Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kgs.

Adib Fadil Ghaisan


Kelas : IV F

Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha
terakhir di nusantara yang berdiri dari sekitar tahun
1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini dianggap sebagai
salah satu kerajaan terbesar dengan wilayah
kekuasaan hampir mencakup seluruh nusantara dan
sebagian Asia Tenggara. Kerajaan Majapahit
berpusat di Jawa Timur, tepatnya di daerah Trowulan
yang sekarang menjadi Mojokerto.
Sejarah Kerajaan Majapahit
Sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit diawali dengan runtuhnya Kerajaan Singasari pada 1292
M akibat pemberontakan Jayakatwang, Adipati Kediri. Raden Wijaya, menantu Kertanegara, raja
terakhir Singasari, kemudian meminta bantuan kepada Arya Wiraraja, Adipati Madura, untuk
membalas dendam. Dengan bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya kembali ke Singasari dan
mengaku ingin mengabdikan diri kepada Jayakatwang. Jayakatwang menyambutnya dengan
senang hati dan memberinya tanah di Tarik untuk mendirikan desa baru.
Pada saat yang bersamaan, pasukan Mongol yang dipimpin oleh Kaisar Kubilai Khan datang ke
Jawa untuk menyerang Singasari sebagai balas dendam atas penolakan Kertanegara untuk
tunduk kepada Mongol. Raden Wijaya memanfaatkan situasi ini dengan mengajak pasukan
Mongol untuk bersama-sama menyerbu Kediri. Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang,
Raden Wijaya kemudian mengkhianati pasukan Mongol dengan menyerang mereka dari
belakang. Pasukan Mongol yang kalah jumlah dan kelelahan akhirnya mundur dan kembali ke
negerinya.
Raden Wijaya kemudian memindahkan pusat kerajaannya dari Tarik ke Trowulan dan
menobatkan dirinya sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit pada 10 November 1293 M dengan
gelar Kertarajasa Jayawardhana. Ia juga menikahi empat putri Kertanegara sebagai simbol
penggabungan dinasti Singasari dan Majapahit.
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk
(1350-1389 M), raja keempat Majapahit, yang didampingi oleh patih Gajah Mada. Di bawah
kepemimpinan mereka, Majapahit berhasil menaklukkan Sumatera, Semenanjung Malaya,
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura), dan
sebagian Kepulauan Filipina. Selain itu, kerajaan ini juga menjalin relasi dengan Campa,
Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam, dan China.
Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah Hayam Wuruk meninggal pada 1389
M. Terjadi perang saudara antara Wikramawardhana (putra Hayam Wuruk) melawan Bhre
Wirabhumi (cucu Hayam Wuruk) yang dikenal sebagai Perang Paregreg (1404-1406 M). Perang
ini berakhir dengan kemenangan Wikramawardhana dan kematian Bhre Wirabhumi. Namun,
perang ini juga melemahkan kekuatan Majapahit dan membuat beberapa daerah bawahan
memberontak.
Pada abad ke-15 M, muncul ancaman baru bagi Majapahit yaitu perkembangan Islam di
nusantara. Beberapa kerajaan Islam seperti Demak, Cirebon, Banten, dan Aceh mulai menantang
kekuasaan Majapahit. Pada 1478 M, terjadi pemberontakan besar-besaran yang dipimpin oleh
Kertabhumi, raja Majapahit yang berpindah agama ke Islam. Pemberontakan ini berhasil
ditumpas oleh Girindrawardhana, raja Majapahit yang beragama Hindu.
Kerajaan Majapahit akhirnya runtuh pada 1527 M setelah diserang oleh Kesultanan Demak yang
dipimpin oleh Raden Patah, putra Kertabhumi. Sebagian penduduk Majapahit yang masih
beragama Hindu melarikan diri ke Bali dan Blambangan. Sebagian lainnya menyerah dan masuk
Islam. Dengan runtuhnya Majapahit, berakhirlah era kerajaan Hindu-Buddha di nusantara.
Raja-raja Kerajaan Majapahit
Berikut adalah daftar raja-raja Kerajaan Majapahit beserta masa pemerintahannya:
 Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309 M)
 Jayanagara (1309-1328 M)
 Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350 M)
 Hayam Wuruk (1350-1389 M)
 Wikramawardhana (1389-1429 M)
 Suhita (1429-1447 M)
 Kertawijaya (1447-1451 M)
 Rajasawardhana (1451-1453 M)
 Girishawardhana (1456-1466 M)
 Suraprabhawa (1466-1468 M)
 Kertabhumi (1468-1478 M)
 Girindrawardhana (1474-1527 M)

Anda mungkin juga menyukai