Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH SEJARAH
KERAJAAN MEDANG KAMULAN, KEDIRI, DAN
SINGASARI

DISUSUN OLEH :
1. PLORENSIUS OKY
2. MAYA NADIA PAGA
3. MIRANDA AZARI
4. NOSA
5. NAPRI YADI

KELAS : X IPA 1

GURU MAPEL : SUDIRMAN SADAM, S.Pd

SMA PERMATA KASIH NANGA PINOH


KABUPATEN MELAWI
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, sang maha
pengasih, penyayang dan pemurah, karena dengan rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “Kerajaan Medang Kumala,
Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari”.
Penulis menyadari, tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.
1. guru bidang studi yang selalu membimbing kami
2. para blogger yang tak henti-hentinya membagikan ilmu.
3. Orang tua, saudara dan teman-teman sekelas dan yang selalu mendukung
penulis baik secara moral maupun materi.
Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan, mendapat balasan yang
lebih. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua guna penyempurnaan makalah ini.

Nanga Pinoh, Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kerajaan Medang Kamulan (Kahuripan)..................................................2
B. Kerajaan Kediri.........................................................................................4
C. Kerajaan Singosari.....................................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
LAMPIRAN.........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kerajaan Medang Kumala, Kerajaan Kediri, dan Singosari merupakan contoh
peninggalan kerajaan pada masa Hindu-Budha. Kedua kerajaan ini berdiri pada
abad ke-12. Kita perlu mempelajari berbagai hal tentang kerajaan Kediri dan
Singosari beserta corak kehidupannya guna untuk menganalisis karakteristik
kehidupan masyarakat,   pemerintahan  dan kebudayaan pada  masa  kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.

B.     Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah awal berdirinya kerajaan Kediri, Singosari, dan Medang
Kamulan ?

C.    Tujuan
1 Untuk mengetahui tentang berdiri medang kamulan, kerajaan Kediri dan
Singasari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerajaan Medang Kamulan (Kahuripan)


Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai
Brantas.ibu kotanya bernama Watan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu
Sindok, setelah ia memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke
Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa
pemerintahan Mpu Sindok mencakup daerah Nganjuk disebelah barat, daerah
Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di sebelah utara, dan daerah Malang
di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan
Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
Sumber Sejarah Berita India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya
menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan
untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada
masa pemerintahan Raja Dharmawangsa. Berita Cina berasal dari catatan- catatan
yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu
menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya
sedang terjadi permusuhan dan pertikaian, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang
dari Negeri Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai
peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan
Sriwijaya dan pada saat itu Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan
pelayaran dan perdagangan.
Kehidupan Politik Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang
Kamulan, terdapat beberapa raja yang diketahui memerintah kerajaan ini.
Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut. Raja Mpu Sindok Raja Mpu
Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu Sindok
Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti Isyana.
Raja Mpu Sindok masih termasuk keturunan dari raja Dinasti Sabjaya (Mataram)
di Jawa Tengah. Karena kondisi di Jawa Tengah tidak memungkinkan
bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu

2
Sindok memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam
prasasti terakhir Mpu Sindok (947 M) menyatakan bahwa Raja Mpu sindok
adalah peletak dasar dari Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
Dharmawangsa Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja
yang memiliki pandangan politik yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk
mengangkat derajat kerajaan. Kebesaran Raja Dharmawangsa tampak jelas pada
politik luar negerinya. Airlangga Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja
Airlangga (Erlangga) masih termasuk keturunan dari Raja Mpu Sindok dari pihak
ibunya. Ibunya bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang kawin
dengan Raja Udayana dari Bali. 3.
Kehidupan Ekonomi Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di
tepi Sungai Brantas, dengan tujuan menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di
daerah Jawa Timur. Bahkan pada masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas
perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi berkembang ke luar wilayah jawa
Timur. Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan
menjadi pusat aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat
serangan dari Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang
Kamulan mengalami kehancuran.
Masa Kejayaan Kerajaan Medang Kamulan
Medang Kamulan berada di puncak kejayaan dan kemakmuran pada masa
pemerintahan Raja Airlangga. Pengalaman hidup dan juga kebersihan Raja
Airlangga di ceritakan di dalam Kitab Arjunawiwaha yang di tulis oleh Mpu
Kanwa.
Setelah Medang Kamulan mencapai puncak kesejahteraan, Raja Airlangga
kemudian memasuki masa kependetyaan. Kemudian tahta diserahkan kepada putri
yang lahir dari permaisuri. Tetapi, putri Raja Airlangga tersebut memilih menjadi
seorang petapa dengan gelar Ratu Giri Putri. Akhirnya tahta Medang Kamulan
diserahkan kepada kedua orang putra yang terlahir dari selir Airlangga.
Selanjutnya, Kerajaan ini di bagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Janggala dan
Kerajaan Kediri (Panjalu). Tujuan Airlangga membagi kerajaan ini adalah untuk
mencegah terjadinya perang saudara.

3
Kerajaan di bagi menjadi dua bagian dengan batasan Gunung Kawi atas banuan
dari Mpu Barada. Kerajaan Janggala dengan ibukotanya Kahuripan dan Kerajaan
Panjalu ibukotanya Daha (Kediri).

B. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada
abad ke-12 tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari
Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas
yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini
adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
Pada tahun 1019 M, Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan.
Airlangga berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah
kewibawaan kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat
pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya,
Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran. Menjelang akhir
hayatnya, Airlangga memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan menjadi
pertapa dengan sebutan Resi Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu
Sri Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih
menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk
menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan
Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu
kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat
hingga abad ke 12, dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan makmur
namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala
yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana gelap,
penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja –
raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan
jenggala, kerajaan kembali dipersatukan dibawah kekuasaan Kediri.

4
KEMUNDURAN/KEHANCURAN KERAJAAN KEDIRI
            Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan
dalam Pararaton dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang
berselisih melawan kaum Brahmana, perselisihan ini terjadi karena Raja Kertajaya
memerintahkan kaum Brahmana untuk menyembah dia sebagai raja, namun para
kaum Brahmana menolak dan kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu
Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang
merupakan daerah bawahan Kediri. Perang antara Kediri dan Tumapel terjadi
dekat Desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan
Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat
itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.
            Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah
dibawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya
sebagai bupati Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama
Sstrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranaya, yaitu Jayakatwang.
Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara,
karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok.
Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali
kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan
gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu
Kertanegara, Raden Wijaya.

C. Kerajaan Singosari
Pada abad ke 13 untuk kedua kalinya di Malang berdiri kerajaan baru yang
bernama kerajaan Singosari. Pendiri kerajaan ini adalah Ken Arok dengan gelar
Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi, yang masa pemerintahannya tahun 1222
– 1227.
Menurut kitab Negara Kertagama dan Pararaton dapat diketahui sejarah
kehidupan Ken Arok sebelum menjadi raja adalah anak dari rakyat biasa yang
berasal dari desa Pangkur. Berkat bantuan Pendeta Loh Gawe, Ken Arok diangkat

5
sebagai anak pungut dan dapat mengabdi kepada seorang Akuwu (setingkat
bupati) di tumapel yang bernama Tunggul Ametung. Pada waktu itu Tumapel
adalah wilayah bawahan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya. Pada saat
mengabdi di Tumapel, Ken Arok tertarik kepada istri Tunggul Ametung yaitu
Ken Dedes. Maka dari itu Ken Arok berusaha membunuh Tunggul Ametung
sehingga ia bias menggantikannya sebagai akuwu di Tumapel.
Sebagai Akuwu yang baru Ken Arok tidak mau tunduk di bawah
kekuasaan kerajaan Kediri. Ken Arok bekerja sama dengan para pendeta yang
tidak senang dengan pemerintahan Kertajaya, mereka bertempur melawan raja
Kediri dan di desa Ganter Ken Arok dapat mengalahkan Raja Kediri. Dengan
kemenangannya itu sejak tahun 1222 Ken Arok menjadi Raja Tumapel dan
Kediri. Kedua daerah itu akhirnya disatukan dengan ibu kota tetap di Tumapel
yang diberi nama Kuta Raja. Di bawah pemerintahannya kerajaan Singosari
menjadi aman dan tenteram. Tahun 1227 Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak
Tunggul Ametung) yang mmbalas dendam kematian ayahnya. Sejak itu Singosari
dipimpin Anusapati selama 21 tahun (1227-1248). Anusapati dibunuh oleh Toh
joyo (anak Ken Arok dari istrinya Ken Umang), yang membalas dendam
kematian ayahnya. Masa pemerintahan Toh Joyo hanya beberapa bulan karena ia
dibunuh oleh Ranggawuni, anak Anusapati yang membalas dendam atas kematian
ayahnya. Pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi di kalangan raja-raja
Singosari karena balas dendam.
Sepeninggal Toh Joyo, tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan
gelar Sri Jaya Wisnuwardhana yang memerintah dengan sepupunya bernama
Mahesa Cempaka. Tahun 1254 Wisnuwardhana menyerahkan tahta kerajaan pada
puteranya yang bernama Kertanegara. Di bawah pemerintahan Kertanegara
(1268-1292) kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya. Kertanegara
bercita-cita menjadi penguasa Singosari dan daerah sekitarnya seluas mungkin.
Tahun 1292 pada saat melaksanakan upacara Tantrayana, Kertanegara dan tokoh-
tokoh penting lainnya gugur karena diserang oleh Jayakatwang dari Kediri.
Dengan meninggalnya Kertanegara , maka kerajaan Singosari berakhir. Jenazah
Kertanegara dimuliakan di Candi Jawi dan sebagai Budha di Sagala. Kertanegara

6
bersama permaisurinya Bajra Dewi dilambangkan sebagai jiwa dicandikan di
Singosari sebagai Bhairawa.

Runtuhnya Kerajaan Singhasari
Kertanegara mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman dari
Khubilai Khan. Lalu Kertanegara menganiaya dan melukai seorang utusan
Khubilai Khan yang meminta tunduk dari raja Kertanegara. Kemudian Khubilai
Khan merasa terhina dan mengadakan perang untuk menggempur Jawa.
Bersamaan dengan itu, Jayakatwang yang memerintah Kediri menyerang
Singhasari karena berupaya ingin melepaskan Kediri dari kekuasaan Singhasari.
Dalam serangan sengit ini Kertanegara mati terbunuh dan Singhasari dapat
direbut. Raden Wijaya telah berhasil melarikan dirinya ke Pulau Madura.
Riwayat Singhasari kemudian berakhir dan pusat kerajaan yang sekarang
telah pindah ke Kediri. Raja Kertanegara dicandikan di Singhasari dengan tiga
arca perwujudan, yang melambangkan trikarya, yaitu sebagai Siwa Buddha dalam
bentuk Bhairawa yang melambangkan nirmanakarya, sebagai Ardhanari lambing
sambhogakaya, dan sebagai Jina dalam bentuk Aksbhya yang melambangkan
dharmmakaya.

7
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah
berkuasa di Nusantara. Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian.
 Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil
mengalahkan Kertanegara.
Sungai Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dapat
ditelaah ciri-ciri tanahnya pada setiap lembahnya semunya itu ditentukan oleh
kehadiran gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai tersebut dari hulu,
hilir, hingga muaranya. Dan kerajaan di Jawa Timur yang akan dibangun tidak
bisa lepas dari sumbu perekonomian yakni Sungai Brantas.
Latar belakang geografis kerajaan Singhasari tak dapat dibatasi pada
kondisi alamnya pada abad ke-13 saja. Harus pula diadakan ancang-ancang yang
cukup maju kedepan yakni abad ke-11 dan 12. sebabnya adalah karena sungai
Brantas sudah berfungsi secara ekonomis maupun politis pada masa-masa tersebut
mulai dari Pugatan (perjuangan Erlangga sejak awal abad ke-11) sampai Tarik
(berdirinya Majapahit pada akhir abad ke-13). Selain menjadi saksi utama
peristiwa-peristiwa historis yang penting, sungai tersebut juga melatar belakangi
berbagai fakta sejarah di Jawa Timur.
Dengan pembelajaran ini pengetahuan kita tentang sejarah kerajaan-
kerajaan Hindu-Budha semakin bertambah. Kita juga dapat mengetahui
bagaimana proses pemerintahan, perkembangan, bahkan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kemunduran hingga keruntuhan kerajaan-kerajaan
tersebut.
Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau
Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa
Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10.

8
Para raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti
yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi
baik yang bercorak Hindu maupun Buddha. Kerajaan Medang akhirnya runtuh
pada awal abad ke-11.

B. Saran
Sebenarnya terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari sejarah
Kerajaan Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram
Lama di Jawa Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di wilayah Jawa
Timur. Kerajaan Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri sejak Mpu Sindok
membentuk Dinasti Baru yaitu Isyana.
Menurut Ir. Soekarno beliau berkata “JASMERAH” Jangan Lupakan Sejarah,
maka kita penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari
pengetahuan mengenai sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari
peristiwa apa saja yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dengan demikian kita akan menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang
sebagai pemuda-pemudi bangsa sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna
membangun bangsa yang lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://uegi-liverpudlian.blogspot.com/2011/11/makalah-kerajaan-kediri.html
http://www.scribd.com/doc/88287745/Kerjaan-Kediri-Dan-Singosari
http://www.makalah.co.id/2016/10/makalah-sejarah-kerajaan-kediri.html
http://www.makalah.my.id/2015/05/makalah-kerajaan-kediri-dan-singasari.html
https://www.papermakalah.com/2017/09/makalah-kerajaan-kerajaan-hindu-
budha.html
https://abiyyuhilmy01.wordpress.com/2014/10/25/makalah-kerajaan-kendiri-dan-
singosari/

10
LAMPIRAN

KERAJAAN MEDANG KAMULAN

KERAJAAN KEDIRI

KERAJAAN SINGASARI

11

Anda mungkin juga menyukai