Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Majapahit berdiri 

setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat


Pemberontakan Jayakatwang pada tahun 1292 M. Cucu Kartanegara (raja Singosari
dikalahkan Jayakatwang) yang berada di bawah tekanan, yaitu Raden Wijaya kemudian
melarikan diri. Selama pelariannya, ia menerima bantuan dari  Arya Wiraja. Raden
Wijaya kemudian membuat desa kecil di hutan Trowulan dan diberi nama desa 
Majapahit. Nama ini diambil dari nama buah Maja yang tumbuh  di hutan  namun
memiliki rasa  pahit, terkait dengan Historia.

Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat ketika pasukan Khubilai Khan
tiba pada tahun 1293. Setelah  mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya menyerang
pasukan Khubilai Khan karena tidak mau tunduk pada kekuasaan kaisar Mongol.
Penobatannya sebagai raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 atau pada
tanggal 10 November 1293 merupakan cikal bakal lahirnya kerajaan Majapahit. Sebagai
raja, Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Nama Raden Wijaya telah
disematkan untuk menghormati pamannya,  pendiri Kerajaan Singasari, serta untuk
menghormati  leluhurnya di Singasari.

Raja-raja Kerajaan Majapahit • Raden Wijaya (1293-1309 M) • Sri Jayanagara (1309-


1328 M) • Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 M) • Hayam Wuruk (1350-1389 M) •
Wikramawardhana (1389-1429 M) • Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M) • Prabu
Brawijaya I (1447-1451 M) • Prabu Brawijaya II (1451-1453 M) • Prabu Brawijaya III
(1456-1466 M) • Prabu Brawijaya IV (1466-1468 M) • Prabu Brawijaya V (1468 -1478 M)
• Prabu Brawijaya VI (1478-1489 M) • Prabu Brawijaya VII (1489-1527 M)

kerajaan Majapahit tumbuh menjadi kerajaan terbesar di Nusantara. Masa kejayaan


kerajaan datang ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk (1350-1389 M). Kejayaan Majapahit
tak luput dari peran Gajah Mada, sang mahapatih yang berhasil menumpas segala
pemberontakan dan bersumpah untuk menyatukan  nusantara. Selama 39 tahun
berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada telah berhasil membuat panji Majapahit
terlihat di seluruh nusantara bahkan semenanjung Malaka. Sumpah Palapa yang
dikeluarkan oleh Gajah Mada dilaksanakan, dengan wilayah Majapahit meliputi
Sumatera, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara,
Maluku, Papua, serta Tumasik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina.

• Mojokerto Pusat pemerintahan atau ibu kota  kerajaan Majapahit yang pertama terletak
di kota Mojokerto. Saat itu ibu kota diperintah oleh raja pertama, diyakini Kertarajasa
Jayawardhana atau Raden Wijaya. Lokasi pusat pemerintahan tersebut konon berada di
tepi Sungai Brantas.
• Trowulan Pusat pemerintahan kemudian berpindah mengikuti masa kepimimpinan Sri
Jayanegara, raja kedua kerajaan Majapahit. Jayanegara memindahkan pusat
pemerintahan ke Trowulan. Pada masa kini, kota tersebut berjarak 12 km dari
Mojokerto. Pusat pemerintahan di Trowulan berjalan cukup lama.
• Daha Daha atau disebut Kediri saat ini merupakan kota ketiga dari pusat
pemerintahan kerajaan Majapahit. Kepindahan pusat pemerintahan Majapahit ke Daha
berkaitan erat dengan masalah internal di kerajaan dan ancaman dari kerajaan Islam,
kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Gajah Mada dan
Hayam Wuruk. Sejak saat itu, para penerusnya tidak ada yang cakap dalam mengelola
luasnya kekuasaan Majapahit. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mendorong
runtuhnya Kerajaan Majapahit, di antaranya: • Banyak wilayah taklukkan yang
melepaskan diri • Terdapat konflik perebutan takhta • Meletusnya Perang Paregreg •
Semakin berkembangnya pengaruh Islam di Jawa Kekuasaan Kerajaan Majapahit
benar-benar berakhir pada 1527, setelah ditaklukkan oleh pasukan Sultan Trenggana
dari Kesultanan Demak. Sejak saat itu, wilayahnya yang tersisa diambil alih oleh
Kesultanan Demak.

Situs Trowulan : Sebagai salah satu pusat pemerintahan, kerajaan Majapahit banyak
meninggalkan warisannya seperti prasasti Wurare, Kudadu, Sukamerta, Balawi,
Prapancasapura, Parung, Canggu, Biluluk, Karang Bogem, Katiden. Candi : Candi
Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Wringin Lawang, Candi Brahu, Candi Pari, Candi
Penataran, Candi Jabung, Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Wringin Branjang, Candi
Surawana Candi Minak Jinggo, Candi Rimbi, Candi Kedaton, dan Candi Sumberjati.
Prasasti : Prasasti Kudadu, Prasasti Sukamerta, Prasasti Prapancasapura, Prasasti
Wringin Pitu, Prasasti Wurare, Prasasti Balawi, Prasasti Parung, Prasasti Biluluk,
Prasasti Karang Bogem, Prasasti Katiden, dan Prasasti Canggu Prasasti Jiwu.

Anda mungkin juga menyukai