Anda di halaman 1dari 7

Kerajaan Majapahit merupakan satu di antara bebrapa kerajaan dengan corak Hindu-Budha

yang berkuasa dan menjadi bagian penting dari sejarah nusantara. Kata nusantara
mengacu pada kawasan yang meliputi gugusan pulau yang terdapat di antara benua Asia
dan Australia serta Semenanjung Malaya. Majapahit tercatat sebagai kerajaan
Hindu terbesar yang pernah menguasai nusantara. Sejarah juga mencatat bahwa kerajaan
Majapahit menjadi kerajaan dengan corak Hindu-Budha terakhir yang menguasai
nusantara. Sejarah nusantara berkaitan erat dengan sejarah kerajaan Majapahit.
Keberadaan kerajaan Majapahit berkaitan dengan sejarah kerajaan Singasari. Sehingga,
sejarah nusantara mempunyai hubungan dengan sejarah kerajaan singsari dan majapahit.

Sumber sejarah kerajaan majapahit berasal dari kitab Pararaton, Negarakertagama,


Sundayana, dan Usaha Jawa. Pendiri kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya sekaligus
sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit. Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit berada
pada masa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Patih yang berjasa mempersatukan daerah
kekuasaan Kerajaan Majapahit adalah Gadjah Mada. Pujangga Majapahit yang menulis
kitab Negarakertagama adalah Mpu Prapanca. Wilayah kekuasaan majapahit meliputi Jawa,
Sumatera, Semenanjung Malaya, sebagian Kalimantan, hingga beberapa wilayah Indonesia
timur.

Awal Berdirinya Kerajaan Majapahit

Sejarah berdirinya kerajaan Majapahit berawal dari pemberontakan Jayakatwang dari


kerajaan Kediri ke Kerajaan Singosari. Pada waktu itu, Kerajaan Singosari berada di bawah
pimpinan Raja Kertanegara. Menghadapi serangan tersebut, Kartanegara memerintahkan
Raden Wijaya untuk memimpin pasukan dalam melawan serangan Jayakatwang.

Raden Wijaya berhasil menaklukan pasukan Jayakatwang yang menyerang dari arah utara
Singosari dan berhasil memukul mundur musuh. Namun, pasukan pemberontak yang lebih
besar datang dari arah selatan dan menewaskan Kertanagara. Terbunuhnya Kertanegara
dari kerajaan Singasari inilah yang kemudian menjadi awal cerita didirikannya kerajaan
Majapahit.

Masa Pra Sejarah Kerajaan Majapahit

Singasari merupakan kerajaan paling kuat di Jawa pada waktu itu. Kondisi tersebut menjadi
perhatian Kubilai Khan (penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok) untuk menuntut upeti dan
mengirim utusan bernama Meng Chi ke Kerajaan Singosari. Raja Kertanagara menolak
membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajah dan
memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke
Jawa.

Nantinya, pasukan yang dikirimkan Kubilai Khan akan menjadi sekutu Raden Wijaya dalam
menaklukan Jayakatwang.

Sementara itu, kekelahan Kerajaan Singasari mempertahankan kekuasaan membuat Raden


Wijaya harus melarikan diri karena terus mendapat desakan dari musuh. Raden Wijaya
melarikan diri ke Madura dan menemui seorang Adipati bernama Aria Wiraraja untuk
meminta pertolongan.
Aria Wiraraja menyarakan untuk pura-pura menyerah kepada Jayakatwang agar mendapat
kepercayaan. Setelah Jayakatwang percaya, Raden Wijaya meminta sebuah wilayah di
daerah Tarik yang akan digunakan sebagai pertahanan dari musuh.

Cikal Bakal Berdirinya Sejarah Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya dengan bantuan Aria Wiraraja membuka daerah Tarik berupa hutan menjadi
sebuah daerah bernama Majapahit. Nama Majaphit berasal dari banyaknya buah
pohon maja yang rasanya pahit di daerah tersebut, penggabungan dua kata tersebut
menjadi nama Majapahit.

Daerah inilah yang nantinya menjadi tempat awal bagi Raden Wijaya dan pengikutnya untuk
mendirikan kerajaan Majapahit. Raden Wijaya secara diam-diam mengumpulkan pengikut
dan membentuk kekuatan untuk membalas Jayakatwang.

Pasukan yang dikirimkan Kubilai Khan sampai di Pulau Jawa. Pada awalnya, pasukan
tersebut hendak membalas perbuatan Raja Kertanegara. Namun, pada waktu itu Raja
Kertanegara sudah terbunuh oleh Jayakatwang dan pemerintahan sudah berubah.

Raden Wijaya memanfaatkan kondisi tersebut dengan berjanji akan menyerah kepada
pasukan Mongol setelah mengalahkan Jayaktwang. Akhirnya, Raden Wijaya dan pasukan
Mongol menjadi sekutu dan berhasil mengalahkan Jayakatwang.

Raden Wijaya tidak menepati janjinya kepada pasukan Mongol, malah berhasil mengusir
pasukan Mongol dari Pulau Jawa. Raden Wijaya selanjutnya mulai mendirikan dan
membangun kerjaan Majaphit sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit.

Masa Sejarah Kerajaan Majapahit

Daerah pemberian Jayakatwang tersebut menjadi awal cerita dari Kerajaan Majapahit.
Majapahit berkembang menjadi kerajaan besar, bahkan tercatat sebagai kerajaan Hindu
terbesar yang pernah menguasai nusantara. Pusat kerajaan Majapahit diperkirakan berada
di daerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Kerajaan Majapahit berkuasa sekitar tahun 1293 hingga 1500 M di bawah pimpinan
beberapa raja. Beberapa sejarah kepemimpinan raja-raja kerajaan Majapahit dapat disimak
melalui ulasan di bawah.   

Raja Raden Wijaya: 1293 – 1309

Setelah berhasil mengusir pasukan Kubilai Khan pada tahun 1293, Raden Wijaya menjadi
raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertajasa Jayawardhana.

Beberapa upaya dilakukan Raden Wijaya untuk membentuk pemerintahan yang kuat, salah
satunya adalah membangun Majapahit sebagai pusat pemerintahan. Cara lain yang juga
dilakukan oleh Raden Wijaya adalah mengawini empat putri raja Kertanegara.
Selain itu, Raden Wijaya juga memberi kekuasaan kepada para sahabat dan pengikutnya.
Meskipun begitu, beberapa orang kepercayaan Kertarajasa tidak puas dan melakukan
pemberontakan. Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak dan melawannya meskipun
pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan tersebut disebutkan dalam kitab
Pararaton.

Raden Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309, kemudian kepemimpinan kerajaan
Majapahit jatuh kepada putranya Jayanegara.

Raja Jayanegara: 1309 – 1328

Sepeninggal Kertajasa, putra Raden Wijaya yang bernama Jayanegara yang menjadi raja.
Jayanegara menjadi raja di usia yang sangat muda yaitu 15 tahun. Pararaton menyebutnya
sebagai Kala Gemet yang berarti penjahat lemah.

Pemberontakan juga muncul pada masa pemerintahan Jayanegara karena Jayanegara


adalah raja yang lemah. Namun, Gajah Mada berhasil memimpin pasukan Bhayangkari
untuk menghentikan pemberontakan tersebut. Atas jasanya, Gajah Mada menjadi patih
Kahuripan.

Raja Jayanegara terbunuh oleh seorang tabib kerajaan bernama Tanca pada tahun 1328.
Selanjutnya, kepemimpinan Kerajaan Majapahit beralih ke adiknya yang bernama
Tribhuwana Wijaya Tunggadewi.

Ratu Tribhuwana Tunggadewi: 1328 – 1350

Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan
terkenal di kepulauan Nusantara. Pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi juga
tidak berjalan mulus dan terjadi pemberontakan. Pemberontakan tersebut dapat dihentikan
oleh Gajah Mada . Atas jasanya, Tribhuwana Tunggadewi menunjuk Gajah Mada sebagai
Mahapatih Majapahit pada tahun 1336.

Pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan
rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah
kemaharajaan.

Sumpah Palapa (dalam kitab Pararaton) berbunyi:

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun
huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung
Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun
amukti palapa”.

Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika
telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan
Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.
Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai tahun 1350 yang kemudian diteruskan oleh
putranya yaitu Hayam Wuruk.

Raja Hayam Wuruk: 1350 – 1389

Majapahit diperintah oleh Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanegara mulai tahun 1350.
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk bersama dengan mahapatih Gajah Mada, kerajaan
Majapahit dapat mencapai puncak kejayaan. Gajah Mada mampu mengaplikasikan sumpah
Amukti Palapanya sehingga menjadikannya patih yang paling disegani di Kerajaan
Majapahit.

Pada masa pemerintahan Rajasanegara, daerah kekuasaan kerajaan Majapahit hampir


meliputi seluruh Nusantara dan berkembang menjadi kerajaan martim sekaligus agraris.

Namun, kerajaan Pajajaran (Sunda) belum berhasil dikuasai kerajaan Majapahit. Sebagai
upaya menguasai kerajaan Pajajaran, Gajah Mada melakukan politik perkawinan yang
berakibat terjadinya peristiwa Bubat.

Peristiwa Bubat terjadi karena Hayam Wuruk berniat menikahi putri raja Pajajaran yang
bernama Dyah Pitaloka Citraresmi. Namun rencana tersebut dijadikan sebagai upaya Gajah
Mada untuk merebut kekuasan Kerajaan Pajajaran. Cara tersebut membuat raja Kerajaan
Pajajaran murka sehingga terjadilah peperangan yang menyebabkan raja dan pasukan
Pajajaran terbunuh. Dyah Pitaloka kemudian melakukan bunuh diri demi menjaga
kehormatan kerajaannya.

Pada tahun 1364, Gajah Mada meninggal yang sangat berpengaruh pada kondisi kerajaan.
Meninggalnya Gajah Mada membuat pemerintahan Hayam Wuruk mengalami kemunduran.
Pada tahun 1389, Hayam Wuruk meninggal yang kemudian digantikan oleh
Wikramawardhana.

Raja Wikramawardhana (1389 – 1429) dan Setelahnya

Kondisi politik Majapahit diwarnai oleh Perang Paregreg pada masa kepemimpinan raja
Wikramawardhana. Perang Paregreg adalah perang saudara antara Wikramawardhana dan
Bhre Wirabumi. Setelah Wikrawardhana, beberapa nama yang mendudukan tahta raja
kerajaan Majapahit adalah sebagai berikut.

1. Suhita (Dyah Ayu Kencana Wungu): 1429 – 1447


2. Kertawijaya (Brawijaya I) 1447 – 1451
3. Rajasawardhana (Brawijaya II) 1451 – 1453
4. Purwawisesa atau Girishawardhana (Brawijaya III) 1456 – 1466
5. Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa (Brawijaya IV) 1466 – 1468
6. Bhre Kertabumi (Brawijaya V) 1468 – 1478
7. Girindrawardhana (Brawijaya VI) 1478 – 1498
8. Patih Udara 1498 – 1518

Perang Paregreg terus berkelanjutan dan menyebabkan kekuasaan Majapahit melemah.


Pudarnya kekuasaan Majapahit membuat banyak daerah kekuasaannya melepaskan diri,
sampai pada akhirnya kerajaan Majapahit runtuh.
Runtuhnya Kerajaan Majaphit

Sejarah mencatat runtuhnya kerajaan Majapahit dalam dua pendapat. Pertama, Majapahit
runtuh tahun 1478 ketika Girindrawardhana memisahkan diri dari Majapahit dan
menamakan dirinya sebagai Raja Wilwatikta Daha Janggala Kediri. Kedua, Majapahit runtuh
karena serangan kerajaan Demak yang dipimpin oleh Adipati Unus tahun 1522.

Beberapa poin faktor-faktor penyebab kemunduran atau runtuhnya kerajaan Majapahit


adalah sebagai berikut.

 Tidak ada tokoh yang cakap memerintah sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah
Mada
 Terjadi perang saudara antara Bhre Wirabumi dengan Kusumawardani (Perang
Paregreg)
 Banyak daerah kekuasaan kerajaan Majaphit yang melepaskan diri
 Perkembangan kerajaan perdagangan baru yaitu Kerajaan Islam Malaka

Berikut ini bangunan candi peninggalan kerajaan Majapahit:

1. Candi Sukuh – merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang pertama, terletak di


Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar-Jawa Tengah.
2. Candi Cetho – berlokasi di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi,
Karanganyar-Jawa Tengah.
3. Candi Pari – berlokasi di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Sidoarjo – Jawa Timur
sekitar 2 km arah Barat Laut dekat semburan pusat lumpur panas Lapindo Brantas.
4. Candi Jabung – berlokasi di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Probolinggo-Jawa
Timur.
5. Gapura Wringin Lawang – berlokasi di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan,
Mojokerto-Jawa Timur.
6. Gapura Bajang Ratu – berlokasi di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto-
Jawa Timur.
7. Candi Brahu – berlokasi di kawasan situs arkeologi Trowulan, tepatnya berada di
Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto-Jawa Timur.
8. Candi Tikus – Sama seperti Candi Brahu berlokasi di kawasan situs arkeologi
Trowulan, tepatnya berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan
Trowulan, Mojokerto-Jawa Timur.
9. Candi Surawana-  berlokasi di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri-Jawa Timur.
Tepatnya berada sekitar 25 km timur laut Kota Kediri.

Anda mungkin juga menyukai