Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat


hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti
India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat
dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-
pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang
berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal
terbentuknya bangsa ini.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang itu Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Tulang Bawang?
b) Bagaimana sejarah terbentuknya Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan
Tulang Bawang di Nusantara?
c) Bagaimama karakteristik dari pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno?
d) Dimana letak Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Tulang Bawang di
Indonesia pada zaman dahulu?
e) Apa saja bukti keberadaan Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Tulang
Bawang?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah “Kerajaan Mataram Kuno dan


Kerajaan Tulang Bawang” antara lain.
1. Menyelesaikan tugas dari Bapak Ramadhani S.Pd.
2. Mengetahui dan dapat menjelaskan Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan
Tulang Bawang secara umum.

1
3. Mengetahui dan dapat menjelaskan letak Kerajaan Mataram Kuno dan
Kerajaan Tulang Bawang.
4. Mengetahui dan dapat menjelaskan karakteristik dan perkembangan
pemerintahan dari Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Tulang Bawang.
5. Mengetahui, dapat menjelaskan, serta memberikan contoh dari bukti
peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Tulang Bawang.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kerajaan Mataram Kuno

 Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Tahun Berdirinya Tahun 732 ( diperkirakan abad ke-8) Kerajaan


Mataram Kuno bermula sejak pemerintahan Raja Sanjaya yang bergelar Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya. Ia memerintah Kerajaan Mataram Kuno hingga
732M. Selama 178 tahun berdiri, kerajaan mataram kuno dipimpin oleh raja-
raja, yaitu;
1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa
Sanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya

2
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir
 Karakteristik Kerajaan Mataram Kuno

o Kehidupan Sosial
Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya
terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup
rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan ketika mereka
bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur.
Masyarakat Hindu yang sebenarnya tidak ada kepentingan dalam
membangun Candi Borobudur, tetapi karena sikap toleransi dan gotong
royong maka mereka turut bekerja juga dalam pembangunan tersebut.
Keteraturan kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga
dibuktikan adanya kepatuhan hukum pada semua pihak. Peraturan hukum
yang dibuat oleh penduduk desa ternyata juga di hormati dan dijalankan
oleh para pegawai istana. Semua itu bisa berlangsung karena adanya
hubungan erat antara rakyat dan kalangan istana.
o Kehidupan Politik
Untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, Mataram Kuno
menjalin kerjasama dengan kerajaan tetangga, misalnya Sriwijaya, Siam
dan India. Selain itu, Mataram Kuno juga menggunakan sistem
perkawinan politik. Contohnya; pada masa pemerintahan Samaratungga
yang berusaha menyatukan kembali Wangsa Syailendra dan Wangsa
Sanjaya dengan cara anaknya yang bernama Pramodyawardhani(Wangsa
Syailendra) dinikahkan dengan Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya).
Dengan adanya perkawinan politik ini, maka jalinan kerukunan
beragama antara Hindu (Wangsa Sanjaya) dan Buddha (Wangsa
Syailendra) semakin erat.
o Kehidupan Pemerintahan
Kerajaan mataram merupakan kerajaan yang system
pemerintahanya adalah kerajaan. System ini digunakan sejak berdirinya
mataram kuno di abatd ke-8 hinaga runtuhnya di abad ke-11, Sistem ini
dikenal dengan dinasti; dinasti Sanjaya, Pemerintahan dipegang oleh
raja,Di mataram kuno terdapat beberpa bagian raja yaitu; Datu dan Sri
Maharaja

3
Mataram kuno sejak abad ke-9 sudah menggunakan mata uang
berupa emas dan perak untuk melakukan kegiatan perdangan. Dimana
uang pada masa itu disebut tahil jawa. Dari sistem pemerintahan tersebut
terdapat beberapa raja yang telah memerintah dibawah ini terdapat raja
yang bergelar ratu dan Sri Maharaja yang memerintah mataram kuno
Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang memerintah dari 723 M, Rakai
Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra 770 M, Rakai
Panunggalan alias Dharanindra, Rakai Warak alias Samaragrawira, Rakai
Garung alias Samaratungga
Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa
Sanjaya 840 M, Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala berkuasa mulai
dari 856 M – 880 M, Rakai Watuhumalang, Rakai Watukura Dyah
Balitung, Mpu Daksa, Rakai Layang Dyah Tulodong, Rakai Sumba Dyah
Waw
o Kehidupan Kebudayaan Hindu-Buddha
Semangat kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti dan
candi. Prasasti peniggalan dari Kerajaan Mataram Kuno, seperti prasasti
Canggal (tahun 732 M), prasasti Kelurak (tahun 782 M), dan prasasti
Mantyasih (Kedu).
Selain itu, juga dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi
Arjuna, candi Nakula, candi Prambanan, candi Sambisari, cadi Ratu Baka,
dan candi Sukuh. Selain candi Hindu, dibangun pula candi Buddha,
misalnya candi Borobudur, candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi
Pawon, dan candi Mendut.
 Letak Kerajaan Mataram Kuno

4
Kerajaan Mataram Kuno terletak di daerah aliran sungai Progo elo,
Bogowonto, dan Bengawan Solo Jawa Tengah dibagian selatan. Akan tetapi
kerajaan berpindah ke jawa timur pada abad ke-10

 Bukti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno


Terdapat empat prasasti yang dapat ditemukan pada peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno. Dengan ditemukannya prasasti berbagai bentuk dan
tulisan-tulisannya menyebutkan bahwa benar akan keberadaan Kerajaan
Mataram Kuno.
o Prasasti Canggal
Prasasti Canggal dalam bentuk Candrasangkala, ditemukan di
halaman Candi Gunung Wukir yang berada di desa Canggal berangka
tahun 732 M.
o Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf
Pranagari (India Utara), yang ditemukan di kawasan desa Kalasan
Yogyakarta tahun 778 M.
o Prasasti Mantyasih
Prasasti Mantyasih yang menggunakan bahasa Jawa Kuno
ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng dengan angka tahun 907 M. Isi
dari prasasti itu adalah daftar dari silsilah raja-raja Mataram yang
mendahului Bality ialah Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai
Warak, Rakai Panunggalan, Rakai Garung, Rakai Watuhumalang,
Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, dan Rakai Watukura Dyah Balitung.
Untuk itu prasasti Mantyasih atau Kedu ini disebut juga dengan
prasasti Belitung
o Prasasti Kelurak
Prasasti Klurak ditemukan di kawasan desa Prambanan dengan
angka tahun 782 M tertulis dalam huruf Pranagari dan bahasa
Sansekerta dalam isinya menceritakan pembangunan arca Manjusri
oleh Raja Indra yang memiliki gelar Sri Sanggramadananjaya.
o Candi Gatotkaca

Candi Gatotkaca adalah salah satu dari candi Hindu peninggalan


Kerajaan Mataram Kuno yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, di
daerah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

5
Candi ini berada di sebelah barat dari Kompleks Percandian
Arjuna, tepi jalan menuju arah Candi Bima, tepat seberang Museum
Dieng Kailasa. Nama Gatotkaca diberikan oleh penduduk karena
mengambil sumber dari nama tokoh wayang yang ada di cerita
Mahabarata.

o Candi Bima
Candi Bima berada di Desa Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab.
Banjarnegara, Jawa Tengah, candi ini berada paling selatan di wilayah
Percandian Dieng. Pintu masuk bertempat di sisi timur.
Di banding dengan candi-candi lain, candi ini cukup unik, baik di
daerah Dieng maupun Indonesia pada umumnya, karena kesamaan atau
kemiripan arsitekturnya dengan beberapa macam candi di India.
Bagian atapnya hampir sama dengan shikara dan memiliki bentuk
seperti mangkuk yang dibalikkan. Pada bagian atap ditemukan ada relung
dengan relief kepala yang juga disebut dengan kudu.
o Candi Dwarawati
Bentuk Candi Dwarawati hampir sama dengan Candi Gatutkaca, yaitu
berpeta dasar segi empat dengan tampak di keempat sisinya. Tubuh candi
berdiri tegak di atas batur dengan tinggi sekitar 50 cm. pintu masuk dan
Tangga , yang berada di sisi barat, saat ini dalam bentuk tanpa pahatan
atau polos.
o Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah sebuah candi peninggalan Buddha yang
terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi ini kurang
lebih 86 km di sebelah barat Surakarta, 100 km di sisi barat daya
Semarang, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.
Candi yang berbentuk stupa ini dibangun oleh para penganut
kepercayaan Buddha Mahayana kira-kira tahun 800-an Masehi pada masa
kekuasaan wangsa Syailendra. Candi Borobudur ini terdiri atas enam teras
dengan bentuk bujur sangkar yang diatasnya ada tiga pelataran melingkar,

6
pada bagian dinding dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya ada 504
arca Buddha.
Stupa utama terbesar berada di tengah juga sebagai memahkota
bangunan ini, dikelilingi oleh 3 barisan melingkar 72 stupa yang di
dalamnya ada arca buddha.
2.2 Kerajaan Tulang Bawang

 Sejarah Kerajaan Tulang Bawang

 Karakteristik Kerajaan Tulang Bawang

 Letak Kerajaan Tulang Bawang

 Bukti Peninggalan Tulang Bawang

2.3

Burung yang mendapat julukan burung surga itu dahulu populasinya cukup
banyak di hutan Papua, namun karena terus diburu akhirnya populasinya kini
menurun drastis dan sudah sulit dijumpai. Ada beberapa penyebab mengapa jenis
satwa langka ini terancam punah. Penyebabnya antara lain, hutan tempat mereka
berlindung dan berkembang biak mulai menyempit seiring dengan semakin
meningkatnya penebangan hutan oleh perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan
(HPH). Faktor lain yang menyebabkan populasi burung Cendrawasih menurun drastis
adalah sifat reproduksi hewan langka tersebut sangat lamban. Kondisi ini semakin
diperburuk oleh pemburu liar.

7
Perburuan burung Cendrawasih sebenarnya sudah dilarang dipasaran
berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan, namun karena harga burung ini
cukup menggiurkan sehingga para pemburu terus mengadakan perburuan liar.
Keindahannya sejak lama telah menjadi incaran komoditas usaha yang mendunia,
mulai dari pemburu lokal, pemerintah kolonial Belanda, hingga pengusaha busana di
Eropa Amerika dan Kanada yang memanfaatkan bulu burung tersebut.

2.4 Cara Melestarikan dan Tempat Pelestarian Burung Cendrawasih

Terdapat banyak cara untuk melestarikan keberadaan Burung Cendrawasih


antara lain;

1. Penangkaran di lokasi perlindungan


Penangkaran atau pengembangbiakkan Burung Cendrawasih
dapat dilakukan di lokasi perlindungan atau pihak yang bersungguh
sungguh membudidayakan untuk memperbanyak populasi, bukan untuk
kepentingan pribadi atau kepentingan jual beli dan bisnis. Lokasi
perlindungan tentu lebih aman karena menjamin Burung Cendrawasih
dari berbagai hal berbahaya seperti dicuri atau diburu.
2. Memberi perawatan terbaik
Berikan perawatan terbaik selama proses pemeliharaan agar
Burung Cendrawasih dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal
serta memiliki keinginan dan birahi untuk berkawin dan menghasilkan
keturunan yang lebih banyak. pastikan segala kebutuhan seperti fasilitas
lingkungan, makanan, perawatan sehari hari dilakukan dan diberikan
dengan cara dan langkah yang terbaik dengan memikirkan resiko
sehingga meminimalkan kematian atau kegagalan.
3. Mengembangbiakkan

8
Mengembangbiakkan jelas menjadi cara terbaik untuk
memperbanyak populasi Burung Cendrawasih. Sebab itu pembudidaya
wajib banyak belajar dan memahami semua cara mulai dari perawatan
awal, cara mengkawinkan, cara merangsang agar cepat bertelur, juga
cara perawatan anak Burung Cendrawasih sehingga proses pengembang
biakkan sungguh sungguh dijalankan dan memberikan hasil yang nyata.
4. Tidak memburu
Jelas bahwa cara melestarikan Burung Cendrawasih tentu
dengan tidak memburunya. Memburu dapat beresiko menyakiti,
menimbulkan stres, dan akhirnya menyebabkan kematian. Apalagi jika
perburuan dilakukan untuk kepentingan pribadi seperti keinginan untuk
memelihara dan menjadikan hiasan di rumah namun tidak disertai
dengan perawatan yang terbaik.
5. Tidak merusak populasi
Habitat tempat populasi Burung Cendrawasih beradayakni area
hutan dan area hijau. Hutan bukan hanya berfungsi sebagai populasi
Burung Cendrawasih semata, namun juga bermanfaat untuk populasi
hewan dan flora lain.
6. Tidak mencemari lingkungan
Jangan mencemari lingkungan dengan sampah apapun mulai
dari limbah rumah tangga, limbah plastik, limbah udara seperti asap
pembakaran, juga limbah sampah yang sungguh menimbulkan
kerusakan dan stres pada lingkungan. Lingkungan yang tercemar tentu
akan mencemari semua yang menempati, termasuk Burung
Cendrawasih bahkan juga beresiko menyebabkan berbagai penyakit dan
kematian pada manusia.
7. Melepaskan ke alam
Untuk memberikan kebebasan dan kesempatan Burung
Cendrawasih untuk menikmati kebahagiaan yang lebih. Biarkan Burung

9
Cendarawasih ke alamnya tentu saja pilih lokasi yang benar benar alami
dan lestari.
8. Mencegah stres
Jangan lupa untuk selalu memberikan kebahagiaan pada Burung
Cendrawasih agar jauh dari stres dan memberi lingkungan yang benar
benar kondusif serta terlindung dari predator agar ia merasa aman dan
bahagia.
9. Menanam pohon
Cara melestarikan Burung Cendrawasih juga dapat dilakuan
dengan kebiasaan menanam pohon. Burung Cendrawasih yang hidup
aslinya di habitat alami seperti hutan dan alam hijau tentu juga akan
sangat bahagia ketika melihat alam yang indah terhampar di depannya.
10. Menyerahkan pada lingkungan margasatwa
Jika selama ini menemui atau mungkin memelihara secara
pribadi Burung Cendrawasih untuk keperluan bisnis, ada baiknya untuk
menyerahkan kepada dinas margasatwa atau lingkungan terkait untuk
mendapat perawatan yang lebih maksimal sekaligus proses budidaya
yang lebih baik sebab ditangani langsung oleh pihak yang ahli atau
orang orang yang berpengalaman di bidang penjagaan populasi flora
dan fauna.

Adapun tempat perlindungan Burung Cendrawasih di Indonesia terdapat di


Pulau Yapen dan Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Taman Nasional Teluk
Cendrawasih adalah taman nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari
daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang
(5,5%), dan perairan lautan (89,8%).

10
Gambar 2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Taman nasional ini terletak di Teluk Cenderawasih, provinsi Papua


Barat.Taman Nasional Teluk Cenderawasih meliputi pulau Mioswaar, Nusrowi,
Roon, Rumberpon dan Yoop.

Gambar 3. Burung Cendrawasih dalam habitatnya

Walaupun hanya terdiri atas 3,8 % daerah daratan pulau, Taman Nasional Teluk
Cendrawasih melindungi kurang lebih 37 jenis Burung Cendrawasih yang ada di
Papua. Keberadaan taman nasional ini berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 8009/Kpts-II/2002 Tanggal 29 Agustus 2002.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Burung Cendrawasih


merupakan burung endemik Papua yang mulai terancam populasi maupun
keberadaannya. Hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian pemerintah maupun
masyarakat akan rusaknya habitat burung tersebut. Maraknya perburuan Burung
Cendrawasih untuk kepentingan pribadi juga menjadi penyebab menurunnya populasi
burung tersebut.

Ada baiknya masyarakat dan pemerintah memiliki kesadaran dan melakukan


upaya terhadap pelestarian Burung Cendrawasih agar kedepannya populasi burung
tersebut meningkat. Taman Nasional Teluk Cendrawasih menjadi tempat pelestarian
terbaik untuk keberadaan Burung Cendrawasih di Tanah Papua.

3.2 Saran dan Penutup

Saya merasa bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh sebab itu masih diperlukan pengkajian dan pembenahan ulang
terhadap makalah ini. Sekian dan terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Burung-
burung_Cenderawasih#Hubungan_dengan_Manusia
 http://saptowido.blogspot.com/2013/02/burung-yang-hampir-
punah.html
 http://www.kuttabku.com/2017/01/persebaran-jenis-jenis-flora-dan-
fauna-di-indonesia-bagian-barat-timur-dan-bagian-tengah-beserta-
gambarnya.html
 http://arenahewan.com/cara-melestarikan-burung-cendrawasih
 https://www.liputan6.com/news/read/136353/pelestarian-cendrawasih-
di-pulay-yapen

13

Anda mungkin juga menyukai