IPS
TENTANG SUMPAH PEMUDA
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI ......................................
................ 1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 2
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH SUMPAH PEMUDA ................. 4
B. LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA........................................................................... 6
C. NILAI-NILAI DALAM SUMPAH
PEMUDA........................................................................................... 10
D. KONDISI SUMPAH PEMUDA PADA ZAMAN SEKARANG ...... 13
E. GENERASI PEMUDA HARI INI MENGENAI
SUMPAH PEMUDA ........................................................................... 15
F. ANALISIS TERHADAP FENOMENA SUMPAH PEMUDA.......... 17
G. TANGGAPAN GENERASI MUDA MENGENAI PERINGATAN SUMPAH
PEMUDA 20
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................................................
............. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun
Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya,
yaitu mau memajukan dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama
melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi
Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang tidak mampu memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti Tri Koro
Darmo. (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa,
Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan
mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.
Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa adalah
Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu
nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di
Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak
dalam ideologi PI, yaitu:
1. Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yangberdasarkan
kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.
2. Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita
sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan
yang dijajah.
3. Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.
4. Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur
alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat
berakar pada masyarakat pribumi.
B. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa sejarah Sumpah Pemuda ?
2. Kpam lahirnya sumpah pemuda ?
3. Apa saja yang menjadi nilai-Nilai dalam sumpah Pemuda ?
4. Bagaimana kondisi Sumpah Pemuda pada Zaman sekarang ?
5. Bagaimana generasi pemuda hari ini mengenai sumpah pemuda ?
6. Bagaimana analisis terhadap fenomena sumpah pemuda ?
BAB II
PEMBAHASAN
Empat ideologi pokok PI secara eksplisit mendorong bangsa Indonesia untuk bersatu
meraih kemerdekaan.
Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi 2 kali insiden hanya karena disebut-sebutnya
“Kemerdekaan Indonesia”. Polisi Belanda sempat menegur ketua rapat agar tidak
menggemakan lagi “Kemerdekaan Indonesia”. Insiden itu justru semakin menyulut kebencian
pemuda pada pihak Belanda.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr.
Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh
Yamin
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
· PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang
Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah
Yang Satu, Tanah Indonesia).
· KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa
Indonesia).
· KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,
Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu
Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar
Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan.
Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap
terus menyanyikannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa
membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini. Maka,
tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang telah ada dan
jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu, kesatuan dan
persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-rintangan yang dihadapi
bangsa Indonesia.
Bertitik tolak pada persatuan itulah kita hendaknya berjuang seperti pendahulu kita.
Kita harus sadar bahwa kita masih menderita. Memang, sebab
penderitaan saat ini, berbeda dengan jaman dahulu. Dulu, bangsa kita menderita karena
penjajah, tetapi sekarang bangsa kita menderita karena ketidakberesan di antara bangsa
Indonesia sendiri. Harusnya, masalahnya jauh lebih mudah karena kita tidak perlu berjuang
mati-matian memanggul senapan untuk mengusir penjajah. Lalu, apa yang salah dengan
bangsa Indonesia? Masalahnya adalah bangsa Indonesia masih terpecah-pecah.
Sumpah Pemuda mempunyai nilai-nilai strategis yang mendukung ke arah kesatuan
dan persatuan bangsa seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kalau sekarang
nilai-nilai itu sepertinya terabaikan dalam berbangsa, itu adalah kesalahan transformasi nilai.
Maka, yang kita butuhkan di masa depan adalah sejarah sebagai pembelajaran moral untuk
kepentingan kebangsaan. Masa lalu sebagai pengalaman adalah guru dan darinya kita dapat
berefleksi dan memperoleh banyak nilai yang terkandung di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA