KESULTANAN MATARAM
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Revalina Dwi Agustin (33)
Habibatul Khoiriyah (14)
Moh.Firmansyah (24)
Bagas Nuriyanto (06)
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kerajaan Mataram kuno terletak di Jawa Timur. Sebuah kerajaan Hindu Buddha yang berdiri
pada abad ke 8 Masehi di daerah di daerah sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebelumnya, Kami sangat berterimakasih kepada Bp.M. Abdul Roqib Ibrahim, S.Pd.,
Gr.,Guru mata pelajaran Sejarah yang telah membantu saya dalam proses penyusunan makalah
ini. Kami berharap semoga hasil penyusunan laporan ini mampu menambah wawasan
pembaca dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Tujuan dan Maksud Kegiatan Usaha...............................................................................3
1.3 Visi dan Misi Kegiatan Usaha.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil.................................................................................................................................4
2.2 Strategi Pasar....................................................................................................................4
2.3 Analisis SWOT................................................................................................................5
BAB III MANAGEMEN PRODUKSI
3.1 Proses Produksi................................................................................................................6
3.2 Bahan Baku......................................................................................................................6
3.3 Peralatan dan Perlengkapan.............................................................................................6
3.4 Biaya Lain-Lain...............................................................................................................7
3.5 Cara Pembuatan...............................................................................................................7
BAB IV RENCANA ANGGARAN
4.1 Modal/Pemasukkan..........................................................................................................9
4.2 Penentuan Harga Jual.......................................................................................................9
4.3 Perhitungan Laba/Rugi.....................................................................................................9
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan sejarah
melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur
dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala.
Selanjutnya adalah Makuthawangsa Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh
sebagai penutup Kerajaan Mataram Kuno atau medang.
Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah
berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana.
Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno setelah
berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni
Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan.
Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh Sanjaya pada tahun 732. Beberapa
saat kemudian, Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha Mahayana didirikan oleh Bhanu
pada tahun 752. Kedua dinasti ini berkuasa berdampingan secara damai.
Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa raja
Balitung. Pada umumnya para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa
di Kerajaan Medang, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa
Tengah, serta Wangsa Isyana pada periode Jawa Timur.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram diperkirakan berada diwilayah aliran sungai-sungai
Bogowonto,Progo,Elo,dan Bengawan solo di Jawa Tengah.Keberadaan kerajaan ini dapat
diketahui dari prasasti Canggal.Prasasti berangka tahun 732 Masehi ini menyebutkan bahwa
kerajaan itu pada awalnya dipimpin oleh Sana.Setelah kematiannya,tampuk kekuasaan
dipegang oleh keponakannyaa,Sanjaya.
Kerajaan Mataram terkenal keunggulannya dalam pembangunan candi agama Budha
dan Hindu.Candi yang diperuntukan bagi agama Budha antara lain Candi Borobudur,yang
dibangun oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra.Candi Hindu yang dibangun antara lain
Candi Rorojonggrang di Prambanan, yang dibangun oleh Raja Pikatan.
Kerajaan Mataram dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang terkenal sebagai
seorang raja yang besar.Ia adalah penganut Hindu Syiwa yang taat.Setelah Rakai Mataram
Sang Ratu Sanjaya meninggal dunia, beliau kemudian digantikan oleh putranya yang
bernama Sankhara yang bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri
Sanggramadhanjaya.
Kemudian setelah Rakai Panunggalan meninggal, beliau digantikan oleh Rakai
Warak.Ia lebih mengutamakan agama Budha dan Hindu sehingga pada saat itu banyak
masyarakat yang mengenal agama tersebut.Setelah Raka Warak meninggal kemudian
digantikan oleh Rakai Garung.
2.2 Raja-Raja Yang Memimpin Kerajaan Mataram
1. Kiai Ageng Pamanahan
Ki Ageng Pamanahan (dikenal juga sebagai Kiyai Gede Mataram) adalah
seorang tokoh perintis wangsa Mataram yang berasal dari Sela (sebuah desa di
Grobogan) dan kemudian hijrah ke Pengging. Ia dijuluki sebagai “Pamanahan”
karena bertempat tinggal di desa Manahan, suatu tempat di utara Laweyan
(sekarang menjadi salah satu kelurahan di Surakarta).
Pada tahun 1556 ia mendapat mandat dari Sultan Adiwijaya (raja Pajang)
untuk membuka pemukiman di hutan Mentaok.Putranya, Raden Ngabehi Saloring
Pasar, kelak menjadi keturunan pertama darinya yang memimpin daerah tersebut
dan di kemudian hari mendirikan kerajaan yang disebut Kesultanan Mataram
bergelar Panembahan Senapati.
2. Panembahan Senapati
Panembahan Senopati atau juga dikenal sebagai Danang Sutawijaya adalah
pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Mataram Islam.Ia adalah putra dari Ki
Ageng Pemanahan, salah satu orang kepercayaan Sultan Hadiwijaya atau Jaka
Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang.Sutawijaya mendapat gelar Panembahan Senopati
ketika mengangkat dirinya sebagai raja pertama Kesultanan Mataram pada
1586.Masa kekuasaannya berlangsung selama 15 tahun, hingga kematiannya pada
1601.
3. Raden Mas Jolang
Raden mas Jolang ini menjadi raja kedua Mataram. Raden Mas Jolang
bergelar Sinuwun Prabu Hadi Hanyakrawati memerintah kerajaan Mataram tahun
1601 sampai 1613.
4
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung)
Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593 – 1645) adalah raja Kesultanan Mataram
yang memerintah pada tahun 1613-1645. Nama aslinya adalah Raden Mas
Jatmika,atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Sultan Agung
merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah
Banowati. Sultan Agung naik takhta pada tahun 1613 dalam usia 20 tahun.
Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa kerajaan
Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627, tepatnya setelah empat belas
tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam. Pada masa pemerintahan
Sultan Agung daerah pesisir seperi Surabaya dan Madura berhasil ditaklukan.
5. Amangkurat 1
Susuhunan Mataram, dikenal sebagai Amangkurat I Tegalwangi, lahir pada 1619
dengan nama Raden Mas Sayyidin. Pada 1645, Hamangkurat I diangkat menjadi
Raja Mataram untuk menggantikan ayahnya. Ia kemudian mendapat gelar
Susuhunan Ingalaga. Dalam bahasa Jawa, ‘Hamangku’ berarti memangku dan
‘Rat’ berarti bumi. Kata lainnya, Hamangkurat berarti ‘memangku bumi.
6. Raden Mas Rahmat
Amangkurat II Atau Raden Mas Rahmat merupakan sultan Mataram Islam
kedua yang memerintah dari tahun 1677 hingga tahun 1703.Ia merupakan
Sultan Mataram yang memindahkan keraton Mataram dari Plered ke
Kartasura.Sultan Amangkurat II mendapat julukan Sultan Amral. Hal itu
disebabkan karena ia suka memakai seragam Angkatan Laut (Admiral)
Belanda.Amangkurat II dikenal haus kekuasaan dan perjalanannya ke
singgasana diwarnai konflik hingga akhir hayatnya.
2.3 Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan
tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi menandai akhir dari
zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang
masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, di mana
masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajari tentang prasasti
disebut Epigrafi.
1. Prasasti Canggal
Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya)
adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala berangka tahun 654 Saka atau 732
Masehi yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di Dusun Canggal, desa
Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.Prasasti yang ditulis pada
stela batu ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.Prasasti
dipandang sebagai pernyataan diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang
penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno.
2. Prasasti Kalasan
5
Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Medang
(Mataram Kuno) yang berangka tahun 700 Saka atau 778 M.[1]:88–89 Prasasti yang
ditemukan di kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, ini ditulis dalam huruf
Pranagari (India Utara) dan bahasa Sanskerta.Prasasti ini menyebutkan bahwa para
guru raja Sailendra berhasil memperoleh persetujuan Maharaja Dyah Pancapana
Panamkarana (Kariyana Panamkarana) atas permintaan keluarga Sailendra, untuk
membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta, serta
penghadiahan desa Kalasan untuk para sangha (komunitas kebiarawan dalam Agama
Buddha).[2][3] Bangunan suci yang dimaksud adalah Candi Kalasan.
3. Prasasti Kelurak
Prasasti Kelurak merupakan prasasti batu berangka tahun 782 M yang ditemukan di dekat Candi
Lumbung, Desa Kelurak, di sebelah utara Kompleks Percandian Prambanan, Jawa
Tengah.Keadaan batu prasasti Kelurak sudah sangat aus, sehingga isi keseluruhannya kurang
diketahui. Secara garis besar, isinya adalah tentang didirikannya sebuah bangunan suci untuk
arca Manjusri atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya. Menurut para
ahli, yang dimaksud dengan bangunan tersebut adalah Candi Sewu, yang terletak di Kompleks
Percandian Prambanan. Nama raja Indra tersebut juga ditemukan pada Prasasti Ligor dan
Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan Sriwija
4. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto merupakan batu bertulis peninggalan Wangsa Sailendra yang
ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno. Meskipun prasasti ini tidak
menyebutkan angka tahun, berdasarkan taksiran analisis paleografi oleh Boechari (1966)
diperkirakan berasal dari kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 Masehi. Kronologi
menurut Boechari ini disanggah oleh Damais, yang menyatakan bahwa usia penulisan
prasasti lebih muda (l.k. abad ke-10).
5. Prasasti Kayumwunan/ Prasasti Karangtengah
Prasasti Kayumwungan adalah prasasti yang terbagi menjadi lima buah penggalan batu
dan berada di Dusun Karangtengah, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tulisannya
menggunakan aksara Jawa Kuno dalam bahasa Sanskerta sebanyak 24 baris pertama dan
bahasa Jawa Kuno pada baris berikutnya hingga baris terakhir. Prasasti Kayumwungan
berangka tahun 746 Saka atau 824 Masehi. Tulisan yang berbahasa Sanskerta
menceritakan tentang raja Samaratungga serta pembangunan bangunan suci Jinalaya dan
Wenuwana oleh anaknya yang bernama Pramodawardhani. Bangunan ini dibangun
sebagai tempat abu jenazah raja Indra dari dinasti Syailendra. Prasasti Kayumwungan
disimpan di Museum Nasional Indonesia.
6. Prasasti Ligor
Prasasti Ligor merupakan prasasti yang terdapat di Ligor (sekarang Nakhon Si
Thammarat, selatan Thailand, Semenanjung Malaya), tersimpan di Kuil Wat Sema
Mueang. Prasasti ini berupa pahatan yang ditulis pada dua sisi batu prasasti, di mana
bagian pertama (sisi depan) disebut prasasti Ligor A atau dikenal juga dengan nama
manuskrip Viang Sa; sedangkan bagian lainnya (sisi belakang) disebut prasasti Ligor B,
yang beraksara Kawi dan berangka tahun 775.Prasasti Ligor B mungkin dibuat oleh
Mahārāja Dyāḥ Pañcapaṇa Kariyāna Paṇaṃkaraṇa, raja dari Wangsa Sailendra. Prasasti
Ligor B adalah prasasti yang belum selesai ditulis.
7. Prasasti Nalanda
Prasasti Nalanda merupakan sebuah prasasti ditemukan oleh Hirananda Shastri pada
6
tahun 1921 di ruang depan Biara Nalanda, Bihar-India. Prasati ini menjelaskan tentang
raja Devapaladeva dari Kerajaan Palla (Bengala- India) yang telah mengabulkan
permintaan Sri Maharaja dari Swarnadvipa (Sriwijaya) untuk membangun sebuah biara
Buddha di Nalanda. Selain itu, ada pernyataan bahwa lima desa di Calcutta-India
dibebaskan dari pajak untuk keperluan misi agama Buddha Kerajaan Sriwijaya di India.
4.Taman Sari
Taman Sari merupakan situs bekas taman istana milik Keraton Yogyakarta yang dibangun pada
masa Sultan Hamangkubowono I pada tahun 1758-1765. Sedangkan, penyelesainan pembangunan
diperkirakan pada masa Sultan Hamengkubuwono II. Taman Sari memiliki beberapa fungsi, yaitu
sebagai tempat istirahat, area meditasi, bengkel, area pertahanan, dan tempat persembunyian.
Lokasi pembangunan Taman Sari telah dikenal sebagai tempat pemandian yang disebut Mata Air
Pecethokan, sejak masa pemerintahan Sunan Amangkurat IV.
7
8
BAB III
MANAGEMEN PRODUKSI
9
3.3 Peralatan dan Perlengkapan
Dalam kegiatan produksi kami, peralatan dan perlengkapan yang kami gunakan
sebagai berikut:
1. Peralatan
No Nama Barang Qty
1 Kompor 1
2 Penggorengan 1
3 Spatula 1
4 Baskom 1
5 Panci 1
6 Cobek 1
7 Sendok 2
8 Sarung Tangan 2
9 Gas 1
2. Perlengkapan
No Nama Barang Qty Harga Satuan Jumlah
1 Thinwall 20 Rp.750 Rp. 20.000
2 Plastik Klip 20 Rp.250. Rp. 5.000
Total Rp. 20.000
10
7. Masukkan 8sdm tepung tapioka,4sdt garam,2sdt kaldu bubuk dan bawang
putih yang telah kita haluskan
8. Tambahkan 800ml air
9. Aduk hingga tepung tapioka larut dan nyalakan api
10. Aduk dengan menggunakan api sedang cenderung kecil hingga mendidih dan
mengental
11. Kemudian kita tuangkan kedalam adonan kering yang telah kita siapkan Aduk
hingga semua tercampur rata
12. Siapkan wadah yang berisi sedikit tepung tapioka
13. Ambil sedikit adonan kurang lebih sekitar 1sdm
14. Letakkan ke dalam wadah yang berisi tepung tapioka,lalu balurkan dengan
tepung tapioka tersebut Lakukan hingga adonan habis
15. Cireng siap dijual.
11
BAB IV
RENCANA ANGGARA
Modal yang kami keluarkan dalam sekali produksi ialah sebesar Rp. 81.000
Total Biaya = Bahan Baku + Perlengkapan + Biaya lain-lain
= Rp. 56.000+ Rp. 20.000 + Rp. 5.000
Total pengeluaran yang digunakan dalam satu kali produksi menghasilkan 20 pcs
produk dengan modal pengeluaran Rp. 81.000
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cireng bumbu rujak merupakan produk yang diciptakan oleh kami dalam
bidang ini, kami menciptakan produk ini atas survey yang kami lakukan untuk
mencari peluang bisnis yang baik, kami sangat mengharapkan produk yang kami buat
dapat diterima dan disenangi oleh konsumen.
Penyusun
13