"KESULTANAN BANJAR"
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam
Disusun oleh :
Guru Pengampu :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................
KATA
PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................................
C. Rumusan Masalah.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimantan merupakan pulau terbesar ke tiga di dunia. Pulau ini menjadi “jantung”nya
Nusantara. Luasnya mencapai 940.000 kilometer persegi, 736.000 kilometer persegi milik
Republik Indonesia. Hasil rimbanya sangat besar, diantaranya menghasilkan kayu yang
paling bermutu, rotan, damar, dan sebagainya. Tanahnya yang beriklim sangat lembab,
karena curahan hujan yang banyak itu mengandung batubara, minyak tanah, besi, intan, emas
dan platina. Banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kemakmuran
dan kemajuan ekonomi, diantaranya Sungai Kapuas, Barito dan Mahakam. Pulau ini
mempunyai banyak sejarah yang menakjubkan. Di dalamnya terdapat banyak kerajaan yang
silih berganti dari masa ke masa. Dari kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha hingga
bercorak Islam. Dalam makalah ini akan dibahas kerajaan yang bercorak Islam di
Kalimantan, yakni Kerajaan Banjar.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Islam datang ke Kalimantan pada abad ke 15. Suatu ketika, Raden Paku atau
Sunan Giri berlayar ke pulau Kalimantan dan mendarat di pelabuhan Banjar.
Kedatangannya sebagai muballigh sambil membawa barang dagangannya dengan tiga
buah kapal. Kedatangan Sunan Giri ke Kalimantan diperkirakan pada tahun 1470 M.
Pada akhir abad ke 15, orang-orang Islam dari Jawa telah banyak menetap di
Kalimantan. Berita- berita tentang agama Islam semakin tersiar dikalangan penduduk,
baik melalui pendatang (pedagang dan muballigh) maupun orang-orang Kalimantan
sendiri yang pernah menyinggahi Jawa, terutama Jawa Timur. Itu sebabnya maka
kisah-kisah tentang Wali Songo menjadi buah bibir penduduk Kalimantan. Pelan tapi
pasti Agama Islam telah dikenal oleh seluruh penduduk.
Pada masa itu, kalimantan Selatan masih dibawah Kerajaan Daha, yang pada
saat itu dipimpim oleh Pangeran Sukarama. Ia mempunyai tiga orang anak; Pangeran
Mangkubumi, Pangeran Tumenggung dan Putri Galuh. Peristiwa kelahiran Kerajaan
Banjar bermula dari konflik yang ada di dalam Istana Daha. Konflik terjadi antara
Pangeran Samudera sebagai pewaris sah Kerajaan Daha, dengan pamannya Pangeran
Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam Hikayat Banjar, ketika Raja Sukarama
merasa sudah hampir tiba ajalnya, ia berwasiat, agar yang menggantikannya nanti
adalahcucunya Raden Samudera. Tentu saja keempat anaknya tidak setuju dengan
sikap ayahnya itu, terlebih Pangeran Tumenggung yang sangat berambisi. Setelah
Sukarama wafat, jabatan dipegang oleh anak tertua, yakni Pangeran Mangkubumi.
Waktu itu, Pangeran Samudera baru berumur 7 tahun.
Pangeran Mangkubumi tak terlalu lama berkuasa, karena ia dibunuh oleh
pengawalnya yang berhasil dihasut oleh Pangeran Tumenggung. Dengan
meninggalnya Pangeran Mangkubumi, maka Pangeran Tumenggung naik tahta.
Pada saat itu, Pangeran Samudera menjadi musuh besar Pangeran Tumenggung.
Oleh karena itu ia memilih meninggalkan istana dan menyamar menjadi nelayan di
Pelabuhan Banjar. Namun, keberadaanya diketahui oleh Patih Masih yang menguasai
Bandar. Karena tidak mau daerahnya (Patih Masih) terus menerus mengantar upeti ke
Daha kepada Pangeran Tumenggung, maka Patih Masih mengangkatnya sebagai
Raja.
Dalam sejarah Daha, tersebutlah seorang perdana menteri yang cakap, bernama
Patih Masih. Walau tak sebesar Patih Gajah Mada, ia mampu mengendalikan
pemerintahan dengan teratur dan maju. Patih ini banyak bergaul dengan pendatang-
pendatang di Pelabuhan Bandar. Disanalah ia bergaul dengan Muballigh Islam yang
datang dari Tuban dan Gresik. Dari para Muballigh ini ia mendengar kisah tentang
Wali Songo dalam mengemban Kerajaan Demak dan dalam membangun masyarakat
yang adil dan makmur. Bagi Patih Masih, kisah tersebut sangat fantastik,
mengagumkan. Seiring berjalannya waktu, dari pergaulannya ini, ia akhirnya
memeluk Islam.
Atas bantuan Patih Masih, Pangeran Samudera dapat menghimpun kekuatan dan
memulai menyerang Pangeran Tumenggung. Tetapi peperangan terus berlangsung
secara seimbang. Patih mengusulkan untuk meminta bantuan Demak. Sultan Demak
bersedia membantu Pangeran Samudera asal nanti masuk Islam. Lalu sultan Demak
mengirimkan bantuan seribu orang tentaranya[6] (sumber lain mengatakan berjumlah
40.000 tentara, dengan jumlah 1.000 kapal, masing-masing kapal memuat 400
prajurit). Atas bantuan itu, kemenangan ada di pihak Pangeran Samudera. Sesuai
dengan janjinya, ia beserta seluruh kerabat keraton dan penduduk Banjar menyatakan
diri masuk Islam. Setelah masuk Islam, ia diberi nama Sultan Suryanullah atau
Suriansyah, yang dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Banjar.
B. Raja-Raja atau Sultan Kerajaan Banjar
Sultan-sultan yang pernah memimpin dalam kerajaan Banjar, ada sumber yang
mengatakan bahwa sultan berjumlah sembilan belas, tetapi sumber lain mengatakan
bahwa sultan yang memimpin berjumlah hingga dua puluh tiga hingga kini, mereka
yaitu:
17. (1825-1857) Sultan Adam Al-Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman al-
Mutamidullah.
19. (1859-1862) Sultan Hidayatullah Halilillah bin Pangeran Ratu Sultan Muda
Abdur Rahman bin Sultan Adam.
20. (1862) Pangeran Antasari bin Pangeran Mashud bin Sultan Amir bin Sultan
Muhammad Aliuddin Aminullah.
22. (2010) Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah bin Gusti Jumri bin
Gusti Umar bin Pangeran Haji Abubakar bin Pangeran Singosari bin Sultan
Sulaiman al-Mu'tamidullah.
a. Kehidupan Politik
Antara lain:
6. Empat puluh orang Tuha Buru di bawah Puspawana bertugas mengawal raja
bila sedang berburu
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk
segi tiga piramid. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan
golongan minoritas. Golongan ini terdiri dari kaum bangsawan, keluarga raja.
Lapisan tengah diisi oleh para pemuka agama yang mengurusi masalah hukum
keagamaan dalam kerajaan. Sementara golongan mayoritas diisi oleh para petani,
nelayan, pedagang dan lain sebagainya.
Dalam hal industri, Kerajaan Banjar juga menghasilkan besi dan logam.
Industri logam dan besi ini terdapat di daerah Negara. Kemampuan dan keahlian
mereka mencor logam seperti perunggu, yang dapat menghasilkan bermacam barang-
barang untuk di ekspor. Sejak abad ke-17 daerah Negara terkenal dengan pembuatan
kapal dan peralatan senjata lainnya, seperti golok, kapak, cangkul dan lain-lain.
Selain itu, keahlian membuat kendi sebagai bentuk kerajinan yang telah berkembang
turun-temurun sebagai sambilan disamping bertani. Kemudian dikenal juga usaha-
usaha pertukangan, seperti tukang gergaji papan dan balok, tukang sirap, dan lain
sebagainya.
B. Kehidupan Budaya
Orang-orang Banjar terdiri dari tiga golongan, yaitu kelompok Banjar Muara
(Suku Ngaju), Kelompok Banjar Batang Banyu (Suku Maanyan), dan Kelompok
Banjar Hulu (Suku Bukit). Dalam setiap kurun Sejarah, Kebudayaan Banjar
mengalami pergeseran dan perubahan-perubahan hingga coraknya berbeda dari
zaman ke zaman. Ini merupakan manifestasi dari cara berpikir sekelompok manusia
di daerah ini dalam suatu kurun waktu tertentu
Sultan Suriansyah adalah raja pertama yang memeluk Islam dan menjadikannya
agama resmi kerajaan. Tetapi, hukum Islam belum melembaga dalam pemerintahan.
Karena pada saat itu belum ada ulama yang mendampinginya. Setelah Sultan
Tahmidullah II berkuasa, barulah hukum Islam itu melembaga. Hal ini menimbulkan
terjadinya perubahan dalam pemerintahan, terutama setelah Syeikh Muhammad
Arsyad Al Banjari datang dari Mekkah. Ia sangat disegani oleh sultan karena
kedalaman ilmunya. Kitab Sabilul Muhtadin yang ditulis atas permintaan sultan yang
berkuasa pada saat itu dijadikan pedoman hukum meskipun masih terbatas dalam
bidang-bidang tertentu, seperti hukum waris dan pernikahan.
Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah inilah pusat Kesultanan Banjar
dipindahkan ke Kayuwangi, Martapura. Kesultanan Banjar mengalami masa kejayaan
pada abad ke-17, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah (1595-1620),
Sultan Inayatullah (1620-1637), dan Sultan Saidullah (1637 – 1642).
Awal mulanya Kerajaan Banjar memiliki hubungan yang cukup baik dengan
pemerintah kolonial Hindia Belanda, akan tetapi dengan ikut campurnya pemerintah
kolonial dalam urasaan kerajaan mengakibatkan memanasnya hubungan diantara
kedua belah pihak yang pada akhirnya akan menyebabkan pertempuran untuk
mempertahankan kekuasaan di wilayah Kalimantan Selatan. Dalam sejarah
pertempuran tersebut dikenal sebagai “Perang Banjar”.
Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi
Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi
ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira
sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk mendirikan candi ini pun masih
terdapat disana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila
disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa.Situs
Candi Agung, yang merupakan bagian dari lambang daerah HSU, dengan
menggunakan cara supranatural.candi agung sekarang dikonstruksi menyerupai
bentuk candi agung terdahulu tanpa merubah letak,hanya saja bangunan candi agung
sekarang dibuat seperti rumah banjar dan di jadikan tempat wisata.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya yang berkembang pada masa Kerajaan ini bercorak Islam. Karena
pemerintah sendiripun sangat memberi perhatian kepada Islam dan hukum-
hukumnya. Hukum-hukum Islam terbentuk atas bantuan ulama-ulama, yang terkenal
yakni Syeikh al-Banjari. Kerajaan Banjar dari masa ke masa terus berkembang,
tetapi masa kejayaan itu melemah dengan kedatangannya Belanda ke Kalimantan.
B. Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Banjat di wilayah nusantara pada masa yang lalu.
Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap
dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut
berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat
dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama menjaga dan
memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua
DAFTAR PUSTAKA
http://hanitami.blogspot.com/2015/02/kerajaan-banjar.html
http://emanwaryasin.blogspot.com/2013/02/sejarah-singkat-kerajaan-banjar.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Banjar.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mustain_Billah_dari_Banjar.
http://batumartaclicker.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-kerajaan-banjar.html