Anda di halaman 1dari 26

KD: KERAJAAN-KERAJAAN PADA MASA KLASIK

(HINDU-BUDDHA)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


SMA NEGERI 02 BATU
Jl. Hasannudin Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu
PROVINSI JAWA TIMUR
Telepon/fax : (0314) 465454 Website : sman2batu.sch.id,
Email : smanduabatu@gmail.com
Januari 2022
KERAJAAN
MAJAPAHIT
MUHAMMAD DAFA FRESTIWA ILYAS
XII MIPA 2 / 24
Letak & Berdirinya
1 kerajaan Majapahit
Kehidupan Sosial dan

2 5 Budaya Kerajaan Mataram


Para Raja-Raja

PENINGGALAN
3 Kehidupan Politik
Kerajaan Majapahit 6 KERAJAAN
MAJAPAHIT
Kehidupan Ekonomi
4 Kerajaan Kediri
1
Letak & Berdirinya
kerajaan Majapahit
Letak kerajaan majapahit
KERAJAAN MAJAPAHIT
KERAJAAN MAJAPAHIT merupakan kerajaan yang memiliki pusat pemerintahan di Jawa Timur, Indonesia yang awal
berdiri kira-kira pada tahun 1293 sampai 1550. Kerajaan ini pada puncak kekuasaannya menjadi salah satu
kemaharajaan raya yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas di Nusantara pada saat masa kekuasaan Hayam Wuruk,
yang bertahta dari tahun 1350 sampai 1389.
Kerajaan Majapahit ini adalah kerajaan Hindu-Budha paling akhir yang menguasai Nusantara dan menurut
Negarakertagama Kerajaan Majapahit diyakini sebagai salah satu negara kekuasaan terbesar dalam sejarah Nusantara.
Kekuasaan Majapahit terbentang di wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Semenanjung, Malaya sampai mencakup
Indonesia Timur, walaupun wilayah kekuasaan ini masih diperdebatkan.
Hanya terdapat bukti sedikit fisik sisa-sisa dari Kerajaan Majapahit, dan sejarahnya masih tidak jelas. Sumber utama
yang dipakai oleh para sejarahwan ialah Pararaton (Kotab raja-raja) dalam bahasa Negarakertagama dan Kawai yang
berbahasa Jawa Kuno.
Pararaton Paling utama menceritakan tentang Ken Arok (pendiri sebuah Kerajaan Singhasari) namun juga berisi
beberapa bagian pendek mengenai kisah terbentuknya Majapahit. Sementara itu, mengenai Nagarakertagama merupakan
puisi Jawa Kuno yang dibuat atau ditulis pada masa kejayaan Majapahit di bawah kekuasaan Hayam Wuruk. Sesudah
masa itu, hal yang terjadi masih tidak jelas. Dan juga terdapat beberapa prasasti atau peninggalan dalam bahasa Jawa
Kuno atau catatan sejarah dari Tiongkok dan juga negara-negara yang lainnya.
SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT
Pada masa terjadi serangan Jayakatwa, Raden Wijaya bertugas untuk menghadang dibagian utara, ternyata
serangan yang paling besar malah diterjang dari arah selatan. Maka ketika Raden Wijaya pulang ke Istana, ia melihat
bangunan Kerajaan Singasari hampir sirnah ditelan kobaran api dan terdengar bahwa Kertanegara sudah terbunuh juga
pembesar-pembesar yang lainnya.
Akhirnya Raden Wijaya melarikan diri bersama dengan tentara yang masih tersisa dan dibantu oleh penduduk desa
Kugagu. Setelah dirasa aman, sang raden pergi ke Madura meminta perlindungan ke Aeyawiraraja. Karena bantuannya ia
berhasil menempati tahta, dengan memberikan hadiah daerah tarik untuk Raden Wijaya sebagai wilayah kekuasaannya.
Ketika tentara Mongol hadir ke Jawa dengan pimpinannya Shih-Pi, Kau Shing dan Ike-Mise dengan tujuan untuk
memberi hukuman terhadap Kertanegara, maka Raden Wijaya pun memanfaatkan situasi ini agar bekerja sama untuk
menyerang Jayakatwang.

•Pengusuran Tentara Mongol


Setelah terbunuhnya Jayakatwang, tentara mongol berpesta ria untuk merayakan kemenangannya itu. Kesempatan
itu juga tidak disia-siakan oleh Raden Wijaya untuk balik melawan para Tentara Mongol, sehingga Tentara Mongol
menjadikan terusir dari tanah Jawa dan pulang ke negrinya semula. Maka pada tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan
diberi gelar Sri Kartajasa Jayawhardana.
2
PARA
RAJA-RAJA
NAMA-NAMA RAJA MAJAPAHIT
Berikut ini adalah daftar penguasa Kerajaan Majapahit. Perhatikan bahwa ada periode kekosongan diantara
pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang bisa jadi diakibatkan oleh krisis yang
membuat pecah keluarga Kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.

•Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana, pada tahun kekuasaan 1293 sampai 1309
• Kalagamet dengan gelar Sri Jayanagara pada tahun kekuasaan 1309 sampai 1328.
• Sri Gitarja dengan gelar Tribhuwana Wijayatunggadewi, pada tahun kekuasaan 1328 sampai 1350
• Hayam Wuruk dengan gelar Sri Rajasanagara, pada tahun kekuasaan 1350 sampai 1389
• Wikramawardhana, pada tahun kekuasaan 1389 sampai 1429
• Suhita, pada tahun kekuasaan 1429 sampai 1447
• Kertawijaya dengan gelar Brawijaya I, pada tahun kekuasaan 1447 sampai 1451
• Rajasawardhana dengan gelar Brawijaya II, pada tahun kekuasaan 1451 sampai 1453
• Purwawisesa atau Girishawardhana dengan gelar Brawijaya III, pada tahun kekuasaan 1456 sampai 1466
• Pandanalas atau Suraprabhawa dengan gelar Brawijaya IV, pada tahun kekuasaan 1466 sampai 1468
• Kertabumi dengan gelar Brawijaya V, pada tahun kekuasaan 1468 sampai 1478
• Girindrawardhana dengan gelar Brawijaya VI, pada tahun kekuasaan 1478 sampai 1498
• Hudhara dengan gelar Brawijaya VII, pada tahun kekuasaan 1498 sampai 1518
Letak Kerajaan Majapahit dijakini berada pada wilayah Kec. Trowulan Kab. Mojokerto, Kediri dan Jombang. Seperti halnya pada
umumnya sebuah kerajaan, Majapahit juga mempunyai ibukota dan ibukota dari Kerajaan Majapahit sendiri sudah berpindah
tampat sebanyak 3 kali. Ketiga-tiganya terjadi di masa kekuasaan yang berbeda-beda, diantaranya:

1. Pada Masa Pemerintahan Raja Wijaya


Pada masa pemerintahan Raden Wijaya, letak ibukota Kerajaan Majapahit berada di wilayah pelabuhan Canggu Mojokerto.
Lebih tepatnya lagi yaitu disebut delta dari sebuah bengawan. Istana Kerajaan Majapahit pada masa ini terletak menghadap arah
bengawan tersebut, sehingga istana ini mempunyai pemandangan yang sangat cantik.

2. Pada Masa Pemerintahan Jayanegara


Pada masa pemerintahan Jayanegara di tahun 1305 sampai 1478 masehi, pusat pemerintahan Majapahit  berada di wilayah
pedesaan Trowulan, yang mana desa ini berada di perbatasan antara kota Mojokerto dan Jombang.

3. Pada Masa Pemerintahan Dinasti Girindrawardhana.


Pada masa pemerintahan Girindrawardhana di tahun 1478 masehi dan berakhir pada 1519, dimulai dari kekuasaan Bhre Hyang
Purwawisesa ketika Dyah Rana Wijaya turun tahta, Ibukota Kerajaan Majapahit ini bereada di  wilayah kediri. Memang
kenyataannya banyak sekali versi yang beredar. Namun sebagian besar dari yang tersebar itu antropologis, ilmuan, arkeologi dan
juga ahli budaya percaya bahwa letak wilayah Majapahit yang sesungguhnya ialah di wilayah Trowulan dan sekitarnya. Karena di
daerah inilah banyak ditemukan benda-benda yang ada hubungannya dengan kerajaan majapahit, misalnya prasasti, artefak, dan
juga berbagai konsstruksi bangunan semisal candi-candi, gapura, maupun makam.
3
KEHIDUPAN POLITIK
KERAJAAN MAJAPAHIT
KEHIDUPAN POLITIK KERAJAAN
MAJAPAHIT
1) Raden Wijaya (1293–1309)
Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari
Tribuana, ia mempunyai seorang putra yang bernama Jayanegara, sedangkan dari Gayatri, Raden Wijaya mempunyai
dua orang putri, yaitu Tribuanatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa.
Susunan pemerintahan Raden Wiajaya tidak banyak berbeda dengan pemerintahan Singasari. Raja dibantu oleh tiga
orang mahamenteri (i hino, i sirikan, dan i halu) dan dua orang pejabat lagi, yaitu rakryan rangga dan rakryan
tumenggung. Pada tahun 1309 Raden Wiajay wafat dan didharmakan di Simping dengan Arca Syiwa dan di Antahpura
(di kota Majapahit) dengan arca perwujudannya berbentuk Harihara (penjelmaan Wisnu dan Syiwa).
2) Sri Jayanegara (1309–1328)
Setelah Raden Wiajaya mangkat, digantikan putranya yang bernama Kala Gemet dengan gelar Sri Jayanegara. Kala
Gemet sudah diangkat sebagai raja muda (kumararaja) sejak ayahnya masih memerintah (1296). Ternyata, Jayanagara
adalah raja yang lemah. Oleh karena itu, pada masa pemerintahannya terus dirongrong oleh sejumlah pemberontakan.
3) Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani (1328–1350)
Raja Jayanegara tidak berputra sehingga ketika baginda mangkat, takhta kerajaan diduduki oleh adik perempuannya
dari ibu berbeda (Gayatri) yang bernama Bhre Kahuripan. Ia dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar
Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani. Selama memerintah, Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang
bernama Cakradhara atau Cakreswara yang menjadi raja di Singasari (Bhre Singasari) dengan gelar Kertawardhana.
Berkat bantuan dan saran dari Patih Gajah Mada, pemerintahannya dapat berjalan lancar walaupun masih timbul
pemberontakan. Pada tahun 1372 Tribhuwanatunggadewi meninggal dan didharmakan di Panggih dengan nama
Pantarapurwa.

4) Raja Hayam Wuruk (1350–1389)


Hayam Wuruk setelah naik takhta bergelar Sri Rajasanagara dan dikenal pula dengan nama Bhre Hyang Wekasing
Sukha. Ketika Tribhuwanatunggadewi masih memerintah, Hayam Wuruk telah dinobatkan menjadi rajamuda
(kumararaja) dan mendapat daerah Jiwana sebagai wilayah kekuasaannya. Dalam memerintah Majapahit, Hayam
Wuruk didampingi oleh Gajah Mada sebagai patih hamangkubumi.
Pada saat pemerintahan Raja Hayam Wuruk, ada satu daerah di Pulau Jawa yang belum tunduk kepada Majapahit,
yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Kerajaan Sunda itu diperintah oleh Sri Baduga Maharaja. Gajah Mada ingin
menundukkan secara diplomatis dan kekeluargaan. Kebetulan pada tahun 1357 Raja Hayam Wuruk bermaksud
meminang putri Sri Baduga yang bernama Dyah Pitaloka untuk dijadikan permaisuri. Lamaran itu diterimanya. Dyah
Pitaloka dengan diantarkan oleh Sri Baduga beserta prajuritnya berangkat ke Majapahit.
5) Raja Wikramawardhana (1389–1429)
Setelah Raja Hayam Wuruk mangkat, terjadilah perebutan kekuasaan di antara putra-putri Hayam Wuruk. Kemelut
politik pertama meletus pada tahun 1401. Seorang raja daerah dari bagian timur, yaitu Bhre Wirabhumi memberontak
terhadap Raja Wikramawardhana. Raja Wikramawardhana adalah suami Kusumawardhani yang berhak mewarisi takhta
kerajaan ayahnya (Hayam Wuruk), sedangkan Bhre Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selir. Dalam kitab
Pararaton, pertikaian antarkeluarga itu disebut Perang Paregreg. Pasukan Bhre Wirabhumi dapat dihancurkan dan ia
terbunuh oleh Raden Gajah.

6) Raja Suhita (1429–1447)


Wikramawardhana wafat pada tahun 1429 dan digantikan oleh putrinya yang bernama Suhita. Penobatan Suhita
menjadi Raja Majapahit dimaksudkan untuk meredakan pertikaian keluarga tersebut. Namun, benih balas dendam
sudah telanjur tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi. Akibatnya, pada tahun 1433 Raden Gajah dibunuh karena
dipersalahkan telah membunuh Bhre Wirabhumi. Hal itu menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga Majapahit terus
berlangsung.

7) Keruntuhan Kerajaan Majapahit


Berkembangnya agama Islam di pesisir utara Jawa yang kemudian diikuti berdirinya Kerajaan Demak mempercepat
kemunduran Kerajaan Majapahit. Raja dan pejabat penting Demak adalah keturunan Raja Majapahit yang sudah masuk
Islam. Mereka masih menyimpan dendam nenek moyangnya sehingga Majapahit berusaha dihancurkan. Peristiwa itu
terjadi pada tahun 1518–1521. Penyerangan Demak terhadap Majapahit itu dipimpin oleh Adipati Unus (cucu Bhre
Kertabhumi).
4
KEHIDUPAN EKONOMI
KERAJAAN MAJAPAHIT
Kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh rakyat dan pemerintah Kerajaan Majapahit adalah sebagai
berikut.
1. Di Pulau Jawa dititikberatkan pada sektor pertanian rakyat yang banyak menghasilkan bahan
makanan.
2. Di luar Jawa, terutama bagian timur (Maluku), dititikberatkan pada tanaman rempah-rempah dan
tanaman perdagangan lainnya.
3. Di sepanjang sungai-sungai besar berkembang kegiatan perdagangan yang menghubungkan
daerah pantai dan pedalaman.
4. Di kota-kota pelabuhan, seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Ujung Galuh, Canggu, dan Surabaya,
dikembangkan perdagangan antarpulau dan dengan luar negeri, seperti Cina, Campa, dan India.
5. Dari kota-kota pelabuhan, pemerintah menerima bea cukai, sedangkan dari raja-raja daerah
pemerintah menerima pajak dan upeti dalam jumlah yang cukup besar.
Perekonomian yang maju ini membuat rakyat hidup sejahtera dan keluarga raja beserta para pejabat
negara lebih makmur lagi.
5

KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA KERAJAAN KEDIRI
Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama
disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian
juga peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu.

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-
karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai berikut .

1. Candi
Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar
(Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti
Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).

2. Kesusanteran
Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman
Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.
Sastra Zaman Majapahit Awal
Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan
perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.
Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka tunggal ika tan
hana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita.
Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.
Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.

Sastra Zaman Akhir Majapahit


Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit.
Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Peninggalan Kerajaan Majapahit banyak ditemukan di Indonesia ini salah satunya adalah
candi-candi yang banyak didtinggalkan oleh berbagai macam kerajaan kuno, dan  memiliki
nama-nama candi yang berbeda dan ukuran berbeda-beda juga, ada yang besar semisal candi
borobudur dan ada juga yang kecil. Berikut ini peniggalan pada masa kejayaan Majapahit:

1. Candi Wringin Lawang

Diperkirakan fungsi utama candi ini ialah sebagai pintu


gerbang untuk menuju kawasan utama di Ibukota
Majapahit. Lokasinya terlihat dari jalan utama Surabaya-
solo, lebih tepatnya di daerah Brangkal sebelum masuk
ke wilayah Trowulan sehingga mudah terjangkau apabila
anda mau melihatnnya.
2.Candi Brahu
Candi Brahu ini berada di kawasan Bejijong, Trowulan yang
saat ini merupakan pusat pengrajin kuningan dan Patung Batu.
Candi Brahu ini merupakan bangunan suci untuk beribadah yang
digunakan untuk memuliakan para anggota keluarga kerajaan
yang sudah meninggal. Konon katanya 4 raja Majapahit yang
meninggal diprabukan atau dikremasi di sekitar bangunan candi
Brahu.

3.Candi Gentong
Candi Gentong ini masih dalam tahapan restorasi, sehingga bentuknya
masih berwujud reruntuhan bangunan yang belum bisa di saksikan atau
digunakan untuk tempat wisata peninggalan kerajaan zaman dulu. Sedangkan
lokasi dari Candi Gentong ini berada dekat dengan Candi Brahu.
4.Candi Tikus
Candi Tikus merupakan kolalm pemandian ritual (petirtaan) yang
Struktur utama dari dinding selatan yang menonjol diperkirakan meniru bentuk
dari gunung legendaris Mahameru. Dulu konon kolam ini dipungsikan untuk
tempat pemandian putri raja-raja Majapahit. Nama Candi Tikus sendiri diberikan
karena dulu tempat ini menjadi sarang tikus yang selalu memakan tanaman sawah
milik penduduk.

5.Candi Bajang Ratu


Di bagian atapnya terdapat aksesoris bangunan yang memeperlihatkan
hiasan ukiran yang rumit atau detail. Arti dari nama Bajang ratu dalam
bahasa Jawa ialah “Raja Kecil” masyarakat mengaitkan dengan raja kedua
Majapahit yakni Jayanegara. Konon Jayanegaraa saat kecil pernah jatuh di
tempat ini, sedangkan lainnya menganggap karena Raja Jayanegara naik
tahta di usianya yang masih muda. Sedangkan sejarawan sendiri mengkaitkan
akan bangunan candi ini sebagai penghormatan untuk Raja Jayanegara yang
meninggal pada tahun 1328 Masehi.
5.Candi Kedaton
Candi ini sampai saat ini masih dalam tahap restorasi, karena
wujudnya masih misteri yang sulit diketahui. Pada komplek candi ini
ada beberapa bangunan seperti candi, mulut gua, sumur upas, lorong
rahasia dan makam Islam. Para ahli sejarah masih berusaha untuk
membongkar misteri agar ditemukan bentuk bangunan candi ini.
Namun ada dugaan mengenai daerah kedaton ini yang mana dulu
merupakan komplek ibukota Majapahit di masa-masa yang terakhir

6.Candi Minakjinggo Candi Minakjinggo mempunyai bentuk yang unik berupa kombinasi bahan
andesit pada bagian luar dan baru pada bagian dalam. Pada candi ini ditemukan
arca unik dengan bentuk ukiran mahluk ajaib yang diperkirakan sebagai Oilin
(mahluk ajaib dalam kepercayaan China).
Ditemukannya arca ini diduga kuat bahwa ada hubungan budaya yang sangat
kuat antara kerajaan Majapahit dengan raja dari Cina Dinasati Ming. Candi ini
mempunyai keterkaitan sangat erat dengan cerita atau legenda rakyat Danar
Wulan dan Minak Jinggo.
7.Pendopo Agung
Candi yang berada di dusun Grinting desa Karang Jeruk
Kecamatan Jatirejo ini belum banyak dikenal hal layak umum.
Informasi yang didapatkan mengenai adanya bangunan candi ini juga
tidak banyak, selain bekas pondasi bangunan yang didapati oleh
pembuat batu bata.

8.Makam Putri Campa Bangunan Pendopo Agung ini dulunya berupa penemuan umpuk-umpuk
yang besar yang diperkirakan sisa dari sebuah bangunan pendopo agung sebagai
tempat Raja Majapahit untuk menemui tamu-tamu agungnya.
Sekarang tampat ini sudah dipugar oleh pihak kodam V Brawijaya menjadi
bangunan yang nyaman untuk ditempati. Di belakang bangunan ini terdapat batu
miring, yang konon katanya menjadi tempat mahapati Gajah Mada mengikrarka
isi sumpah palapa. Selain itu juga ada komplek makam dan petilasan Raden
Wijaya (pendiri kerajaan Majapahit) yang ramai pengunjung oleh pejiarah.
BIODATA

NAMA : MUHAMMAD DAFA FRESTIWA ILYAS

NO.TELP : 082135092561

EMAIL : ilvgamming21@gmail.com

INSTAGRAM : @ilyas.dap

KELAS / ABSEN : XII MIPA 2 / 24

Anda mungkin juga menyukai