang menduduki Malaka pada saat itu.

Pati Unus meninggal pada tahun 1521 dan digantikan oleh adiknya, yaitu Sultan Trenggono.
Kerajaan ini mengalami kemunduran karena perebutan kekuasaan antar pewarisnya. Beberapa
peninggalan Kerajaan demak, yaitu Masjid Agung Demak, Soko Tatal dan Soko Guru, Pintu
Bleedek, Kentongan, Bedug, Dampar Kencana, Pirim Campa, Kolam Wudhu, dan Makrusah.

Kerajaan Mataram Islam


Kerajaan ini berdiri pada tahun 1586 di Kotagede, bagian tenggara dari Yogyakarta.
Kerajaan ini didirikan oleh Sutowijoyo, saudara dari Pangeran Benowo. Sutowijoyo
memiliki gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama setelah naik
tahta pada tahun 1586. Pada tahun 1601 Sutowijoyo meninggal dan digantikan oleh
Mas Jolang, yang memiliki gelar Panembahan Seda ing Krapyak.

Setelah Raden Mas Jolang meninggal, ia digantikan oleh Adipati Martapura, karena
sering mengalami sakit Adipati Martapura pun akhirnya meninggal. Selanjutnya ia
digantikan oleh Raden Mas Rangsang yang bergelar Panembahan Hanyakrakusuma,
pada tahun 1640 ia mengganti gelarnya menjadi Sultan Agung Hanyakrakusuma,
sekitar tahun 1640an ia mengganti gelarnya lagi menjadi Sultan Agung Senapati ing
Alaga Ngaburrahman Khalifatullah.
Pada masa pemerintahannya kekuasaaan Kerajaan Mataran islam sangat luas.
Kerajaan ini terletak di bekas wilayah Kerajaan Mataram Hindu, namun Kerajaan
Mataram ini merupakan kerajaan bercorak islam.
Beberapa peninggalan dari Kerajaan mataram islam, yaitu tahun saka, kue kipo,
kerajinan perak, pakaian kyai gundhil, kalang obong, gapura makah kotagede, batu
datar, dan sastra gendhing karya Sultan Agung.

Kerajaan Islam Banten

Kerajaan ini didirikan pada tahun 1552 oleh Sultan Hasanudin, yang merupakan anak
dari Sunan Gunung Jati. Setelah berhasil menaklukan Banten pada tahun 1525 Sunan
Gunung Jati menyerahkan kekuasaan Banten kepada putranya tersebut.

Di bawah kepemimpinannya Kerajaan Islam Banten semakin kuat dan memiliki


banyak wilayah kekuasaan, bahkan sampai ke Sumatera selatan dan Kelampung.
Sultan Hasanudin menikah dengan putri Kerajaan Demak, yaitu putri dari Sultan
Indrapura.
Kerajaan ini mencapai puncak kekuasaannya pada saat kepemimpinan Ki Ageng
Tirtayasa. Beberapa peninggalan Kerajaan Islam Banten ini, yaitu Istana Keraton
Surosowan Banten, Istana Keraton Kaibon Banten, Masjid Agung Banten, Vihara
Avalokitesvara, Benteng Speelwijk, Meriam Ki Amuk, Danau Tasikardi, Keris Naga
Sasra, dan Keris Panunggul Naga.

Anda mungkin juga menyukai