Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KERAJAAN MATARAM KUNO

NAMA KELOMPOK II :

1. Abelio Try Kanda GM, ( Ketua Kelompok )


2. Ivander Federick C. Manik
3. Diva Br Simarmata
4. Tari Lasmi V. Sihotang
5. Gregorius Simajuntak
6. Karen Gisel Br. Hutahean

KELAS : X IPA 2

SMA SWASTA SANTO THOMAS 2 MEDAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. Sejarah Terbentuknya Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno


merupakan kerajaan yang bercorak
Hindu-Budha pernah berkembang
di Bhumi mataram (sebutan lama
Yogyakarta). Sejak pertama kali
didirikan pada 732 masehi, kerajaan
ini sempat mengalami beberapa kali
perpindahan ibu kota, hingga
akhirnyapindah ke Jawa Timur
pada abad ke-10.

Pada periode Jawa Timur, kerajaan ini lebih dikenal dengan nama kerajaan
Medang. Pendiri kerajaan Mataram Kuno adalah Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya, yang berkuasa antara 732 – 760 masehi.

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada tahun 732 masehi dan runtuh pada 1017
masehi.

Selama hampir 3 abad berkuasa, terdapat tiga dinasti yang memerintah kerajaan
itu, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra (di jawa tengah) serta Dinasti
Isyana (di jawa timur).

Sumber sejarah kerajaan Mataram Kuno cukup banyak, beberapa contohnya


adalah :

Prasasti Canggal
Prasasti Mantyasih
Prasasti Candi Borobudur

Prasasti Mantyasih atas nama Dyah Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa
raja pertama kerajaan Medang adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
kerajaan ini didirikan Wangsa Sanjaya di bawah kepemimpinan Rakai
Mataram.

 Pada Masa Dinasti Sanjaya bercorak Hindu


 Pada Masa Dinasti Syailendra bercorak Budha
B. Silsilah Kerajaan Mataram Kuno

Dinasti Kerajaan Mataram Kuno

Dinasti yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno Terdapat tiga dinasti yang
memerintah Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti
Syailendra (di Jawa Tengah), dan Dinasti Isyana (di Jawa Timur). Dinasti-
dinasti ini mempunyai perbedaan yang sangat mencolok, yaitu Dinasti Sanjaya
bercorak Hindu, sedangkan Dinasti Syailendra bercorak Buddha.

1. Dinasti Sanjaya

Dinasti Sanjaya Kekuasaan


Kerajaan Mataram Kuno
pertama kali dipegang oleh Raja
Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram
Sang Ratu Sanjaya dibuktikan dengan
Prasasti Canggal dan Cerita
Parahyangan. Raja Sanjaya dikenal
sebagai raja yang bijaksana, cakap,
adil, dan taat dalam beragama.

Di bawah pemerintahannya, wilayah


Kerajaan Mataram Kuno semakin
luas dan rakyatnya sejahtera.
Kerajaan ini juga mejadi pusat
pembelajaran agama Hindu, dibuktikan dengan banyaknya pendeta yang
berkunjung dan menetap di Mataram. Pada pertengahan abad ke-8, Raja
Sanjaya wafat dan digantikan oleh putranya, Rakai Panangkaran. Setelah Rakai
Panangkaran wafat, Kerajaan Mataram Kuno terpecah menjadi dua. Dinasti
Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Hindu di Jawa Tengah
bagian utara.

2. Dinasti Syailendra
Sementara Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak
Buddha di Jawa Tengah bagian selatan. Perkembangan terjadi di berbagai
bidang, seperti politik, ilmu pengetahuan, budaya, kesenian, dan sosial. Raja
pertama Kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti Syailendra adalah Sri
Dharmatungga. Pada masa pemerintahannya, konon wilayah kekuasaannya
mencapai Semenanjung Malaka.

Setiap berganti raja, keadaan Kerajaan Mataram Kuno semakin gemilang dan
termasyur. Sri Dharmatungga digantikan oleh Indra (Syailendra), yang berhasil
menaklukkan Chenla (Kamboja). Setelah itu, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin
oleh Samaratungga. Pada periode ini, ilmu seni sangat berkembang dan
dibangunlah Candi Borobudur. Kerajaan Mataram Kuno akhirnya bersatu
kembali setelah perkawinan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya dan
Pramodhawardani dari Wangsa Syailendra.

3. Dinasti Isyana

Dinasti Isyana Pada 929, ibu kota Mataram Kuno dipindahkan oleh Mpu
Sindok ke Jawa Timur dengan pusat pemerintahan di antara Gunung Semeru
dan Gunung Wilis. Kerajaan baru ini disebut Kerajaan Medang dengan Mpu
Sindok sebagai raja pertama dari Dinasti Isyana.

Berikut ini silsilah raja Kerajaan Mataram Kuno saat berpusat di Jawa Tengah :

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)


2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan/ Dharmatungga (780-800 M)
4. Sri Maharaja Rakai Warak/ Indra (Syailendra) (800-820 M)
5. Sri Maharaja Rakai Garung/ Samaratungga (820-840 M)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodawardhani (840-
856 M)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala (856-882 M)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)
9. Sri Maharaja Rakai Watukara Dyah Balitung (898-915 M)
10.Raja Daksa (915-919 M) Raja Tulodong (919-924 M)
11.Raja Sumba Dyah Wawa (924 M)

Berikut ini silsilah raja Kerajaan Mataram Kuno saat dipindahkan ke Jawa
Timur :

1. Rakai Hino Sri Isana alias Mpu Sindok (929-947 M)


2. Sri Lokapala dan Ratu Sri Isanatunggawijaya (sejak 947 M)
3. Makutawangsawardhana (hingga 985 M).

C. Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno dikenal juga dengan sebutan Kerajaan Medang Kawulan.
Yang meraih puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Balitung. Raja
Balitung memerintah pada tahun 898 M – 910 M. Kejayaan dapat dilihat dengan
ditaklukkannya wilayah wilayah yang berada di sebelah Timur kerajaan.

Faktor faktor yang menimbulkan kejayaan kerajaan mataram kuno, yaitu :

 Sanjaya yang mempunyai keahlian di dalam peperangan akhirnya naik


tahta menjadi raja. Raja Sanjaya juga mampu menjembatani keinginan
penduduk di mataram kuno yang ingin memeluk agama lain yaitu
agam hindu dan budha sesuai dijelaskan dalam kitab Negata
Kertaagama.
 Kecakapan memimpin Raja Rakai Panangkaran sebagai pengganti
Raja Sanjaya sebagai raja kerajaan hingga ia berhasil menaklukan
kerajaan kerajaan kecil di sekitar wilayah kebebasan kerajaannya. Raja
Rakai Panangkaran juga berhasil menjaga ketentraman rakyatnya
dengan menempatkan kaum hindu wilayah di mataram kuno bagian
utara dan menempatkan para pemeluk budha di wilayah sebelah
selatan
 Dilakukannya pembangunan waduk ( ujung Baluh di Waringin sapta
Caringin Pitu ) yang berperan untuk mengatur aliran sungai brantas,
sehingga aktivitas perdagangan di wilayah kerajaan sangat tinggi yang
dibukakan dengan banyaknya kapal kapal dagang yang tinggal di
wilayahnya yang berasal dari champa, benggala, chola, srilanka, birma,
dan le.
 Pemindahan ibukota dari jawa tengah ke wilayah sungai brantas, jawa
timur yang juga dekat dengan sungai bengawan solo telah
memudahkan bagi lalulintas perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai