(HINDU-BUDDHA)
PENINGGALAN
3 Kehidupan Politik
Kerajaan Majapahit 6 KERAJAAN
MAJAPAHIT
Kehidupan Ekonomi
4 Kerajaan Kediri
1
Letak & Berdirinya
kerajaan Majapahit
Letak kerajaan majapahit
KERAJAAN MAJAPAHIT
KERAJAAN MAJAPAHIT merupakan kerajaan yang memiliki pusat pemerintahan di Jawa Timur, Indonesia yang awal
berdiri kira-kira pada tahun 1293 sampai 1550. Kerajaan ini pada puncak kekuasaannya menjadi salah satu
kemaharajaan raya yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas di Nusantara pada saat masa kekuasaan Hayam Wuruk,
yang bertahta dari tahun 1350 sampai 1389.
Kerajaan Majapahit ini adalah kerajaan Hindu-Budha paling akhir yang menguasai Nusantara dan menurut
Negarakertagama Kerajaan Majapahit diyakini sebagai salah satu negara kekuasaan terbesar dalam sejarah Nusantara.
Kekuasaan Majapahit terbentang di wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Semenanjung, Malaya sampai mencakup
Indonesia Timur, walaupun wilayah kekuasaan ini masih diperdebatkan.
Hanya terdapat bukti sedikit fisik sisa-sisa dari Kerajaan Majapahit, dan sejarahnya masih tidak jelas. Sumber utama
yang dipakai oleh para sejarahwan ialah Pararaton (Kotab raja-raja) dalam bahasa Negarakertagama dan Kawai yang
berbahasa Jawa Kuno.
Pararaton Paling utama menceritakan tentang Ken Arok (pendiri sebuah Kerajaan Singhasari) namun juga berisi
beberapa bagian pendek mengenai kisah terbentuknya Majapahit. Sementara itu, mengenai Nagarakertagama merupakan
puisi Jawa Kuno yang dibuat atau ditulis pada masa kejayaan Majapahit di bawah kekuasaan Hayam Wuruk. Sesudah
masa itu, hal yang terjadi masih tidak jelas. Dan juga terdapat beberapa prasasti atau peninggalan dalam bahasa Jawa
Kuno atau catatan sejarah dari Tiongkok dan juga negara-negara yang lainnya.
SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT
Pada masa terjadi serangan Jayakatwa, Raden Wijaya bertugas untuk menghadang dibagian utara, ternyata
serangan yang paling besar malah diterjang dari arah selatan. Maka ketika Raden Wijaya pulang ke Istana, ia melihat
bangunan Kerajaan Singasari hampir sirnah ditelan kobaran api dan terdengar bahwa Kertanegara sudah terbunuh juga
pembesar-pembesar yang lainnya.
Akhirnya Raden Wijaya melarikan diri bersama dengan tentara yang masih tersisa dan dibantu oleh penduduk desa
Kugagu. Setelah dirasa aman, sang raden pergi ke Madura meminta perlindungan ke Aeyawiraraja. Karena bantuannya ia
berhasil menempati tahta, dengan memberikan hadiah daerah tarik untuk Raden Wijaya sebagai wilayah kekuasaannya.
Ketika tentara Mongol hadir ke Jawa dengan pimpinannya Shih-Pi, Kau Shing dan Ike-Mise dengan tujuan untuk
memberi hukuman terhadap Kertanegara, maka Raden Wijaya pun memanfaatkan situasi ini agar bekerja sama untuk
menyerang Jayakatwang.
•Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana, pada tahun kekuasaan 1293 sampai 1309
• Kalagamet dengan gelar Sri Jayanagara pada tahun kekuasaan 1309 sampai 1328.
• Sri Gitarja dengan gelar Tribhuwana Wijayatunggadewi, pada tahun kekuasaan 1328 sampai 1350
• Hayam Wuruk dengan gelar Sri Rajasanagara, pada tahun kekuasaan 1350 sampai 1389
• Wikramawardhana, pada tahun kekuasaan 1389 sampai 1429
• Suhita, pada tahun kekuasaan 1429 sampai 1447
• Kertawijaya dengan gelar Brawijaya I, pada tahun kekuasaan 1447 sampai 1451
• Rajasawardhana dengan gelar Brawijaya II, pada tahun kekuasaan 1451 sampai 1453
• Purwawisesa atau Girishawardhana dengan gelar Brawijaya III, pada tahun kekuasaan 1456 sampai 1466
• Pandanalas atau Suraprabhawa dengan gelar Brawijaya IV, pada tahun kekuasaan 1466 sampai 1468
• Kertabumi dengan gelar Brawijaya V, pada tahun kekuasaan 1468 sampai 1478
• Girindrawardhana dengan gelar Brawijaya VI, pada tahun kekuasaan 1478 sampai 1498
• Hudhara dengan gelar Brawijaya VII, pada tahun kekuasaan 1498 sampai 1518
Letak Kerajaan Majapahit dijakini berada pada wilayah Kec. Trowulan Kab. Mojokerto, Kediri dan Jombang. Seperti halnya pada
umumnya sebuah kerajaan, Majapahit juga mempunyai ibukota dan ibukota dari Kerajaan Majapahit sendiri sudah berpindah
tampat sebanyak 3 kali. Ketiga-tiganya terjadi di masa kekuasaan yang berbeda-beda, diantaranya:
KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA KERAJAAN KEDIRI
Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama
disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian
juga peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu.
Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-
karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai berikut .
1. Candi
Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar
(Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti
Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).
2. Kesusanteran
Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman
Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.
Sastra Zaman Majapahit Awal
Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan
perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.
Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka tunggal ika tan
hana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita.
Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.
Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
3.Candi Gentong
Candi Gentong ini masih dalam tahapan restorasi, sehingga bentuknya
masih berwujud reruntuhan bangunan yang belum bisa di saksikan atau
digunakan untuk tempat wisata peninggalan kerajaan zaman dulu. Sedangkan
lokasi dari Candi Gentong ini berada dekat dengan Candi Brahu.
4.Candi Tikus
Candi Tikus merupakan kolalm pemandian ritual (petirtaan) yang
Struktur utama dari dinding selatan yang menonjol diperkirakan meniru bentuk
dari gunung legendaris Mahameru. Dulu konon kolam ini dipungsikan untuk
tempat pemandian putri raja-raja Majapahit. Nama Candi Tikus sendiri diberikan
karena dulu tempat ini menjadi sarang tikus yang selalu memakan tanaman sawah
milik penduduk.
6.Candi Minakjinggo Candi Minakjinggo mempunyai bentuk yang unik berupa kombinasi bahan
andesit pada bagian luar dan baru pada bagian dalam. Pada candi ini ditemukan
arca unik dengan bentuk ukiran mahluk ajaib yang diperkirakan sebagai Oilin
(mahluk ajaib dalam kepercayaan China).
Ditemukannya arca ini diduga kuat bahwa ada hubungan budaya yang sangat
kuat antara kerajaan Majapahit dengan raja dari Cina Dinasati Ming. Candi ini
mempunyai keterkaitan sangat erat dengan cerita atau legenda rakyat Danar
Wulan dan Minak Jinggo.
7.Pendopo Agung
Candi yang berada di dusun Grinting desa Karang Jeruk
Kecamatan Jatirejo ini belum banyak dikenal hal layak umum.
Informasi yang didapatkan mengenai adanya bangunan candi ini juga
tidak banyak, selain bekas pondasi bangunan yang didapati oleh
pembuat batu bata.
8.Makam Putri Campa Bangunan Pendopo Agung ini dulunya berupa penemuan umpuk-umpuk
yang besar yang diperkirakan sisa dari sebuah bangunan pendopo agung sebagai
tempat Raja Majapahit untuk menemui tamu-tamu agungnya.
Sekarang tampat ini sudah dipugar oleh pihak kodam V Brawijaya menjadi
bangunan yang nyaman untuk ditempati. Di belakang bangunan ini terdapat batu
miring, yang konon katanya menjadi tempat mahapati Gajah Mada mengikrarka
isi sumpah palapa. Selain itu juga ada komplek makam dan petilasan Raden
Wijaya (pendiri kerajaan Majapahit) yang ramai pengunjung oleh pejiarah.
BIODATA
NO.TELP : 082135092561
EMAIL : ilvgamming21@gmail.com
INSTAGRAM : @ilyas.dap