Anda di halaman 1dari 38

ARTIKEL

Sejarah Kerajaan Majapahit Hingga Runtuh


Nya Kerajaan Majapahit
By Ase Satria — Sejarah
Gambaran sejarah kerajaan Majapahit di nusantara adalah pembahasan utama
yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub
pembahasan tentang sejarah kerajaan Majapahit (majapahit empire) yang dibahas
didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sumber sejarah kerajaan Majapahit.


2. Pendiri kerajaan Majapahit.
3. Masa pemerintahan Raden Wijaya.
4. Masa pemerintahan Jayanegara.
5. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi.
6. Masa pemerintahan Hayam Wuruk.7. Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit.

Semoga pembahasan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam
mengetahui sumber sejarah kerajaan majapahit, pendiri kerajaan majapahit, masa
pemerintahan raden wijaya, masa pemerintahan jayanegara, masa pemerintahan
tribhuwanatunggadewi, masa pemerintahan hayam wuruk, serta penyebab runtuhnya
kerajaan majapahit dan menjadi portal referensi tugas, skripsi maupun makalah bagi
para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.

Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit

Sumber sejarah yang dapat digunakan untuk meneliti sejarah Kerajaan Majapahit
diantaranya bersumber dari peninggalan kerajaan Majapahit yakni sebagai berikut :

A. Prasasti kerajaan Majapahit


1. Prasasti Gunung Butak
2. Brumbung
3. Kudadu
4. Gajah Mada
5. Jiu

B. Karya sastra kerajaan Majapahit


1. Negarakertagama
2. Pararaton
3. Sutasoma
4. Kidung Sundayana

C. Candi-candi kerajaan Majapahit
1. Candi Penataran
2. Candi Tikus
3. Candi Tegalwangi
4. Candi Bajangratu
5. Candi Jabung
6. Candi Kedaton

D. berita-berita asing berupa dari :


1. Tiongkok : Arca
2. India : Mata Uang
3. Arab : Keramik

Pendiri Kerajaan Majapahit

Adapun pendiri kerajaan Majapahit adalah didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun
1293 M. Mengenai sejarah terbentuknya dan berdirinya kerajaan Majapahit, terdapat
hubungan dari kisah sebelumnya yakni Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) dimana,
kerajaan tersebut diserang habis-habisan oleh pasukan tentara Mongol dengan
pasukan Raden Wijaya hingga kerajaan Singasari runtuh.
Baca ini Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) Dan Penyebab Runtuhnya
Kerajaan Singasari
Mengenai letak kerajaan majapahit, posisi letak kerajaan Majapahit diyakini terletak
dan berada di wilayah kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto provinsi Jawa
Timur. Akan tetapi, peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit cukup banyak
tersebar di wilayah-wilayah seperti wilayah Mojokerto, Kediri dan Jombang.

Masa Pemerintahan Raden Wijaya

Menurut prasasti Gunung Butak, Wijaya adalah putra dari Dyah Lembu Tal. Wijaya
adalah menantu Kertanegara, 4 putri Kertanegara dijadikan istrinya, ke
#4 putri Kertanegara itu yakni :

#4 Putri Kertanegara
1. Dyah Dewi Tribhuwaneswari
2. Dyah Dewi Narendraduhita
3. Dyah Dewi Prajnaparamitha Jayendradewi
4. Dyah Dewi Gayatri

Sedangkan dari Gayatri mempunyai 2 istri yaitu :


1. Tribhuwanatunggadewi
2. Dyah Wiyat

Ketika terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya berhasil melarikan diri ke Madura
bersama istri dan pengikut-pengikutnya. Di Madura, ia di terima oleh Arya Wiraraja,
salah seorang Bupati bawahan Raja Kertanegara. Atas saran Wiraraja, Wijaya disuruh
berpura-pura mengabdikan diri kepada Raja Jayakatwang.

Ia diberi hutan untuk tempat tinggalnya. Hutan itu dibuka menjadi desa dengan bantuan
orang Madura, Rakyat Wiraraja. Desa itu kemudian diberi nama Majapahit, karena di
hutan itu terdapat buah yang bernama Maja yang rasanya sangat pahit.

Setelah berhasil menghancurkan kekuasaan Jayakatwang dengan bantuan pasukan


Mongol, Wijaya menobatkan diri sebagai raja dengan kerajaan barunya, yaitu
Majapahit. Gelarnya adalah Sri Kertarajasa Jayawardhana. Setelah menjadi raja,
Wijaya berbalik menyerang Mongol, sehingga pasukan Mongol banyak yang tewas dan
sebagian kembali ke negerinya.

Pada masa kekuasaannya, Wijaya lebih terkonsentrasi untuk memperkuat sendi-sendi


kerajaan. Orang-orang yang berjasa dalam pendirian kerajaan diberikan penghargaan
yang besar, diantara mereka adalah seperti :
1. Ranggalawe dijadikan Bupati Tuban
2. Empu Nambi diangkat menjadi Mahapatih
3. Lembu Sora, Gajah Biru dan Juru Demung diangkat menjadi Tumenggung.

Pada tahun 1309 M, Raden Wijaya wafat dan dicandikan di Candi Simping sebagai
Syiwa dan di Trowulan sebagai Dhyani Buddha. Arca perwujudannya berbentuk
Harihara, Arca Harihara yaitu arca perwujudan Wisnu dan Syiwa yang menjadi satu.
Baca juga Sejarah Perkembangan Agama Buddha

Masa Pemerintahan Jayanegara

Jayanegara adalah anak Raden Wijaya dari Tribhuwaneswari. Jayanegara mendapat


julukan Kala Gemet. Pada masanya banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan
oleh pengikut-pengikut ayahnya, yang diangkat menjadi pejabat.

Ini terjadi karena Jayanegara adalah seorang yang tidak cakap dalam hal
kepemimpinan, sehingga dia mudah dimanfaatkan orang untuk mengadu domba orang-
orang yang telah berjasa pada Majapahit. Pemberontakan tersebut, antara lain seperti
berikut :
1. Pemberontakan Ranggalawe
Pemberontakan Ranggalawe ini terjadi pada tahun 1309.
2. Pemberontakan Lembu Sora
Pemberontakan Lembu Sora ini terjadi pada tahun 1311.
3. Pemberontakan Gajah Biru Dan Juru Demung
Pemberontakan Gajah Biru dan Juru Demung ini terjadi pada tahun 1313.
4. Pemberontakan Empu Nambi
Pemberontakan Empu Nambi ini terjadi pada tahun 1316.

Mulai dari situlah sangat terlihat sekali akan kelemahan dari Jayanegara didalam
memimpin kerajaan. Padahal, nambi adalah pejabat tertinggi yang berada dibawah raja,
yakni Rakryan Mahapatih Majapahit. Dan pemberontakan yang cukup besar adalah
pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi pada tahun 1319.

Pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi ini hampir bisa membuat dan membawa
runtuhnya kerajaan Majapahit, karena telah berhasil menduduki ibukota kerajaan.
Didalam pemberontakan ini, Jayanegara menyelamatkan diri ke Desa Badender
dengan dikawal oleh prajurit Bhayangkara (arti Bhayangkara adalah pengawal pribadi
raja) yang dipimpin oleh Gajah Mada.

Berkat kecakapan Gajah Mada, pemberontakan tersebut akhirnya dapat diredam dan
dipadamkan. Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh tabib kerajaan yang
bernama Ra Tanca. Ra Tanca selanjutnya bertarung melawan Gajah Mada dan pada
akhirnya Gajah Mada berhasil membunuh Ra Tanca.

Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi

Tribhuwanatunggadewi adalah seorang anak Raden Wijaya dari Gayatri atau adik
keponakan dari Jayanegara. Tribhuwanatunggadewi tidak lama memegang tampuk
kepemimpinan. Kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi didampingi oleh Mahapatih
Amangkubumi, Arya Tadah yang pada saat itu sedang mengalami sakit.

Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan di daerah Besuki yang dipimpin


oleh Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Pemberontakan ini cukup membahayakan
Majapahit. Oleh karena itu, atas usul dari Arya Tadah, Gajah Mada kemudian diangkat
sebagai panglima tertinggi kerajaan dengan misi untuk menumpas seluruh
pemberontakan yang terjadi.

Berkat kecakapan Gajah Mada, akhirnya beliau diangkat menjadi Mahapatih


Amangkubumi Majapahit, dengan menggantikan posisi Arya Tadah. Pada saat
pelantikannya itulah, kemudian Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang
sangat terkenal yakni Tan Amukti Palapa.

Isi sumpah Tan Amukti Palapa


Isi sumpah Tan Amukti Palapa adalah bahwa Gajah Mada tidak akan pernah berhenti
berjuang dan hidup enak sebelum sebelum dapat menyatukan Nusantara dibawah
kekuasaan Majapahit.

Pada tahun 1350 Gayatri wafat dan dimakamkan di Bhalango (dekat Tulungagung).
Karna kematian ibunya, Tribhuwanatunggadewi mengundurkan diri sebagai Raja.
Selanjutnya takhta kerajaan diserahkan kepada putranya yang bernama hayam wuruk,
yang masih berusia 16 tahun.

Masa pemerintahan Hayam Wuruk

Hayam Wuruk berarti ayam jantan yang berkokok di pagi hari. Hayam Wuruk adalah
raja terbesar Majapahit. Gelarnya adalah Sri Rajasanagara. Pada masanya, Majapahit
mengalami puncak kegemilangan. Berkat kecakapan kepemimpinan Hayam Wuruk dan
Mahapatih Gajah Mada, Majapahit berkembang menjadi kerajaan yang besar, kuat,
tangguh, dihormati kawan dan disegani lawan.

Sebagai seorang raja, Hayam Wuruk sangat berpandangan luas, cermat, adil dan
disiplin. Dia memberikan kesempatan Gajah Mada untuk memenuhi sumpahnya itu,
yaitu menyatukan Nusantara. Dalam waktu beberapa tahun saja, Gajah Mada
menjadikan Majapahit kerajaan yang sangat besar. Misalnya pada tahun 1334
menaklukan Pulau Bali dan pada tahun 1337 menaklukan Sriwijaya.
Baca ini Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Menurut Kitab Negarakertagama, daerah yang ditaklukkan Majapahit dan mengakui
kedaulatannya adalah sebagai berikut :
1. Daerah Melayu
Daerah Melayu meliputi Jambi, Minangkabau, Singapura, Siak, Kampar, Rokan,
Mandailing, Tamiang, Perlak, Karitang, Padang dan Lampung.

2. Daerah Malaka
Daerah Malaka meliputi Pahang, Langkasuka, Trengganu, Tumasik, Pattani dan Kuala
Lumpur.

3. Daerah Jawa
Daerah Jawa meliputi 21 negara daerah. Daerah-daerah itu adalah Daha (Kediri),
Jagaraga, Kahuripan (Jenggala), Tanjungpura, Pajang, Kembangjenar, Matahun,
Wirabumi, Keling, Kalingapura, Pandan Salas, Paguhan, Wengker, Kabalan, Tumapel,
Singasari, Pamotan, Mataram, Lasem, Pakembangan dan Pawanawan. Daerah
Pasundan ternyata tidak masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit.
Baca ini Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)

4. Daerah Timur
Daerah Timur meliputi Bali, Nusa Penida, Bima, Dompo, Seram, Wuanin (Papua Barat),
Lumak, Makassar, Selayar dan Caltoa (Kangean).
5. Daerah Utara
Daerah Utara meliputi seluruh daerah Kalimantan dan Sulawesi hingga Filipina Tengah
ke Selatan.

Ternyata ada satu daerah di Jawa yang belum dapat di taklukkan, padahal cukup dekat,
yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Menurut Kidung Sundayana, Gajah Mada ingin
menaklukkan dengan cara diplomatis. Dia membujuk Hayam Wuruk agar mau menikahi
Dyah Pitaloka putri raja Sunda.

Pada waktu raja Pajajaran menuju Majapahit untuk mengantarkan putrinya menikah,
rombongan Kerajaan Sunda itu berkemah di sebuah daerah yang bernama Bubat.
Disanalah akhirnya terjadi kesalahpahaman yang akhirnya menyebabkan terjadi
pertempuran yang disebut dengan perang Bubat. Sri Baduga (raja Sunda) tewas
terbunuh dan Dyah Pitaloka bunuh diri di tempat itu juga.

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit banyak mendirikan bangunan suci.
Adapun bangunan suci yang dibangun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk
tersebut yakni sebagai berikut :

1. Candi Penataran di Blitar


2. Candi Sawentar
3. Candi Jabung
4. Candi Tikus di Trowulan
5. Candi Telagawangi
6. Candi Surawangi
7. Candi Sumberjati
8. Candi Sukuh di lereng Gunung Lawu
9. Candi Kedaton di Besuki

Dibidang seni sastra, banyak para pujangga yang melahirkan karya-karya bermutu
tinggi antara lain :
1. Negarakertagama karya Empu Prapanca
2. Arjunawijaya dan Sutasoma karya Empu Tantular
3. Kuncarakarna
4. Parthayajna
5. Pararaton
6. Ranggalawe
7. Panjiwijayakrama
8. Sorandaka
9. Sundayana

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Kemunduran kerajaan Majapahit disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. Pada


tahun 1364 M Gajah Mada meninggal. Kematian Gajah Mada dan ibunya
Tribhuwanatunggadewi menyebabkan Hayam Wuruk kehilangan pegangan dalam
menjalankan pemerintahannya. Intrik politik diantara keluarga raja kembali terjadi
setelah Hayam Wuruk meninggal pada 1389 M.

Hayam Wuruk mempunyai seorang putri dari permaisurinya yang bernama


Kusumawardhani. Ia kemudian menikah dengan Wikramawardhana. Dari selirnya,
Hayam Wuruk mempunyai anak yang bernama Bhre Wirabhumi. Agar tidak terjadi
perebutan takhta, Hayam Wuruk membagi Majapahit menjadi 2 bagian yakni seperti
berikut :

1. Bagian barat diberikan kepada Kusumawardhani.


2. Bagian timur diberikan kepada Wirabhumi.

Tidak lama setelah Hayam Wuruk meninggal, terjadi perang antara Kusumawardhani
dan Wirabhumi. Perang itu dikenal dengan sebutan Perang Paregreg (Perang
Saudara). Dalam perang itu Wirabhumi terbunuh dan Kusumawardhani memimpin
Majapahit. Wikramawardhana meninggal pada tahun 1492 M, ia digantikan putrinya
yang bernama Suhita.

Ratu Suhita memerintah Majapahit sampai 1447 M. Suhita tidak mempunyai putra. Ia
digantikan oleh adik tirinya yang bernama Kertawijaya yang memerintah pada tahun
1451 M. Raja selanjutnya adalah Kertabhumi yang memerintah sampai 1478 M, namun
ia dikalahkan oleh Ranawijaya. Ranawijaya adalah raja Majapahit terakhir yang gagal
mengembalikan Majapahit pada kejayaannya. Banyak raja-raja taklukan dibawah
Majapahit yang melepaskan diri.

Disamping itu, pengaruh agama Islam mulai berkembang di pesisir utara Pulau Jawa,
yang diikuti dengan berkembangnya Demak yang beragama Islam. Banyak pejabat
Demak keturunan Majapahit yang sudah memeluk agama Islam. Demikian
pembahasan mengenai sejarah kerajaan majapahit hingga runtuh.
Kerajaan Majapahit
    Setelah Raja Kertanegara wafat dalam penyerangan Jayakatwang dari Kediri, maka berakhir pula
riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta semua pembesar istana tewas dalam penyerangan
tersebut. Sementara itu, Raden Wijaya(menantu Kertanegara) berhasil melarikan diri dan meminta
perlindungan kepada Aria Wiraraja(Adipati Sumenep) di Madura. Atas bantuan Arya Wiraraja pulalah
Raden Wijaya bisa diampuni oleh Jayakatwang dan kemudian menjadi orang kepercayaan raja Kediri
tersebut. Atas bantuan Arya Wiraraja pulalah Raden Wijaya dihadiahi Hutan Tarik oleh Jayakatwang.
Raden Wijaya beserta pengikutnya yang setia membuka hutan Tarik(wilayah Trowulan, Mojokerto)
untuk dihuni. Disinilah asal mula berdirinya Majapahit. Kata Majapahit sendiri diambil dari buah Maja
yang rasanya pahit. Karena hutan Tarik banyak sekali buah Maja.
   
    Pada tahun 1293 pasukan Kubilai Khan dari Cina datang dengan tujuan untuk menghancurkan
Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa Singasari telah hancur. Hal ini dimanfaatkan oleh
Raden Wijava untuk membalas dendam kepada Raja Jayakatwang.Dengan siasat dari Aria Wiraraja,
dikatakanlah bahwa Raja Jawa itu adalah Jayakatwang, maka bergabunglah pasukan Raden Wijaya
dengan pasukan mongol untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Dalam waktu singkat, Kerajaan
Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Pasukan Kubilai Khan kembali ke pelabuhan, namun di
tengah perjalanan pasukan Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Singasari dari Sumatera dan
tambahan bala tentara dari Kadipaten Sumenep menyerang pasukan tersebut. Pasukan Kubilai Khan
segera pergi dari tanah Jawa dan Raden Wijaya menjadi raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Menurut kidung Harsa Wijaya penobatannya itu terjadi pada tanggal 15 bulan Karttika (ri purneng
karttikamasa pancadasi) tahun 1215 saka (12 Nopember 1293 M). Raden Wijaya mempunyai 4 orang
istri :
1. Dyah Sri Tribuaneswari (karena sebagai putri sulung maka menjadi permaisuri) dikaruniai seorang
anak laki-laki yang kemudian sebagai putra mahkota bernama “Jayanegara”).
2. Dyah Dewi Narendraduhita (tidak mempunyai putra)
3. Dyah Dewi Prajna Paramita (tidak mempunyai putra)
4.Dyah Putri Gayatri (sebagai putri bungsu dijadikan Rajapatni) dikaruniai 2 orang putri bernama
“Tribuanatungga Dewi Jaya Wisnuwardhani (memjadi Bhre Kahuripan) dan Rajadewi Maharajasa
(menjadi Bhre Daha)
   
    Semasa berkuasa Raden Wijaya memerintah dengan bijaksana. Semua yang berjasa dalam berdirinya
Majapahit diberi imbalan. Arya Wiraraja diberi kekuasaan di wilayah timur. Ronggolawe(anak dari Aria
Wiraraja) diberi jabatan sebagai Adipati Tuban. Sementara itu Nambi diangkat sebagai mahapatih.
Lembu Sora dan Gajah Biru diangkat sebagai panglima perang. Sayang, pengangkatan Nambi sebagai
mahapatih ternyata menimbulkan kecemburuan pada diri Ronggolawe. Dia merasa bahwa seharusnya
Lembu Soralah yang diangkat menjadi mahapatih karena Nambi dinilai tidak besar jasanya terhadap
berdirinya Majapahit. Akhirnya Ronggolawe pun memberontak terhadap Kertarajasa.  Raja Kertarajasa
memerintahkan Nambi didampingi Lembu Sora dan Kebo Anabrang untuk menumpas pemberontakan
Ronggolawe. Pada pertempuran di sungai Tambak Beras, Kebo Anabrang berhasil membunuh
Ronggolawe secara kejam. Melihat keponakannya dibunuh secara kejam oleh Kebo Anabrang, Lembu
Sorapun akhirnya membunuh Kebo Anabrang.
   
    Raja Kertarajasa Jayawardhana wafat pada tahun 1309 dan dimakamkan di Simping (Blitar) sebagai
Syiwa dan sebagai Budha di Antahpura (dalam kota Majapahit), sedangkan arca perwujudannya adalah
“Harihara” yaitu Wisnu dan Syiwa dalam satu arca.

Arca Harihara - Perwujudan Raja Kertarajasa Jayawardhana


    Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala Gemet, yang berarti
"penjahat lemah". Kepemimpinan Jayanegara kurang bijaksana dan kurang berwibawa. Pada masa
pemerintahannya banyak ditandai oleh pemberontakan-pemberontakan, semua yang berjasa
mengantarkan Raden Wijaya menjadi raja Majapahit merasa tidak puas dengan pemerintahan
Jayanegara dan akhirnya memberontak antara lain : pemberontakan Lembu Sora, pemberontakan Juru
Demung dan Gajah Biru, pemberontakan Nambi, pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi. Pemberontakan
terakhir merupakan pemberontakan yang paling besar dan berbahaya, pasukan Ra Kuti berhasil
menguasai ibukota kerajaan sehingga Raja Jayanegara terpaksa melarikan diri ke Bedonder. Atas usaha
pasukan Bhayangkari pimpinan Gajah Mada pemberontakan Ra Kuti dapat dipadamkan. Pada tahun
1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Ra Tanca. Ra Tanca sendiri akhirnya tewas ditangan Gajah
Mada saat itu juga.
   
    Jayanegara tidak mempunyai keturunan, oleh karena itu Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya
menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi bhiksuni.
Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani untuk menjadi
ratu Majapahit. Tribhuwana memerintah dibantu dengan suaminya yaitu Kertawardhana. Pada saat
pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh
Gajah Mada. Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih menggantikan
Mpu Nala, pada saat pelantikannya Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah
Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah
sebagai berikut :”Lamun luwas kalah nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring
Seram, ring Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana sun amukti palapa”. Kemudian Gajah Mada
melakukan penaklukan-penaklukan yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan
Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan.
Gajah Mada
    Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di
kepulauan Nusantara. Karena pada tahun 1350 Rajapatni Dyah Dewi Gayatri meninggal, maka Tribuana
Tungga Dewi terpaksa turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk. Menurut
Pararaton, Tribhuwana Tunggadewi didharmakan dalam Candi Pantarapura yang terletak di desa
Panggih. Sedangkan suaminya, yaitu Kertawardhana Bhre Tumapel meninggal tahun 1386, dan
didharmakan di Candi Sarwa Jayapurwa, yang terletak di desa Japan.

Arca Tribhuwana Tunggadewi


    Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah tahun 1351-1389, bergelar
Maharaja Sri Rajasanagara. Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun dan
bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang didampingi oleh Mahapatih Gajah
Mada, Majapahit mencapai keemasannya. Dari Kitab Negarakertagama dapat diketahui bahwa daerah
kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia
yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tetangga. Satu-satunya
daerah yang tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah
kekuasaan Sri Baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan
permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para
pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau
perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri
Sunda dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan
akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda
bunuh diri. Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yang
tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu
yang sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya
memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti “untuk mengisi kekosongan
dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagai Wridhamantri, Mpu Nala sebagai
menteri Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun
1389.

    Pengganti Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani. Namun dalam prakteknya sang
suami Wikramawardhanalah yang menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak
Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak
menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian
Timur Majapahit , yaitu daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan
Bhre Wirabhumi disebut perang Paregreg. Wikramawardhana meninggal tahun 1429, pemerintahan
raja-raja berikutnya berturut-turut adalah Suhita, Kertawijaya, Rajasa Wardhana, Purwawisesa dan
Brawijaya V, yang tidak luput ditandai perebutan kekuasaan.
Pada tahun 1526 Majapahit menemui kehancurannya setelah diserbu oleh pasukan Islam dari Demak.
Sejarah runtuhnya Kerajaan Majapahit ditandai dengan Candra Sengkala "Sirna Ilang Kertaning Bhumi".

Peninggalan Kerajaan Majapahit


Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan |
Lengkap dengan Masa Kejayaan di
Nusantara
27 Juli 2017 Oleh Abdul Malik Cahyo

KERAJAAN MAJAPAHIT – Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar didalam


sejarah Indonesia. Kerajaan ini memiliki daerah kekuasaan yang terpampang luas dari ujung
timur hingga ujung barat dan juga sampai ke daerah negara tetangga.

Dimasa kejayaan kerajaan majapahit, majapahit mempunyai keinginan yang begitu besar yaitu
ingin menyatukan nusantara melewati dari sumpah Gajah Mada. Tetapi bagaimana sih kisah
sebenarnya tentang sejarah dari kerajaan majapahit ini? Berikut ini ialah akan ada pembahasan
tentang sejarah dari majapahit.

Sejarah Kerajaan Majapahit

ahmadsamantho.wordpress.com
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Agama hindu dan budha yang berada di daerah
Negara Indonesia. Kerajaan ini kurang lebih berdiri sekitar pada tahun 1293 sampai tahun 1500
Masehi dan dimasa awal kejayaan Majapahit, Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang
bernama Raden Wijaya.

Raden Wijaya memimpin Majapahit ini kurang lebih sekitar pada tahun 1293 hingga pada tahun
1309. Selepas itu Kerajaan tersebut dikuasai oleh Jayanegara yang jahat dan Jayanegara ini
sempat menguasai Kerajaan Majapahit pada tahun 1309 hingga tahun 1328 Masehi.

Selepas Jayanegara dibunuh, maka kekuasan Majapahit ini diganti oleh Tribhuwana Tungga
Dewi yang mana beliaulah yang mengakibatkan Kerajaan Majapahit kembali kepada masa-masa
kejayaannya selama berdaulat pada tahun 1328 hingga pada tahun 1305 Masehi.

Kejayaan Majapahit

jelajah-nesia.blogspot.co.id

Kerajaan Majapahit menggapai pada puncak kejayaannya ketika di masa kekuasaan Hayam
Wuruk. Ketika Hayam Wuruk berkuasa di tahun 1350 sampai tahun 1389 M. Selama Hayam
Wuruk berkuasa, Majapahit sukses menguasai atau merajai Borneo, Sumatra, Bali, Semenanjung
Malaya bahkan hingga masuk ke Negara Filipina.

Ketika pada masa itu Majapahit dapat dibilang sebagai negara terbesar yang pernah ada didalam
sejarah Indonesia. Bersama dengan perdana mentri Gajah Mada, Majapahit memiliki misi-misi
besar yaitu misi-misi besar tersebut ialah mempersatukan nusantara.

Saking seriusnya ingin mempersatukan nusantara, Gajah Mada hingga melontarkan sumpah yan
mana sumpah tersebut diberi nama dengan sumpah palapa dan arti dari sumpah palapa tersebut
ialah “tidak akan mundur dari masa jabatannya sebelum berhasil dalam mempersatukan
nusantara”.
Majunya Ekonomi Kerajaan Majapahit

oediku.wordpress.com

Ketika dahulu di jaman Kerajaan Majapahit memakai sistem perekonomian yang sangat maju
perkembangannya. Walupun rata-rata masyarakat dari Kerajaan Majapahit ini bekerja sebagai
petani, akan tetapi ada juga masyarakat dari Kerajaan Majapahit ini yang tidak bertani, dan dia
bekerja sebagai pedagang.

Saking majunya perdaganan di Kerajaan Majapahit ini hingga dijadikan sebagai pusat
pertemuan-pertemuan para saudagar- saudagar kaya yang berasal dari Negara India dan Negara
China. Pada jaman itu Majapahit meng-ekspor hasil bumi keluar negeri yang berasal dari Jawa
yaitu garam, lada, kain-kain dan juga rempah-rempah lainnya.
Pada masa itu Majapahit telah mencetak uang logamnya dari berbagai macam campuran bahan
seperti tembaga dan perak untuk dijadikan sebagai sarana transaksi.

Kebudayaan Majapahit

kompasiana.com

Kebudayaan pada masyarakat Majapahit ialah kebudayaan Hindu yang telah masuk pada Agama
Budha. Sehingga ketika dimasa kepemerintahannya kerap diadakan sebuah acara kebudayaan
seperti acara sebuah pemujaan. Pemujaan-pemujaan yang dilakukan ialah pemujaan Siwa dan
Waisnawa kepada Dewa Wisnu.

Selain dari itu, raja yang memimpin kekuasan kerajaan Majapahit dianggap sebagai jelmaan
Budha. Biasanya perenan-peranan tersebut diadakan di Trowulan dan lokasinya di candi-candi.
Candi-candi tersebut diantaranya ialah Candi Bajangratu trowulan, Mojokerto dan Candi Tikus.

Candi-candi itu telah menggunakan arsitektur yang bagus dengan dilengkapi bahan-bahan
bangunan seperti bata, perekat gula, dan menggunakan getah pohon.
Struktur Pemerintahan dan Wilayah Majapahit

wikimedia.org

Majapahit diadakan berdasarkan kepemerintahan yang berstruktur kerajaan. Adanya


penyelenggaraan kepemerintahan itu dibagikan kepada pejabat-pejabat yang memiliki tugas
untuk menyelenggarakan atau bisa disebut juga dengan mengadakan negara.

Diantaranya pejabat-pejabat tersebut ialah:

 Rkryan Mahamantri Kartini yang biasa dijabat putra-putra raja


 Rakryan Mantri Ri pakira-kiran adalah dewan menteri yang menjalankan kepemerintahan.
 Dharmmadhyaksa adalah para pejabat hukum keagaamaan di wilayah Kerajaan Majapahit.
 Dharmma Upapatti adalah para pejabat-pejabat keagamaan di Majapahit.

Para pejabat-pejabat itu memegang beberapa bagian wilayah dari Kerajaan Majapahit seperti
pada wilayah Kembang Jenar, Matahun Pajang, Singhapura, Kelinggapura, Wengker, Jagaraga,
Daha, Kabalan, Keling, dan pada wilayah Kahuripan.
Runtuhya Kerajaan Majapahit

sejarah10abad.blogspot.co.id

Majapahit adalah salah satu kerajaan yang bertepatan lokasi didaerah Jawa Timur sejak dari
tahun 1293 sampai tahun 1500 an.

Penguasa-penguasa terbesar di Kerajaan Majapahit yaitu Hayam Wuruk, yang mana hayam
wuruk ini sudah memimpin kerajaan sejak tahun 1350 hingga pada tahun 1389 yang mana tahun
itu adalah puncak-puncak kejayaannya Majapahit.

Pada masa itu Majapahit sudah mendirikan kerajaan lain yang berada di wilayah selatan
Semenanjung Melayu, Sumatera, Bali, Kalimantan, Bali, Indonesia bagian tumur, dan di Negara
Filipina. Majapahit ini adalah kerajaan terakhir dari kerajaan-kerajaan hindu lainnya.

Majapahit ini selain menjadi kerajaan terakhir pada masanya, kerajaan ini telah dianggap bahwa
kerajaan tersebut sebagai salah satu negara terbesar didalam sejarah Indonesia. Pada masa itu
penduduk-penduduk majapahit sudah mengembangkan kecanggihan-kecanggihan tingkat tinggi
baik itu didalam kegiatan artistik ataupun komersial.

Pada saat itu modal yang sudah dimiliki oleh para penduduk-penduduk Majapahit diantaranya
ialah seni dan sastra yang mana sastra dan seni itu memiliki perkembangan yang sangat pesat
sekali. Bahkan Sistem-sistem perekonomian kontan atau tunai telah mulai berkembang sedikit
demi sedikit.

Berlandaskan dari bidudidaya perdagangan. selain dari itu, juga didukung dengan ber-
anekaragam profesi dan industri. Ketika pada tahun 1527 Majapahit ini adalah kerajaan yang
disebut dengan kerajaan paling besar di nusantara ini bertekuk lutuk kepada Kesultanan Demak.

Sesudah kejadian itu Kerajaan Majapahit merupakan sebuah lambang kebesaran Indonesia pada
masanya, selain menjadi lambag, Majapahit ini sudah menimbulkan banyak sekali bena polotik
termasuk juga dengan kesultanan Ilsam Demak, Lalu panjang, Lau Mataram, dan berbagai
kerajaan-kerajaan lainnya yang terdapat di daerah Jawa Tengah.

Kemunduran Kerajaan Majapahit

Sesudah kematiannya Hayam Wuruk pada tahun 1389, kedaulatan Majapahit memasuki masa-
masa kemunduran karena adanya masalah. Kemudian Hayam Wuruk digantikan oleh seorang
putri mahkota Kusumawardhani, yang mana pada masa itu putri mahkota tersebut menikah
dengan seorang kerabat dekatnya, yakni Pangeran Wikramawardana.

Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra yang mana putra tersebut dihasilkan dari pernikahan
sebelumnya, yakni Pangeran Wirabhumi, yang juga ikut menyatakan tahta.

Adanya perang sipil seperti ini dan yang mana perang itu disebut sebagai Paregreg diperkirakan
telah terjadi kurang lebih sekitar pada tahun 1405 sampai 1406, dan adanya peperangan itu
menimbulkan Wikramawardhana sebagai pemenang yang memenangkan peperangan tersebut,
dan Wirabhumi ditangkan lalu dipenggal hidup-hidup.

Wikramawardana memimpin Kerajaan Majapahit sampai pada tahun 1426 lalu digantikan
dengan putrinya yang mana putrinya bernama Suhita, Putri Suhita memimpin kerajaan sejak
tahun 1426 sampai pada tahun 1447. Putri Suhita ini adalah anak kedua dari Wikramawarddhana
dari istri yang lainnya yang bernama Putri Wirabhumi.

Faktor Utama yang Mengakibatkan Kemunduran Majapahit

 Kerajaan Majapahit tidak mempunyai penggerak dari pusat kepemerintahan yang memiliki
kemampuan untuk mempertahankan sebuah kesatuan di daerahnya sesudah dari Gajah Mada
dan Hayam Wuruk meninggal.
 Lalu susunan-susunan dari kepemerintahan Majapahit yang memiliki kesaaan pada sistem
negara sekutu pada masa modern dan banyaknya kebebasan-kebebasan yang memang diberi
oleh kepemerintahan pada masa itu untuk bertujuan memuahkan daerah-daerah yang
menggambarkan jajahan untuk meluputkan diri sendiri begitu saja sesudah mengetahui apabila
pusat pemerintahan itu sedang terjadinya kekosongan terhadap kekuasaan.
 Faktor-faktor utama yang menjadi penyebab kemunduran yang selanjutnya ialah terjadinya
peperangan antar saudara, hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi suatu permasalahan
terbesar dari Kerajaan Majapahit ini adlah terjadinya peperangan antar saudara, yang mana
peperangan yang paling populer pada masa itu adalah Perang Paregreg yang terjadi pada tahun
1401 sampai 1406.
 Yang terakhir ialah masuknya Agama Islam dari zaman Kerajaan yang berada di daerah Kediri
Jawa Timur yang mana kerajaan itu memperlihatkan kekuatan-kekuatan baru yang berani
melawan Majapahit. Hal ini merupakan kondisi terburuk yang terjadi pada Kerajaan Majapahit.
Kerajaan ini memang benar-benar sedang dalam ancaman kehancuran sesudah seluruh
kerajaan-kerajaan Islam bersatu dan menjadi satu.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

kisahasalusul.blogspot.com

Majapahit, majapahit merupakan sebuah kerajaan yang begitu besar di Negara Indonesia. Sudah
tidak heran apabila ia meninggalkan peninggalan-peninggalan yang memiliki sejarah besar
dalam peninggalan tersebut. Apa saja sih yang telah ditinggalkan oleh Kerajaan Majapahit ini?

Yuk, langsung saja kita simak peninggalan apa saja yang telah ditinggalkan oleh kerajaan
tersebut dibawah ini:

1. Candi Cetho
yukpiknik.com

Candi Cetho ialah candi yang dialokasi bagi orang yang beraga Hindu peninggalan masa-masa
akhir kepemerintahan Majapahit pada abad ke 15. Terdapat sebuah laporan ilmiah pertama
tentang candi cheto yang dibangun oleh Van de Vlies pada tahun 1842. A.J. Bernet Kempers
juga ikut melakukan penelitian tentangnya,

Penggalian pertama kalinya yang dilakukan untuk kepentingan rekonstruksi pada tahun 1928
yang dipimpin oleh Dinas Purbakala dari Hindia Belana. Berlandaskan kondisinya ketika
terjadinya reruntuhan candi tersebut mulai di analisa, ternyata usia dari candi ini tidak berbeda
jauh dengan usia candi sukuh.

Keberadaan lokasi candi ini adalah bertepatan di Dusun Ceto, Kecamatan Jenawi, Desa Gumeng,
Kabupaten Karanganyar, yang mana lokasi dari candi tersebut berada pada ketinggian 1400
MDPL (meter diatas permukaan laut).

2. Candi Sukuh
flickr.com

Candi sukuh adalah komplek dari candi-candi yang beragama Hindu yang berada di daerah
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh ini termasuk didalam kategori sebagai
candi yang beragama Hindu karena ditempat itu telah dijumpai obyek pujaan lingga dan yani
oleh orang-orang dahulu.

Candi Sukuh ini tergolong sebagai candi yang sangat polemis, karena bentuk dari candi tersebut
tidak biasa saja dan banyak juga obyek-obyek yoni dan lingga yang mewujudkan seksualitas.
Candi Sukuh ini sudah sejak lama untuk diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu situs
warisan dunia dari tahun 1995.

3. Candi Pari
idsejarah.net

Candi Pari merupakan salah satu sebuah monumen peninggalan sejarah masa-masa klasik negara
Indonesia yang letaknya berada didaerah Desa Candi Pari, Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan
Porong, Jawa Timur Indonesia. Keberadaan lokasi candi tersebut berada kurang lebih di sekitar 2
KM kearah barat laut.

Ketika pada jaman dahulu kala, diatas gerbang candi itu terdapat sebuah batu serta angka yang
mewujudkan angka tahun 1293 (1371 M). Dan juga merupakan salah satu monumen peninggalan
dari jaman Kerajaan Majapahit yang mana waktu itu masih pada kepemerintahan Prabu Hayam
Wuruk pada tahun 1350 sampai 1389 Masehi.

4. Gapura Waringin Lawang Majapahit


mblusuk.com

Waringin Lawang ini adalah bahasa Jawa dan apabila Waringin Lawang ini diartikan kedalam
bahasa Indonesia ini artinya adalah ‘Pintu Beringin’. Gapura besar ini dibuat dari bahan utama
batu-bata merah dengan luas lahan 13 x 11 meter dan tinggi dari gapura tersebut sekitar 15,5
meter.

Gapura ini diperkirakan dibangun kurang lebih pada abad ke-14. Gerbang dari bangunan ini
biasa disebut seperti candi bentar atau dengan jenis gerbang yang terbelah. Gaya bangunan
seperti ini disangka muncul ketika masih pada masa kepemimpinan Majapahit dan pada saat ini
banyaknya dijumpai dalam bangunan-bangunan Bali.

5. Candi Jabung Peninggalan Kuno Majapahit


kartuwayang.wordpress.com

Lokasi candi hindu terletak di daerah Desa Jabung, Kabupaten Probolinggo, Kecamatan Paiton,
Provinsi Jawa Timur. Bentuk bangunan pada candi tersebut dibuat dari bahan utama batu-bata
merah, meskipun candi itu dibuat dari bahan-bahan batu-bata merah tetapi usia kekokohan pada
candi tersebut mampu bertahan sampai ratusan tahun.

Menurut keyakinan, Agama Budaha didalam sebuah kitab yang mana nama dari kitab tersebut
adalah Nagarakertagama menjelaskan bahwa Candi Jabung ini merupakan sebuah sebutan
dengan nama Bajrajinaparamitapura.

Didalam kitab Nagarakertagama menuliskan bahwa Candi Jabung ini sudah kunjungi oleh Raja
Hayam Wuruk pada kunjungan ketika beliau sedang keliling ke daerah Jawa Timur pada tahun
1359 M.

Namun disebutkan didalam Kitab Pararaton bahwa Sajabung itu ialah merupakan sebuah tempat
pemakaman salah seorang anggota keluarga raja. Bentuk bangunan candi ini hampir sama
dengan bentuknya Candi Bahal yang ada didaerah Bahal, Provinsi Sumatera Utara.

6. Candi Brahu Mojokerto


idsejarah.net

Letak Candi Brahu itu didaerah Dukuh Jambu Mente, Kecamatan Trowulan, Desa Bejijong,
Kabupaten Mojokerto. Letak lokasi Candi Brahu ini bertepatan dengan kantor suaka peninggalan
purbakala dan sejarah Jawa Timur. Sebagian dari orang memiliki pendapat masing-masing
bahwa umur Candi Brahu ini lebih tua apabila dibandingkan dengan candi-candi lainnya di
Trowulan.

Penanaman Brahu ini dikaitkan dengan kata-kata Warahu atau Wanaru yang mana bangunan-
bangunan suci yang terdapat di prasasti tembaga yang dapat ditemukan kurang lebih sekitar 45 m
dari lokasi Candi Brahu.

Batu tulis ini dibuat kurang lebih pada tahun 939 Masehi atau 861 Saka diatas perintah dari sang
raja Mpu Sindok yang berasal dari Kerajaan Kahuripan. Konon katanya candi inilah dijadikan
sebagai tempat pembakaran raja-raja Brawijaya.

Akan tetapi, menurut analisa seseorang yang dikerjakan oleh para ahli tidak menjumpai hasil
adanya bekas abu-abu pembakaran jenazah atau mayat, lantaran tembok atau dinding pada candi
sekarang ada pada keadaan kosong.
Sastra Majapahit

kliping.co

Apakah kalian mengetahui bahwa ketika di jaman Majapahit aspek sastra memuai dengan sangat
cepat sekali. Berbagai macam karya-karya sastra dibuat dan hasil dari karya sastra tersbut dapat
dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian jaman Majapahit awal dan jaman Majapahit Akhir.

Penasaran dengan karya sastra yang telah dihasilkan di jaman Majapahit, berikut ini akan ada
pembahasan dan penjelasan tentang karya sastra Majapahit awal dan karya sastra Majapahit
akhir. Yuk, langsung saja simak ulasan dibawah ini.

Karya Sastra Majapahit Awal


indrasugiarto.com

Karya sastra majapahit awal yang mana karya sastra tersebut dibuat diawal kerajaan Majapahit,
berikut inilah karya-karya sastra peninggalan Majapahit awal.

Kitab Negara Kertagama

Kitab Negara Kertagama ini adalah sebuah kitab yang dikarang oleh Empu Prapanca. Isi dari
kitab ini adalah menceritakan tentang kondisi kota Majapahit, perjalanan-perjalanan dan
wilayah-wilayah jajahan Hayam Wuruk yang memutari daerah kekuasaannya.

Bukan hanya itu saja, didalam sebuah kitab mengatakan bahwa adanya upacara Sradda untuk
Putri Gayatri, menyinggung dengan kehidupan, kegamaan, dan kepemerintahan ketika di zaman
Majapahit. Sebenarnya Kitab Negara Kertagama ini lebih memiliki nilai yaitu sebagai sumber
sejarah budaya daripada menjadi sumber sejarah politik.

Karena, tentang raja-raja yang berkuasa dimasa itu hanya dikatakan dengan cara singkat,
terutama para raja-raja di Singasari dan Majapahit lengak dengan tahun-tahunnya.

Kitab Arjuna Wijaya


Kitab Arjuna Wijaya ini juga masih termasuk didalam kategori kitab yang di karang oleh Empu
Tantular. Isi dari kitab ini adalah menceritakan mengenai seseorang raksasa Kunjarakarna yang
mana seorang raksasa itu ingin sekali menjadi manusia.

Lalu dia pun menghadap kepada Wairocana dan diizinkan untuk melihat neraka. Karena dia
sangat taat atau patuh kepada ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh agama Buddha, dan pada
akhirnya apa yang dia inginkan itu pun terkabul.

Kitab Parthayajna

Kitab Prthayajna ialah sebuah kitab yang mana kitab tersebut sampai saat ini belum ada yang
mengetahui siapa pengarang atau pencipta kitab tersebut. Isi dari kitab ini ialah mengenai
keadaan Pandawa sesudah kalah ketika sedang bermain dadu, dan pada akhir cerita mereka
melakukan kegiatan seperti mengembara di hutan-hutan.

Kitab Sotasoma

Kitab Sotasoma ialah sebuah kitab yang juga dikarang oleh Empu Tantular. Kitab ini
menceritakan mengenai riwayat hidup Sotasoma, dimana seorang anak raja menjadi pendeta
Buddha pada masa itu. Dia siap atau bersedia untuk berkorban atau mengorbankan dirinya untuk
mementingkan kepentingan seluruh umat manusia yang mana seorang manusia itu sedang berada
didalam kesulitan.

Maka dari itu, banyak manusia-manusia yang tertolong karena jasa beliau yang telah
mengorbankan dirinya. Didalam kitab ini selain membahas riwayat terdapat juga sebuah
ungkapan-ungkapan kata yang berbunyi “Bhinneka Tuggal Ika, TanHana Dharma Mangrawa”,
lalu digunakan sebagai motto Negara Indonesia hingga saat ini.
Karya Sastra Majapahit Akhir

tandapagar.com

Karya Sastra pada saat jaman Majapahit Akhir, Kitab tersebut ditulis didalam buku yang mana
tulisan kitab tersebut ditulis dengan menggunakan aksara bahasa Jawa Tengah. Diantara dari
banyaknya karya-karya yang diciptakan pada zaman ini diantaranya ditulis dalam sebuah bentuk
tembang, dan ada juga karya yang berbentuk seperti gancaran.

Berikut dibawah ini adalah peninggalan-peninggalan sastra karya Majapahit akhir, yuk langsung
saja kita simak pembahasannya.

Kitab Pararaton

Kitab Pararaton alah kitab yang isinya menceritakan kisah-kisah hidunya seorang raja Majapahit
dan seorang raja Singasari. Selain dari itu, didalam kitab Pararaton ini menceritakan mengenai
pemberontakan Sora dan Ranggalawe, Jayanegara dan menceitakan peristiwa Bubat.

Kitab Sorandakan

Kitab Sorangakan adalah kitab yang ditulis dalam bentuk kidung, kitab Sorandakan ini
menceritakan mengenai pemberonkan Sora kepada Raja Jayanegara yang berada didaerah
Lumajang.
Kitab Sudayana

Isi dari kitab sudayana ini adalah menceritakan tentang Peristiwa Bubat, yaitu sebuah agenda
penikahan yang lalu berubah menjadi sebuah pertempuran antara Kerajaan Majapahit dan
Kerajaan Pajajaran dibawah kepemimpinan seorang raja yang bernama Gajah Mada.

Didalam pertempuran tersebut raja yang berasal dari tanah suda ini dengan para pembesar-
pembesarnya terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka meinggal dengan cara melakukan bunuh diri.

Kitab Ranggalawe

Mungkin telinga kalian sudah tidak asing lagi ketika mendengar kitab ini. Kitab ini adalah Kitab
Ranggalawe, yang mana Kitab Ranggalawe ditulis dalam bentuk kidung dan mencerutakan
mengenai pemberontakan Tanggalawe dari Tuban kepada Jayanegara.

Tantu Panggelaran

Tantu Panggelaran dalah sebuah kitab yang mengisahkan tentang pemindahan Gunung
Mahameru ke Pulau yang dipindah oleh Dewa Brahma. Dewa Siswa dan Dewa Wisnu.
Runtuhan-runtuhan Gunung Semeru yang berada di sepanjang pulau Jawa sudah menjadi
Gunung-Gunung di Pulau Jawa.

Kitab Calon Arang

Kitab Calon Arang ini kitab yang didalamnya menceritakan tentang seorang tukang tenun yang
mana tukang tenunng itu bernama Calon Arang yang ketika itu beliau hidup di masa
kepemerintahan Airlangga. Beliau mempunyai seorang anak yang sangat cantik dan menawan,
tetapi tidak ada seseorang pun yang berani mendekatinya.

Dengan sendirinya Calon Arang pun terasa terhina dan menyebarluaskan penyakit di seluruh
negeri. Atas perintah dari Airlangga beliau bisa dibunuh oleh Empu Bharada.

Kitab Panji Wijayakrama

Kitab Panji Wijayakrama ini ditulis dalam bentuk kidung sama dengan kitab-kitab lainnya, isi
dari tulisan di kitab ini yaitu menceritakan sebuah kisah riwayat hidup Raden Wijaya sampai
beliau menjadi Raja Majapahit.

Kitab Usana Jawa

Kitab ini adalah kitab yang ditulis dalam bentuk kidung juga, isi dari kitab ini adalah
menceritakan tentang penaklukan Pulai Bali oleh Gajah Mada.
Patih Gajah Mada Majapahit

netralnews.com

Apabila membicarakan mengenai sejarah Kerajaan Majapahit tentu saja tidak dapat lepas dari
satu tokoh, yakni Gajah Mada. Ia adalah merupakan sesosok patih yang sangat terkenal didalam
sejarah kerajaan di Negara Indonesia.

Tidak begitu banyak informasi-informasi yang tersedia tentang cerita masa kecil Gajah mada.
Hanya terdapat beberapa tulisan menerangkan bahwa Gajah Mada ketika masih kecil berasal dari
kalangan rakyat-rakyat jelata.

Tokoh utama dalam kerajaan Majapahit ini mengalami peningkatan karir yang mana peningkatan
karir tersebut sangat cepat sekali sesudah beliau berhasil menyelamatkan raja kedua Majapahit,
Jayanegara dari kisah pemberontakan yang di selenggarakan oleh Ra Kuti kurang lebih sekitar
tahun 1319.

Sesudah kejadian itu, kemudian Gajah Mada langsung diangkat menjadi seorang patih di
Kerajaan Majapahit.

Ketika Gajah Mada sudah menjabat sebagai patih di kerajaan Majapahit, Gajah Mada sangat
sibuk karena terjadinya pemberontakan yang sudah terjadi dimana-mana terutama sesudah
meninggalnya Raden Wijaya. Pemberontakan terjadi karena orang-orang bekas istana kerajaan
mempunyai keinginan untuk mengambilh alih kekuasaan, ada juga wilayah-wilayah lainnya
yang ingin melepaskan diri dari wilayah kekuasaan Majapahit.
Karena prestasinya yang bagus Gajah Mada sempat diangkat menjadi Patih Kahuripan dan
menjadi Patih Doha. Karir militernya semakin menaik dan meninggi ketika masa pemerintahan
Trubhuwana Wijayatunggadewi. Beliau diangkat menjadi Patih Majahait sesudah berhasil
menyelesaikan pemberontakan di wilayah Sadeng dan Keta.

Ketika menjadi sebagai Mahapatih, Gajah Mada melakukan ekspansi besar-besaran ke seluruh
penjuru Nusantara dalam rangka untuk memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Hasil ekspansi tersebut pun berjalan dengan sempurna dan tidak sia-sia.

Gajah Mada mampu mengambil alih kerajaan penting seperti halnya Kerajaan Pejeng di daerah
Bali, dan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Malayu.

Puncak-puncaknya karir Gajah Mada terjadi ketika sedang berada di pemerintahan Hayam
Wuruk. Beliau diangkat menjadi Patih Amangkubumi. Sosok Gajah Mada di Kerajaan Majapahit
ini seolah-olah tidak akan bisa digantikan lagi oleh siapapun.

Mengingat peran dari Gajah Mada yang begitu esensial dalam sistem-sistem pemerintahan. Pada
masa ini juga sebuah janji yang sakral mulai dikenal oleh masyarakat-masyarakat, yakni Sumpah
Palapa.

Sumpah Palapa dinyatakan pada tahun 1336 Masehi atau kurang lebih pada tahun 1258 Saka,
tepat sesudah beliau diangkat menjadi Patih Amangkubumi.

Baca Juga Referensi artikel Kerajaan Pajajaran

Silsilah Kerajaan Majapahit

brainly.co.id
Selama berdirinya kerajaan majapahit, kerajaan majapahit sudah mendapati beberapa kali
pergantian seorang pemimpin atau raja, dari jaman ke jaman kerajaan tersebut selalu mengalami
pergantian seorang pemimpin. Berikut ini ialah nama-nama raja yang pernah memimpin kerajaan
majapahit:

1. Raden Wijaya

Raden Wijaya adalah orang yang pertama sebagai Raja Majapahit, yang mana Raden Wijaya ini
diangkat pada tahun 1293 M. Raden Wijaya memiliki empat orang istri, dari keempat istrinya
Raden Wijaya dikaruniai beberapa orang anak, yakni Jayanegara dari petak,
Tribuhuwanatunggadewi dan yang terakhir Pujadewi Mahrajasa dari istrinya yang bernama
Gayatri.

 2. Jayanegara

Sesudah Raden Wijaya turun dari kepemimpinannya, kepemerintahan pun langusung beralih ke
Jayanegara. Akan tetapi, pada zaman kepemimpinannya banyak sekali pemberontakan-
pemberontakan yang terjadi dimana-mana. Salah satu yang sangat berbahaya ialah
pemberontakan kuti pada tahun 1319.

Ketika masa itu, kuti berhasil menjabat sebagai pemimpin ibu kota dan membuat Jayanegara
hijrah dari masa ke Bedander. Akan tetapi, kejadian-kejadian pemberontakan tersebut berhasil
diselesaikan oleh para pasukannya Bhayangkari dibawah kepemimpinannya Gajah Mada tahun
1328 M, Jayanegara tewas dibunuh oleh Tabib Tanca.

3. Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani

Sesudah Raja Jayanegara meninggal dunia, beliau mempunyai adik tiri yang mana nama adik tiri
tersebut adalah Bhre Kahuripan yang dilantik sebagai raja, dan juga diberi gelar
Tribhuwanatunggadewi Jayawusnuwardhani. Pelantikan ini dilandasi oleh Raja Jayanegara yang
tidak mempunyai keturunan.

Bhre Kahuripan ini memimpin bersama suaminya Bhre Singasari, dan juga ditunjang oleh Patih
Gajah Mada. Dijelaskan didalam Kitab Negarakertagama bahwa ketika pada zaman
pemerintahan atau kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi, terjadi suatu pemberontakan yang
besar-besaran yaitu Sadeng dan Keta pada tahun 1331.

Akan tetapi pemberontakan-pemberontakan tersebut bisa dipadamkan dan diselesaikan oleh


Gajah Mada, sehingga Gajah Mada ini dilantik menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit.
Ketika memasuki tahun 1350, Tribhuwanatunggadewi meninggal dunia dan kedudukan kerajaan
majapahit ini diberikan kepada anaknya yang bernama Hayam Wuruk.

4. Hayam Wuruk
Hayam Wuruk ini memiliki gelar sebagai Sri Rajasanegara. Ketika beliau diberikan kedudukan
di kerajaan, beliau masih sangat muda sekali yaitu berusia sekitar 16 tahun. Maka dari itu, ketika
didalam pelaksanaan kepemimpinannya, beliau diaping oleh Mahapatih Gajah Mada.

Ketika di zaman kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan majapahit ini bisa mencapai itik puncak
kejayaan dan kemerdakaannya. Daerah-daerah kekuasaan kerajaan ini semakin melebar luas
sampai ke seluruh penjuru Nusantara bahkan sampai-sampai ke Negara Singapura dan
Semenanjung Melayu.

Pengaruhnya pun bisa tersebar luas sampai ke Negara Filipina bagian selaan, Negara Tahiland,
dan Indocina.

5. Ratu Kusumawardhani

Sesudah Hayam Wuruk turun dari kepemimpinannya, kedudukan kerajaan majapahit ini
diberikan kepada Ratu Kusumawardhani. Ketika berada di zaman kepemimpinan Ratu
Kusumawardhani, terjadilah peperangan paregreg, yakni terjadinya peperangan saudara antara
raja dan Wirabhumi.

Dan akhirnya peperangan saudara ini berakhir sudah setelah terbunuhnya dan meninggalnya
Wirabhumi. Sesudah masa kepemimpinannya Ratu Kusumawardhani, telah diketahui bahwa
masih ada beberapa raja yang pernah memimpin kerajaan majapahit.

Akan tetapi diantara raja-raja tersebut tidak ada yang mempunyai kharisma seperti pada raja-raja
sebelumnya. Dan hasil akhir sesudah kepemimpinan Pandan alas, dan juga digantukan oleh
kepemimpinan Giridrawardhana, kerajaan ini mendapati kemunduran yang sangat drasitis dan
pada akhirnya kerajaan ini mendapati kehancuran.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit

toriolo.com

Sesudah masa kejayaan dan kemerdekaan berakhir, dan akhirnya kerajaan majapahit ini runtuh.
Berikut dibawah ini terdapat beberapa dampak atau penyebab terjadinya runtuh kerajaan
majapahit:

1. Sesudah meninggalnya Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, tidak ada lagi orang-orang
atau petinggi-petinggi yang muncul dan mempunyai kewibawaan seperti mereka.
2. Terjadinya peperangan paregreg pada tahun 1401 M sampai 1406 M, yakni perang saudara
antara pewaris kedudukan kerajaan, Wikramawardhana dan Bhre Wirabumi.

Bagikan ini:

 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)

Terkait
Kerajaan Sriwijaya | Sejarah, Struktur, Letak, Peninggalan, Silsilah, Pendiri [Lengkap!]dalam
"EDUKASI"

Kerajaan Pajajaran | Sejarah Peninggalan Prabu Siliwangi[Lengkap!]dalam "EDUKASI"

Sejarah Kerajaan Singasari [Lengkap Penjelasan dan ceritanya]dalam "LAIN-LAIN"

Kategori EDUKASI Navigasi Tulisan


Modifikasi Motor Jupiter Z Keren [Lengkap dengan Gambar dan Ulasannya]
Info Rental Mobil Sukabumi Murah – 085603810221

3 pemikiran pada “Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan | Lengkap


dengan Masa Kejayaan di Nusantara”

1.

Lidha

13 Agustus 2017 pada 6:42 am | Balas

ini candinya nyebar ya. Ada yang pernah saya lewati tapi belum pernah disinggahi.

2. Ping-balik: Kebudayaan Bali: Tarian Bali, Rumah Adat, Pakaian Adat, Adat Istiadat, [Lengkap]
dengan Penjelasannya - BAABUN
3. Ping-balik: Kerajaan Pajajaran | Sejarah Peninggalan Prabu Siliwangi [Lengkap!]

Tinggalkan komentar

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Teangan
Cari untuk:
Artikel Paling DIcari

 Adat Istiadat Suku Jawa Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya


 Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan | Lengkap dengan Masa Kejayaan di Nusantara
 Kebudayaan Bali: Tarian Bali, Rumah Adat, Pakaian Adat, Adat Istiadat, [Lengkap] dengan
Penjelasannya
 Contoh Resensi Novel Terlengkap Sesuai dengan EYD
 Tentang Suku Sunda : Kebudayaan, Sejarah, Adat Istiadat, dan Bahasa

Kategori

 BISNIS
 EDUKASI
 LAIN-LAIN
 OUTOMOTIF
 WISATA

© 2017 • GeneratePress
Gulirkan kembali ke puncak laman

Anda mungkin juga menyukai