JUDUL :
DISUSUN OLEH :
DIVA AURELIA
SITI NURAZIZAH
FARZAL SUPRIJANT
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Allah SWT, karena atas berkat rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya Alhamdulillh Kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca
demi kesempurnan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................................... i
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit yang
beragama hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah dengan
delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus,
Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama islam disebar diseluruh Indonesia dan salah
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah Kalimantan, maka
banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah karena Kerajaan Hindu-Budha
yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan
Beberapa Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan diantaranya ialah Kesultanan Pasir,
Kesultanan Sambas, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kartanegara dan lainnya. Oleh sebab itu hal
inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul Sejarah kerajaan Islam yang ada di
B. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh guru
pengajar. Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu serta
C. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini diantaranya ialah :
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu berperang dengan
kerajaan Islam, tetapi akhirnya kerajaan hindu menyerah diantaranya kerajaan hindu di Candi Laras
dan Candi Agung di Tanjung Pura. Sebagian rakyat memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat
dayak di pantai-pantai. Rakyat dayak yang telah masuk Islam , ialah yang sering disebut sebagai
dayak melayu, yang kebanyakkan di kuala kapuas, tumpung laung (barito) dan beberapa kampung
melayu, sebenarnya mereka tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama islam.
Pangeran Samudra (suriansyah) pernah meminta seorang puteri bernama Biang Lawai untuk
dijadikan istri. Biang Lawai, adalah adik Patih Dadar, Patih Muhur, dan mengijin perkawinan, hanya
dengan perjanjian tidak akan di Islamkan. Mula-mula oleh Pangeran Samudra, disanggupi, tetapi
sesudah sampai istana, putri itu dikabarkan diislamkan. Kabar tersebut sampai kepada Patih Muhur
bersaudara, menimbulkan amarah Patih Rumbih dari Kahayan , Patih Muhur dari Bakumpai (barito)
ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya kembali, Biang Lawai, dari istana sultan dan dibawanya ke
Sungai katan.
tersebutdipedelaman. Tetapi karena balatentara patihn muhur sangat hebat, maka mundur lah
balatentara sultan. Patih muhur dan patih rumbih mundur dan membuat pertahanandi taliu dikampung
tundai. Sesudah itu mereka mundur lagi membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan
negeri goha kahayan. Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang dundang, bambu yang
diruncingkan dibawah jembatans ehingga sewktu-wktu jembatan tersebut dapat diputuskan jika
balatentara sultan lewatatas jembatan dan luka-luka terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya.
Perahu-perahu mereka dapat dirampas oleh patih rumbih ditengelamkan . sekarang tempat tersebut
(barito), parabingan, (pangkoh) bukit rawi, tewang pajagen, tewah, hulu kaspuas dan lain-lain.
2
Tentang tersebarnya agama islam dari banten kedaerah kalimantan dapat kita baca artikel
kerajaan islam dari banten di karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah 1357 H (1938)
hlm. 166 dan 169, antara lain ditulis : aliudin sultan banten bergelar abu mufakir muhamad aliudin,
dia beramah tamah dengan kompeni, dan mendapat kebebasan sisa utang kerajaan banten sebanyak
60.000 ringgit, bekas menempuh landak (tahun 1698 ditentukan , bahwa landak dan sukadana
diserahkan pada kompeni. Daerah pantai barat kalimantan diperintah oleh sultan abdurahman yang
Sultan muhamad aliudin hanya berputera seorang saja dan meninggal ketika masih kanak-
kanak tahun1786. Sultan zainal abidin dari banten memasuki landak, matan. Tahun 1699. Kapal
kompeni /VOC dan 75 pecalang banten berlayar kesukadana diperintahkan oleh sultan agung
(pangeran agung), keponakan sultan banten yang bergelar panebahan. Sultan landak didibantu oleh
orang bugis dapat merebut kembali daerahnaya . sehingga panebahan dapat dipukul mundur , dengan
keluarganya melarikan diri ke anyer (banten). Landak dipegaruhi selama 80 tahun (1699-1778).
1. Kesultanan Pasir
Dahulunya rakyat dayak pasir, diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri .
ada seorang kepala suku dayak yang sangat berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio,
mengusulkan agar didaerah daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta sultan yang
dekat tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat dengan perahu yang penuh bermuatan emas dan
perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang baru , mereka telah pergi ke utara dan selatan,
tetapi tak ada mendapat seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih
sampai tidak minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata
kepadanya: “Untuk mendapat raja, baiklah engkau pergi kelaut, dan disitu engkau memperoleh
sepotong bambu, yang ruasnya tarapung apung dilaut ambilah bambu itu, dan bungkuslah dengan
sutra kuning, karena didalam bambu itu ada sebutir telur yang harus dirabun diberi asap dupa, menyan
dan garu. Dan dari telur itu nanti akan dilahirkan seorang raja perempuan”.
3
Pada esokkan harinya sesudah dia bangun, tamanggung tokio menuruti pesan perempuan
dalam mimpinya . sesudah 3 hari 3 malam telur itu didupakan, maka terbelah dua lah buluh itu dan
dari telur itu pecah pula dan dilahirkan seorang bayi puteriyang cantik jelita. Anak itu sama sekali
tidak mampu menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi makanan dengan susu kerbau putih: lambat
Puteri inilah yang diangkat jadi raja *(ratu pasir) , dan waktu ia berumur 15 tahun ia telah
dinikahnkan , tetapi malang sekali ia tidak mendapat keturunan sihingga harus diceraikan beberapa
kali. Seterusnya sesudah kawin yang ketujuh kali , belum juga mempunyai anak, kebetulan datang lah
seorang arab dari jawa (gresik), terus dikawin kan dengan sang puteri . orang yang dari gresik tersebut
dicarinya dukun agar membuang sari bambu yang ada pada sang puteri sehingga bisa melahirkan 2
puteri dan satu putera. Puetri yang tertua dikawinkan dengan seorang arab yang membawa agama
islam dipasir (1600). Yang putera sesudah ibunda mangkat, mengantikan duduk disingasana. Inilah
cerita ringkas dari raja pasir, yang berasal dari sebutir telur dan bersuamikan putera arab dari jawa.
2. Kesultanan Banjar
Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin (berdiri 1520, masuk Islam 24 September
1526, dihapuskan Belanda 11 Juni 1860, pemerintahan darurat/pelarian berakhir 24 Januari 1905)
adalah sebuah kesultanan wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Kesultanan ini semula beribukota di Banjarmasin kemudian dipindahkan ke Martapura dan
sekitarnya (kabupaten Banjar). Ketika beribukota di Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.
Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan ini disebut Kesultanan Banjarmasin.
Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang
beribukota di kota Negara, sekarang merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai
Selatan.
Banjar) di wilayah yang menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini di Kalimantan Tengah yang
menurut catatan istana al-Nursari (terletak di Kotawaringin Lama) didirikan pada tahun 1615 atau
1530, dan Belanda pertama kali melakukan kontrak dengan Kotawaringin pada 1637, tahun ini
4
dianggap sebagai tahun berdirinya sesuai dengan Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar
versi I) yang bagian terakhirnya saja ditulis tahun 1663 dan di antara isinya tentang berdirinya
Kerajaan Kotawaringin pada masa Sultan Mustain Billah. Pada mulanya Kotawaringin merupakan
Kerajaan Pagatan (1750). Kerajaan Pagatan (1775-1908) adalah salah satu kerajaan yang
pernah berdiri di wilayah Tanah Kusan atau daerah aliran sungai Kusan, sekarang wilayah ini
termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Wilayah Tanah Kusan
bertetangga dengan wilayah kerajaan Tanah Bumbu (yang terdiri atas negeri-negeri: Batu Licin,
4. Kesultanan Pontianak
Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain Tanjungpura dan
Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan Tome Pires (1512-1551). Tanjungpura dan Lawe
menurut berita musafir Portugis sudah mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka
dan Jawa, bahkan kedua daerah yang diperintah oleh Pate atau mungkin adipati kesemuanya tunduk
kepada kerajaan di Jawa yang diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe (daerah Sukadana)
menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan banyak bahan makanan. Banyak barang
dagangan dari Malaka yang dimasukkan ke daerah itu, demikian pula jenis pakaian dari Bengal dan
Keling yang berwarna merah dan hitam dengan harga yang mahal dan yang murah. Pada abad ke-17
kedua kerajaan itu telah berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama dalam
Demikian pula Kotawaringin yang kini sudah termasuk wilayah Kalimantan Barat pada masa
Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh Mataram, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16.
Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitaan
bahwa sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang di
antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al- Qur’an, ilmu fikih, dan
ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi
kemudian menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang
menjadi cikal bakal kota Pontianak. Syarif Idrus kemudian diangkat menjadi pimpinan utama
5
masyarakat di tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus yang kemudian
memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu-kayuan untuk pertahanan. Sejak
itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus dikenal sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami
kemajuan di bidang perdagangan dan keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan
5. Kesultanan Sambas
Kesultanan Sambas adalah kesultanan yang terletak di wilayah pesisir utara Propinsi
Kalimantan Barat atau wilayah barat laut Pulau Borneo (Kalimantan)dengan pusat pemerintahannya
adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus dari kerajaan-kerajaan Sambas
sebelumnya. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling
tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya
Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran "Nek" yaitu salah satunya bernama Nek Riuh.
Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan
Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta
oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau
mengangkat Raja lagi. Pada masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai Sambas inilah
kemudian pada awal abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar Bangsawan Jawa (sekitar
lebih dari 500 orang) yang diperkirakan adalah Bangsawan Majapahit yang masih hindu melarikan
diri dari Pulau Jawa (Jawa bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah
6. Kesultanan Kartanegara
Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
(Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara
Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada tahun 2001 kembali eksis
di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai
upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton. Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai
ditandai dengan dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota Aji Pangeran Prabu Anum
6
Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar H. Adji Mohamad
7. Kesultanan Berau
Kesultanan Berau adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Kabupaten Berau
sekarang ini. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-14 dengan raja pertama yang memerintah bernama
Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Suryanata Kesuma dan istrinya bernama Baddit Kurindan
dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahannya berada di Sungai Lati, Kecamatan Gunung
Tabur.[3] Sejarahnya kemudian pada keturunan ke-13, Kesultanan Berau terpisah menjadi dua yaitu
Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung.Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië
tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister
8. Kesultanan Sambaliung
Kesultanan Sambaliung adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, dimana
Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an. Sultan
Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja
Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma
raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua
anak yang berlainan ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati.
Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran Tua dan Pangeran
Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat yang bahkan kadang-kadang
menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua,
atau generasi ke-13 dari Aji Surya Nata Kesuma. Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu
Putih, yang mendirikan ibukota kerajaannya di Tanjung pada tahun 1810. (Tanjung Batu Putih
9. Kerajaan Tidung
Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah
kerajaan yang memerintah Suku Tidung di utara Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Pulau
7
10. Kesultanan Bulungan
Kesultanan Bulungan atau Bulongan adalah kesultanan yang pernah menguasai wilayah
pesisir Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan sekarang.
Kesultanan ini berdiri pada tahun 1731, dengan raja pertama bernama Wira Amir gelar Amiril
Mukminin (1731–1777), dan Raja Kesultanan Bulungan yang terakhir atau ke-13 adalah Datuk Tiras
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam di
Kalimantan terjadi karena Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha dapat ditaklukkan oleh kerajaan Islam
sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan. Di
Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian
digantikan oleh Kerajaan Islam. Salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran Kerajaan Islam
di Kalimantan Ialah Pangeran samudera. Hal itu terjadi karena pangeran Samudera menikahi seorang
Puteri dari Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian diIslamkanoleh Pengeran samudera dan hal itu
mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan mengakibatkan terjadi perperangan
dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat
Adapun Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu Kesultanan Pasir, Kesultanan
Banjar, Kesultanan Kota Waringin, Kesultanan Beruk, Kesultanan Pontianak, Kerajaan Tidung,
B. Saran
Setelah beberapa paparan dan kesimpulan yang dijabarkan, saran yang dapat penulis
sampaikan yaitu semoga dengan mengetahui sejarah perkembangan Islam di Kalimantan kita dapat
menghormati dan menghargai hasil jerih payah mereka dalam menegakkan Islam di daerah
Kalimantan walaupun harus berkorban nyawa dalam memerangi kerajaan Hindu-Budha yang pernah