Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

IPS
TENTANG SUMPAH PEMUDA
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI                                                                                                           ......................................
................ 1
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG ............................................................................ 2
B.     RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A.    SEJARAH SUMPAH PEMUDA                                                              ................. 4
B.     LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA........................................................................... 6
C.    NILAI-NILAI DALAM SUMPAH
PEMUDA........................................................................................... 10
D.    KONDISI SUMPAH PEMUDA PADA ZAMAN SEKARANG ...... 13
E.     GENERASI PEMUDA HARI INI MENGENAI
 SUMPAH PEMUDA   ........................................................................... 15
F.     ANALISIS TERHADAP FENOMENA SUMPAH PEMUDA.......... 17
G.    TANGGAPAN GENERASI MUDA MENGENAI PERINGATAN SUMPAH
PEMUDA               20
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN ....................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA  .................................................................................................................................
............. 23
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun
Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya,
yaitu mau memajukan  dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama
melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi
Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang  tidak mampu memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti Tri Koro
Darmo. (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa,
Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan
mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.
Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa adalah
Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu
nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di
Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak
dalam ideologi PI, yaitu:
1. Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yangberdasarkan
kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.
2. Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita
sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan
yang dijajah.
3. Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.
4. Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur
alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat
berakar pada masyarakat pribumi.

B.   RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa sejarah Sumpah Pemuda ?
2. Kpam lahirnya sumpah pemuda ?
3. Apa saja yang menjadi nilai-Nilai dalam sumpah Pemuda ?
4. Bagaimana kondisi Sumpah Pemuda pada Zaman sekarang ?
5. Bagaimana generasi pemuda hari ini mengenai sumpah pemuda ?
6. Bagaimana analisis terhadap fenomena sumpah pemuda ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Sumpah Pemuda


           Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan
kemerdekaan bangsa Indonesia. ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk
menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. yang dimaksud dengan sumpah pemuda
ialah adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari 27-28 oktober
1928 di Batavia (Jakarta).
            Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia, bangsa Indonesia
dan bahasa indonesia. keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan
kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka
rapat perkumpulan-perkumpulan.  
            Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun
Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya,
yaitu mau memajukan dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama
melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi
Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang tidak mampu memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti :
· Jong Java (Pemuda Jawa)
· Jong Sumatra Bond (Pemuda Sumatra)
· Jong Minahasa (Pemuda Minahasa)
· Jong Celebes (Pemuda Sulawesi), dan lain-lain
Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.
Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa adalah
Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu
nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di
Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak
dalam ideologi PI, yaitu:
· Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yang berdasarkan
kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.
· Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita
sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan
yang dijajah.
· Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.
· Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur
alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat
berakar pada masyarakat pribumi.

Empat ideologi pokok PI secara eksplisit mendorong bangsa Indonesia untuk bersatu
meraih kemerdekaan.

B.  Lahirnya Sumpah Pemuda


1. Konggres Sumpah Pemuda 1
            Untuk mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan antar organisasi pemuda yang ada,
sudah berkali-kali dicoba diadakan pertemuan sejak tahun 1920. Usaha ini cukup sulit
dilaksanakan karena berusaha untuk menyatukan organisasi yang berbeda-beda landasannya.
Sebelumnya, organisasi-organisasi itu harus bergulat untuk memilih wadah yang cocok bagi
organisasinya.  Setelah itu, masih harus disesuaikan dengan organisasi lainnya.
Pada tanggal 15 November 1925 organisasi-organisasi pemuda berkumpul dan
menyepakati dibentuknya suatu panitia untuk mempersiapkan kesepakatan besar pemuda.
Diharapkan dengan adanya kesepakatan besar bersama dari para pemuda, berkembanglah
paham persatuan kebangsaan dan berusaha merekatkantali persatuan di antara organisasi-
organisasi pemuda. Sehingga, pada tanggal 30 April 1926, rapat besar pemuda itu
berlangsung dan  kemudian dikenal dengannama Kongres Pemuda I. Konggres Pemuda I
berhasil merumuskan dasar-dasar  pemikiran bersama.
Kesepakatan itu meliputi:
·         Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita semua pemuda Indonesia.
·         Semua perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang persatuan organisasi pemuda
dalam suatu wadah. Dari hasil kesepakatan yang dicapai ini, sangat tampak kemajuan yang
mendukung arti pentingnya kesatuan dan persatuan antarmereka. Hal ini merupakan suatu
prestasi besar pada saat itu.
2. Konggres Sumpah Pemuda II
Konggres Pemuda II diadakan tanggal 26 – 28 Oktober 1928. Semua perkumpulan
pemuda dan mahasiswa serta partai politik diundang hadir untuk memberikan dukungan bagi
pertemuan pemuda tersebut. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda
oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar
dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi
kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong
Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee
Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh
Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi
dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
(KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI
Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam
sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan
hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat
persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua
pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus
mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah
dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106,
Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri,
hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta ;
•        Abdul Muthalib Sangadji
•        Purnama Wulan
•        Abdul Rachman
•        Raden Soeharto
•        Abu Hanifah
•        Raden Soekamso
•        Adnan Kapau Gani
•        Ramelan
•        Amir (Dienaren van Indie)
•        Saerun (Keng Po)
•        Anta Permana
•        Sahardjo
•        Anwari
•        Sarbini
•        Arnold Manonutu
•        Sarmidi Mangunsarkoro
•        Assaat
•        Sartono

Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi 2 kali insiden hanya karena disebut-sebutnya
“Kemerdekaan Indonesia”. Polisi Belanda sempat menegur ketua rapat agar tidak
menggemakan lagi “Kemerdekaan Indonesia”. Insiden itu justru semakin menyulut kebencian
pemuda pada pihak Belanda.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr.
Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh
Yamin
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
· PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang
Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah
Yang Satu, Tanah Indonesia).
· KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa
Indonesia).
· KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,
Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu
Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar
Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan.
Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap
terus menyanyikannya.

C. Nilai-Nilai Sumpah Pemuda


1.  Nilai-Nilai Sumpah Pemuda
Sejarah merupakan modal awal untuk mencari bagaimana wajah Indonesia di masa
depan. Sumpah Pemuda sebagai peristiwa historis juga menjadi salah satu kekuatan untuk
membangun kepribadian bangsa. Kekuatan itu berupa nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya. Maka, amat disayangkan jika nilai-nilai luhur dalam Sumpah Pemuda tidak digali,
diperkenalkan, dan disebarluaskan bagi generasi muda saat ini yang adalah generasi penerus
bangsa. Nilai-nilai itu antara lain:
·  Kebersamaan dan persaudaraan
Penderitaan akibat penjajahan menimbulkan rasa kesamaan nasib yang semakin
mempererat tali persaudaraan para pemuda. Rasa kebersamaan dan persaudaraan itu
membuka kesadaran bahwa perbenturan kepentingan individu dapat menimbulkan keretakan
yang justru merugikan mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam proses hingga perumusan
Sumpah Pemuda, rasa kebersamaan dan persaudaraan menjadi landasan utamanya.
·    Toleransi
Rasa toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda terbuka pada
kemajemukan dan keberagaman. Mereka memberi tempat pada pluralitas. Dan, mereka tidak
terbelenggu pada eksistensi agama, suku, dan lokalitas kedaerahan. Dengan mengembangkan
sikap toleransi yang tinggi para pemuda berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda.
·  Tanggung jawab dan disiplin diri
Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan janji, tetapi amatlah jauh lebih
berharga bila janji itu ditepati oleh para pemuda. Dan, ternyata memang benar para pemuda
menepati janji itu. Terbukti dengan perubahan cara berpikir dan tindak mereka. Dulunya
perjuangan mereka masih terbelenggu pada kedaerahan dan kesukuan, tetapi setelah Sumpah
Pemuda, berubah menjadi perjuangan nasional. Hal tersebut memperlihatkan rasa tanggung
jawab dan disiplin diri yang tinggi dari para pemuda dulu untuk memenuhi janji mereka.
·  Wawasan
Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan beragamnya
suatu wilayah yang bernama Indonesia. Selain itu, konsep tentang suatu negara yang dulunya
hanya milik beberapa orang yang terpelajar, menjadi pemahaman bersama para pemuda yang
hadir saat konggres itu.
· Nasionalisme
Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non fisik, terancam dari
musuh yang sama, dan punya tujuan yang sama yaitu kemerdekaan, mendorong bangkitnya
nasionalisme pemuda. Nasionalisme Indonesia dapat mengatasi ikatan primordial (lokalitas,
suku, ras, dan agama) sehingga nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebuah ikatan bersama.
Nilai-nilai sumpah pemuda yang penulis telah paparkan merupakan bekal pendiri
(pemuda jaman itu) yang tak ternilai harganya untuk mengangkat semangat juang, rasa
percaya diri, dan optimisme bangsa (pemuda) untuk menghadapi tantangan saat ini.
Tentunya, nilai-nilai yang diuraikan di atas dilandasi oleh sikap-sikap yang mendukung,
seperti saling menghargai, saling menghormati, saling memperhatikan, setia kawan, dan sikap
mengutamakan dialog untuk menyelesaikan suatu persoalan.
2.    Sumpah Pemuda dan Persatuan
Kesatuan dan persatuan harus menjadi basis ketahanan sebuah bangsa, apalagi bangsa
yang sedang berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi yang makin
keras. Konggres Pemuda II tanggal 26 – 28 Oktober 1928 telah berhasil merumuskan
ideologi yang berhasil mendasari jiwa kesatuan dan persatuan, yaitu bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan memiliki bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Satu tanah air, berarti mereka merasa menikmati hidup dalam satu wilayah
yang sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak
memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga
mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan untuk bersama.
Berbangsa satu, berarti mereka terlebih dahulu menanggalkan identitas-identitas
primordial seperti etnis, suku, dan ras. Doktrin-doktrin yang melekat pada suatu kelompok
yang merasa memiliki perbedaan budaya, sejarah, maupun prinsip-prinsip hidup sendiri juga
dicoba untuk dihargai dan dihormati karena memiliki rasa ”berbangsa satu”.
Bahasa  persatuan, berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan
mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi yang terus-menerus. Untunglah hal
itu sudah dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat menjadi bahasa
Indonesia. Para pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga tanpa perlu
meninggalkan bahasa daerah masing-masing.  Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan
kesatuan dan persatuan Indonesia terbentuk atas dasar kesadaran bersama bukan paksaan.
Jelaslah bahwa kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mencapai
cita-cita bersama.

D.  Kondisi Sumpah Pemuda Pada Zaman Sekarang


            28 Oktober 1928, kita kenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang
merupakan peristiwa bersejarah dikenal sebagai salah satu tonggak
bersatunya bangsa Indonesia. Para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul
bersama di Kongres Pemuda. Pada saat itulah dihasilkan tiga hal penting: bertumpah darah
satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Pada Kongres Pemuda ini pula lagu Indonesia Raya pertama
kali diperdengarkan oleh Wage Rudolf Soepratman melalui gesekan biolanya. Dalam sejarah
bangsa ini, Pemuda selalu menjadi penggerak kebangkitan bangsa. Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 adalah contoh nyata. Selain itu, peristiwa lain yang menunjukkan betapa
pentingnya peran pemuda adalah Peristiwa Rengasdengklok, 16 Agustus 1945. Para Pemuda
pada saat itu yang dipimpin Soekarni, Wikana, serta Chairul Saleh menculik Soekarno-Hatta
ke Rengasdengklok dengan satu tujuan: mendesak mereka agar mempercepat proklamasi
Indonesia. Upaya ini akhirnya berhasil, esok harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sekali lagi pemuda memainkan peran penting
bagi bangsa. Peran pemuda dalam sejarah bangsa terus berlanjut, gerakan mahasiswa 1966
adalah kisah lainnya. Dilatarbelakangi kondisi pemerintahan saat itu, gerakan mahasiswa
pada 1966 menjadi awal kebangkitan mahasiswa secara nasional. Mahasiswa yang tergabung
dalam Kelompok Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) ini memunculkan Tri Tura (Tiga
tuntutan rakyat), yakni: Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya; perombakkan Kabinet
Lamira; dan turunkan harga sembako. Serangkaian demonstrasi yang dilakukan akhirnya
berujung pada Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang menandai akhirnya Orde
Lama dan membuka Orde Baru
            Pemuda lagi-lagi menunjukkan perannya pada tahun 1998. Mahasiswa menuntut
reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).. Peristiwa 1998 ini juga
diiringi dengan berbagai tindakan represif pemerintah yang mengakibatkan tragedi-tragedi
seperti Tragedi Cimanggis, Tragedi Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II,
serta Tragedi Lampung. Tindakan represif ini mengakibatkan tewasnya aktivis mahasiswa,
sipil dan ratusan korban luka. Paling fenomenal adalah ketika mahasiswa berhasil menduduki
Gedung DPR / MPR. Pada akhirnya Presiden Soeharto saat itu melepaskan jabatannya
sekaligus menandai berakhirnya Orde Baru menuju Orde Reformasi. Ini menjadi salah satu
gerakan terbesar mahasiswa karena mengubah tatanan kehidupan.
            Kini, kondisi bangsa telah berubah, 86 tahun pasca Sumpah Pemuda, kondisi pemuda
Indonesia pun berbeda. Serangkaian aksi dan gerakan pemuda atau mahasiswa pada masa
lalu tentunya didasari rasa cinta terhadap Indonesia. Rasa cinta yang menggelora itu
dibarengi pula oleh kecerdasan intelektual, ketajaman berpikir, dan semangat pergerakan.
Sekarang mungkin berbeda, rasa cinta negeri sendiri tak sekuat dulu. Dari
segi budaya misalnya, pemuda Indonesia kini barangkali lebih hafal dan lebih mengenal
budaya asing dibanding budaya sendiri. Ramai pemuda-pemuda sekarang ini menggandrungi
budaya Korea Selatan, Jepang dan lainnya, lalu lupa akan budaya Indonesia atau budaya di
daerahnya sendiri.
            Ada dua kebiasaan yang kini mulai berkurang di kalangan pemuda dan mahasiswa:
banyak membaca dan berdiskusi. Padahal, dua hal inilah yang memengaruhi kualitas
seseorang. Dua hal ini juga akan melatih ketajaman berpikir, analisis, serta masuknya
pengetahuan, wawasan, dan inspirasi. Tentunya masih ada memang yang gemar membaca
dan berdiskusi, namun jumlahnya sedikit.Di momen 86 tahun Sumpah Pemuda, sudah
saatnya pemuda Indonesia kembali memaknai Sumpah Pemuda, berefleksi dan
membayangkan bagaimana dulu para pemuda dari berbagai daerah berkumpul untuk bangsa
Indonesia. Indonesia kini sudah merdeka, namun semangat Sumpah Pemuda jangan sampai
luntur, mungkin hanya tujuannya yang sedikit berbeda, tujuannya kini bagaimana agar
bangsa ini bisa jauh lebih baik dan bermartabat.Dengan segala potensi, kekreatifan, semangat
dan keaktifan para pemuda, Indonesia tentunya harus bisa menjadi negara yang maju dan
berkembang pesat.
E.  GENERASI MUDA HARI INI MENGENAI SUMPAH PEMUDA
Bagi seorang pemuda maupun generasi muda hari Sumpah Pemuda adalah momen bagi
kita untuk lebih meningkatkan jiwa yang berkakarter kebangsaan, seperti cinta tanah air,
disiplin, dan pantang menyerah seperti yang telah dicontohkan oleh para pemuda atau
pejuang kita. Menilik apa yang terjadi di masa kini mungkin cukup memperihatinkan
bagaimana hari Sumpah Pemuda hanya dijadikan sebagai perayaan belaka.Tak ada aksi nyata
dan ambisi baru yang membumbung tinggi demi mewujudkan pemuda Indonesia yang
berkarakter. Yang ada justru kritis karakter yang semakin merajalela dimana tawuran antar
pelajar sudah menjadi tradisi, pergaulan bebas di kalangan remaja semakin membara dimana-
mana seperti masih banyak lagi masalah kualitas pemuda yang ada di Indonesia.
Penulis jadi ingat apa yang pernah Bung Karno katakan, "Berikan aku 1.000 orang tua,
niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda niscaya akan
kuguncangkan dunia". Dengan begitu, dapat dikatakan pemuda adalah harapan bangsa dan
tulang punggung kemajuan bangsa ini. Jika pemuda rusak maka hancurlah negara jika
pemuda hebat maka majulah bangsa Indonesia, peran kita sebagai seorang pemuda sangat
dibutuhkan untuk negeri kita tercinta.
Hal-hal yang bisa kita lakukan antara lain, rajin belajar, menjunjung tinggi rasa nasionalisme,
berkarakter kuat dan disiplin. Dengan begitu, kita mampu memberikan sumbangsih untuk
Indonesia walaupun hanya sedikit,  sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.
Berbicara mengenai masalah yang ada di tanah air kita itu semua adalah kesalahan
seluruh warga Indonesia. Bukan pemerintah bukan juga sekelompok orang. Memang benar
yang melakukan kegiatan yang merugikan negara ini adalah para pejabat yang mengambil
uang rakyat namun sebenarnya banyak penyakit yang menghinggapi setiap rakyat Indonesia
yang menyebabkan Indonesia sulit mengalami kemajuan salah satunya adalah tidak disiplin.
Jadi, pertanyaan bagaimana banjir bisa terjadi di Jakarta? Ya, itu karena faktor ketidak
disiplinan manusia yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Sejarah dari Pemuda telah membuktikkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
memiliki pemuda berkarakter, kuat, dan tangguh. Perjuangan kita sebagai generasi muda
sekarang adalah melanjutkan perjuangan para pemuda terdahulu, agar Indonesia semakin
maju dan hebat karena pemudanya. Sebuah kata bijak mungkin bisa anda jadikan motivasi,
"Jangan tanyakan apa yang  negara berikan kepada kita, tapi tanyakan apa yang bisa kita
berika kepada negara.."
F.  ANALISIS TERHADAP FENOMENA SUMPAH PEMUDA
Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka dalam segala
hal. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama tidak ada sesuatu yang lebih
berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan seperti diatas
adalah mutlak diperlukan terutama pada fase saat manusia berada dalam pembentukan dan
pengembangan. Masa atau fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama
dalam masa remaja atau generasi muda. Pemuda dan kualitas-kualitas yang dimilikinya
menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah
ciri dari kelompok elit dalam generasi muda. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang
didasarkan pada obyektif yang harus diperankan pemuda bisa dilaksanakan dengan baik
apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini
adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran
keadilan dan obyektifitas. Sejarah telah mencatat, pemuda Indonesia selalu terlibat dalam tiap
perubahan sosial yang terjadi di Negara ini, sejak era kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda
(28 Oktober 1928), Proklamasi Kemerdekaan 1945 hingga bergulirnya era Reformasi 1998.
Dapat kita ketahui bahwa, Pemuda adalah generasi penerus bangsa, yaitu pemilik gagasan-
gagasan revolusioner penuh dengan harapan dan semangat berdikari yang meningkat.
Keragaman gerakan pemuda tidaklah menjadi sebuah kendala dalam pemersatu bangsa,
selagi pemuda-pemuda tersebut menyadari ikrar yang pernah terucapkan pada 28 Oktober
1928 yaitu “Sumpah Pemuda”. Dengan menyatakan bahwa kita adalah satu bangsa, satu
bahasa, dan bertanah air satu yaitu Indonesia berarti kita sama-sama memiliki satu visi dan
misi yang mesti kita wujudkan.Namun sangat di sayangkan Akhir-akhir ini gerakan pemuda
mulai kehilangan arah sehingga keberadaannya mulai dipinggirkan oleh berbagai pihak.
Akhir-akhir ini banyak kecemasan terhadap generasi muda yang dipersepsikan kian sulit
menggapai masa depan lebih baik, dan sekaligus juga tidak memiliki karakter, jati diri, etos
kebangsaan, sehingga dapat mempengaruhi masa depan bangsa dan negara. Berbagai
permasalahan yang selalu diperbincangkan tentang Generasi Muda. Mulai dari masalah
Moral, sampai kepada masalah Pendidikan.
Salah satu permasalahan yang sering dibahas terkait dengan generasi muda adalah
ketahanan budaya dan kepribadian budaya lokal yang semakin luntur, yang menjurus pada
proses pembusukan ideologi oleh ideologi Liberalisme. Kemunduran itu sering dikaitkan
dengan cepatnya perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi, derasnya arus
informasi global yang berdampak pada penetrasi budaya asing. Hal ini mempengaruhi pola
pikir sikap, dan perilaku generasi muda di Ranah Minang, yang lebih mengedepankan
kekuatan fisik dan kekerasaan daripada keunggulan olah fikir dan rasa. Tawuran antar pelajar
dan mahasisiwa lebih dominan menghiasi media masa daripada berita prestasi yang
membanggakan bangsa. Persoalan tersebut dapat dilihat dari kurang berkembangnya
kemandirian, kreativitas, serta produktivitas dikalangan generasi muda, sehingga generasi
muda kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan Bangsa ini memaknai hari
Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi bangsa ini, sumpah
pemuda berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air,
bangsa dan bahasa. Ini mengingatkan kembali jati diri kita sebagai bagian dari NKRI yang
harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala macam tantangan, ancaman
maupun krisis. Sudah selayaknya kita bersatu dan memperkuat ikatan satu sama lain agar
Indonesia tetap kokoh dan bertahan di tengah krisis global yang mengancam ekonomi negeri
ini. Sumpah Pemuda membawa berita baik bahwa sampai saat ini kita masih disatukan oleh
tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia. Persatuan dan Kesatuan merupakan langkah dasar
kemajuan suatu bangsa. Kebangkitan pemuda tidak hanya berarti mereka bangun dari
keterpurukan pada masa silam, akan tetapi bangkit untuk bertindak melakukan pergerakan-
pergerakan yang dapat membawa Negeri ini jauh dan bahkan terhindar dari keterpurukan
tersebut. Karena salah satu peran pemuda itu adalah ikut memberikan solusi terhadap
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. Indikasinya agar mampu membangkitkan
kesadaran pemuda mengenal jati dirinya dan moralnya dalam membangun karakter bangsa ke
depan.
Kebangkitan Pemuda tentunya harus dimaknai dengan pergerakan-pergerakan yang
nyata dalam konteks perubahan menuju yang terbaik. Kebangkitan pemuda juga harus
didukung oleh semua elemen masyarakat. Sudah saatnya pemuda layak diberi kesempatan
dan diperhitungkan dalam setiap proses pembangunan di negeri ini dan bersaing menjadi
pemimpin global atau dunia. Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada pemuda agar
mereka turut merasakan bahwa keberadaan mereka benar-benar diperhitungkan dan berguna
bagi nusa dan bangsa, Setidaknya hal ini akan menimbulkan kesadaran akan tanggung jawab
pada kepercayaan yang telah diberikan itu. faktanya, tidak semua dari mereka yang
melakukan tindakan-tindakan penyimpangan yang pada intinya menimbulkan produk yang
rusak.Sementara sebagian dari mereka telah berusaha memfilter tindakan mana yang patut
dilakukan dan mana yang tidak pantas dilakukan.
G.    TANGGAPAN GENERASI MUDA MENGENAI PERINGATAN SUMPAH
PEMUDA

Berikut ini tanggapan dari mahasiswa-mahasiswi selaku generasi muda mengenai


peringatan Sumpah Pemuda :
1.      Arief Budi Cahyana, mahasiswa jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016
“Sumpah pemuda sekarang ini sudah tidak lagi sesemangat pada masanya, maka banyak
pemuda pemudi yang terkena arus negatif akibat tidak ada lagi rasa persatuan antar pemuda
pemudi. Maka banyak sekarang ini terjadi kerusuhan antar pemuda pemudi di kalangan anak-
anak maupun dewasa, dan karena kurangnya rasa kepedulian terhadap sumpah pemuda
padahal sumpah pemuda hanya diperingatin satu kali dalam setahun tapi kenapa hari yang
suda berperan penti bagi negara ini malah dilupakan dan malah bertimbal balik ke arah
negatif dari sumpah pemuda, sudah banyak pemuda pemudi yang bertaruh untk
menyelamatkan negara ini sedangkan sekarang pemuda dan pemudi bertaruh hanya untuk
memperebutkan daerah, kekuasaan dan keserakahan. Jadi mari bersama-sama skita selaku
generasi muda memperbaiki kesatuan kita demi keutuhan negara Indonesia tercinta ini.”
2.      Muhammad Adjie Bayu Poetra, mahasiswa jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya
tahun 2016
“Hari sumpah pemuda ialah kita sebagai pemuda sekarang mengingat sesuatu ikrar yang
tidak hanya di ucapkan secara lisan, tetapi dibuktikan dengan perbuatan, Indonesia ada juga
karena ada nya pemuda, mengingat kembalijati diri kita sebagai bagian dari NKRI yag harus
senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala mancaman tantangan, ancaman,
dan krisis yang ada pada bangsa.”

3.      Dina Lorenza, mahasiswi jurusan FISIP Universitas Sriwijaya tahun 2016


“ Peringatan sumpah pemuda yaitu untuk membankitkan jiwa kebangsaan dan cinta tanah air
bagi generasi muda sebagai penerus perjuangan.”
4.      Ulil Amri, mahasiswa jurusan teknik Arsitektur Universitas Muhammadyah Palembang
tahun 2015
“ Kita sebagai pemuda penerus bagsa harus menjaga kehormatan bangsa dan harus
mempertahankan budaya-budaya bangsa serta kita harus menjadi pemuda yang berjiwa
nasionalisme tinggi agar menjadi generasi muda yang mampu membawah harum nama
Indonesia.”
5.      Sastriana, mahasiswi jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016
“ sangat bermanfaat karena dengan begitu jiwa patriostisme kita akan muncul, dan
membangkitkan jiwa muda kita untuk terus melakukan hal-hal positif yang dapat memajukan
negara serta dapat memjadikan diri kita sebagai anak muda yang berguna bagi bangsa.”
6.      Rahma Melati, mahasiwi jurusan FKIP Biologi Universitas Sriwijaya tahun 2015
“  Sumpah emuda merupakan wadah bagi pemuda untuk berani berbicara karena ada
peristiwa ini lah para pemuda bisa maju dan bisa tampil.”
7.      Siska Ulandari, mahasiswi jurusan Tarbiyah PAI UIN Raden Fattah tahun 2016
“ Sumpah pemuda itu adalah suatu perkara yang utama dalam pergerakkan kemerdekaan
Indonesia, sangat baik bila pemuda dan pemudi memperingatinnya dan ikut berpartisipasi.”

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa
membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini. Maka,
tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang telah ada dan
jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu, kesatuan dan
persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-rintangan yang dihadapi
bangsa Indonesia.
            Bertitik tolak pada persatuan itulah kita hendaknya berjuang seperti pendahulu kita.
Kita harus sadar bahwa kita masih menderita. Memang, sebab
penderitaan saat ini, berbeda dengan jaman dahulu.  Dulu, bangsa kita menderita karena
penjajah, tetapi sekarang bangsa kita menderita karena ketidakberesan  di antara bangsa
Indonesia sendiri. Harusnya, masalahnya jauh lebih mudah karena kita tidak perlu berjuang
mati-matian memanggul senapan  untuk mengusir penjajah. Lalu, apa yang salah dengan
bangsa Indonesia? Masalahnya adalah bangsa Indonesia masih terpecah-pecah.
            Sumpah Pemuda mempunyai nilai-nilai strategis yang mendukung ke arah kesatuan
dan persatuan bangsa seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kalau sekarang
nilai-nilai itu sepertinya terabaikan dalam berbangsa, itu adalah kesalahan transformasi nilai.
Maka, yang kita butuhkan di masa depan adalah sejarah sebagai pembelajaran moral untuk
kepentingan kebangsaan. Masa lalu sebagai pengalaman adalah guru dan darinya kita dapat
berefleksi dan memperoleh banyak nilai yang terkandung di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr. Hamid Darmadi, M.Pd. “Urgensi Pancasila dan Kewarganegaraan”


Alfabeta,Bandung 2013
A.Ubaedillah & Abdul Rozak. “Pancasila Demokrasi” Kencana, Jakarta 2003
Prof. Dr. Kaelan, M.S. “Pendidikan Pancasila” Paradigma, Yogyakarta 2016
Pramistyasptr.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai