Anda di halaman 1dari 11

KERAJAAN MATARAM KUNO

(KERAJAAN MADANG)

Oleh:
Nama: Apt Panms Ldcys
Nama: Irawati
Kelas
X IPS 1

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kerajaan Mataram Kuno (Kerajaan
Madang) ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran
Geografi. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Nanga Pinoh, 28 Januari 2022


Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Berdirinya Mataram Kuno 2
B. Nama Raja-raja Mataram Kuno 3
C. Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Mataram Kuno 3
D. Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Jawa Tengah pada abad ke-8 M telah berdiri sebuah kerajaan, yakni
Mataram. Mataram yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua
dinasti (wangsa) yang berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
Ibukota Mataram adalah Medang atau Medang Kamulan hingga tahun 925.
Pada Prasasti Canggal terdapat kata-kata “Medang I Bhumi Mataram”.
Namun, hingga sekarang letak pasti ibukota ini belum diketahui.
Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui, Mataram Kuno mula-mula
diperintah oleh Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya,
Sanjaya. Sanjaya adalah anak Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna
(Sanna tidak memiliki keturunan). Sanjaya memerintah dengan bijaksana
sehingga rakyat hidup makmur, aman, dan tenteram. Hal ini terlihat dari
Prasasti Canggal yang menyebutkan bahwa tanah Jawa kaya akan padi dan
emas. Selain pada Prasasti Canggal, nama Sanjaya juga tercantum pada
Prasasti Balitung.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Mataram kuno?
2. Siapa saja nama-nama raja Mataram kuno?
3. Bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi kerajaan Mataram kuno?
4. Bagaimana proses runtuhnya kerajaan Mataram kuno?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Mataram Kuno


Prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama Dyah Balitung menyebutkan
dengan jelas bahwa raja pertama Kerajaan Medang (Rahyang ta rumuhun ri
Medang ri Poh Pitu) adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Sanjaya
sendiri mengeluarkan prasasti Canggal tahun 732, namun tidak menyebut
dengan jelas apa nama kerajaannya. Ia hanya memberitakan adanya raja lain
yang memerintah pulau Jawa sebelum dirinya, bernama Sanna. Sepeninggal
Sanna, negara menjadi kacau. Sanjaya kemudian tampil menjadi raja, atas
dukungan ibunya, yaitu Sannaha, saudara perempuan Sanna.
Sanna, juga dikenal dengan nama "Sena" atau "Bratasenawa", merupakan
raja Kerajaan Galuh yang ketiga (709-716 M). Bratasenawa alias Sanna atau
Sena digulingkan dari takhta Galuh oleh Purbasora (saudara satu ibu Sanna)
dalam tahun 716 M. Sena akhirnya melarikan diri ke Pakuan, meminta
perlindungan pada Raja Tarusbawa. Tarusbawa yang merupakan raja pertama
Kerajaan Sunda (setelah Tarumanegara pecah menjadi Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh) adalah sahabat baik Sanna. Persahabatan ini pula yang
mendorong Tarusbawa mengambil Sanjaya menjadi menantunya. Sanjaya,
anak Sannaha saudara perempuan Sanna, berniat menuntut balas terhadap
keluarga Purbasora. Untuk itu ia meminta bantuan Tarusbawa (mertuanya
yang merupakan sahabat Sanna).
Hasratnya dilaksanakan setelah menjadi Raja Sunda yang memerintah
atas nama istrinya. Akhirnya Sanjaya menjadi penguasa Kerajaan Sunda,
Kerajaan Galuh dan Kerajaan Kalingga (setelah Ratu Shima mangkat). Dalam
tahun 732 M Sanjaya mewarisi takhta Kerajaan Mataram dari orang tuanya.
Sebelum ia meninggalkan kawasan Jawa Barat, ia mengatur pembagian
kekuasaan antara putranya, Tamperan, dan Resi Guru Demunawan. Sunda
dan Galuh menjadi kekuasaan Tamperan, sedangkan Kerajaan Kuningan dan
Galunggung diperintah oleh Resi Guru Demunawan, putra bungsu

2
3

Sempakwaja. Kisah hidup Sanjaya secara panjang lebar terdapat dalam Carita
Parahyangan yang baru ditulis ratusan tahun setelah kematiannya, yaitu
sekitar abad ke-16.

B. Nama Raja-raja Mataram Kuno


Apabila teori Slamet Muljana benar, maka daftar raja-raja Medang sejak
masih berpusat di Bhumi Mataram sampai berakhir di Wawatan dapat
disusun secara lengkap sebagai berikut:
1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang.
2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra.
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra.
4. Rakai Warak alias Samaragrawira.
5. Rakai Garung alias Samaratungga.
6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa
Sanjaya.
7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala.
8. Rakai Watuhumalang.
9. Rakai Watukura Dyah Balitung.
10. Mpu Daksa.
11. Rakai Layang Dyah Tulodong.
12. Rakai Sumba Dyah Wawa.
13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur.
14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya.
15. Makuthawangsawardhana.
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Medang berakhir.
Pada daftar di atas hanya Sanjaya yang memakai gelar Sang Ratu,
sedangkan raja-raja sesudahnya semua memakai gelar Sri Maharaja.

C. Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Mataram Kuno


Kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha membawa
perubahan baru dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.
4

Struktur sosial dari masa Kutai hingga Majapahit mengalami perkembangan


yang ber-evolusi namun progresif. Dunia perekonomian pun mengalami
perkembangan: dari yang semula sistem barter hingga sistem nilai tukar
uang. Sumber-sumber berita Cina mengungkapkan keadaan masyarakat
Mataram dari abad ke-7 sampai ke-10. Kegiatan perdagangan baik di dalam
maupun luar negeri berlangsung ramai. Hal ini terbukti dari ditemukannya
barang-barang keramik dari Vietnam dan Cina. Kenyataan ini dikuatkan lagi
dengan berita dari Dinasti Tang yang menceritakan kebesaran sebuah
kerajaan dari Jawa, dalam hal ini Mataram.
Dari Prasasti Warudu Kidul diperoleh informasi adanya sekumpulan
orang asing yang berdiam di Mataram. Mereka mempunyai status yang
berbeda dengan penduduk pribumi. Mereka membayar pajak yang berbeda
yang tentunya lebih mahal daripada rakyat pribumi Mataram. Kemungkinan
besar mereka itu adalah para saudagar dari luar negeri. Namun, sumber-
sumber lokal tidak memperinci lebih lanjut tentang orang-orang asing ini.
Kemungkinan besar mereka adalah kaum migran dari Cina.
Dari berita Cina diketahui bahwa di ibukota kerajaan terdapat istana raja
yang dikelilingi dinding dari batu bata dan batang kayu. Di dalam istana,
berdiam raja beserta keluarganya dan para abdi. Di luar istana (masih di
dalam lingkungan dinding kota) terdapat kediaman para pejabat tinggi
kerajaan termasuk putra mahkota beserta keluarganya. Mereka tinggal
dalam perkampungan khusus di mana para hamba dan budak yang
dipekerjakan di istana juga tinggal sekitarnya. Sisa-sisa peninggalan
pemukiman khusus ini sampai sekarang masih bisa kita temukan di
Yogyakarta dan Surakarta. Di luar tembok kota berdiam rakyat yang
merupakan kelompok terbesar.
Kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat
Mataram terletak di pedalaman, bukan di pesisir pantai. Pertanian
merupakan sumber kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. Di samping itu,
5

penduduk di desa (disebut wanua) memelihara ternak seperti kambing,


kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik. Sebagai tenaga kerja, mereka juga
berdagang dan menjadi pengrajin. Dari Prasasti Purworejo (900 M) diperoleh
informasi tentang kegiatan perdagangan. Kegiatan di pasar ini tidak
diadakan setiap hari melainkan bergilir, berdasarkan pada hari pasaran
menurut kalender Jawa Kuno. Pada hari Kliwon, pasar diadakan di pusat
kota. Pada hari Manis atau Legi, pasar diadakan di desa bagian timur.
Pada hari Paking (Pahing), pasar diadakan di desa sebelah selatan. Pada
hari Pon, pasar diadakan di desa sebelah barat. Pada hari Wage, pasar
diadakan di desa sebelah utara. Pada hari pasaran ini, desa-desa yang
menjadi pusat perdagangan, ramai didatangi pembeli dan penjual dari desa-
desa lain. Mereka datang dengan berbagai cara, melalui transportasi darat
maupun sungai sambil membawa barang dagangannya seperti beras, buah-
buahan, dan ternak untuk dibarter dengan kebutuhan yang lain. Selain
pertanian, industri rumah tangga juga sudah berkembang. Beberapa hasil
industri ini antara lain anyaman seperti keranjang, perkakas dari besi, emas,
tembaga, perunggu, pakaian, gula kelapa, arang, dan kapur sirih. Hasil
produksi industri ini dapat diperoleh di pasar-pasar tadi.
Sementara itu, bila seseorang berjasa (biasanya pejabat militer atau
kerabat istana) kepada Kerajaan, maka orang bersangkutan akan diberi hak
memiliki tanah untuk dikelola. Biasanya tempat itu adalah hutan yang
kemudian dibuka menjadi pemukiman baru. Orang yang diberi tanah baru
itu diangkat menjadi penguasa tempat yang baru dihadiahkan kepadanya. Ia
bisa saja menjadi akuwu (kepala desa), senopati, atau adipati atau menteri.
Bisa pula sebuah wilayah dihadiahkan kepada kaum brahmana atau rahib
untuk dijadikan asrama sebagai tempat tinggal mereka, dan di sekitar
asrama tersebut biasanya didirikan candi atau wihara.
6

D. Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno


Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno sejatinya merupakan dendam lama
atas pengusiran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa yang
kemudian menjadi Raja dari Sriwijaya masih menyimpan dendam kepada
Rakai Pikatan. Perselisihan antara dua raja tersebut lalu berkembang
menjadi sebuah permusuhan turun-temurun. Terjadi beberapa kali
pertempuran antara Sriwijaya dan Mataram seperti pertempuran yang
terjadi di daerah Anjukladang (sekarang wilayah Nganjuk, provinsi Jawa
Timur) pertempuran ini di menangkan oleh Mpu Sindok ( yang pada saat itu
memimpin Mataram ). Kemudian ketika Raja Dharmawangsa Teguh yang
adalah cicit dari Mpu Sindok memimpin. pada masa itu permusuhan
Kerajaan Mataram dan Kerajaan Sriwijaya sedang memanas. Sriwijaya
pernah menggempur Mataram tetapi pertempuran itu dimenangkan oleh
pihak Raja Dharmawangsa.
Mahapralaya merupakan peristiwa dimana hancurnya istana Medang di
provinsi Jawa Timur berdasarkan info di dalam prasasti Pucangan. Muncul
dua versi pendapat tentang kapan tahun pasti runtuhnya kerajaan medang,
hal ini dikarenakan tahun terjadinya peristiwa tersebut tidak bisa dibaca
dengan jelas. Sebagian ahli memperkirakan Kerajaan Medang runtuh pada
tahun 1006, sedang yang lain memperkirakan pada tahun 1016. Ketika
dharmawangsa mengadakan pesta pernikahan putrinya, istana kerajaan
Medang di serang oleh Aji Wurawari dari Lwaram. Ia di perkirakan
merupakan sekutu dari Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa penyerangan itu,
Dharmawangsa tewas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerajaan Mataram Kuno atau yang biasa di sebut Kerajaan mataram
hindu merupakan sebuah kerajaan dengan corak agraris ( pertanian ). Dari
sejarah tercatat kalau terdapat 3 Wangsa atau dinasti yang pernah
menguasai Kerajaan Mataram Kuno antara lain Wangsa( dinasti ) Sanjaya,
Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya adalah pemeluk
Agama Hindu yang beraliran Syiwa sedang Wangsa Syailendra adalah
pengikut agama Budha, dan Wangsa Isana sendiri adalah dinasti baru yang di
dirikan oleh Mpu Sindok.
Wangsa atau dinasti Sanjaya kembali memegang kekuasaan di Mataram
setelah putri Raja Samaratungga, Ia Pramodawardhani lalu menikah dengan
Rakai Pikatan yang merupakan keturunan dari Dinasti Sanjaya yang
beragama Hindu. Dari pernikahan itulah yang membuat seorang Rakai
Pikatan bisa menjadi seorang Raj. Selain itu Rakai Pikatan berhasil juga
membuat tersingkirnya seorang anggota Dinasti Sailendra yang bernama
Balaputradewa yang sejatinya masih saudara dari Pramodawardhani.
Balaputradewa lalu mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya yang nantinya ia akan
menjadi seorang Raja di sana.

B. Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan
berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di
Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang

http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram-kuno.html

http://www.kopi-ireng.com/2015/03/kerajaan-mataram-kuno.html

http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-kerajaan-mataram-
kuno.html

Anda mungkin juga menyukai