Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KERAJAAN MATARAM KUNO

Disusun oleh :

Kelompok 5

Indah Meidina
Nazrul Ilham
Putri Dwi Lestari
Ressy Gutari

X IPS 2
SMA NEGERI 2 CIAMIS
JL. K. H. AHMAD DAHLAN NO.2 TLP. 771709 CIAMIS 46216
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih terhadap pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Tujuan kami menguraikan Makalah Mataram Kuno ini dalam rangka memenuhi tugas
mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis, Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Dafrat Isi......................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Kerajaan Mataram Kuno.........................................................................4

BAB II Pembahasan....................................................................................................................5
A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno.......................................................5
B. Raja Terkenal dan Masa Kejayaan dalam Kerajaan Mataram Kuno................................5
C. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno.............................................................6
D. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno...............................................................................6
E. Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno..............................................................................7

Penutup........................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui
prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari
pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian digantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah
Makuthawangsa Wardhana,terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup Kerajaan Mataram
Kuno atau medang.
Secara umum kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah berkuasa pada
waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan
dinasti yang berkuasa di KerajaanMataram Kuno setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Mataram Kuno merupakan sebutan untuk dua dinasti,yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra,
yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh
Sanjaya pada tahun 732. Beberapa saat kemudian, Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha
Mahayana didirikan oleh Bhanu pada tahun 752. Kedua dinasti ini berkuasa berdampingan secara
damai.
Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa Raja Balitung. Pada
umumnya para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang, yaitu
Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa Tengah, serta Wangsa Isyana pada periode
Jawa Timur.
Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada nama raja pertama Medang, yaitu Sanjaya. Dinasti ini
menganut agama Hindu aliran Siwa. Menurut teori Van Naerssen, pada masa pemerintahan Rakai
Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun 770-an), kekuasaan atas Medang direbut oleh Wangsa
Sailendra yang beragama Buddha Mahayana.
Mulai saat itu Wangsa Sailendra berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil pula menguasai Kerajaan
Sriwijaya di Pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar tahun 840-an, seorang keturunan Sanjaya
bernama Rakai Pikatan berhasil menikahi Pramodawardhani putri mahkota Wangsa Sailendra. Berkat
perkawinan itu ia bias menjadi raja Medang, dan memindahkan istananya ke Mamrati. Peristiwa
tersebut dianggap sebagai awal kebangkitan kembali Wangsa Sanjaya.
Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri sejak awal abad ke-8, Pada awal berdirinya, kerjaan
ini berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusatKerajaan Mataram Kuno pindah ke
Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno mempunyaidua latar belakang keagamaan yang berbeda, yakni
agama Hindu dan Buddha.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno


Prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama Dyah Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa
raja pertama Kerajaan Medang adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal pada tahun 732, namun tidak menyebut
dengan jelas apa nama kerajaannya. Ia hanya memberitakan adanya raja lain yang
memerintah pulau Jawa sebelum dirinya, bernama Sanna. Sepeninggalan Sanna, negara
menjadi kacau. Sanjaya kemudian tampil menjadi raja atas dukungan sang ibu, yaitu
Sannaha, saudara perempuan Sanna.

B. Raja Terkenal dan Masa Kejayaan dalam Kerajaan Mataram Kuno


 Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
Pada masa kepemimpinannya, tepat pada tahun 732 Masehi, sang raja menerbitkan
sebuah prasasti yang kemudian dikenal dengan nama Prasasti Canggal. Di situ, tertulis
bahwa ia mendirikan bangunan dan lingga di sebuah bukit untuk memuja Dewa Siwa.
Selain itu, lewat tulisan tersebut diketahui bahwa sebelum masa pemerintahan Sri
Sanjaya, sudah ada seorang raja yang memimpin. Namanya adalah Sanna yang dikenal
begitu baik, adil, dan bijaksana. Ia memiliki seorang saudara perempuan yang bernama
Sannaha yang merupakan ibu dari Sanjaya.
Selain itu, kisah mengenai Sri Sanjaya juga bisa ditemukan di naskah Carita
Parahyangan. Di sini tertulis bahwa ia adalah raja yang sangat tangguh dan selalu berhasil
mengalahkan musuhnya. Ia juga berhasil menaklukkan beberapa wilayah untuk menjadi
daerah kekuasaannya.
 Rakai Panunggalan
Pada Prasasti Kelurak yang diterbitkan pada tahun 728 Masehi, ia mendapatkan
julukan Wairiwarawiramardana atau yang menumpas musuh-musuh para perwira.
Ketika memimpin, Raja Panunggalan berhasil memperluas kerajaannya. Ia tidak
hanya berhasil merebut kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, akan tetapi juga menaklukan
Kamboja dan Campa.
 Rakai Pikatan
Pada masa pemeritahannya, Rakai Pikatan memindahkan ibu kota kerajaan ke
Mamrati dan membangun istana baru bernama Mamrati.
Di era kepemimpinannya ini juga banyak sekali candi yang dibangun. Selain
menyelesaikan Candi Borobudur, ia juga membangun Candi Prambanan. Tak hanya itu
saja, ia juga mempersembahkan sebuah bangunan yang kemudia diketahui bernama
Candi Plaosan untuk mengenang kisah cintanya dengan sang istri.

5
 Dyah Balitung
Pada era pemerintahannya, Dyah Balitung mengembalikan kejayaan Kerajaan
Maratam Kuno. Pada era kepemimpinan raja sebelumnya, banyak wilayah yang
melepaskan diri. Namun, ia mampu untuk menyatukannya kembali. Bahkan, ia bisa
memperluas wilayah kerajaannya mulai dari Jawa Tengah sampai ke Pulau Bali.
Di bawah kepemimpinannya, rakyat hidup dengan makmur karena ia sangat
memperhatikan kesejahteraan mereka. Selain itu, dibeberapa bidang seperti agama,
kebudayaan, dan politik juga mengalami perkembangan positif.
Selain itu, dirinya juga memindahkan ibu kota dan pusat pemerintahan. Yang
sebelumnya di Mamrati kemudian berpindah ke Poh Pilu.
 Mpu Sinduk
Mpu Sindok adalah adalah raja Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah sekitar
tahun 929–947. Mpu Sindok terkenal karena memindahkan pusat kerajaan dari lembah
Gunung Merapi di Jawa Tengah ke lembah Sungai Brantas di Jawa Timur.

C. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno


Dalam aspek sosial, kehidupan masyarakat di Kerajaan Mataram Kuno jauh dari konflik
meskipun memiliki dua dinasti yang berbeda. Ikatan persaudaraan rakyatnya sangat kuat,
dan itu dilihat dari banyaknya banyaknya candi-candi besar yang dibangun pada masa itu.
Untuk kehidupan berpolitik, Kerajaan Mataram Kuno memiliki sistem birokrasi yang
tertata. Terdapat beberapa istilah dari sistem pemerintahan kerajaan ini yakni Rakryan
Mahamantri yang merupakan pembantu utama raja, ia berperan sebagai pejabat administrasi
dan Rakai yang merupakan penguasa daerah.
Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno umumnya bercocok tanam, berternak, dan
melakukan perdagangan ke berbagai daerah untuk kegiatan perekonomiannya. Namun jika
dilihat melalui letak geografisnya, kecil kemungkinan kegiatan berdagang rakyat Mataram
dilakukan melalui laut. Kerajaan ini terus berkembang dan mencapai puncak kejayaan ketika
para pemimpin mulai melakukan pembangunan candi.

D. Keruntuhan Kerjaaan Mataran Kuno


Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno dipicu permusuhan antara Jawa dan Sumatra yang
dimulai saat pengusiran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa yang kemudian
menjadi Raka Sriwijaya menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan antara
kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya.
Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di
Asia Tenggara.
Rasa permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika
Wangsa Isana berkuasa. Sewaktu Mpu Sindok memulai periode Jawa Timur, pasukan
Sriwijaya datang menyerangnya. Pertempuran terjadi di daerah Anjukladang (sekarang
Nganjuk, Jawa Timur) yang dimenangkan oleh pihak Mpu Sindok.
Runtuhnya Kerajaan Mataram ketika Raja Dharmawangsa Teguh yang merupakan cicit
Mpu Sindok memimpin. Waktu itu permusuhan antara Mataram Kuno dan Sriwijaya sedang

6
memanas. Tercatat Sriwijaya pernah menggempur Mataram Kuno tetapi pertempuran
tersebut dimenangkan oleh Dharmawangsa. Dharmawangsa juga pernah melayangkan
serangan ke ibu kota Sriwijaya. Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika
ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji
Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam
peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas.

E. Peninggalan Kerajan Mataram Kuno


 Candi Sewu

 Candi Arjuna

 Candi Bima

7
 Candi Borobudur

 Candi Mendut

 Candi Pawon

 Candi Puntadewa

8
 Candi Semar

 Prasasti Sojomerto

 Prasasti Kalasan

 Prasasti Klurak

9
 Prasasti Ratu Boko

 Prasasti Nalanda

 Prasasti Canggal

10
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai sejarah Kerajaan Mataram Kuno di atas, dapat kami
simpulkan bahwa Kerajaan Medang (atau sering juga disebut kerajaan Mataram Kuno atau
kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada
abad ke-8, kemudian pindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Para raja kerajaan ini banyak
meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa
Timur, serta membangun banyak candi, baik yang bercorak Hindu maupun Budha.

Saran
Kerajaan Mataram kuno juga mempunyai banyak peninggalan seperti Candi ataupun
Prasasti. Selain itu dapat mengetahui lebih dalam tentang kerajaan-kerajaan hindu-budha di
Indonesia khususnya Kerajaan Mataram Kuno. Kita sebagai penerus harus bisa
melestarikannya serta menjaga peninggalan-peninggalannya.
Kami juga menyarankan untuk para pembaca, agar mencari informasi tentang sejarah
Kerajaan Mataram Kuno dari berbagai sumber, baik buku maupun internet untuk menambah
wawasan tentang Kerajaan Mataram Kuno.

11

Anda mungkin juga menyukai