Anda di halaman 1dari 17

ARTIKELKERAJAAN MATARAM KUNO

NAMA KELOMPOK :
 MEYSIA ANDARAINI ( )
 PUTRI NUR .M. ( )
 SISKA DINATA ( )
 ZAMSAFILA .M. ( )

1 Sejarah kerajaan mataram kuno


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena atas rahmat , taufik serta hidayah-Nya telah
terselesaikan tugas sejarah kami tentang “Kerajaan Mataram Kuno.
Makalah ini kami susun secara sistematis dan praktis. Kami telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan data-data yang kami
peroleh dari berbagai sumber .
Dalam menyusun makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapat
kesalahan oleh karena itu kami mohon kerendahan hati para pembaca
untuk memakluminya .
Mudah-mudahan makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita
semua ... amin.

Wassalamualaikum wr.wb

Penyusun

2 Sejarah kerajaan mataram kuno


i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang............................................................................
B.Rumusan masalah.........................................................................
C.Tujuan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Sejarah Berdirinya Kerajaan mataram kuno..............................
B.Letak dan Wilayah Kekuasaan....................................................
C.Kehidupan di Kerajaan mataram kuno.......................................
D.Raja-Raja di Kerajaanmataram kuno.........................................
E.Prasasti-Prasasti Kerajaan mataram kuno....................................
F.Sumber-Sumber Sejarah..............................................................
G.Runtuhnya Kerajaan mataram kuno...........................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan..................................................................................
B.Saran............................................................................................
BAB IV DAFTAR PUSAKA
A.Daftar Pusaka..............................................................................

3 Sejarah kerajaan mataram kuno


ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Kerajaan Mataram mulai berdiri tahun 1582, terletak didaerah Kota Gede
sebelah tenggara kota Yogyakarta, kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki
ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan yang mengklaim masih keturunan penguasa
Majapahit.Asal usul kerajaan ini adalah berasal dari sebuah kadipaten dibawah
Kesultanan Pajang ( Sultan hadiwijaya),berpusat di Bumi Mentaok yang diberikan
kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya mengalahkah Arya
Penangsang, selanjutnya Ki Ageng Pemanahan mulai membangun Mataram sebagai
tempat pemukiman baru dan persawahan, akan tetapi kehadiranya didaerah ini dan
usaha pembangunanya mendapatkan tanggapan penguasa setempat, misalnya Ki
Ageng Giring, Ki Ageng Tembayat dan Ki Ageng Mangir. Akan tetapi ada sebagian
pejabat yang memberi sambutan baik akan hal itu seperti Ki Ageng Karanglo, walaupun
demikian Ki Ageng Pemanahan tetap melakukan pembangunan didaerah tersebut yang
berpusat di Plered dan juga mempersiapkan strategi untuk menundukkan siapa saja
yang mementang kehadiranya.itu tadi sedikit latar belakang berdirinya Kerajaan
Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara termasuk kerajaan tertua diindonesia. Lalu
bagaimana selengkapnya berdirinya sejarah Kerajaan Tarumanegara ? Lokasi dan
wilayah kekuasaan ? Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ? Siapa
sajakah yang pernah menjadi raja di Tarumanegara ? Bagaimana peninggalan prasasti
di Kerajaan Tarumanegara ? dan Sumber – sumber sejarahnya ? itu semua akan
dijelaskan dimakalah ini .

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan mataram kuno?


2. Dimana lokasi dan wilayah kekuasaan Kerajaan mataram kuno?
3. Bagaimana kehidupan di Kerajaan matam kuno ?
4. Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan mataram kuno?

4 Sejarah kerajaan mataram kuno


5. Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan mataram kuno?
6. Darimana saja sumber sejarah Kerajaan mataram kuno?
7.Bagaimana runtuhnya Kerajaan mataram kuno?

C. Tujuan
1. Untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
2. Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan mataram kuno

BAB II
PEMBAHASAN

Asal-usul dan perkembangan Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram kuno,adalah salah satu kerajaan Hindu yang


banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti dan bendaarkeologi yang ditemukan. Kerajaan ini pada
awalnya berdiri di wilayah Jawa Tengah yang juga di kenal sebagai kerajaan Medang.
Kerajaan Mataram kuno atau Mataram Hindu merupakan kerajaan Hindu yang pernah berjaya dengan
dua dinasti . Dinasti yang
pernah berjaya memimpin Mataram kuno yaitu Dinasti Sanjaya danDinasti Syailendra. Kerajaan ini
berkuasa pada Jawa Tengah bagian selatan . Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah.
Kerajaan ini juga sering disebut sebagai kerajaan Medang,kerajaan Mataram kuno dan kerajaan Matara
m Hindu. Nama yang lazim di pakai untuk menyebut kerajaan Medang periode Jawa Tengah adalah
kerajaan Mataram ,yaitu merujuk kepada salah satu daerah di Ibu kota kerajaan ini, untuk
membedakannya dengan kerajaan Mataram Islam.Pada abad ke-10 kerjaan ini berpindah ke Jawa Timur.
Secara umum, nama kerajaan Medang merupakan penyebutan untuk kerajaan Mataram hanya pada
masa kerajaanMataram waktu berpusat di JawaTimur. Hal tersebut didasarkan pada adanya penemuan-
penemuan prasasti yang berisikan tentang kerajaan Mataram.Dalam beberapa bukti prasasti tersebut
diungkapkan bahwa penggunaan nama kerajaan Medang sudah digunakan sejak kerajaan Mataram ada
di Jawa Tengah sebelum pindah ke Jawa Timur.
Secara umum kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh tiga dinasti yang berkuasa pada waktu
itu.Yaitu Wangsa Sanjaya,Wangsa Sailendra,Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra
merupakan dua dinasti dari kerajaan Mataram kuno yang berpusat di JawaTengah,sedangkan Wangsa
Isana berpusat di JawaTimur.
A. Wangsa Sanjaya
Penggunaan nama wangsa sanjaya didasarkan pada nama raja pertama kerajaan Medang. Namadari raja
tersebut adalah Sanjaya.Raja kerajaan ini menganut agama Hindu atau siwa.Rakai pikatan yang waktu
itu menjadi pangeran dinasti sanjaya, menikah dengan pramodawardhani, puteri raja dinasti Sailendra
Samaratungga. Sejak saat itu corak kebudayaan Hindu mulai dianut oleh masyarakat Mataram.Menurut

5 Sejarah kerajaan mataram kuno


pasasti canggal wangsa ini didirikan pada tahun 732 M oleh Sanjaya.Tak banyak yang diketahui pada
masa awal wangsa Sanjaya.

Raja-raja pada wangsa sanjaya.


1.Ratu Sanjaya
2. Ratu Pikatan
3.Ratu Kayuwangi
4.Rakai Watuhumalang
5.Rakai Watukura Dyah Balitung
6.Mpu Daksa
7.Rakai Layang Dyah Tulodhong
8Rakai Sumba Dyah Wawa

B. Wangsa Sailendra
Sailendravasma atau wangsa Sailendra adalah nama wangsa atau dinasti raja-raja yang berkuasa di
Sriwijaya,pulau sumatera dan di Medang Jawa Tengah tahun 752. Sebagian raja-
rajanya adalahpenganut dan pelindung agama Buddha Mahayana.
Di Indonesia nama Sailendravasma pertama kali terdapatpada prasasti kalasan tahun 700
saka(778 M). Kemudian muncul pula di dalam prasati dari desa Kelurak tahun 704 Saka(782 M).
Prasasti Abhyagiri wihara dari bukti Ratu Baka tahun 714 Saka (792 M). Dan di
dalam prasasti Kayumwungan tahun 746 Saka(824 M). Di luar Indonesia nama ini ditemukan di
prasasti Ligor dari tahun 775 M dan prasasti Nalanda.
Prasasti yang memuat informasi tentang sailendra di
ataskebanyakan menggunakan bahasa Sansekerta,dan tiga diantaranyamenggunakan huruf Siddham.
Terkecuali prasasti kayumungan . Mengenai asal-usul keluarga Sailendra di Jawa banyak dipersoalkan
oleh beberapa sejarawan, sehingga memunculkan beberapa teori. Yaitu ada yang
mengatakan bahwa wangsa Sailendra berasal dariIndia,fu-nan,dan asli dari Indonesia.
Teori India
R.C. Majumundar beranggapan bahwa wangsa Sailendra di Indonesia,baik yang di Jawa maupun yang di
Sriwijaya,berasal dariKalingga di India Selatan. Pendapat tersebut juga dibahas oleh Nilakanta Sastri.dan
mengajukan pendapat bangsa wangsa Sailendra di Jawa berasal dari daerah Pandya di India Selatan.
J.L.Moens ,dalam salah satu karangannya yang menarik peerhatian ,mengemukakan pendapat bahwa
wangsa sailendra itu berasal dari India Selatan,yang semula berkuasa di Palembang ,tetapi pada tahun
683 M, melarikan diri ke Jawa karena mendapat serangan dari Sriwijaya dari Semenanjung Malaya.

Teori Fu-nan
G.Coedes lebih condong kepada anggapan bahwa wangsa Sailendra di Indonesia berasal dari fu-nan atau
kamboja.Menurut pendapatnya ejaan Fu-nan dalam berita-berita Cina itu berasal dari kata Khmer
kunavnam atau bnam yang berarti gunung ;dalam bahasa khmer sekarang phnom, raja-raja Fu-nan
disebut parwatabhupala yang berarti raja gunung sama dengan kata Sailendra. Setelah kerajaan Fu-nan
itu runtuh sekitar tahun 620 M, maka ada anggota wangsa raja-raja Fu-nan itu yang menyingkir ke
Jawa,dan muncul sebagai penguasa di sini pada pertengahan abad VIII M.
Kemudian de Casparis menemukan istilah Waranaradhirajaraja di dalam prasasti Candi Plaosan Lor, juga
prasasti Kelurak, dan dia mengidentifikasikan waranara itu dengan waranaranagara atau na-fu-na di
dalam berita-berita China, yaitu memuat kerajaan Fu-nan setelah berpindah dari Wiyadhapura atau te-
mu setelah mendapat serangan dari Chenla di bawah pimpinan Bhawawarman dan Citra sena pada
pertengahan ke dua abad 6 M selanjutnya De Casparis mengatakan bahwa setelah pindah ke na-fu-na

6 Sejarah kerajaan mataram kuno


yang biasa dilokasikan didekat Angkorborai ada diantara raja-raja itu yang pergi ke jawa dan berhasil
mengalahkan raja yang berkuasa disana, yaitu sanjaya dan keturunannya.
Jadi menurut de Casparis di Jawa mula-mula berkuasa wangsa raja-raja yang beragama Siwa, tetapi
setelah kedatangan raja dari Na-fu-naitu yang berhasil menaklukkannya, maka di jawa tengah terdapat
dua wangsa raja raja, yaitu wangsa Sanjaya yang beragama siwa, dan para pendatang itu yang kemudian
menamakan dirinya sebagai wangsa sailendra yang beragama budha . Pendapat de Caparis itu di ilhami
oleh F.H.VanNearssen, yang melihat bahwa di dalam prasasti Kalasan tahun 778 M, yang berbahasa
sangskerta ada dua pihak, yaitu pihak raja sailendra , yang hanya disebut sebagai permata sailendra
tanpa nama, dan rakai panangkaran, raja bawahanya dari wngsa Sanjaya.
Selanjutnya de Casparis mencoba mengadakan rekontruksi jalanya sejarah keadaan mataram sampai
pada abad 9 M. Dengan landasan anggaan bahwa sejak abad pertengahan 8 ada dua wangsa raja raja
yang berkuasa, yaitu wangsa Sailendra yang berasal dari Fu-nan, dan penganut agama budha Mahayana,
yang berhasil menaklukan raja raja dari wangsa Sanjaya yang beragama siwa. Dalam beberapa
pembangunan candi-candi membantu wangsa Sailendra dengan memberikan tanah-tanah sebagai sima
bagi candi-candi tersebut.

Teori asli Indonesia


Teori nusantara mengajukan kepulauan Nusantara,terutama pulau Sumatera atau Jawa sebagai tanah
air wangsa ini. Teori ini mengemukakan bahwa wangsa Sailendra mungkin berasal dari sumatera yang
kemudian berpindah dan berkuasa di Jawa,atau mungkin wangsa asli dari pulau jawa tetapi mendapat
pengaruh kuat dari Sriwijaya.
Menurut beberapa sejarawan,keluarga Sailendra berasal dari Sumatrayang berimigrasi ke Jawa Tengah
setelah Sriwijaya melakukan penyerangan pada abad 7 M dengan menyerang kerajaan Tarumanegara
dan Ho-ling di Jawa. Serangan Sriwijaya berdasarkan prasasti Kota Kapur yang merencanakan
penyerangan atas Bhumi Jawa yang tidak mau patuh dan taat kepada kerajaan Sriwijaya.
Menurut J.Przyluski argumentasi Coedes itu dilandaskan atas tafsiran yang meragukan dari satu
bait di dalam prasasti Prah Kot,yang menurut Coedes merupakan petunjuk bahwa raja-raja Sailendra di
Jawa menganggap dirinya keturunan wangsa Sailendra Fu-nan.
Menurut Przyluski istilah Sailendra wangsa itu menunjukkan bahwa raja-raja itu menganggap dirinya
berasal dari Sailendra wangsa yang berarti raja gunung,dan merupakan sebutan bagi Siwa=Girisa.
Dengan perkataan lain raja-raja wangsa Sailendra di Jawa itu tentu menganggap leluhurnya diatas
gunung. Hal ini merupakan petunjuk baginya bahwa istilah Sailendra berasal dari Indonesia.
Pendapat bahwa wangsa Sailendra itu berasal dari luar Indonesia (India dan kamboja) juga dibantah oleh
R.Ng. Poerbatjakra. Ia merasa sangat tersinggung membaca tentang teori-teori itu.seakan-akan bangsa
Indonesia sejak dulu kala hanya mampu di perintah bangsa asing. Menurutnya,raka sanjaya dan
keturunan-keturunannya itu adalah raja-raja dari wangsa Sailendra,asli Indonesia.,yang semula
menganut agama Siwa,tetapi sejak Rakai Panangkaran berpindah agama menjadi agama Buddha
Mahayana. Sebagai salah satu alasan ia menunjuk kepada kitab Carita Parahyangan,yang antara lain
memuat keteranganbahw Rahyang Sanjaya telah menganjurkan anaknya Rahyangta Panabaran ,untuk
meninggalkan agama yang dianutnya,karena ia ditakuti oleh semua orang . Nama Rahyangta Panabaran
diteliti adalah sebagai nama Rakai Panangkaran.
Dalam prasasti Sojomerto itu dijumpai nama Dapunta Selendra,yang jelas merupakan ejaan Indonesia
dari kata Sansekerta Sailendra. Maka sesuai dengan asal usul wangsa yang lain. Dapat disimpulkan
bahwa Sailendrawangsa itu berpangkal kepada Dapunta Selendra. Kenyataan bahwa ia menggunakan
bahasa Melayu Kuno di dalam prasastinya menunjukkan bahwa ia asli orang Indonesia. Kemungkinan

7 Sejarah kerajaan mataram kuno


sekali berasal dari Sumatra,karena di situlah dijumpai lebih banyak prasasti yang berbahasa Melayu
Kuno. Kemungkinan prasasti ini berasal dari abad 7 M yang ditemukan di daerah Pekalongan.
Dalam prasasti juga disebutkan bahwa Dapunta Selendra menganut agama Siwa. Nama dari bapak dan
dan ibunya adalah Santanu dan Badhrawati,dan istrinya yang bernama Sampula. Masih ada tokoh lain
yang disebutkan dalam prasasti ini, namun karena keadaan prasasti yang sudah usang maka tidak dapat
terbaca seluruhnya. Demikian pula istikah yang amenunjukkan hubungan antara tokoh ini dengan
Dapunta Selendra juga tidak dapat terbaca seluruhnya. Tokoh ini diberi gelar Hiyang,jadi mungkin sekali
tokoh yang telah diperdewakan dan dianggap sebagai leluhur Dapunta Selendra.
Menurut Poerbatjaraka, Sanjaya dan keturunan-keturunannya itu ialah raja-raja dari keluarga Sailendra,
asli Nusantara yang menganut agama Siwa. Tetapi sejak Paņamkaran berpindah agama menjadi
penganut Buddha Mahayana, raja-raja di Mataram menjadi penganut agama Buddha Mahayana juga.
Pendapatnya itu didasarkan atas CaritaParahiyangan yang menyebutkan bahwa Rakai Sañjaya
menyuruh anaknya Rakai Panaraban atau Rakai Tamperan untuk mengetahui kabar mengenai Rakai
Panangkaran yang berpindah agama dari aliran Saiwa menjadi Buddha Mahayana juga sesuai dengan isi
Prasasti Raja Sankhara (koleksi Museum Adam Malik yang kini hilang).
Prasasti Sankhara ini berbahasa Sangsekerta , akan tetapi sangat disayangkan karena yang ditemukan
hanya bagian bagian akhirnya saja. Ternyata prasasti ini dituliskan di dua batu, batu pertama yang
memuat bagian awal dari prasasti tidak ada. Dengan melihat belakang prasasti yang tidak rata, dan ada
bagian yang merupakan tonjolan , rupa-rupanya prasasti ini dahulu di tempatkan dalam satu bangunan,
dan kemungkinan tidak diketahui kapan prasasti ini dikeluarkan kalaupun ada tanggalnya karena yang
ditemukan hanya bagian yang kedua.
Bagian yang tersisa dari prasasti ini berisi keterangan tentang keadaan ayahnya yang sedang dilanda
sakit keras dan akhirnya meninggal tanpa dapat disembuhkan oleh pendeta gurunya. Bagian penutup
prasasti memang membayangkan bahwa raja Sangkhara kemudian menganut agama Buddha.
Ditemukan prasasti yang dapat memberikan keterangan tentang perpindahan agama dari Siwa ke agama
Buddha, prasasti ini tidak lengkap dan tidak ada tahun dikeluarkannya, dari segi Paleografi dapat
diperkirakan bahwa prasasti ini berasal dari pertengahan abad VIII M, terdapat kemungkinan bahwa ini
adalah bukti epigrafis dari teori Poerbatjakra yang didasarkan pada keterangan kitab Carita
Parahyangan.
Dengan kemungkinan lain pendapat dari Poerbatjakra mengenai asal usul-wangsa Sailendra adalah
benar, mereka benar orang Indonesia asli,dan hanya ada satu wangsa, yakni wangsa Sailendra yang
pada semula para pengikutnya beragama Siwa dan sejak masa pemerintahan Rakai Panangkaran,
mereka pindah ke agama Buddha Mahayana, dan berpindah lagi sejak masa pemerintahan Rakai
Pikatan.
C. Kerajaan Ho-ling
Munculnya wangsa Sailendra bersamaan dengan perubahan dalam penyebutan Jawa di dalam
berita-berita Cina. Pada abad V M, berita-berita Cina dari jaman dinasti Sung Awal (420-470) menyebut
Jawa sebagai She-p’o, sedangkan berita Cina dari dinasti Tang menyebutnya sebagai Ho-ling sampai
tahun 818 M, kemudian berubah kembali menjadi She-p’o mulai tahun 820 sampai tahun 856 M. Berita
–berita Cina yang sampai kepada kita ada dua versi, yaitu Ch’iu-Tang Shu dan Hsin T’ang Shu (618-906).
Berita Cina dari dinasti T’ang menyebutkan letak Kerajaan Holing berbatasan dengan Laut Sebelah
Selatan, (Kamboja) Chen-la di sebelah utara, Po-Li (Bali) sebelah Timur dan To-Po-Teng di sebelah Barat.
Nama lain dari Holing adalah She-P’o (Jawa), sehingga berdasarkan berita tersebut dapat disimpulkan
bahwa Kerajaan Holing terletak di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.
Tempat tinggal Raja adalah sebuah bangunan besar bertingkat,beratapkan daun palem, ia duduk di atas
kursi yang terbuat dari gading, ia juga menggunakan tikar dari kulit bambu, kalau makan menggunakan
tangan. Dan penduduknya sudah mengenal tulisan serta sedikit mengenal ilmu perbintangan. Kerajaan
ini makmur dengan segala yang dihasilkannya, salah satunya adalah emas dan perak.
Pada tahun 674 M rakyat kerajaan mengangkat seorang wanita sebagai ratu,yaitu ratu Hsi-mo.
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Rakyat tunduk dan taat terhadap

8 Sejarah kerajaan mataram kuno


segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani
melanggar segala perintahnya.
Raja-raja yang memerintah kerajaan Mataram Jawa Tengah.

Dinasti Syailendra
* Bhanu (752-775)
* Wisnu (775-782)
* Indra (782-812)
* Samaratungga (812-833)
* Pramodhawardhani (833-856), menikah dengan Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya)
Dinasti Sanjaya

* Sanjaya (732-7xx)
* Rakai Panangkaran
* Rakai Panunggalan (784-803)
* Rakai Patapan Rakai Warak (8xx-838)
* Rakai Pikatan (838-855), mendepak Dinasti Syailendra
* Rakai Kayuwangi atau Dyah Lokapala (855-885)
* Dyah Tagwas (885)
* Rakai Panumwangan Dyah Dewendra (885-887)
* Rakai Gurunwangi Dyah Badra (887)
* Rakai Watuhumalang (894-898)
* Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910)
* Pu Daksa (910-919)
* Sri Maharaja Rakai Layang dyah Tlodhong (919-921)
* Rakai Sumba Dyah Wawa (924-928)
* Mpu Sindok (928-929), memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur (Medang) Mpu Sindok ini tidak
berasal dari wangsa Sanjaya melainkan dari wangsa Isyana.

2.2. Keadaan Masyarakat.


Menurut Prijohutomo:1953:31:dalam bukunya Sedjarah Kebudajaan Indonesia II Keadaan
masyarakat pada saat itu tak lebih sederhana dari kehidupan pada zaman Majapahit,terkecuali
dilingkungan keraton. Pengaruh kebudayaan Hindu sama sekali belum sampai meresap ke desa-desa.
Sehingga belum ada perubahan-perubahan terhadap lingkungan dan pemikiran rakyat....kebudayaan
Hindu hanya dikenyam oleh raja-raja saja.
a. Kehidupan Politik
Dalam sistem ketatanegaraan pemerintahan kerajaan-kerajaan kuno, seorang raja (sri maharaja)
adalah menjadi pengusa tertinggi dalam pemerintahan. Sesuai dengan landasan kosmogonis,kerajaan
raja ialah penjelmaan dari dewa di dunia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan gelar Abhiseka dan puji-
pujian kepada raja-raja di dalam berbagai prasasti dan kitab-kitab susastra Jawa Kuno yang telah
ditemukan.
Di jaman Mataram kuno hanya ada dua raja yang bergelar Abhiseka dengan unsur tunggadewa.
Dalam naskah Ramayana kakawin yang masih dapat kita lihat, ternyata di dalamnya ada bagian yang
berisikan uraian tentang rajadharma (tugas kewajiban seorang raja). Yaitu terdapat dalam ajaran
astrabata “perilaku yang delapan”. Dikatakan bahwa dalam sosok seorang raja terdapat paduan dari
delapan dewa, yaitu indra sebagai dewa hujan, dewa Yama sebagai dewa Maut, dewa Suryya sebagai

9 Sejarah kerajaan mataram kuno


dewa Matahari, dewa Soma sebagai dewa Bulan, dewa Wayu sebagai dewa Angin, Kuwera atau dewa
kekayaan, Waruna sebagai dewa Laut, dan Agni sebagai dewa Api.
Kalau sejak raja Airlangga sampai munculnya Wangsa Rajasa, raja-raja menggunakan gelar
Abhiseka yang berarti penjelmaan Wisnu. Hal tersebut mungkin berlandaskan atas konsepsi yang lain
lagi, meskipun juga termasuk dalam konsepsi kosmologis yang bagi Dr. B. Shcrieke sebagai konsep
kaliyuga. Konsep ini digunakan oleh nenek moyang kita untuk membenarkan fakta sejarah tentang
tergulingkannya seorang maharaja oleh raja bawahannya. Dalam kitab Nagarakrtagama digambarkan
sebagai kembalinya tatanan dalam jaman kaliyuga. Konsepsi ini ternyata sudah dikenal sejak abad VII,
yang terdapat dalam prasasti Canggal.
Ada ketentuan mengenai hak waris atas takhta kerajaan, yaitu pertama adalah anak raja yang lahir
dari prameswari, sampai pada jaman raja kula rajasa putra mahkota bergelar rakai hino atau rakaryan
mapatih i hino. Dapat juga adik,kemenakan,paman atau kerabat yang masih dalam keturunan secara
langsung.
Dalam prasasti jaman pemerintahan rakai Kayuwangi dan Rakai Watukara terdapat pejabat yang
kedudukannya boleh dibilang setingkat dengan putra raja, yaitu pamgat tiruan. Dan yang sejenisnya,
hino,halu,sirikan,dan wka.
Selain lima orang itu ada sejumlah pejabat di tingkat pusat, namun jumlahnya tidak sama dalam
setiap prasasti. Dan terlengkap ada 12 orang pejabat yaitu rake halaran, rake pangilhyan, rake wlahan,
pamgat manhuri, rake lanka, rake tanjung, pankur, tawan, tirip, pamgat wadihati, dan pamgat madukur.
Dan terdapat satu lagi pejabat yang hingga sekarang hanya dijumpai dalam prasasti-prasasti di
Jawa Timur yaitu rakryan kanuhurun , yang ditemui pada prasasti Balinawan, prasasti kubu-kubu,
prasasti sugeh manek, dan prasasti sangguran.
b. Kehidupan Sosial Budaya
“Stratifikasi sosial berdasarkan kedudukan sosial seseorang di dalam masyarakat. Baik berdasarkan
struktur birokrasi maupun berdasarkan materiil. Pada kenyataannya stratifikasi sosial dalam masyrakat
Jawa kuno bersifat kompleks dan tumpang tindih”. (Poesponegoro&Notosusanto:1984:24).
Pada zaman Mataram, hubungan antara kalangan istana dan desa-desa cukup erat. Untuk menjaga
keamanan terdapat berbagai peraturan yang harus ditaati oleh semua orang (pegawai maupun rakyat).
Hal ini berarti menunjukkan bahwa masyarakat Mataram hidupnya sudah teratur. Kehidupan sosial
masyarakat tersebut tidak jauh berbeda antara kerajaan dinasti Sanjaya maupun dinasti Syailendra.
“Keturunan raja Sanjaya yang beragama hindu mendirikan candi-candi di Jawa Tengah utara seperti
candi di dataran tinggi Dieng yang dibangun antara 778-850 M, candi prambanan/ Loro Jonggrang (yang
dibangun oleh Rakai Pikatan dan diteruskan oleh penggantinya dan selesai pada masa pemerintahan
Raja Daksa 915 M), candi Sambisari, candi Ratu Baka dan lain-lain. Sedang pada dinasti Syailendra yang
beragama Budha mendirikan candi mendut, pawon, borobudur, kalasan, sari dan
sewu”(.http://sugionosejarah.wordpress.com/2011/10/03/kerajaan-mataram-hindu/).

c. Kehidupan Agama dan Kepercayaan


“Sebelum penaklukan sriwijaya pada dekade terakhir abad 7 M, dipercayai kawasan Jawa Tengah
telah pun dipengaruhi oleh Hinduisme Sivaisme,namun penyembahan pada roh nenek moyang
nampaknya masihberterusan dan telah bersenyawa dengan ajaran Hinduisme yang datang kemudian
itu,....yang berkembang di Jawa Tengah itu adalah daripada madzab Mahayana”(Halimi
J.A.:2008:134:Sejarah dan tamadun bangsa melayu).
Walaupun telah disebutkan bahwa sebagian besar penduduk sriwijaya adalah pengikut madzab
Hinayana, namun yang berkembang di Jawa Tengah adalah Mahayana. Perubahan Madzab ini terjadi
pada abad ke-7 M di Sriwijaya, terutama pada lingkungan istana yang mengirimkan dua pendeta
Mahayana ke Sriwijaya untuk menyebarkannya.

10 Sejarah kerajaan mataram kuno


“Keluarga wangsa Sailendra di sini menganut agama Buddha Mahayana. Buddha berkembang di Jawa
Tengah pada abad ke-8 M. Namun keberadaan agama Hindu tidak tersingkirkan sebab hal tersebut.
Nampaknya, kedua agama itu telah bersenyawa(sinkretis). Unsur-unsur tersebut jelas terdapat pada
candi dan kitab-kitab kedua agama tersebut, seperti candi Borobudur,Prambanan. Kitab Sang Hyang
Kamahayanikan dan Sutasoma”(Halimi J.A.:2008:135:Sejarah dan tamadun Bangsa Melayu).
d. Kehidupan Ekonomi
Beberapa prasasti memberi keterangan selintas tentang kegiatan ekonomi pedesaan. Yaitu
dengan sistem perdagangan,dan pengrajin. Sistem perdagangan di sini terbagi atas dua sistem.
Yang pertama dengan perdagangan di pasar desa.yang dijul adalah hasil bumi seperti buah-buahan,
beras . juga hasil industri rumah tangga , seperti, payung,keranjang,barang-barang anyaman dll. Yang
ke-dua perdagangan antar desa atau antar wilayah watak pada jaman Mataram kuno.
“Kehidupan ekonomi masyarakat juga bertumpu pada pertanian. Pada masa Raja Balitung
aktivitas perhubungan dan perdagangan dikembangkan lewat Sungai Bengawan Solo. Pada Prasasti
Wonogiri (903) disebutkan bahwa desa-desa yang terletak di kanan-kiri sungai dibebaskan dari pajak
dengan catatan harus menjamin kelancaran lalu-lintas lewat sungai
tersebut”(.http://triocoellophe.wordpress.com/2012/03/13/perkembangan-agama-buddha-dan-hindu-
di-nusantara/).

2.3. Penyebab perpindahan kerajaan Mataram.


Beberapa hal yang menyebabkan perpindahan kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah ke Jawa
Timur yaitu:
1. Perpindahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada permulaan abad 10 A.D. fakta ini didahului
dengan perpindahan perhatian dari raja-raja Jawa Tengah secara berangsur-angsur ke Jawa Timur.
2. Kemungkinan dari alasan-alasan politis yang dikemukakan oleh Dr,J.G.de Casparis.
3. Terjadinya serangan musuh ke dalam keraton atau kaliyuga.
4. Menurut Dr.R.W.Van Bemmelen mengatakan bahwa ia menemukan tanda-tanda dari ledakan
gunung merapi pada masa lampau, Bagian sebelah barat meledak dan mengalir ke bawah dengan
kecepatan penuh,sehingga terbentuk bukti-bukti gendol.
Menueut pendapat Boechari,kita perlu data-data yang lebih teoat tentang terjadinya bencana alam
itu,kalau dapat dibuktikan bahwa itu terjadi pada sekitar awal abad 10 A.D, maka dapat dipastikan
bahwa memang benar ledakan inilah yang menyebabkan perpindahan Ibu kota,kami memikirkan
kemungkinan bahwa ibu kota dihancurkan oleh gempa bumi atau aliran lava atau keduanya.
5. Salah satu daerah yang subur ditinggalkan ,karena mereka menjadi tidak berpenduduk dan tidak
dapat untuk bertani s\dalam waktu yang lama, ini dianggap sebagai faktor Ekonomi.

2.4 Sumber Sejarah


a. Prasasti
Sumbersajarah yang menerangkantentangkeberadaanKerajaanMataramKuno di Jawa Tengah
antara lain
1.PrasastiBalitung

11 Sejarah kerajaan mataram kuno


Prasasti ini ditemukan di Desa Mantyasih daerah Kedudanberangka tahun 907 M.Prasasti yang dibuat
oleh Raja Balitung ini disebut juga Prasasti Mantyasih atau Kedu.Bentuknya berupa lempengan tembaga
dan berisisilsilah Dinasti Sanjaya. Prasasti tersebut berbunyi “RahyangtarumuhunrimedangriPohpitu”,
yang artinya dewa-dewa atau nenek moyang yang telah meninggal di Medang di Pohitu.
Dalam prasasti ini terdapat nama-nama seperti:
 Sri Maharaja Mataram sang RatuSanjaya
 Sri Maharaja RakaiPanangkaran
 Sri Maharaja Panunggalan
 Sri Maharaja RakaiWarak
 Sri Maharaja Garung
 Sri MaharajaPikatan
 Sri MaharajaKayuwangi
 Sri MaharajaWatuhumalang
 Sri MaharajaWatuhuraDyahBalitung

2. PrasastiCanggal

Prasasti ini berasal dari halaman percandian di atas GunungWukir di Kecamatan Salam
(Magelang).Prasasti ini berhuruf Pallawadan berbahasa Sansekerta,dan berangka tahun 654 Saka (6
Oktober 732M).(Lihat gambar 1.2)
Dalam bait pertama dikatakan bahwa Raja Sanjaya telah mendirikan lingga di atas bukit pada tanggal 6
Oktober tahun 732 M. Lima bait berikutnya berisi puji-pujian kepada Siwa, Brahma danWisnu, dengan
catatan bahwa untuk Siwa sendiri tersedia tiga bait. Bait ketuju memuji-muji pulau Jawa yang subur dan
banyak menghasilkan gandum (atau padi) dan kaya akan tambang emas.Dua bait berikutnya ditujukan
kepada Raja Sanna, yang memerintah dengan lemah lembut bagaikan seorang ayah yang mengasuh
anaknya sejak kecil dengan penuh kasih sayang, dan dengan demikian bahkan menjadi termashur di
mana-mana. Dan tiga bait terakhir ditujukankepada pengganti Sanna, yaitu Raja Sanjaya,
anak Sannaha,saudaraperempuan Raja Sanna .1

3. Prasasti Kalasan

12 Sejarah kerajaan mataram kuno


Prasasti Kalasan berangka tahun 776 M. Adapun isinya adalah “Para guru sang raja mustika keluarga
Syailendra telah berhasil membujuk Maharaja Tejahpurnapana Panangkaran untuk membangun sebuah
bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara para pendeta. Raja panangkarana menghadiahkan
sebuah tanah di Kalasan kepada para Sangha”.
Informasi yang diperoleh dari prasasti ini menunjukkan bahwa sekitar abad 8 M dan 9 M di
Mataram Lama telah terjalin kerukunan umat beragama. Raja Panangkaran yang beragama Hindu
mendirikan bangunan suci untuk umat Budha. Walaupun pada saat itu Dinasti Sanjaya mulai terdesak
oleh Wangsa Syailendra, kedudukan raja-raja Sanjaya tetap di akui.

De Casparis diilhami oleh F. H. Van Naerssen, yang melihat bahwa didalam Prasasti Kalasan tahun 778
M, yang berbahasa sanskerta ada dua pihak, yaitu pihak Raja Wangsa Sailendra, yang hanya disebut
sebagai Permata Wangsa Sailendra tanpa nama, dan Rakai Panangkaran, raja bawahnya dari wangsa
Sanjaya.2

4. Prasasti Kelurak

Prasasti Kelurak berangka tahun 782 M. Prasasti ini menerangkan bahwa seorang raja yang
bernama Indra membuat bangunan suci dan Arca Manjusri. Tulisan itu menggunakan huruf Pranagari
dan berbahasa Sanskerta. Mungkin yang dimaksud dengan bangunan suci dalam tulisan itu adalah Candi
Sewu yang terletak di sebelah Candi Prambanan.

5. Prasasti Karangtengah

Prasasti ini berangka tahun 824 M. Pada prasasti ini terdapat tulisan yang menerangkan bahwa
Raja Samaratungga mendirikan bangunan suci di Wenuwana. Para ahli menyebutnya
sebagai Candi Ngawen. Candi ini terletak sebelah barat Muntilan. Disebutkan juga bahwa
putrinya yang bernama Pramodhawardani membebaskan pajak tanah disekitar bangunan suci untuk
pemeliharaan Kamulan di Bumisambhara. Dalam hal ini yang dimaksudkan Kamulan Bumisambhara
13 Sejarah kerajaan mataram kuno
adalah Candi Borobudur. Jadi, Candi Borobudur dibangun atas perintah Samaratungga, sedangkan
arsiteknya adalah Ganadharma.

6. Prasasti Tuk Mas

Prasasti ini ditemukan di desa Lebak, Kecamatan Grabag (Magelang) di lereng gunung Merbabu,
dan dikenal dengan Prasasti Tuk Mas.3 Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu alam yang besar yang
terdiri di dekat suatu mata air. Hurufnya Pallawa yang tergolong muda, dan
bahasanya sanskerta . Menurut analisa paleografis dari Krom prasasti ini berasal dari pertengahan
abad VII M. Isinya pujian kepada suatu mata air yang keluar dari gunung, menjadi sebuah sungai yang
mengalirkan airnya yang dingin dan bersih melalui pasir dan batu-batu, bagaikan sungai Gangga.
7. Prasasti Kayumwungan

Menggunakan huruf siddham, bahasa sansekerta. Berangka tahun 746 Saka (824 M).
8. Prasasti Sojomerto

Menjelaskan tentang agama yang dianut oleh Dapunta Selendra.


9. Prasasti Sankhara

Menjelaskan tentang kapan wangsa Sailendra menganut agama Buddha. Prasasti ini adalah
milik Adam Malik. Prasasti ini berbahasa Sansekerta,ditulis atas dua batu.
10. Prasasti Mantyasih

14 Sejarah kerajaan mataram kuno


Di sini disebutkan bahwa Sanjaya sebagai raja pertama yang bertahta di Medang. Dan
keterangan tentang pengganti-penggantinya.

11. Prasasti Siwagerha

Menjelaskan tentang keberadaan sebuah candi di Pulau Jawa dui daerah kunjarakunja. Yang
dikelilingi oleh sungai gangga.
12. Prasasti Hampran

Prasasti ini ditulis di atas batu alam, tahun 672 Saka (24 juli 750), menggunakan bahasa
sansekerta dan huruf Jawa kuno. Isinya tentang pemberian tanah di desa Hampra, oleh orang yang
bernama Bhanu untuk kebaktian terhadap Isa.
13. Prasasti Dinoyo

15 Sejarah kerajaan mataram kuno


Dibuat untuk memperingati pembuatan arca Agastya dari batu hitam dengan bangunan candinya,
sebagai pengganti patung Agastya yang dibuat oleh nenek moyangnya dari kayu cendana.
14. Prasasti Kubu-kubu

Berangka tahun 827 saka (17-X-905 M). Yang menyebut bahwa pada jaman pemerintahannya
telah terjadi penyerangan ke Banten, dan Banten dapat dikalahkan.

b.Candi
Peninggalan Dinasti Sanjaya meliputi:
 Candi Prambanan
 Candi Dedong songo
 Kompleks Candi Dieng
 Candi Pringapus
 Candi Selogrio
Peninggalan Dinasti Syailendra meliputi:
 Candi Borobudur
 Candi Pawon
 Candi Kalasan
 Candi Sari
 Candi Ngawen

16 Sejarah kerajaan mataram kuno


BAB III
PENUTUP
3.1 Daftar Gambar

Peta lokasi Kerajaan Mataram di Jawa Tengah

3.2 Kesimpulan
1. Bahwa kerajaan Mataram Jawa Tengah terdiri dari dua dinasti. Yaitu dinasti Sanjaya dan dinasti
Sailendra.
2. Keadaan masyarakat saat masa awal kerajaan Mataram di Jawa Tengah boleh dikatakan makmur,
karena pengaruh dari peran seorang raja yang juga sangat arif bijaksana. Terdapat beberapa aspek
disana, yaitu aspek social, aspek keagamaan, aspek ekonomi dan aspek politik.
3. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, penyebab perpindahan ibu kota yang mulanya di Jawa
Tengah menjadi Jawa Timur ada beberapa hal, salah satunya adalah alasan ekonomi dan pengalihan
perhatian ke Jawa Timur sehingga Jawa Tengah ditinggalkan.
4. Dari segi sumber-sumber sejarah, terdapat banyak prasasti yang ditulis pada masa kekuasaan raja-
raja Mataram Jawa Tengah. Ditemukan juga candi-candi yang dapat menjadi bukti dari kejayaan
kerajaan Mataram Jawa Tengah.

Sumber informasi: http://nikmatul-sejarah-indonesia.blogspot.com

17 Sejarah kerajaan mataram kuno

Anda mungkin juga menyukai