SEJARAH
KERAJAAN MATARAM KUNO (MEDANG)
Disusun oleh :
ADRIEL EMANUEL ACANG
YOHANES BINTANG C. BERE
DANIEL DENI DOS SANTOS
OLGA DIVINA C. KLAU
MARIA MELANIA LINCI
X ALAM 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN…………….…………………………………. 1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………. 2
A. LETAK KERAJAAN………………………….…….....……. 2
C. SISTEM EKONOMI………………………………………… 3
D. SISTEM KEPERCAYAAN…………………………………. 4
SUMBER SEJARAH………………………………………… 4
A. KESIMPULAN…………………………………………….… 11
B. SARAN……………………………………………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Jawa Tengah pada abad ke-8 M telah berdiri sebuah kerajaan, yakni Mataram.
Mataram yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua dinasti (wangsa) yang
berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Ibukota Mataram adalah Medang atau
Medang Kamulan hingga tahun 925. Pada Prasasti Canggal terdapat kata-kata “Medang I
Bhumi Mataram”. Namun, hingga sekarang letak pasti ibukota ini belum diketahui.
Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui, Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh
Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah anak
Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (Sanna tidak memiliki keturunan). Sanjaya
memerintah dengan bijaksana sehingga rakyat hidup makmur, aman, dan tenteram. Hal ini
terlihat dari Prasasti Canggal yang menyebutkan bahwa tanah Jawa kaya akan padi dan emas.
Selain pada Prasasti Canggal, nama Sanjaya juga tercantum pada Prasasti Balitung.
B. Rumusan Masalah
1. Dimana letak Kerajaan Mataram Kuno?
2. Bagaimana sistem sosial budaya Kerajaan Mataram Kuno(Medang)?
3. Bagaimana sistem ekonomi Kerajaan Mataram Kuno(Medang)?
4. Bagaimana sistem kepercayaan Kerajaan Mataram Kuno(Medang)?
5. Bagaimana perkembangan pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno(Medang)?
6. Bagaimana peristiwa terjadinya keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno(Medang)?
7. Jelaskan akhir pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno(Medang)?
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan Mataram Kuno(Medang)
A. Letak Kerajaan
Kerajaan Mataram Hindu,
berlokasi di pedalaman Jawa tengah, di
sekitar daerah yang banyak dialiri
sungai. Letak ibu kota kerajaan secara
tepat belum dapat dipastikan, ada yang
menyebut Medang di Poh Pitu, Ri
Medang ri Bhumi Mataram. Daerah
yang dimaksud belum jelas,
kemungkinan besar di daerah.
bercorak Hindu.
C. Sistem Ekonomi
Penduduk Medang sejak periode Bhumi Mataram pada umumnya bekerja
sebagai petani. Kerajaan Medang memang terkenal sebagai negara agraris, sedangkan
saingannya, yaitu kerajaan Sriwijaya merupakan negara maritim.
Melihat dari letak wilayah kerajaan yang berada di dekat aliran sungai, dan
informasi dari prasasti canggal yang menyebutkan jawa kaya akan padinya,
kemungkinan besar karena letak kerajaan Mataram Kuno yang cukup disebut sebagai
pedalaman dan memiliki tanah yang subur maka mata pencaharian penduduknya
sebagian besar dari bercocok tanam. Kemudian, pada masa pemerintahan Ratai
Watukura Dyah Balitung memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalu lintas
perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.
D. Sistem Kepercayaan
Agama resmi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu
aliran Siwa. Ketika wangsa Syailendra berkuasa, agama resmi kerajaan berganti
menjadi Budha aliran Mahayana. Pemerintahan kedua dinasti yang berbeda agama,
dapat berjalan dengan rukun. Dibawah pemerintahan Dinasti Syailendra toleransi
agama masih terjaga. Terbukti dengan Candi-candi yang berada di Jawa Tengah
bagian utara bercorak Hindu, Sedangkan bagian selatan bercorak Budha. Hal ini
menjadi bukti bahwa kerukunan hidup umat beragama di Indonesia sudah ada sejak
dulu. Kemudian pada saat Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya berkuasa , agama
Hindu dan Budha tetap hidup berdampingan dengan penuh toleransi.
1. Prasasti Canggal
Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indra Rasa = 654
C = 732 M. ditemukan di kompleks Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini berbahasa
sanskerta dan hurufnya Pallawa isinya adalah asal-usul Sanjaya, Menurut prasasti ini
Jawa awalnya dipimpin oleh Raja Sanna, ia memerintah dengan sangat adil, setelah ia
wafat, digantikan oleh putranya yang bernama Sanjaya. Diceritakan Sanjaya
melakukan pembangunan lingga di bukit Stirangga, Desa Kuntjarakuntja di prasasti
ini. Selain itu dijelaskan pula keadaan pulau jawa yang sangat makmur, kaya akan
padi dan emas. Keadaan kerajaan digambarkan sangat tentram.
2. Prasasti Mantyasih
Prasasti Mantyasih atau Prasasti Balitung berangka tahun 829 Çaka atau
bertepatan dengan 11 April 907 M, ditulis dengan menggunakan aksara dan berbahasa
Jawa Kuno. Prasasti ini berasal dari Wangsa Sanjaya. Prasasti Mantyasih ditemukan
di Kampung Meteseh Kidul, Desa Meteseh, Kecamatan Magelang Tengah, Kota
Magelang,
Provinsi Jawa Tengah. Isinya adalah daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum
Raja Balitung. Prasasti ini dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai
pewaris tahta yang sah, sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat
penuh atas wilayah kerajaan Mataram Kuno. Nama raja yang ditulis antara lain:
1. Raja Sanjaya,
2. Rakai Panangkaran,
3. Rakai Panunggalan,
4. Rakai Warak,
5. Rakai Garung,
6. Rakai Pikatan,
7. Rakai Kayuwangi,
8. Ratu Watuhumalang,
9. Rakai Watukura Dyah Balitung.
Sampai pada akhirnya terjadi pernikahan antara antara Rakai Pikatan (Dinasti
Sanjaya) dengan Pramodhawardhani pernikahan tersebut ditentang oleh
Balaputradewa adik Pramodhawardhani (Dinasti Syailendra). Balaputradewa sendiri
kalah dan menyingkir ke Sriwijaya, tempat nenek moyangnya. Kelak dibawah
pimpinan Balaputradewa, Sriwijaya mencapai jaman keemasaan.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Dinasti Syailendra atas Mataram
Kuno. Dibawah Pemerintahan Rakai Pikatan wilayah kekuasaan Mataram Kuno
meluas sampai ke Jawa Timur. Adapun setelah Rakai Pikatan wafat, Raja yang
menggantikannya secara berturut-turut adalah Rakai Kayuwangi, Ratu
Watuhumalang, Rakai Watukura Dyah Balitung, Daksa (910 –919) Tulodong (919 –
921) dan Wawa (921 – 927). Wawa adalah raja terakhir Dinasti Sanjaya.
Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi putra Rakai pikatan (sekitar 856 –
880–an), ditemukan beberapa prasasti atas nama raja-raja lain, yaitu Maharaja Rakai
Gurunwangi dan Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra. Hal ini menunjukkan kalau
pada saat itu Rakai Kayuwangi bukanlah satu-satunya maharaja di Pulau Jawa.
Sedangkan menurut prasasti Mantyasih, raja sesudah Rakai Kayuwangi adalah Rakai
Watuhumalang.
Menurut teori van Bammelen, perpindahan istana Medang dari Jawa Tengah
menuju Jawa Timur disebabkan oleh letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat.
Konon sebagian puncak Merapi hancur. Kemudian lapisan tanah begeser ke arah barat
daya sehingga terjadi lipatan, yang antara lain, membentuk Gunung Gendol dan
lempengan Pegunungan Menoreh. Letusan tersebut disertai gempa bumi dan hujan
material vulkanik berupa abu dan batu. Di Jawa timur ini Mpu Sindok melanjutkan
Kerajaan Medang Kamulan.
Kerajaan mataram kuna sebenarnya terdiri dari dua bagian yaitu periode jawa
tengah dan periode jawa timur;kedia periode ini di pisahkan oleh pemindahan ibu kota
Mataram Kuno dari lereng merapi di Jawa Tengah kelembah sungai Berantas di Jawa
Timur.Pemindahan ini di lakukan oleh raja Mpu Sindok terjadi pada tahun 929 M.
Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh, cicit Mpu Sindok. Kronik
Cina dari Dinasti Song mencatat telah beberapa kali Dharmawangsa mengirim
pasukan untuk menggempur ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991.
Permusuhan antara Jawa dan Sumatra semakin memanas saat itu.
A. Kesimpulan
Kerajaan Mataram Kuno atau yang biasa di sebut Kerajaan mataram hindu merupakan
sebuah kerajaan dengan corak agraris ( pertanian ). Dari sejarah tercatat kalau terdapat 3
Wangsa atau dinasti yang pernah menguasai Kerajaan Mataram Kuno antara lain
Wangsa( dinasti ) Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya adalah
pemeluk Agama Hindu yang beraliran Syiwa sedang Wangsa Syailendra adalah pengikut
agama Budha, dan Wangsa Isana sendiri adalah dinasti baru yang di dirikan oleh Mpu
Sindok.
Wangsa atau dinasti Sanjaya kembali memegang kekuasaan di Mataram setelah putri
Raja Samaratungga, Ia Pramodawardhani lalu menikah dengan Rakai Pikatan yang
merupakan keturunan dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu. Dari pernikahan itulah
yang membuat seorang Rakai Pikatan bisa menjadi seorang Raj. Selain itu Rakai Pikatan
berhasil juga membuat tersingkirnya seorang anggota Dinasti Sailendra yang bernama
Balaputradewa yang sejatinya masih saudara dari Pramodawardhani. Balaputradewa lalu
mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya yang nantinya ia akan menjadi seorang Raja di sana.
B. Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha
menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.