Disusun oleh :
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 2288200054
Telah menyelesaikan kegiatan dan laporan observasi dengan judul “Latar belakang sejarah
banten girang di kampung telaya,desa sempu Serang-banten “ tepat pada waktu yang sudah
ditentukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam mata kuliah kuliah kerja lapangan
(KKL) di program studi Pendidikan Sejarah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Mengetahui
(NIDN.0011078801) (NIDN.0019068104)
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. JUDUL PENELITIAN...............................................................................1
BAB II...................................................................................................................2
ISI..........................................................................................................................2
A. DASAR TEORI...........................................................................................2
B. PEMBAHASAAN.......................................................................................3
PENUTUP............................................................................................................4
A. KESIMPULAN..........................................................................................4
B. SARAN.......................................................................................................4
LAMPIRAN.........................................................................................................5
KATA PENGANTAR
Asalamualikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena saya telah berhasil menyusun
laporan observasi Latar belakang sejarah banten girang, yang bertujuan untuk memenuhi
tugas KKL 1, dan sekaligus bertujuan untuk memperluas ,serta mempermudah mengenali
sejarah banten girang.
Dan tidak lupa saya ucapkan Terimakasih kepada bapak Rikza Fauzan M.Pd selaku dosen
pembimbing KKL kami
Dengan adanya laporan hasil observasi ini, diharapkan pembaca dapat mendapatkan
pengetahuan yang lebih tentang latar belakang sejarah banten girang, makalah ini ditunjukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah KKL , Kami hanya manusia biasa tempat dimana ada
kesalahan-kesalahan, maka kami memohion maaf jika ada kesalahan atau kekurangan dalam
laporan hasil observasi ini. Untuk tercapainya kesempurnaan laporan ini saya mohon kritik
dan saran.
Wasalamualikum wr.wb
PENDAHULUAN
A. JUDUL PENELITIAN
B. LATAR BELAKANG
1. Rumusan Masalah
2. Manfaat penelitian
Penelitian laporan ini diharapkan bermangfaat bagi pembaca maupun diri sendiri
ISI
A. DASAR TEORI
Banten Girang adalah suatu tempat di desa Sempu, kota Serang. Letaknya sekitar 10 km di
sebelah selatan pelabuhan Banten sekarang, di pinggiran kota Serang. Di tempat tersebut
terdapat suatu situs purbakala, peninggalan kerajaan Sunda yang pernah ada antara tahun 932
dan 1030 Masehi.
Penamaan Pajaran untuk kerajaan Sunda, sesungguhnya berasal dari penamaan keraton Sri Bama
– Punta – Naryana – Madura – Suradipati yang bentuknya sebangun dan berjajar oleh karena
keraton tersebut berada di kota Pakuan masyarakat sering menyebutkan Pakuan pajajaran.
Berdasarkan cerita pantun dan babab, kerajaan Sunda lebih di kenal dengan sebutkan
pajajaran,
Sri baduga Maharaja mempunyai seorang putra yang dijadikannya sebagai penerus
tahta kerajaan, karena putra Sri Baduga masih kecil, mata akhirnya kerajaan tersebut di
pimpinan oleh Praih Bunisora pada tahun 1352-1371. Namun, setelah putra Sri Baduga
Maharaja sudah cukup usia, kerajaan tersebut akhirnya dipimpin oleh putra raja Baduga pada
tahun 1371, yang bernama Nuskala waktu kencana, dan akhirnya dengan pertimbangan Raja
Niskala Wastu Kencana, kerajaan Suwawisesa di pendidikan di Galuh, yang disebut kerajaan
Galuh Pakuan, kemudian digantikan oleh Putra raja yang bernama Taba’an karena raja
taba’an menikah dengan orang Islam, maka tokoh-tokoh masyarakat kerajaan Sunda Galuh
Pakuan hampir semua kecewa atas perilaku keluhurnya, sehingga digantikan oleh Prabu Jaya
Dewata atau disebut juga Prabu Pucuk Umum.
Peristiwa perbuatannya di Pakuan sekaligus menjadikan Jaya Dewata seorang
Maharaja, karena kekuasaan pemerintahannya meliputi kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh.
Peristiwa tersebut sesuai dengan isi prasasti Batu tulis kota Bogor. Prasasti batu tulis kota
Bogor, dibuat oleh Ratu Sanghiyang Surawisesa pada tahun 1533 M. Pembuatan prasasti
tersebut dilakukan dengan upacara penyempurnaan Sukma untuk mengenang jasa-jasa dan
kebesaran ayahnya. Sri Baduga Maharaja, upacara semacam itu hanya dilakukan untuk raja-
raja tertentu, jika seorang raja wafat kemudian setelah 12 tahun masyarakat masih
menceritakan jasa-jasanya.
dangkan berdasarkan sumber-sumber Portugis, nama resmi kenegaraan tetap menggunakan
sebutan kerajaan Sunda.
Sebelum Sri Baduga Maharaja lahir dikerajaan Sunda sudah ada penganut agama Islam,
tokoh tersebut adalah Bratalegawa Putera Mangkubumi Bunisora Suradipati. Bratalegawa
adalah adik Curidewata alias Ki Gedeng Kasmaya, raja Cirebon Cairung, Bratalegawa lahir
tahun 1350 M. Bratalegewa menikah dengan wanita masuk dari Gujarat. Walaupun berbeda
agama ia tetap hidup rukun dengan saudara-saudaranya.
Berdasarkan Koprak 406 carita Paranghiyangan, setelah Sri Baduga Maharaja wafat,
ada 5 orang saja pendiri tahta kerajaan Pajajaran, antara lain:
1. Prabu Sanghiyang Surawisesa (1521 – 1635 M)
2. Ratu Dewatabuana (1535 – 1543 M)
3. Ratu Sakti (143 – 15551 M)
4. Prabu Raga Mulya Suryakencana atau Prabu Pukuk Umum Pulosari (1537 – 1579 M).
Setelah kerajaan Galuh Pakuan (Pajajaran) dipundah ke Banten Girang bekas kerajaan
Sunda tertua. Pada suatu saat, ajar yang sebagai Patih kerajaan Dewata agar adiknya yang
bernama Ajarju untuk diangkat menjadi tumenggung, karena melihat adiknya yang cukup
lama mengabdi kepada rajanya Prabu Jaya Girang, yang dinamakan Pajajaran Banten dibantu
oleh wakil putihnya putihnya yang bernama Ajar Ju.
Pada suatu ketika terjadi konflik intern didalam kerajaan, sehingga Ajarjong keluar
dari kerajaan Pajajaran Banten, kemudian Ajar Jong pergi mengabdi dikerajaan Islam Jawa
Demak, sehingga mengenal orang-orang penting dikerajaan Islam Demak. Diantara Sultan
Trenggono dan Syariat hidayatulah untuk menguasai kerajaan pengajaran Banten untuk
menjadi penganut agama Islam.
Di Banten Girang banyak sekali atau benda-benda yang bersejarah, seperti pecahan
gerabah dan keramik yang berasal dari dalam dan luar negeri, pecahan tembikar seberat
318,12 kg. Pada umumnya wadah tembikar yang ditemukan di situs Banten Girang yang
dipakai untuk keperluan sehari-hari yang pertama yang digunakan untuk menyimpan dan
memasak bahan makanan dan yang kedua untuk menimba dan menyimpan air, sedangkan
fungsi yang ketika untuk menyajikan makanan dan minuman serta fungsi yang keempat
untuk wadah penerangan lampu.
Kesaksian Pande Emas :
Ketika tim ekskavasi arteolog Peranci dan Indonesia melakukan penelitian disitus Banten
GIrang juga banyak ditemukan benda-benda yang terbuat dari logam. Menurut Claude
Guillot hanya tua benda dari emas ditemukan dalam penggalian di situs tersebut, yang
pertama berupa potongan perhiasan emas, berukuran sangat kecil dengan berat 0,5 mg,
hingga tak mungkin bisa diidentifikasi.
Sedangkan yang kedua jauh lebih menarik yaitu bagian dari perhiasan berukuran 6 x 12 mm,
berupa cakar burung dan Viagra bermata empat yang memegang sebuah batu kuarsa bundar
yang dilubangi.
Dilokasi situs purbakala Banten Girang juga ditemukan sebuah cincin perunggu dengan batu
mulia warna pirus dengan bekas-bekas lapisan emas. Disana juga terdapat kapak batu, batu
asahan, kepingan, gerabah, golok, artepak batu, keramik lokal, keramik asing, seperti Tang
(abad IX – XI), Song (XI – XII, keramik Yuan (XIII – XIV), Jepang, Thailang, Vietnam
(XVII – XVIII) dan beberapa naskah Al-Qur’an tulisan tangan. Para analog yang melakukan
penelitian di Banten Girang tahun 1989 – 1992 banyak menemukan benda purbakala berupa
manik-manik jumlah manik-manik yang ditemukan pada waktu itu mencapai 795 buah dalam
kondisi baik dan utuh.
B. PEMBAHASAAN
Hasil Dari wawancara dengan narasumber di banten girang yaitu Abah hasan yang
merupakan kuncen di situs banten girang
1. Asal muasal situs banten girang didirikaan ?
Ia menceritakan sekilas tentang asal muasal Situs Kerjajaan Banten Girang didirikan. Situs
ini adalah sejarah awal Kerajaan Sunda Banten Girang yang berdiri di abad ke X.
Kemudian berdiri juga Kesultanan Banten pada abad ke XVII.
Dalam Situs terdapat makam Ki Mas Jong dan Agus Jo. Ada pula peninggalan punden
berundak yang diduga bekas benteng, goa yang kala itu digunakan untuk berdiam diri rakyat
serta museum yang berisi artefak di masa Kerajaan Sunda Banten Girang.
2. Adakah perhatian dari pemkot serang?
Penjaga Situs (Kuncen) Banten Girang, Abduh Hasan mengaku prihatin dengan tidak adanya
perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Serang dan Pemprov Banten. Diabaikannya itu
menunjukan bahwa pemerintah tidak memahami sejarah Banten. Padahal situs ini dikenal
sebagai sejarah bekas ibu kota Kerajaan Sunda Banten Girang.
3. Bagaimana peraturan jika ingin mengunjungi situs banten girang pada masa pademi
COVID-19 ?
Peraturan mengunjungi situs banten girang pada masa pademi COVID -19 yaitu dengan
memakai masker , menjaga jarang dan mencuci tangan sebelum memasuki kawasan banten
girang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banten Girang adalah suatu tempat di desa Sempu, kota Serang. Letaknya sekitar 10 km di
sebelah selatan pelabuhan Banten sekarang, di pinggiran kota Serang. Di tempat tersebut
terdapat suatu situs purbakala, peninggalan kerajaan Sunda yang pernah ada antara tahun 932
dan 1030 Maseh, Banten Girang merupakan awal kerajaan Banten yang sebelumnya
mendapat kebelakangan nama pada saat itu yaitu kerajaan Sunda Wahanten. Pendiri kerjaan
ini ialah Prabu Jaya Bupati yang disebut juga Prabu Saka Domas. Prabu Jaya Bupati berasal
dari keturunan kerajaan Mataram pada zaman Hindu, yang tidak mendapat kesempatan untuk
mengabdi dikerajaan Mataram Kuno. Prabu Jaya Bupati mendirikan kerajaan Sunda di
Banten Girang pada tahun 932 sampai tahun 1016, dengan luas wilayah kekuasaan meliputi
Jawa Barat dengan perbatasannya Cipamali. Pada saat itu disebut kerajaan Tatar Sunda,
dengan keadaan yang subur makmur, sehingga dapat menjalin hubungan dengan kerajaan di
Jawa. Adapun Bukti-bukti peningalan banten girang ,di Banten Girang banyak sekali atau
benda-benda yang bersejarah, seperti pecahan gerabah dan keramik yang berasal dari dalam
dan luar negeri, pecahan tembikar seberat 318,12 kg. Pada umumnya wadah tembikar yang
ditemukan di situs Banten Girang yang dipakai untuk keperluan sehari-hari yang pertama
yang digunakan untuk menyimpan dan memasak bahan makanan dan yang kedua untuk
menimba dan menyimpan air, sedangkan fungsi yang ketika untuk menyajikan makanan dan
minuman serta fungsi yang keempat untuk wadah penerangan lampu.
Adapun Fungsi Banten Girang
Dari hasil eksavasi di ketahui bahwa situs banten girang berpungsi sebagai:
a. Pasat pemukiman terlahat dari banyaknya sebaran artepak,teknapak dan sosiospak.
b. Pusat upacra adanya gua persemedian/pemujaan’dan
c. Benteng untuk melindungi keduanya
B. SARAN
Kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata dalam
penulisan ini.
Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam
penulisan laporan hasil observasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Juliadi, 2005, Ragam Pustaka Budaya, Serang : Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala
Iskandar, Yosef dkk., 2001, Sejarah Banten I, Jakarta : Triyana Jam’un Corp
https://id.wikipedia.org/wiki/Banten_Girang (Di akses pada pukul 15:43)
LAMPIRAN-LAMPIRAN