Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOLOGI

“PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT”

Disusun Oleh :

Anggi TryHutami P07220419002

Anggun Paramita P07220419003

Danis Imfoatul Kusnia P07220419008

Lettisia Anggra Ayunda Sari P07220419023

Dosen Pembimbing :

dr. Hilda, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat


rahmat dan karunia-Nya kami bisa mendapatkan kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah dengan mata kuliah Farmakolgi dengan judul “Prinsip
Dalam Pemberian Obat “ ini bisa selesai pada waktunya. Terimakasih juga
kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan rapi. Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik beserta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik dikemudian
hari. Walaupun demikian, kami berharap dengan disusunnya makalah ini
dapat memberikan sedikit gambaran mengenai konsep struktur dan siklus sel
dengan benar.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Samarinda, 26 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1................................................................................................................Latar belakang
.....................................................................................................................................1
1.2...........................................................................................................Rumusan Masalah
.....................................................................................................................................2
1.3.............................................................................................................................Tujuan
.....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1..................................................................................................Prinsip Pemberian Obat


.....................................................................................................................................3
2.2..........................................................................Prinsip duabelas benar pemberian obat
.....................................................................................................................................3

BAB III PENUTUP

3.1.....................................................................................................................Kesimpulan
...................................................................................................................................10
3.2...............................................................................................................................Saran
...................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Lestari menyatakan bahwa di


rumah sakit Mardi Rahayu Kudus didapatkan data 30% obat yang diberikan tidak
di dokumentasikan, 15% obat diberikan dengan cara yang tidak tepat, 23% obat
diberikan pada waktu tidak tepat, 2% obat tidak diberikan, dan 12% obat
diberikan dengan dosis yang tidak tepat. Dwiprahasto menyatakan bahwa 11%
medication error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan
obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru. Alken dan Clarke
menyatakan bahwa kesalahan pengobatan dan efek samping obat yang terjadi
pada rata-rata 6,7% pasien yang mask ke rumah sakit.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan motivasi


perawat dengan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian obat di ruang
rawat inap RSU dr.H. Koesnadi Kabupaten Bondoswoso, disimpulkan motivasi
perawat di RSU tersebut termasuk dalam kategori rendah (66,7%), pelaksanaan
prinsip 12 benar dalam pemberian obat di ruang rawat inap RSU tersebut
termasuk ke dalam kategori kurang (74,5%), ada hubungannya antara motivasi
perawat dengan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian obat di ruang
rawat inap tersebut didapatkan pvalue 0,005 dengan derajat kesalahan (α = 0,05)
dan (OR = 8.438).

Solusi untuk permasalahan tersebut adalah diharapkan rumah sakit dapat


melakukan kegiatan pelatihan kepada perawat terkait pelaksanaan prinsip 12
benar dalam pemberian obat, untuk meambah ilmu pengetahuan perawat dan
tinidakan yang dilakukan juga semakin berkembang demi keselamatan pasien.

1
Berdasarkan uraian di atas, kami perlu menguraikan prinsip pemberian obat
12 benar. Agar mahasiswa ataupun tenaga kesehatan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan dapat memberikan obat dengan benar kepada pasien.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja prinsip dua belas benar pemberian obat ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip pemberian obat dua belas benar
pemberian obat

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Prinsip Pemberian Obat
Perawat bertanggungjawab terhadap keamanan pasien dalam pemberian
terapi, olehkarena itu dalam memberikan obat, seorang perawat harus melakukan
tujuh hal yang benar: klien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu
yang benar, rute yang benar,dan dokumentasi yang benar serta informasi yang benar.

2.2...........................................................................Prinsip duabelas benar pemberian obat


1) Benar Pasien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien
dan memintaklien menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat diberikan,
identitas pasien harusdiperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsungkepada pasien atau keluarganya. Jika
pasien tidak sanggup berespon secara verbal, responnon verbal dapat dipakai,
misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggupmengidentifikasi diri
akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari caraidentifikasiyang lain
seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selaludiidentifikasi dari gelang identitasnya.Jadi terkait dengan klien yang
benar, memiliki implikasikeperawatan diantaranya mencakup memastikan
klien dengan memeriksa gelang identifikasidan membedakan dua klien
dengan nama yang sama.

2) Obat Yang Benar


Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
nama dagang yangkita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungiapoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Untuk menghindarikesalahan, sebelum memberi obat
kepada pasien, label obat harus dibaca tiga kali : (1) padasaat melihat botol

3
atau kemasan obat, (2) sebelum menuang/ mengisap obat dan (3)
setelahmenuang/mengisap obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harusdikembalikan ke bagian farmasi. Perawat harus ingat bahwa
obat-obat tertentu mempunyainama yang bunyinya hampir sama dan ejaannya
mirip, misalnya digoksin dan digitoksin,quinidin dan quinine, Demerol dan
dikumarol, dst. Bagaimana implikasi keperawatannya?Dapatkah saudara
menyebutkannya? Benar, implikasi keperawatannya adalah pertama,periksa
apakah perintah pengobatan lengkap dan sah. Jika perintah tidak lengkap atau
tidaksah, beritahu perawat atau dokter yang bertangung jawab. Kedua, ketahui
alasan mengapapasien mendapat terapi tersebut dan terakhir lihat label
minimal 3 kali.

3) Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawat harusberkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker,
sebelum dilanjutkan kepasien.Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus
mempunyai dasar pengetahuanmengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-ragu,
dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksaoleh perawat lain. Jika pasien
meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi.Ada beberapa obat
baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampulatau
tabletnya. Misalnya dapat dilihat :
Diazepam Tablet, dosisnyaberapa? Ini penting !! karena 1 tablet
amplodipin dosisnya ada 5 mg, ada juga 10 mg. Jadianda harus tetap hati tetap
hati-hati dan teliti! Implikasi dalam keperawatan adalah perawatharus
menghitung dosis dengan benar.

4) Rute Yang Benar


Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukanpemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yangdiinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat

4
kerja yang diinginkan. Obat dapatdiberikan melalui oral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karenaekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Beberapa
jenis obat dapat mengakibatkan iritasilambung dan menyebabkan muntah
(misalnya garam besi dan salisilat). Untuk mencegah halini, obat dipersiapkan
dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asamdi
lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus.
Dalammemberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh dibuka, obat
tidak boleh dikunyahdan pasien diberitahu untuk tidak minum antasida atau
susu sekurang-kurangnya satu jamsetelah minum obat.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping,
enteron berarti usus, jadiparenteral berarti diluar usus atau tidak melalui
saluran cerna. Obat dapat diberikan melaluiintracutan, subcutan,
intramusculer dan intravena. Perawat harus memberikan perhatianpendekatan
khusus pada anak-anak yang akan mendapat terapi injeksi dikarenakan
adanyarasa takut.
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, losion,krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria
yang akanmencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk
memperoleh efek lokal sepertikonstipasi (dulcolax supp), hemoroid (anusol),
pasien yang tidak sadar/kejang (stesolidsupp). Pemberian obat melalui rektal
memiliki efek yang lebih cepat dibandingkanpemberian obat dalam bentuk
oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalambentuk supositoria.
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untukabsorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna
untuk pemberian obat secara localpada salurannya, misalnya salbotamol

5
(ventolin), combivent, berotek untuk asma, ataudalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen.Implikasi dalam keperawatan termasuk :
a. Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat-
obat per oral.
b. Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat. Teknik steril
dibutuhkan dalamrute parenteral.
c. Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai.
d. Tetaplah bersama klien sampai obat oral telah ditelan.

5) Benar Waktu
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Dosisobat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari,
seperti b.i.d (dua kali sehari), t.i.d(tiga kali sehari), q.i.d (empat kali sehari),
atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalamplasma dapat
dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t .) yang panjang,
makaobat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek
diberikan beberapa kalisehari pada selang waktu yang tertentu. Beberapa obat
diberikan sebelum makan dan yanglainnya diberikan pada saat makan atau
bersama makanan.
Jika obatharus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, harus diberikansatu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikanbersama susu/produk susu karena
kandungan kalsium dalam susu/produk susu dapatmembentuk senyawa
kompleks dengan molekul obat sebelum obat tersebut diserap. Adaobat yang
harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan
padalambung misalnya asam mefenamat.Pemberian obat harus benar-benar
sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karenaberhubungan dengan kerja
obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat :
a) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

6
b) Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari.
Misalnya seperti duakali sehari, tiga kali sehari, empat kali sehari dan
6 kali sehari sehingga kadar obatdalam plasma tubuh dapat
diperkirakan
c) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t . ). Obat yang
mempunyaiwaktu paruh panjang diberikan sekali sehari dan untuk
obat yang memiliki waktuparuh pendek diberikan beberapa kali sehari
pada selang waktu tertentu
d) Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah
makan ataubersama makanan
e) Memberikanobat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosalambung sehingga diberikan bersama-sama dengan
makanan
f) Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkanuntuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang
merupakan kontraindikasipemeriksaan obat

Implikasi dalam keperawatan mencakup :

a) Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan . jam sebelum
atausesudah waktu yang tertulis dalam resep.
b) Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril,
diberikansebelum makan
c) Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi
mukosalambung, diberikan bersama-sama dengan makanan.
d) Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untukpemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang
merupakankontraindikasi pemberian obat.
e) Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang atau
kembalikan keapotik (tergantung peraturan).

7
f) Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 jam
(misalnyasetiap 8 jam bila di resep tertulis t.i.d) untuk menjaga kadar
terapeutik dalam darah.

6) Benar Dokumentasi
Sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan
merupakan mediakomunikasi yang efektif antar profesi dalam suatu tim
pelayanan kesehatan pasien.Disamping itu dokumentasi keperawatan
bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan, sumber data untuk penelitian bagi pengembangan ilmu
keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban
danpertanggunggugatan pelaksanaan asuhan. Dokumentasi merupakan suatu
metode untuk mengkomunikasikan suatu informasi yang berhubungan dengan
manajemen pemeliharaankesehatan, termasuk pemberian obat-obatan.
Dokumentasi merupakan tulisan danpencatatan suatu
kegiatan/aktivitas tertentu secara sah/legal. Pendokumentasian
asuhankeperawatan merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh
perawat tentanginformasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasidan evaluasi keperawatan Dalam hal terapi,setelah
obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute,waktu dan oleh siapa
obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya atau obatitu tidak
dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

7) Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien


Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat yang
akan diberikansehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemberian obat.
Perawat mempunyaitanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien, keluarga danmasyarakat luas terutama yang berkaitan dengan
obat seperti manfaat obat secara umum,penggunaan obat yang baik dan benar,
alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh,hasil yang diharapkan

8
setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dariobat,
interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan
yangdiperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dan
sebagainya .

8) Benar Pengkajian

Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda


vital (TTV).

9) Benar Reaksi dengan Obat Lain

Pada penyakit kritis, penggunaan obat seperti omeprazol diberikan


dengan chloramphenicol.

10) Benar Reaksi Terhadap Makanan

Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan


mempengaruhi efektivitas obat tersebut. Untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya
Indometasin dan ada obat yang harus diminum sebelum makan misalnya
Tetrasiklin yang harus diminum satu jam sebelum makan.

11) Hak Klien Untuk Menolak

Perawat harus memberikan “inform consent” dalam pemberian obat


dan klien memiliki hak untuk menolak pemberian obat tersebut

12) Benar Evaluasi

Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa


efek kerja obat kerja tersebut

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Seorang perawat harus melakukan tujuh hal yang benar: klien yang
benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu yang benar, rute yang
benar,dan dokumentasi yang benar serta informasi yang benar. Dan dalam
memberikan obat terdapat prinsip dua belas benar pemberian obat yaitu Benar
Pasien, Obat Yang Benar, Benar Dosis, Rute Yang Benar, Benar Waktu,
Benar Dokumentasi, Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi
Klien,Benar Pengkajian,Benar Reaksi dengan Obat Lain,Benar Reaksi
Terhadap Makanan,Hak Klien Untuk Menolak, dan Benar Evaluasi

3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat memberikan obat kepada
pasein dengan benar dengan menerapkan prinsip 12 benar pemberian obat.

10
Daftar Pustaka

Siti Lestari. Modul. Farmakologi dalam Keperawatan. Pusdik sdm kes. Jakarta. 2016

file:///D:/KULIAH/SMT.II/Farmakologi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf

https://anterior88.wordpress.com/2015/06/03/122/

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/download/3243/2561/

11

Anda mungkin juga menyukai