Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT

Disusun oleh :
Ma'arijul Arifin

SMK NEGERI 2 BANDUNG


T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai seni ukir..

Harapan kami semoga makalah tentang seni ukir ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Rabu, 17 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 1

C. Manfaat1

BAB II ISI 2

A. Sejarah Berdirinya
Majapahit...........................................................................................................2
B. Kejayaan Majapahit 4

C. Agama dan Kebudayaan Majapahit 5

D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit...................................................7

E.Struktur
Pemerintahan..........................................................................................8
F. Raja Yang Pernah Memimpin
Majapahit....................................................11
G.Jatuhnya Majapahit.....................................................................................12
H.Peninggalan Kerajaan Majapahit yang........................................................14

Tersebar di Indonesia

BAB III PENUTUP 19

A. Kesimpulan 19 i
B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA20

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas
di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun
1350 hingga1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang
menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam
sejarah Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,
Semenanjung, Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah
kekuasaannya masih diperdebatkan.
Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan
sejarahnya tidak jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah
Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam bahasa
Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan
Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya
Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang
ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
Setelah masa iCtu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa
prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-
negara lain.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Sejarah Kebudayaan Majapahit
b. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
c. Untuk mengetahui Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit.

C. Manfaat
ii
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita
tentang sejarah Kebudayaan Majapahit.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Majapahit


Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang
bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka
ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir
habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-
pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang
masih setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke
Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil
menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai
daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-
Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden
Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang.
Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan
kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik
melawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke
negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa
Jayawardhana.
Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran
Kertarajasa. Berlokasi semula di Candi Simping, Blitar, kini menjadi koleksi Museum
Nasional Republik Indonesia. Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah
menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan,
penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke
Singhasari yang menuntut Uperi. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang
terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan
merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu
memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293. Ketika itu, Jayakatwang,
adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas saran Aria
Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu
Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke
Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin 12
mengabdi kepada Jayakatwang. Jawaban dari surat diatas disambut dengan senang
hati. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan
membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah
maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya
bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah
berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu
Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara
kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing. Saat itu juga merupakan
kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau
mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit
adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika
tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan
dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah.
Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi
memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil.
Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra
Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut
disebutkan dalam Pararaton. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha
lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar
ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian
pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum
mati. Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala
Gemet, yang berarti "penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun
pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia,Oodrico da Pordenone mengunjungi
keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya,
Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi
Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi Bhiksuni. Rajapatni
menunjuk anak perempuannya Tribhuwana untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun
1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada saat
pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan
rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah
kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang
menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di
Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya,
Hayam Wuruk.
B. Kejayaan Majapahit
Bidadari Majapahit yang anggun, arca cetakan emasapsara (bidadari surgawi)
gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit
sebagai "zaman keemasan" nusantara. Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara,
memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit
mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di
bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak
wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan Sulawesi, kepulauan
Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan Filipina.
Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan
Majapahit.

gmbr.Arca Emas Peninggalan Majapahit


Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-
daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan
terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang
mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan
Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim
duta-dutanya ke Tiongkok. Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer,
Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan
karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi
(Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai Permaisurinya. Pihak Sunda menganggap
lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda
beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri
untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini
34
sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit.
Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan
Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan,
keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh
rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam. Tradisi
menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam melakukan
"bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya. Kisah Pasunda Bubat
menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman
kemudian di Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini disinggung dalam
Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama. Kakawin
Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya Keraton
yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus
dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga
menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari
Sumatra ke Papiua, mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku. Tradisi lokal di
berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan
Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya
mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam
pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan
Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi
ketuanan Majapahit atas daerah itu dapat mengundang reaksi keras.Pada tahun
1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan
serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.
Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai
pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit
nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di
kepulauan Nusantara. Padasaat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam
mulai memasuki kawasan ini.

C. Kebudayaan Majapahit
gmbr.Bajang Ratu

Gapura Bajang Ratu, gerbang masuk salah satu kompleks bangunan penting di
ibu kota Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di Trowulan. "Dari semua
bangunan, tidak ada tiang yang luput dari ukiran halus dan warna indah" [Dalam
lingkungan dikelilingi tembok] "terdapat pendopo anggun beratap ijuk, indah bagai
pemandangan dalam lukisan... Kelopak bunga katangga gugur tertiup angin dan
bertaburan di atas atap. Atap itu bagaikan rambut gadis yang berhiaskan bunga,
menyenangkan hati siapa saja yang memandangnya". Nagarakretagama menyebutkan
budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang
halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata
negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari
semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti atau
pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton
termasuk kawasan ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali
yang secara langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta
wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati otonomi luas. Ibu
kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan
besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan
Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap
sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama sama sekali tidak
menyinggung tentang Islam, akan tetapi sangat mungkin terdapat beberapa pegawai
atau abdi istana muslim saat itu. Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi
pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya.
Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah
tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi
Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Gapura Bajang
Ratu di Trowulan, Mojokerto. Beberapa elemen arsitektur berasal dari masa
Majapahit, antara lain gerbang terbelah Candi Bentar, gapura paduraksa (kori agung)
beratap tinggi, dan pendopo berdasar struktur bata. Gaya bangunan seperti ini masih
dapat ditemukan dalam arsitektur Jawa dan Bali. Raja [Jawa] memiliki bawahan tujuh
raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik
kedua yang pernah ada. Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan.
Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis emas dan perak,
bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan Agung dari China beberapa kali 5
8

7
berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu berhasil
mengalahkannya. Catatan yang berasal dari sumber Italia mengenai Jawa pada era
Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi, seorang pendeta Ordo
Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan Pendeta Odorico da Poedenone". Ia
mengunjungi beberapa tempat di Nusantara: Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin di
Kalimantan. Ia dikirim Paus untuk menjalankan misi Katolik di Asia Tengah. Pada
1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam dan menembus Persia, terus
hingga mencapai Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu menuju kepulauan Nikobar
hingga mencapai Sumatera, lalu mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke
Italia melalui jalan darat lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sultra menuju
Eropa pada 1330. Di buku ini ia menyebut kunjungannya di Jawa tanpa menjelaskan
lebih rinci nama tempat yang ia kunjungi. Disebutkan raja Jawa menguasai tujuh raja
bawahan. Disebutkan juga di pulau ini terdapat banyak cengkeh, kemukus, pala, dan
berbagai rempah-rempah lainnya. Ia menyebutkan istana raja Jawa sangat mewah dan
mengagumkan, penuh bersepuh emas dan perak. Ia juga menyebutkan raja Mongol
beberapa kali berusaha menyerang Jawa, tetapi selalu gagal dan berhasil diusir
kembali. Kerajaan Jawa yang disebutkan di sini tak lain adalah Majapahit yang
dikunjungi pada suatu waktu dalam kurun 1318-1330 pada masa pemerintahan
Jayanegara.

D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit


Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Pajak
dan denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal
mata uang sejak abad ke-8 pada masa kerajaan Medaang yang menggunakan butiran
dan keping uang emas dan perak. Sekitar tahun 1300, pada masa pemerintahan raja
pertama Majapahit, sebuah perubahan moneter penting terjadi: keping uang dalam
negeri diganti dengan uang "kepeng" yaitu keping uang tembaga impor dari China.
Pada November 2008 sekitar 10.388 keping koin China kuno seberat sekitar 40
kilogram digali dari halaman belakang seorang penduduk di Sidoarjo. Badan
Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur memastikan bahwa koin
tersebut berasal dari era Majapahit. Alasan penggunaan uang logam atau koin asing
ini tidak disebutkan dalam catatan sejarah, akan tetapi kebanyakan ahli menduga
bahwa dengan semakin kompleksnya ekonomi Jawa, maka diperlukan uang pecahan
kecil atau uang receh dalam sistem mata uang Majapahit agar dapat digunakan dalam
aktivitas ekonomi sehari-hari di pasar Majapahit. Peran ini tidak cocok dan tidak
dapat dipenuhi oleh uang emas dan perak yang mahal. Beberapa gambaran mengenai
skala ekonomi dalam negeri Jawa saat itu dikumpulkan dari berbagai data dan
prasasti. Prasasti Canggu yang berangka tahun 1358 menyebutkan sebanyak 78 titik
perlintasan berupa tempat perahu penyeberangan di dalam negeri (mandala Jawa)
Prasasti dari masa Majapahit menyebutkan berbagai macam pekerjaan dan 7
spesialisasi karier, mulai dari pengrajin emas dan perak, hingga penjual minuman,
dan jagal atau tukang daging. Meskipun banyak di antara pekerjaan-pekerjaan ini
sudah ada sejak zaman sebelumnya, namun proporsi populasi yang mencari
pendapatan dan bermata pencarian di luar pertanian semakin meningkat pada era
Majapahit. Menurut catatan Wang Ta-Yuan, pedagan Tiongkok, komoditas ekspor
Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain dan burung kakak tua, sedangkan
komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik dan barang
dari besi. Mata Uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam dan
tembaga. Selain itu, catatan Odorico da Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia
yang mengunjungi Jawa pada tahun 1312, menyebutkan bahwa istana raja Jawa
penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata Kemakmuran Majapahit diduga
karena dua faktor. Faktor pertama; lembah sungai Brantas dan Bengawan Solo di
dataran rendah Jawa Timur utara sangat cocok untuk pertanian padi. Pada masa
jayanya Majapahit membangun berbagai infrastruktur irigasi, sebagian dengan
dukungan pemerintah. Faktor kedua; pelabuhan-pelabuhan Majapahit di pantai utara
Jawa mungkin sekali berperan penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk
mendapatkan komoditas rempah-rempah Maluku. Pajak yang dikenakan pada
komoditas rempah-rempah yang melewati Jawa merupakan sumber pemasukan
penting bagi Majapahit. Nagarakretagama menyebutkan bahwa kemashuran penguasa
Wilwatikta telah menarik banyak pedagang asing, di antaranya pedagang dari India,
Khmer, Siam dan China. Pajak khusus dikenakan pada orang asing terutama yang
menetap semi-permanen di Jawa dan melakukan pekerjaan selain perdagangan
internasional. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari
India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain
di wilayah Majapahit di Jawa.

E. Struktur Pemerintahan
Arca dewi Parwati sebagai perwujudan anumerta Tribhuwanottunggadewi,
ratu Majapahit ibunda Hayam Wuruk. Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan
susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan
tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama
perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia
memegang otoritas politik tertinggi.
a. Aparat birokrasi
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan
pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi.
Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain
yaitu:
 Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja
 Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan
pemerintahan
 Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan
 Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang
terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat
dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan
kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan
kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara
Saptaprabhu.

b. Pembagian wilayah
Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan Singhasari,
terdiri atas beberapa kawasan tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa.
Daerah ini diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara yang bergelar Bhre
atau "Bhatara i". Gelar ini adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi
ini hanyalah untuk kerabat dekat raja. Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan
mereka, memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan
di perbatasan daerah yang mereka pimpin. Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk
(1350 s.d. 1389) ada 12 wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh kerabat dekat raja.

Hierarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit dikenal


sebagai berikut:
1. Bhumi: kerajaan, diperintah oleh Raja
2. Nagara: diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran
atau bangsawan)
3. Watek: dikelola oleh wiyasa,
4. Kuwu: dikelola oleh lurah,
5. Wanua: dikelola oleh thani,
6. Kabuyutan: dusun kecil atau tempat sakral. 98
Hubungan
No Provinsi Gelar Penguasa dengan
Raja

Kahuripan
(atau janggala, Bhre Tribhuwanatu
1 ibu suri
sekarang surab Kahuripan nggadewi
aya)

Daha (bekas
Rajadewi bibi sekaligus
2 ibukota Bhre Daha
Maharajasa ibu mertua
dariKediri)

Tumapel
(bekas ibukota Kertawardhan
3 Bhre Tumapel ayah
dari Singhasar a
i)

Wengker paman
4 (sekarang Pon Bhre Wengker Wijayarajasa sekaligus ayah
orogo) mertua

Matahun suami dari


Rajasawardha
5 (sekarang Boj Bhre Matahun Putri Lasem,
na
onegoro) sepupu raja

Wirabhumi Bhre Bhre


6 Anak
(Blambangan) Wirabhumi Wirabhumi1

Singhawardha saudara laki-


7 Paguhan Bhre Paguhan
na laki ipar

Kusumawardh anak
8 Kabalan Bhre Kabalan
ani2 perempuan

Bhre keponakan
9 Pawanuan Surawardhani
Pawanuan perempuan

Lasem (kota
Rajasaduhita
10 pesisir di Jawa Bhre Lasem Sepupu
Indudewi
Tengah)

Pajang (sekara Rajasaduhita saudara


11 Bhre Pajang
ng Surakarta) Iswari perempuan
Mataram (seka
Wikramaward keponakan
12 rang Yogyakar Bhre Mataram
hana2 laki - laki
ta)

Sedangkan dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa pemerintahan


Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang
bergelar Bhre. Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu:

Daha Kahuripan Kembang Jenar Singhapura Wengker


Jagarag Keling Matahun Tanjungpura Wirabumi
Kabalan Kelinggapura Pajang Tumapel

Saat Majapahit memasuki era kemaharajaan Thalasokrasi saat pemerintahan


Gajah Mada, beberapa negara bagian di luar negeri juga termasuk dalam lingkaran
pengaruh Majapahit, sebagai hasilnya, konsep teritorial yang lebih besar pun
terbentuk:
1. Negara Agung, atau Negara Utama, inti kerajaan. Area awal Majapahit atau
Majapahit Lama selama masa pembentukannya sebelum memasuki era kemaharajaan.
Yang termasuk area ini adalah ibukota kerajaan dan wilayah sekitarnya dimana raja
secara efektif menjalankan pemerintahannya. Area ini meliputi setengah bagian timur
Jawa, dengan semua provinsinya yang dikelola oleh para Bhre (bangsawan), yang
merupakan kerabat dekat raja.
2. Mancanegara, area yang melingkupi Negara Agung. Area ini secara langsung
dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa, dan wajib membayar upeti tahunan.Wilayah
Mancanegara termasuk di dalamnya seluruh daerah Pulau Jawa lainnya, Madura Bali
dan juga Dharmasraya, Pagaruyung, Lampung dan Palembang di Sumatra.
3. Nusantara, adalah area yang tidak mencerminkan kebudayaan Jawa, tetapi
termasuk ke dalam koloni dan mereka harus membayar upeti tahunan. Termasuk
dalam area ini adalah kerajaan kecil dan koloni di Maluku, Kepulauan Nusa
Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
Ketiga kategori itu masuk ke dalam lingkaran pengaruh Kerajaan Majapahit.
Akan tetapi Majapahit juga mengenal lingkup keempat yang didefinisikan sebagai
hubungan diplomatik luar negeri:
1. Mitreka Satata, yang secara harafiah berarti "mitra dengan tatanan (aturan) yang
sama". Hal itu menunjukkan negara independen luar negeri yang dianggap setara oleh
Majapahit, bukan sebagai bawahan dalam kekuatan Majapahit. Menurut
Negarakertagama pupuh 15, bangsa asing adalah Syangkayodhyapura (Ayutthaya di
Thailand), Dharmmanagari (Kerajaan Nakhon Si Thammarat), Marutma, Rajapura 10
dan Sinhanagari (kerajaand i Myanmar),Kerajaan Champa,Kamboja (Kamboja), dan
Yawana (Annam).
2. Mitreka Satata dapat dianggap sebagai aliansi Majapahit, karena kerajaan asing di
luar negeri seperti China dan India tidak termasuk dalam kategori ini meskipun
Majapahit telah melakukan hubungan luar negeri dengan kedua bangsa ini.

F. Raja-Raja Yang Pernah Memimpin Majapahit


1. Raden Wijaya (1293-1309)
2. Jayanegara (1309-1328)
3. Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)
4. Hayam Wuruk (1350-1389)
5. Kusumawardani-Wikramawardhana (1389-1399)
6. Suhita (1399-1429)
7. Bhre Tumapel (Kertawijaya) (1447-1451)
8. Rajasawardhana (1456-1466)
9. Kartabumi (1466-1478)

G. Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit
berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389,
Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris
Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya
sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari
selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang
disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara
Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi
Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung.
Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah
taklukannya di seberang. Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian
ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Chaeng Ho, seorang
jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai
1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim
China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang,
Demak, Tubah dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara
JawaWikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh
putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri 11
kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada
1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-
lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhere
Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia
wafat pada tahun 1453 AD.
Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta.
Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada
1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi
memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai
raja Majapahit. Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar
agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-
15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan,
sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka,
mulai muncul di bagian barat Nusantara. Di bagian barat kemaharajaan yang mulai
runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka
yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan
kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan
Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit. Sebuah tampilan model kapal Majapahit di Museum Negara
Malaysia, Kuala Lumpur Malaysia Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota
kerajaan lebih jauh ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus
memerintah di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474.
Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dan mempersatukan kembali
Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474
hingga 1519 dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan
Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan
kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa. Waktu berakhirnya Kemaharajaan
Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka, berakhirnya abad
dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu
pemerintahan) hingga tahun 1527. Dalam tradisi Jawa ada sebuah Kronogram atau
candasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah 5
tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka,
atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”.
Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah
gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. prasasti
Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi dan
memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Daha
dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi.
Peperangan ini dimenangi Demak pada tahun 1527. Sejumlah besar abdi
istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. 12
Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman
dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.
Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527, kekuatan
kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit.
Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah),
diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi
Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V
dengan seorang putri China.
Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta)
mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan
penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara
tahun 1518 dan 1521 M.
Demak memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan Islam
pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa
kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di
ujung timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian barat.
Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke
pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini
masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru.

H. Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Tersebar di Indonesia

13
1. Celengan Majapahit

Celengan ini ditemukan di trowulan, Jawa


Timur dan dipergunakan sekitar abad 14-15.
Sekarang merupakan koleksi Museum Gajah,
Jakarta.

2. Arca Emas

Arca ini menggambarkan Bidadari Majapahit yang


anggun

3. Terakota Wajah

Banyak terakota ditemukan di wilayah


majapahit, namun yang menarik adalah
terakota yang dipercaya menggambarkan
wujud asli dari Gajah Mada.

14
4. Surya Majapahit

Surya Majapahit adalah lambang yang


umumnya dapat ditemui di reruntuhan
Majapahit, sehingga Surya Majapahit mungkin
merupakan simbol kerajaan Majapahit.

5. Arca Pertapa Hindu

Arca yang menggambarkan pertapa Hindu dari


masa Majapahit akhir ini sekarang merupakan
koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-
Dahlem, Jerman.

6. Uang Gobog Majapahit

Benda yang zaman dahulu ini pernah


digunakan sebagai salah satu mata uang
Kerajaan Majapahit ini terbuat dari tembaga.

7. Candi Tikus

Candi peninggalan kerajaan Majapahit yang


pertama yaitu Candi Tikus. Candi ini berada
komplek Trowulan di desa Temon, kecamatan
Trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

15
8. Candi Sukuh

.Candi peninggalan kerajaan Majapahit


selanjutnya yaitu Candi Sukuh. Candi ini
berada di desa Berjo, kecamatan Ngargoyoso,
kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.Candi
yang diperkirakan dibangun pada tahun 1437
masehi.

9. Candi Brahu

. Candi ini terletak di Trowulan, tepatnya


terletak di desa Bejijong, kecamatan Trowulan,
kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur.Nama “Brahu” diperkirakan berasal
dari kata “Wanaru” atau “Warahu”, nama ini
didapatkan dari sebutan bangunan suci yang
disebutkan dalam Prasasti Alasantan, dimana
prasasti tersebut ditemukan tidak jauh dari
Candi ini.

10. Candi Cetho


. Candi ini berada di dusun Ceto, desa
Gumeng, kecamatan Jenawi, kabupaten
Karanganyar. Selain itu, komplek Candi ini
juga sering digunakan oleh warga setempat dan
peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat
pemujaan.

16
11. Candi Wringin Branjang

Candi Wringin Branjang berada di desa


Gadungan, kecamatan Gandusari, kabupaten
Blitar, Jawa Timur. Bentuk dari Candi ini
sangat sederhana, dimana Candi ini tidak
memiliki kaki Candi, hanya memiliki badan
dan atap Candi.

12. Candi Pari

Candi peninggalan kerajaan Majapahit


selanjutnya adalah Candi Pari yang berada di
desa Candi Pari, kecamatan Porong, kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur. Sedangkan tahun
didirikannya Candi yaitu pada tahun 1371
masehi.

13. Candi Surawana

Candi Surawana (Surowono) adalah Candi


bercorak Hindu yang juga merupakan Candi
peninggalan kerajaan Majapahit ini terletak di
desa Canggu, kecamatan Pare, kabupaten
Kediri.Diperkirakan Candi yang memiliki
nama sebenarnya yaitu Wishnubhawanapura
ini dibangun pada abad ke 14 masehi.

14. Candi Jabung

Candi yang berada di desa Jabung, kecamatan


Paiton, kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini
merupakan Candi peninggalan kerajaan
Majapahit bercorak Hindu.

17
15. Gapura Wringin Lawang

Gapura Wringin Lawang adalah gapura


peninggalan kerajaan Majapahit yang dibangun
pada abad ke 14 masehi. Gapura ini terletak di
desa Jatipasar, kecamatan Trowulan, kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur.

16. Gapura Bajang Ratu

Candi peninggalan kerajaan Majapahit yang


terakhir yaitu Gapura Bajang Ratu. Gapura yang
diperkirakan dibangun pada abad ke 14 ini
terletak di desa Temon, kecamatan Trowulan,
kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah pada masanya Majapahit
mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah
perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit
meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan Sulawesi, kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan Filipina. Sumber
ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

B. Saran
Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
sangat membutuhkan kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan sebagai
intropeksi bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi. Terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah terlibat untuk mendukung dan membantu agar makalah ini
dapat terselesaikan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/
http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit
https://www.google.com/amp/s/waktuku.com/peninggalan-kerajaan-majapahit/
amp/

20

Anda mungkin juga menyukai