Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

"KESULTANAN BANJAR"

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam

Disusun oleh :

Isna Nur Khoerani


Kamiliya Khansa
Indah Jati Pamungkas
Galih Abdullah Mukti
XII Agama 1

Guru Pengampu :

Ibu Jariyah Mufidah, S.Pd.I., M.S.I

Madrasah Aliyah Negeri 2 Banyumas

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 24 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................

KATA
PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................

B. Tujuan...............................................................................................................

C. Rumusan Masalah.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar.................................................................

B. Raja-Raja atau Sultan Kerajaan Banjar.............................................................

C. Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Banjar...............................................

D.Pengislamisasi pada Kerajaan Banjar................................................................

E. Masa Kejayaan Kerajaan Banjar.......................................................................

F. Masa Kemunduran Kerajaan Banjar.................................................................

G. Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Banjar......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimantan merupakan pulau terbesar ke tiga di dunia. Pulau ini menjadi “jantung”nya
Nusantara. Luasnya mencapai 940.000 kilometer persegi, 736.000 kilometer persegi milik
Republik Indonesia. Hasil rimbanya sangat besar, diantaranya menghasilkan kayu yang
paling bermutu, rotan, damar, dan sebagainya. Tanahnya yang beriklim sangat lembab,
karena curahan hujan yang banyak itu mengandung batubara, minyak tanah, besi, intan, emas
dan platina. Banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kemakmuran
dan kemajuan ekonomi, diantaranya Sungai Kapuas, Barito dan Mahakam. Pulau ini
mempunyai banyak sejarah yang menakjubkan. Di dalamnya terdapat banyak kerajaan yang
silih berganti dari masa ke masa. Dari kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha hingga
bercorak Islam. Dalam makalah ini akan dibahas kerajaan yang bercorak Islam di
Kalimantan, yakni Kerajaan Banjar.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Banjar.

2. Untuk mengetahui siapa saja raja / sultan Kerajaan Banjar.

3. Untuk mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Banjar.

4. Untuk mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Banjar.

5. Untuk mengetahui apa saja peninggalan Kerajaan Banjar.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar?

2. Siapa Saja Raja/Sultan Kerajaan Banjar?

3. Bagaimana Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Banjar?

4. Bagaimana Proses Pengislamisasian Pada Kerajaan Banjar?

5. Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Banjar?

6. Apa Saja Peninggalan Kerajaan Banjar?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Banjar

Islam datang ke Kalimantan pada abad ke 15. Suatu ketika, Raden Paku atau
Sunan Giri berlayar ke pulau Kalimantan dan mendarat di pelabuhan Banjar.
Kedatangannya sebagai muballigh sambil membawa barang dagangannya dengan tiga
buah kapal. Kedatangan Sunan Giri ke Kalimantan diperkirakan pada tahun 1470 M.

Pada akhir abad ke 15, orang-orang Islam dari Jawa telah banyak menetap di
Kalimantan. Berita- berita tentang agama Islam semakin tersiar dikalangan penduduk,
baik melalui pendatang (pedagang dan muballigh) maupun orang-orang Kalimantan
sendiri yang pernah menyinggahi Jawa, terutama Jawa Timur. Itu sebabnya maka
kisah-kisah tentang Wali Songo menjadi buah bibir penduduk Kalimantan. Pelan tapi
pasti Agama Islam telah dikenal oleh seluruh penduduk.

Pada masa itu, kalimantan Selatan masih dibawah Kerajaan Daha, yang pada
saat itu dipimpim oleh Pangeran Sukarama. Ia mempunyai tiga orang anak; Pangeran
Mangkubumi, Pangeran Tumenggung dan Putri Galuh. Peristiwa kelahiran Kerajaan
Banjar bermula dari konflik yang ada di dalam Istana Daha. Konflik terjadi antara
Pangeran Samudera sebagai pewaris sah Kerajaan Daha, dengan pamannya Pangeran
Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam Hikayat Banjar, ketika Raja Sukarama
merasa sudah hampir tiba ajalnya, ia berwasiat, agar yang menggantikannya nanti
adalahcucunya Raden Samudera. Tentu saja keempat anaknya tidak setuju dengan
sikap ayahnya itu, terlebih Pangeran Tumenggung yang sangat berambisi. Setelah
Sukarama wafat, jabatan dipegang oleh anak tertua, yakni Pangeran Mangkubumi.
Waktu itu, Pangeran Samudera baru berumur 7 tahun.
Pangeran Mangkubumi tak terlalu lama berkuasa, karena ia dibunuh oleh
pengawalnya yang berhasil dihasut oleh Pangeran Tumenggung. Dengan
meninggalnya Pangeran Mangkubumi, maka Pangeran Tumenggung naik tahta.

Pada saat itu, Pangeran Samudera menjadi musuh besar Pangeran Tumenggung.
Oleh karena itu ia memilih meninggalkan istana dan menyamar menjadi nelayan di
Pelabuhan Banjar. Namun, keberadaanya diketahui oleh Patih Masih yang menguasai
Bandar. Karena tidak mau daerahnya (Patih Masih) terus menerus mengantar upeti ke
Daha kepada Pangeran Tumenggung, maka Patih Masih mengangkatnya sebagai
Raja.

Dalam sejarah Daha, tersebutlah seorang perdana menteri yang cakap, bernama
Patih Masih. Walau tak sebesar Patih Gajah Mada, ia mampu mengendalikan
pemerintahan dengan teratur dan maju. Patih ini banyak bergaul dengan pendatang-
pendatang di Pelabuhan Bandar. Disanalah ia bergaul dengan Muballigh Islam yang
datang dari Tuban dan Gresik. Dari para Muballigh ini ia mendengar kisah tentang
Wali Songo dalam mengemban Kerajaan Demak dan dalam membangun masyarakat
yang adil dan makmur. Bagi Patih Masih, kisah tersebut sangat fantastik,
mengagumkan. Seiring berjalannya waktu, dari pergaulannya ini, ia akhirnya
memeluk Islam.

Atas bantuan Patih Masih, Pangeran Samudera dapat menghimpun kekuatan dan
memulai menyerang Pangeran Tumenggung. Tetapi peperangan terus berlangsung
secara seimbang. Patih mengusulkan untuk meminta bantuan Demak. Sultan Demak
bersedia membantu Pangeran Samudera asal nanti masuk Islam. Lalu sultan Demak
mengirimkan bantuan seribu orang tentaranya[6] (sumber lain mengatakan berjumlah
40.000 tentara, dengan jumlah 1.000 kapal, masing-masing kapal memuat 400
prajurit). Atas bantuan itu, kemenangan ada di pihak Pangeran Samudera. Sesuai
dengan janjinya, ia beserta seluruh kerabat keraton dan penduduk Banjar menyatakan
diri masuk Islam. Setelah masuk Islam, ia diberi nama Sultan Suryanullah atau
Suriansyah, yang dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Banjar.
B. Raja-Raja atau Sultan Kerajaan Banjar

Sultan-sultan yang pernah memimpin dalam kerajaan Banjar, ada sumber yang
mengatakan bahwa sultan berjumlah sembilan belas, tetapi sumber lain mengatakan
bahwa sultan yang memimpin berjumlah hingga dua puluh tiga hingga kini, mereka
yaitu:

1. (1520-1546) Sultan Suriansyah.

2. (1546-1570) Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah.

3. (1570-1595) Sultan Hidayatullah I bin Rahmatullah.

4. (1595-1641) Sultan Mustain Billah bin Sultan Hidayatullah I.

5. (1641-1646) Sultan Inayatullah bin Sultan Mustain Billah.

6. (1646-1660) Sultan Saidullah bin Sultan Inayatullah.

7. (1660-1663) Sultan Ri'ayatullah bin Sultan Mustain Billah

8. (1663-1679) Sultan Amrullah Bagus Kasuma bin Sultan Saidullah.

9. (1663-1679) Sultan Agung/Pangeran Suria Nata (ke-2) bin Sultan


Inayatullah.

10. (1679-1700) Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Suria Angsa/Saidillah bin


Sultan Saidullah.

11. (1700-1717) Sultan Tahmidullah I/Panembahan Kuning bin Sultan


Amrullah/Tahlil-lullah.

12. (1717-1730) Panembahan Kasuma Dilaga.(1730-1734) Sultan il-


Hamidullah/Sultan Kuning bin Sultan Tahmidullah I.

13. (1734-1759) Sultan Tamjidullah I bin Sultan Tahmidullah I.

14. (1759-1761) Sultan Muhammadillah/Muhammad Aliuddin Aminullah bin


Sultan Il Hamidullah/Sultan Kuning.

15. (1761-1801) Sunan Nata Alam (Pangeran Mangkubumi) bin Sultan


Tamjidullah I.
16. (1801-1825) Sultan Sulaiman al-Mutamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah
II bin Tahmidullah II.

17. (1825-1857) Sultan Adam Al-Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman al-
Mutamidullah.

18. (1857-1859) Sultan Tamjidullah II al-Watsiq Billah bin Pangeran Ratu


Sultan Muda Abdur Rahman bin Sultan Adam.

19. (1859-1862) Sultan Hidayatullah Halilillah bin Pangeran Ratu Sultan Muda
Abdur Rahman bin Sultan Adam.

20. (1862) Pangeran Antasari bin Pangeran Mashud bin Sultan Amir bin Sultan
Muhammad Aliuddin Aminullah.

21. (1862-1905) Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari Panembahan


Amiruddin Khalifatul Mukminin.

22. (2010) Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah bin Gusti Jumri bin
Gusti Umar bin Pangeran Haji Abubakar bin Pangeran Singosari bin Sultan
Sulaiman al-Mu'tamidullah.

C. Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Banjar

a. Kehidupan Politik

Bentuk pemerintahan Banjar sejak berdirinya sudah dipengaruhi oleh Kerajaan


Demak. Merupakan konsekuensi logis jikalau kerajaan A dapat mendirikan kerajaan
dengan bantuan Kerajaan B, maka Kerajaan B turut mempengaruhi bentuk dan
jalannya pemerintahan Kerajaan A.Walaupun dalam bentuk pemerintahan dibangun
menurut model Jawa, raja dalam kekuasaannya tidaklah semutlak (seabsolut) raja-raja
jawa.

Disamping keturunan, kekayaan juga faktor yang menentukan dalam


kedudukan raja. Pada hakekatnya pemerintah bersifat aristokratis, yang dikuasai oleh
para bangsawan, yang mana raja hanya sebagai simbol pemersatu belaka.
Sultan dalam Kerajaan Banjar merupakan penguasa tertinggi , yang
mempunyai kekuasaan dalam masalah politik dan keagamaan. Dibawah sultan ada
Putera Mahkota yang dikenal dengan sebutan Sultan Muta. Ia tidak mempunyai
jabatan tertentu tetapi pembantu Sultan. Disamping Sultan, terdapat sebuah lembaga
Dewan Mahkota yang terdiri dari kaum bangsawan dan Mangkubumi.

Mangkubumi adalah pembantu sultan yang mempunyai peranan besar dalam


roda pemerintahan. Mangkubumi di dalam pemerintahan didampingi menteri
Panganan, Menteri Pangiwa dan Menteri Bumi dan dibantu lagi oleh 40 orang
menteri Sikap. Tiap-tiap menteri Sikap mempunyai bawahan sebanyak 100 orang.
Dilingkungan Kraton terdapat banyak pegawai atau petugas.

Antara lain:

1. Lima puluh orang Sarawisa di bawah pimpinan Sarabraja bertugas menjaga


krato

2. Lima puluh orang Mandung dibawah Raksayuda bertugas menjaga istana


bangsal

3. Empat puluh orang Menagarsari dibawah Sarayuda bertugas mengawal raja

4. Empat puluh orang Singabana atau Parawila dibawah Singataka dan


Singapati bertugas sebagai polisi

5. Empat puluh orang Sarageni di bawah Saradipa bertugas menjaga alat


senjata

6. Empat puluh orang Tuha Buru di bawah Puspawana bertugas mengawal raja
bila sedang berburu

7. Lima puluh orang Pangadapan atau Pamarakan dibawah Rasawija


melakukan ber aneka ragam tugas di istana
A. Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk
segi tiga piramid. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan
golongan minoritas. Golongan ini terdiri dari kaum bangsawan, keluarga raja.
Lapisan tengah diisi oleh para pemuka agama yang mengurusi masalah hukum
keagamaan dalam kerajaan. Sementara golongan mayoritas diisi oleh para petani,
nelayan, pedagang dan lain sebagainya.

Perkembangan perekonomian di Kalimantan Selatan mengalami kemajuan


yang pesat pada abad-16 sampai abad-17. Banjarmasin menjadi kota dagang yang
sangat berarti untuk mencapai suatu kemakmuran kerajaan. Kalimantan Selatan juga
memiliki perairan yang strategis sebagai lalu lintas perdagangan. Dalam perdagangan,
lada merupakan komoditas ekspor terbesar dalam Kerajaan Banjar.

Dalam hal industri, Kerajaan Banjar juga menghasilkan besi dan logam.
Industri logam dan besi ini terdapat di daerah Negara. Kemampuan dan keahlian
mereka mencor logam seperti perunggu, yang dapat menghasilkan bermacam barang-
barang untuk di ekspor. Sejak abad ke-17 daerah Negara terkenal dengan pembuatan
kapal dan peralatan senjata lainnya, seperti golok, kapak, cangkul dan lain-lain.
Selain itu, keahlian membuat kendi sebagai bentuk kerajinan yang telah berkembang
turun-temurun sebagai sambilan disamping bertani. Kemudian dikenal juga usaha-
usaha pertukangan, seperti tukang gergaji papan dan balok, tukang sirap, dan lain
sebagainya.

B. Kehidupan Budaya

Orang-orang Banjar terdiri dari tiga golongan, yaitu kelompok Banjar Muara
(Suku Ngaju), Kelompok Banjar Batang Banyu (Suku Maanyan), dan Kelompok
Banjar Hulu (Suku Bukit). Dalam setiap kurun Sejarah, Kebudayaan Banjar
mengalami pergeseran dan perubahan-perubahan hingga coraknya berbeda dari
zaman ke zaman. Ini merupakan manifestasi dari cara berpikir sekelompok manusia
di daerah ini dalam suatu kurun waktu tertentu

Dalam rentetan peristiwa sejarah, kita dapatkan bahwa masyarakat Banjar


dimulai dari percampuran budaya melayu dengan budaya bukit dan maanyan sebagai
inti, kemudian membentuk kerajaan Tanjung Pura dengan agama Buddha. Yang
kedua, percampuran kebudayaan pertama dengan kebudayaan Jawa, yang mana
budaya Maanyan, Bukit, dan Melayu menjadi inti, yang kemudian membentuk
Kerajaan Negara Dipa dengan agama Buddha. Yang ketiga, adalah perpaduan dengan
kebudayaan Jawa yang membentuk kerajaan Negara Daha dengan agama Hindu.
Yang terakhir, lanjutan dari Kerajaan Daha dalam membentuk kerajaan Banjar Islam
dan perpaduan suku Ngaju, Maanyan dan Bukit. Dari perpaduan yang terakhir inilah
akhirnya melahirkan kebudayaan yang ada dalam Kerajaan Banjar.

D. Pengislamisasi pada Kerajaan Banjar

Sultan Suriansyah adalah raja pertama yang memeluk Islam dan menjadikannya
agama resmi kerajaan. Tetapi, hukum Islam belum melembaga dalam pemerintahan.
Karena pada saat itu belum ada ulama yang mendampinginya. Setelah Sultan
Tahmidullah II berkuasa, barulah hukum Islam itu melembaga. Hal ini menimbulkan
terjadinya perubahan dalam pemerintahan, terutama setelah Syeikh Muhammad
Arsyad Al Banjari datang dari Mekkah. Ia sangat disegani oleh sultan karena
kedalaman ilmunya. Kitab Sabilul Muhtadin yang ditulis atas permintaan sultan yang
berkuasa pada saat itu dijadikan pedoman hukum meskipun masih terbatas dalam
bidang-bidang tertentu, seperti hukum waris dan pernikahan.

Dengan kebijakan Syeikh al-Banjari, perlahan-lahan hukum islam masuk


istana. Dalam masyarakat Banjar ajaran fiqh dari madzhab Syafi’i sangat berpengaruh
sehingga menjadi hukum adat rakyat. Syeikh Al-Banjari juga mengusulkan kepada
Sultan untuk membentuk Mahkamah Syari’ah, yakni suatu lembaga pengadilan
agama, yang dipimpin oleh seorang mufti sebagai ketua hakim tertinggi pengawas
pengadilan umum.

Dalam penyebaran dan islamisasi di Kalimantan juga dikenal peranan seorang


ulama yang bernama Khatib Dayyan. Ia adalah seorang utusan dari Jawa, tepatnya
Kerajaan Demak. Tujuan Sultan Demak mengirimnya adalah untuk mengislamkan
orang Banjar.

E. Masa Kejayaan Kerajaan Banjar

Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah inilah pusat Kesultanan Banjar
dipindahkan ke Kayuwangi, Martapura. Kesultanan Banjar mengalami masa kejayaan
pada abad ke-17, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah (1595-1620),
Sultan Inayatullah (1620-1637), dan Sultan Saidullah (1637 – 1642).

Ketika Belanda datang dan menimbulkan kekacauan, Kesultanan Bajar


mengalami kerugian. Akibatnya, ibukota kerajaan dipindahkan ke Amuntai,
kemudian ke Tambangan, dan Batang Banju. Sebenarnya VOC sudah datang ke
Banjar sejak 1606 untuk meminta monopoli lada namun usaha mereka belum
terwujud. Baru setelah adanya kontrak yang ditandatangani Belanda dan Syahbandar
Kesultanan Banjar pada 1635 perdagangan lada dimonopoli oleh Belanda. Setelah
perjanjian antara VOC dengan Sultan Martapura ditandatangani, perlawanan terhadap
Belanda menurun.

F. Masa Kemunduran Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar mengalami kemajuaan sebagai dampak dari diaktikannya


wilayah kerajaan ini sebagai pelabuhan bebas, tetapi sebaliknya kehadiran unsur
asing didaerah itu juga dapat mengakibatkan perpecahan di kalangan istana.
Kehadiran pihak Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang ikut campur dalam
urusan adat kerajaan adalah bukti bahwa unsur asing yang hadir dalam Kerajaan
Banjar nantinya akan memunculkan perpercahan dikalangan istana. Keterlibatan
unsur asing dalam urusan istana juga merupakan salah satu penyebab utama
meletusnya perang antara Kerajaan Banjar dengan Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda.

Awal mulanya Kerajaan Banjar memiliki hubungan yang cukup baik dengan
pemerintah kolonial Hindia Belanda, akan tetapi dengan ikut campurnya pemerintah
kolonial dalam urasaan kerajaan mengakibatkan memanasnya hubungan diantara
kedua belah pihak yang pada akhirnya akan menyebabkan pertempuran untuk
mempertahankan kekuasaan di wilayah Kalimantan Selatan. Dalam sejarah
pertempuran tersebut dikenal sebagai “Perang Banjar”.

Perlawanan Kerajaan Banjar berlangsung dalam dua tahap, yang pertama


berlangsung dari tahun 1859-1863, sedangkan perlawanan tahap kedua berlangsung
dari tahun 1863-1905. Peperangan yang berlangsung hampir setengah abad lamanya
berakhir dengan kekalahan di pihak Kerajaan Banjar. Dengan terpatahkannya
perlawanan rakyat Banjar pada tahun 1905, maka hal ini menandai runtuhnya era dari
Kerajaan Banjar yang telah berdiri sejak tahun 1520.

G. Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Banjar

1. Candi Agung Amuntai

Peninggalan-peninggalan bersejarah awal dari kehidupan zaman dulu yang


menjadi peradaban kuno,di kalimantan selatan yang condong berkebudayaan sungai
yang masih melekat sampai sekarang,peninggalan dari kebudayaan pada awal perang
banjar sampai terbentuknya kerajaan banjar. salah satu peninggalan bersejarah di
kalimantan selatan antara lain Candi Agung.candi agung Amuntai merupakan
peninggalan Kerajaan Negaradipa yang dibangun oleh Empu Jatmika abad ke XIV
Masehi. Dari kerajaan ini akhirnya melahirkan Kerajaan Daha di Negara dan
Kerajaan Banjarmasin. Menurut cerita, Kerajaan Hindu Negaradipa berdiri tahun
1438 di persimpangan tiga aliran Sungai, Tabalong, Balangan, dan Negara. Cikal
bakal Kerajaan Banjar itu diperintah oleh Pangeran Surianata dan Putri Junjung Buih
dengan kepala pemerintahan Patih Lambung Mangkurat. Negaradipa kemudian
berkembang menjadi Kota Amuntai.

Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi
Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi
ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira
sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk mendirikan candi ini pun masih
terdapat disana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila
disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa.Situs
Candi Agung, yang merupakan bagian dari lambang daerah HSU, dengan
menggunakan cara supranatural.candi agung sekarang dikonstruksi menyerupai
bentuk candi agung terdahulu tanpa merubah letak,hanya saja bangunan candi agung
sekarang dibuat seperti rumah banjar dan di jadikan tempat wisata.

2. Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Sultan Suriansyah adalah sebuah masjid bersejarah yang merupakan


masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun di masa pemerintahan
Sultan Suriansyah (1526-1550), raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.
Masjid ini terletak di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin Utara, Banjarmasin,
kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan situs ibukota Kesultanan
Banjar yang pertama kali. Bentuk arsitektur dengan konstruksi panggung dan beratap
tumpang, merupakan masjid bergaya tradisional Banjar pada bagian mihrabnya
memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan induk. Masjid ini didirikan di tepi
sungai Kuin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan Banjar merupakan kerajaan Islam pertama di Kalimantan. Kerajaan


ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang beragama Hindu. Berdirinya
Kerajaan Banjar karena adanya perebutan kekuasaan antara putera mahkota yang sah
dengan pamannya, yang terkenal dengan “Hikayat Banjar”. Sultan pertama Kerajaan
Banjar adalah Sultan Suriansyah, yang menjadikan Islam sebagai agama resmi
kerajaan.

Budaya yang berkembang pada masa Kerajaan ini bercorak Islam. Karena
pemerintah sendiripun sangat memberi perhatian kepada Islam dan hukum-
hukumnya. Hukum-hukum Islam terbentuk atas bantuan ulama-ulama, yang terkenal
yakni Syeikh al-Banjari. Kerajaan Banjar dari masa ke masa terus berkembang,
tetapi masa kejayaan itu melemah dengan kedatangannya Belanda ke Kalimantan.

B. Saran

Dari keberadaanya Kerajaan Banjat di wilayah nusantara pada masa yang lalu.
Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap
dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut
berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat
dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama menjaga dan
memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua
DAFTAR PUSTAKA

http://hanitami.blogspot.com/2015/02/kerajaan-banjar.html

http://emanwaryasin.blogspot.com/2013/02/sejarah-singkat-kerajaan-banjar.html.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Banjar.

http://id.wikipedia.org/wiki/Mustain_Billah_dari_Banjar.

http://batumartaclicker.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-kerajaan-banjar.html

Anda mungkin juga menyukai