Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LAPORAN HASIL OBSERVASI TEMPAT SEJARAH


“DANAU TASIKARDI”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah : Bahasa Indonseia

Dosen Pengampu :
Akbar Tanjung, S.Mn,M.M

Disusun Oleh :

Muhammad Nur Ramadhan ( 22060055 )


Kelas : 1 A Sore

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH CILEGON
Jl. K.H Ahmad Dahlan No.4, RT.15/RW.2, Citangkil, Kec. Citangkil,
Kota Cilegon, Banten 42446

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’at nya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul “ Sejarah Danau Tasikardi “

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalam nya, Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Cilegon , 15 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
MAKALAH LAPORAN HASIL OBSERVASI TEMPAT SEJARAH “DANAU
TASIKARDI”.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................1
D. MANFAAT MAKALAH.....................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................6
Kesimpulan........................................................................................................................6
Saran..................................................................................................................................7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang hasil observasi yakni agar dapat memahami pentingnya sejarah
untuk mengetahui kehidupan masa lampau dan begitu juga peninggalannya.Danau
Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Maulana Yusuf (bertahta
1570-1580 M), sultan Banten kedua dan merupakan tempat peristirahatan sultan
dan keluarganya. Peranannya ganda, yaitu menampung air dari Sungai Cibanten
demi pengairan sawah, dan memasok air ke keraton dan masyarakat sekitarnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang diatas, Kami Memutuskan yang akan kami bahas
dalam makalah kami. Yaitu :
1. Siapakah Gerangan Sultan Maulana Yusuf itu?
2. Bagaimanakah Kepribadian Sultan Maulana Yusuf?
3. Kapankah Sultan Maulana Yusuf Meninggal Dunia?
4. Mengapa Sultan Maulana Yusuf Ingin Membuat danau tasikardi?
5. Apa Sajakah Jasa yang telah diberikan Sultan Maulana Yusuf Sesaat
beliau Masih hidup?
6. Dimanakah Makam Sultan Maulana Yusuf Berada?

C. TUJUAN PENULISAN
Dengan rumusan masalah di atas, telah melahirkan tujuan dalam penulisan
makalah ini. Yaitu :
1. Observasi ini dilakukan karena bertujuan untuk menyelesaikan tugas
dengan mengetahui penggambaran mengenai kehidupan suatu tokoh pada
masa lampau..
2. Untuk mengetahui Hasil Peninggalan-Peninggalan Sejarah

D. MANFAAT MAKALAH
Diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca untuk
mendukung Peninggalan-Peninggalan Sejarah dan mengetahui mulai dari Zaman
Dahulu sampai Saat ini Bawasannya Kita harus turut Menjaga dan melestarikan
Sejarah dan Budaya-Budaya Peninggalan Nenek Moyang kita.

1
BAB II
PEMBAHASAN

SultanMaulana Yusuf adalah putra Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama


Kesultanan Banten, dan Ratu Ayu Kirana.
Ia menikah dengan Ratu Hadijah dan mempunyai dua anak, yaitu Ratu
Winaon dan Pangeran Muhammad. Pangeran Muhammad inilah yang nantinya
meneruskan takhta dan menjadi raja ketiga Kesultanan Banten.
Sepeninggal Maulana Hasanuddin, putra pertamanya Maulana Yusuf
memegang tampuk kepemimpinan Kesultanan Banten. Ia dikenal sebagai
penakluk kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran pada tahun 1579 dalam upaya
ekspansi kekuasaan dan penyebaran Islam. Pemimpin ini juga berperan dalam
membangun banten dengan membuat benteng,kanal ,perkampungan dan
bendungan. kekuasaan oleh Maulana Yusuf bahkan masuk ke pedalaman Sunda.
Ia dibantu oleh Cirebon hingga kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran benar-benar
runtuh dan dikuasai oleh Banten.
Danau Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Maulana Yusuf
(bertahta 1570-1580 M), sultan Banten kedua dan merupakan tempat
peristirahatan sultan dan keluarganya. Peranannya ganda, yaitu menampung air
dari Sungai Cibanten demi pengairan sawah, dan memasok air ke keraton dan
masyarakat sekitarnya.
Danau Tasikardi dibuat sebagai tanda cinta Sultan Maulana Yusuf bagi Sang
Ibunda. Ia membangun danau untuk tempat tafakur atau beribadah ibundanya
kepada Allah, tepatnya di sebuah pulau bagian tengah danau bernama Pulau
Kaputren.
Danau tasikardi mempunyai luas sebanyak 6,5 hektar. Di tengahnya terdapat
sebuah pulau kecil konon pulau itu sering digunakan untuk keluarga Sultan
berlibur. Pulau kecil yang berada di tengah bernama Pulau Kaputren.
Selain itu juga, Danau Tasikardi merupakan tempat Sultan untuk menerima
tamu bangsawan yang berkunjung ke Banten.
Awalnya tujuan membuat Danau Tasikardi itu adalah untuk menghibur ibunda
Sultan Maulana Yusuf yang kala itu sedang bersedih karena ditinggal suami
tercinta Sultan Maulana Hasanudin Banten.
Selain itu, Danau Tasikardi digunakan sebagai tempat sang Ibunda untuk
bertafakur dan bermunajat kepada Allah SWT.
Sultan Maulana Yusuf sebagai Sultan Banten yang kedua, mempunyai Ibunda
yang bernama Ratu Ayu Kirana yang merupakan permaisuri dari Sultan Maulana
Hasanuddin yang berasal dari Kerajaan Demak.
Ratu ayu Kirana saat itu sedang dalam suasana duka berkepanjangan, karena
ditinggal wafat oleh Sultan Maulana Hasanuddin.
Aliran air yang masuk ke dalam Danau Tasikardi digunakan sebagai pengairan
sawah dan memasok kebutuhan untuk keperluan masyarakat.

2
Di dalam catatan sejarah, juga terdapat kegunaan Danau Tasikardi sebagai
tempat hukuman pengasingan keluarga kerajaan yang melakukan perbuatan yang
dilarang oleh pihak kerajaan.
Jasa-jasa Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf
(1570-1580)menunjukkan perkembangan yang sangat berarti. Selama kurun
waktu sepuluh tahun Sultan Maulana Yusuf banyak membangun infrastruktur
kota dan mengembangkan pemukiman penduduk di Kesultanan Banten. Pasca
Maulana Hasanuddin, Kesultanan Banten menunjukkan signifikansi kemajuan
sebagai sebuah kerajaan Islam di Nusantara. Sultan Maulana Yusuf, sebagai
pengganti ayahnya, memimpin pembangunan Kesultanan Banten di segala bidang.
Strategipembangunan lebih dititikberatkan pada pengembangan infrastruktur kota,
pemukiman penduduk, keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian. ada masa
pemerintahan Maulana Yusuf, perdagangan sudah sedemikian maju sehingga
Banten merupakan tempat penimbunan barang-barang dari segala penjuru dunia
yang nantinya disebarkan ke seluruh kerajaan di Nusantara. Karangantu menjadi
Pelabuhan Banten utama sebagai pintu gerbang dan tempat yang ramai dikunjungi
oleh para pedagang dari berbagai daerah. Sultan Maulana Yusuf juga
mencetuskan sebuah konsep pembangunan infrastruktur kota yang dikenal dengan
semboyannya gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis. Sultan Banten kedua yang
bergelar Maulana Yusuf Panembahan Pakalangan Gede, dikenal dengan semangat
membangun yang disebut-sebut memiliki tenaga jasmani yang kuat. Motonya
yang terkenal gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis berhasil membangun kota
dengan perbentengan yang kuat. Pembangunan yang dihasilkan bukan hanya
sekitar keraton, tetapi juga membangun beberapa pemukiman baru, membangun
persawahan lengkap dengan irigasinya, membuka ladang, membangun bendungan
dan kanal-kanal yang bisadilayari kapal kecil, termasuk membangun Situ
Tasikardi, tempat rekreasi keluarga dan tempat menerima tamu kehormatan.
Pengembangan kota yang dilakukan Sultan Maulana Yusuf telah mendorong
pembangunan-pembangunan infrastruktur kota dan pesatnya kegiatan ekonomi
kota. Demikian pula telah terjadi perubahan sosial akibat migrasi yang dilakukan
para pendatang dari dalam maupun mancanegara. Kesultanan Banten saat itu
bukan hanya dipadati oleh orang-orang pribumi (Banten), tetapi juga dari orang-
orang asing yang menetap, seperti dari Pegu (Birma/Myanmar) dan Siam, Persia,
Arab, Turki, Cina, dan orang-orang dari Kepulauan Nusantara, yaitu dari Melayu,
Ternate, Banda, Banjar, Bugis dan Makassar. Setiap bangsa memiliki pemukiman
tersendiri yang dibatasi oleh dinding,Perubahan sosial menimbulkan dampak bagi
beragamnya kegiatan masyarakat kota, seperti kegiatan politis-pemerintahan,
agama, ekonomis dan kultural. Tanpa terkecuali berdampak pula pada
beragamnya pemukiman penduduk. Sejalan dengan itu, Sultan Maulana Yusuf
membangun pemukimanpemukiman masyarakat sesuai dengan pembagian
penduduk berdasarkan pekerjaan, status dalam pemerintahan, ras dan sosial
ekonomi. Kampung Kasunyatan merupakan salah satu pemukiman yang dibangun
bagi kaum ulama. Sesuai dengan namanya kampung ini merupakan pusat
pembelajaran agama Islam masa Sultan Maulana Yusuf, bahkan sampai sekarang.
Hadirnya Sultan Maulana Yusuf memberikan arti penting bagi kemajuan

3
Kesultanan Banten. Periode pemerintahannya selama kurun waktu sepuluh tahun
(1570-1580) dapat dianggap sebagai fase awal bagi pembangunan Kesultanan
Banten sebagai kota kosmopolitan yang maju pesat di segala bidang. Tahun 1570-
1580 mengacu pada buku Tinjauan Historis Sajarah Banten karya Husein
Djajadiningrat. Lebih lanjut, Husein Djajadiningrat menulis dalam bukunya
tersebut bahwa Maulana Yusuf memerintah selama 10 tahun lamanya (1570-
1580) Dari kurun waktu tersebut penulis mengkaji perkembangan Kesultanan
Banten pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580), baik
dipandang dari segi ekologis, sosial, politik, budaya dan ekonomi.
Perubahanperubahan kebijakan yang dilakukan Sultan Maulana Yusuf dalam
mengembangkan infrastruktur kota dan pemukiman masyarakat di Kesultanan
Banten menjadi pembeda di era sebelum dan selanjutnya, dimana hal ini menjadi
ciri khas pada rentang waktu 1570-1580. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan
Sultan Maulana Yusuf dalam pengembangan kota di Kesultanan Banten patut
menjadi renungan atau cerminan khususnya bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Banten dalam mengembangkan Provinsi Banten yang ramah lingkungan (go
green), karena dewasa ini tanah jawara khususnya wilayah Banten Utara, telah
banyak ditumbuhi oleh hutanhutan beton dan langitnya diselimuti oleh asap-asap
hasil pembakaran pabrik. Perjuangan Sultan Maulana Yusuf perlu diketahui oleh
generasi muda sekarang, apalagi yang mengaku dirinya sebagai wong Banten
(sebutan lokal bagi masyarakat Banten) sudah semestinya menjadi tanggung
jawab ilmiah untuk tetap mewariskan sejarah dan senantiasa mengambil nilai-nilai
tauladan dari perjuangan Sultan Maulana Yusuf. Alasan-alasan di atas merupakan
pangkal tolak dan pendorong studi ini untuk merekonstruksi perkembangan
Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580),
terutama berdasarkan pembuktianpembuktian historis. Pentingnya mengangkat
topik di atas sebagai kajian strategis bagi pewacanaan dan pewarisan sejarah masa
silam, sekaligus mengangkat studi tentang sejarah kota ataupun sejarah lokal yang
akhir-akhir ini telah banyak mendapat perhatian kalangan sejarawan. Studi ini
diharapkan pula berguna memperkaya referensi kajian sejarah lokal di suatu
daerah, khususnya di Banten.
Sebagai upaya mengembangkan Banten menjadi pusat pemerintahan dan
perdagangan internasional, Sultan Maulana Yusuf memusatkan perhatiannya pada
bidang ekonomi dan pertanian. Sektor perdagangan yang telah dibangun oleh
Sultan Maulana Hasanuddin menjadi semakin besar dan ramai. Ketika Sultan
Maulana Yusuf berkuasa, Banten menjadi tempat distribusi barang dagangan dari
penjuru dunia. Para pedagang dari Cina, Arab, Persia, Gujarat, Portugis, serta
pedagang dari seluruh pelosok nusantara saling bertukar barang dagangannya di
Banten. Situasi perdagangan yang ramai itu pada akhirnya mendorong para
pendatang untuk menetap. Oleh karena itu, dibuatlah aturan penempatan
penduduk sesuai dengan keahlian, daerah asal, serta jabatan tertentu. Berikut
pembagiannya: Kampung Pekojan di sebelah barat Pasar Karangantu, untuk para
pendatang dari Arab, Gujarat, Mesir, dan Turki. Kampung Pecinan di sebelah
barat Masjid Agung, untuk para pedagang Cina. Kampung Panjunan, untuk
tukang anjun (para pembuat gerabah, periuk, dan sebagainya).

4
Kepandean, untuk tempat para pandai besi. Pengukiran, tempat tukang ukir.
Pagongan, tempat pembuat gong dan gamelan. Sukadiri, tempat pengecoran
logam dan pembuatan senjata perang. Kademangan, tempat demang. Kesatrian,
tempat para senopati, perwira, dan prajurit istana. Kefakihan, tempat ulama-ulama
hukum Islam.
Sementara dalam bidang pertanian, Sultan Maulana Yusuf mendorong
rakyatnya untuk membuka daerah-daerah baru bagi persawahan, hingga akhirnya
mencapai Serang. Untuk mengairi lahan pertanian, dibuatlah terusan-terusan
irigasi dan bendungan-bendungan.
Perhatiannya yang besar terhadap agama Islam dibuktikan dengan
memperluas serambi Masjid Agung yang dibangun oleh Sultan Maulana
Hasanuddin. Sebagai kelengkapan, dibangunlah menara dengan bantuan seorang
arsitek muslim asal Mongolia Bernama Cek Ban Cut.
Sultan Maulana Yusuf kemudian wafat pada 1580 M karena sakit dan
dimakamkan di Pekalangan Gede, dekat kampung Kasunyatan sekarang. Karena
itu, setelah meninggal ia diberi gelar Pangeran Panembahan Pekalangan Gede atau
Pangeran Pasaren

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Danau Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Maulana Yusuf
(bertahta 1570-1580 M), sultan Banten kedua dan merupakan tempat
peristirahatan sultan dan keluarganya. Peranannya ganda, yaitu menampung air
dari Sungai Cibanten demi pengairan sawah, dan memasok air ke keraton dan
masyarakat sekitarnya.
Danau Tasikardi dibuat sebagai tanda cinta Sultan Maulana Yusuf bagi Sang
Ibunda. Ia membangun danau untuk tempat tafakur atau beribadah ibundanya
kepada Allah, tepatnya di sebuah pulau bagian tengah danau bernama Pulau
Kaputren.
Danau tasikardi mempunyai luas sebanyak 6,5 hektar. Di tengahnya terdapat
sebuah pulau kecil konon pulau itu sering digunakan untuk keluarga Sultan
berlibur. Pulau kecil yang berada di tengah bernama Pulau Kaputren.
Jasa-jasa Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf
(1570-1580)menunjukkan perkembangan yang sangat berarti. Selama kurun
waktu sepuluh tahun Sultan Maulana Yusuf banyak membangun infrastruktur
kota dan mengembangkan pemukiman penduduk di Kesultanan Banten. Pasca
Maulana Hasanuddin, Kesultanan Banten menunjukkan signifikansi kemajuan
sebagai sebuah kerajaan Islam di Nusantara. Sultan Maulana Yusuf, sebagai
pengganti ayahnya, memimpin pembangunan Kesultanan Banten di segala bidang.
Strategipembangunan lebih dititikberatkan pada pengembangan infrastruktur kota,
pemukiman penduduk, keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian. ada masa
pemerintahan Maulana Yusuf, perdagangan sudah sedemikian maju sehingga
Banten merupakan tempat penimbunan barang-barang dari segala penjuru dunia
yang nantinya disebarkan ke seluruh kerajaan di Nusantara. Karangantu menjadi
Pelabuhan Banten utama sebagai pintu gerbang dan tempat yang ramai dikunjungi
oleh para pedagang dari berbagai daerah. Sultan Maulana Yusuf juga
mencetuskan sebuah konsep pembangunan infrastruktur kota yang dikenal dengan
semboyannya gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis. Sultan Banten kedua yang
bergelar Maulana Yusuf Panembahan Pakalangan Gede, dikenal dengan semangat
membangun yang disebut-sebut memiliki tenaga jasmani yang kuat. Motonya
yang terkenal gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis berhasil membangun kota
dengan perbentengan yang kuat.
Pembangunan yang dihasilkan bukan hanya sekitar keraton, tetapi juga
membangun beberapa pemukiman baru, membangun persawahan lengkap dengan
irigasinya, membuka ladang, membangun bendungan dan kanal-kanal yang
bisadilayari kapal kecil, termasuk membangun Situ Tasikardi, tempat rekreasi
keluarga dan tempat menerima tamu kehormatan.

6
Kemudian Sultan Maulana Yusuf kemudian wafat pada 1580 M karena sakit
dan dimakamkan di Pekalangan Gede, dekat kampung Kasunyatan sekarang.
Karena itu, setelah meninggal ia diberi gelar Pangeran Panembahan Pekalangan
Gede atau Pangeran Pasaren

Saran
Sekiranya pemerintah daerah (Pemda) Provinsi Banten mau bercermin dan
mengikuti amanat Sultan Maulana Yusuf yang tertulis dalam Sajarah Banten
(SB), yaitu gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis dalam melakukan
pengembangan infrastruktur kota di Provinsi Banten, tentunya hal diatas tidak
perlu dirisaukan. Pengembangan infrastruktur yang mengikuti arus kemoderenan
tapi tetap memelihara tingalan-tinggalan sejarahnya, karena berbagai situs
bangunan tinggalan Sultan Maulana Yusuf dan motto gawe kuta baluwarti bata
kalawan kawis merupakan eksistensi dari Provinsi Banten sekarang.
Gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis merupakan kesinambungan
sejarah yang mestinya dapat diteruskan ide dan konsep bahkan diterapkan sesuai
dengan zaman sekarang. Tidak mungkin Provinsi Banten dapat menikmati
cerahnya mentari sampai hari ini, jika tidak memahami sejarahnya sendiri. Dan
tidak mungkin pula Provinsi Banten dapat mengenal identitasnya dan tumbuh
sebagai sebuah provinsi yang terkenal akan nilai-nilai religiusnya, jika tidak
membumi pada akar sejarahnya semasa kesultanan. Sebab, kalimat ‘hendak
kemana tujuan hidup kita’ selalu diawali dengan kata ‘darimana.’
Oleh karena itu, Pemda Provinsi Banten perlu lebih memperhatikan dan
melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada situs peninggalan yang kurang
terawat. Disamping menyediakan berbagai fasilitas penunjang seperti tempat
sampah, sign system (plang/penunjuk arah dan informasi) dan perbaikan jaringan
jalan menuju situs tersebut. Selain itu, akan nampak elok dan bermanfaat jika
situs-situs peninggalan yang telah disebutkan diatas, khususnya pada pemukiman-
pemukiman kuno diberi plang, baliho ataupun tugu informasi mengenai riwayat
kampung-kampung bersejarah yang ada di sekitar Banten Lama, yang sekarang
masih tetap dapat ditemui keberadaannya. Informasi historis mengenai toponimi-
toponimi perkampungan kuno tersebut, perlu diketahui oleh masyarakat sekitar
yang tinggal di dalamnya. Supaya selain tinggal di kampung tersebut, penduduk
sekitar juga paham betul mengenai sejarah kampungnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai