Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat ketika pasukan Khubilai Khan
tiba pada tahun 1293. Setelah mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya menyerang
pasukan Khubilai Khan karena tidak mau tunduk pada kekuasaan kaisar Mongol.
Penobatannya sebagai raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 atau pada
tanggal 10 November 1293 merupakan cikal bakal lahirnya kerajaan Majapahit. Sebagai
raja, Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Nama Raden Wijaya telah
disematkan untuk menghormati pamannya, pendiri Kerajaan Singasari, serta untuk
menghormati leluhurnya di Singasari.
• Mojokerto Pusat pemerintahan atau ibu kota kerajaan Majapahit yang pertama terletak
di kota Mojokerto. Saat itu ibu kota diperintah oleh raja pertama, diyakini Kertarajasa
Jayawardhana atau Raden Wijaya. Lokasi pusat pemerintahan tersebut konon berada di
tepi Sungai Brantas.
• Trowulan Pusat pemerintahan kemudian berpindah mengikuti masa kepimimpinan Sri
Jayanegara, raja kedua kerajaan Majapahit. Jayanegara memindahkan pusat
pemerintahan ke Trowulan. Pada masa kini, kota tersebut berjarak 12 km dari
Mojokerto. Pusat pemerintahan di Trowulan berjalan cukup lama.
• Daha Daha atau disebut Kediri saat ini merupakan kota ketiga dari pusat
pemerintahan kerajaan Majapahit. Kepindahan pusat pemerintahan Majapahit ke Daha
berkaitan erat dengan masalah internal di kerajaan dan ancaman dari kerajaan Islam,
kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah wafatnya Gajah Mada dan
Hayam Wuruk. Sejak saat itu, para penerusnya tidak ada yang cakap dalam mengelola
luasnya kekuasaan Majapahit. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mendorong
runtuhnya Kerajaan Majapahit, di antaranya: • Banyak wilayah taklukkan yang
melepaskan diri • Terdapat konflik perebutan takhta • Meletusnya Perang Paregreg •
Semakin berkembangnya pengaruh Islam di Jawa Kekuasaan Kerajaan Majapahit
benar-benar berakhir pada 1527, setelah ditaklukkan oleh pasukan Sultan Trenggana
dari Kesultanan Demak. Sejak saat itu, wilayahnya yang tersisa diambil alih oleh
Kesultanan Demak.
Situs Trowulan : Sebagai salah satu pusat pemerintahan, kerajaan Majapahit banyak
meninggalkan warisannya seperti prasasti Wurare, Kudadu, Sukamerta, Balawi,
Prapancasapura, Parung, Canggu, Biluluk, Karang Bogem, Katiden. Candi : Candi
Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Wringin Lawang, Candi Brahu, Candi Pari, Candi
Penataran, Candi Jabung, Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Wringin Branjang, Candi
Surawana Candi Minak Jinggo, Candi Rimbi, Candi Kedaton, dan Candi Sumberjati.
Prasasti : Prasasti Kudadu, Prasasti Sukamerta, Prasasti Prapancasapura, Prasasti
Wringin Pitu, Prasasti Wurare, Prasasti Balawi, Prasasti Parung, Prasasti Biluluk,
Prasasti Karang Bogem, Prasasti Katiden, dan Prasasti Canggu Prasasti Jiwu.