KELAS XI IPS 2
KELOMPOK BANTEN
ANGGOTA :
Puji syukur kehadiran Allah SWT. atas segala Rahmat dan Karunia-nya,sehingga
tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerajaan Banten” ini. Penulis
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah
SWT.dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kritik dan masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian makalah ini. Tak
lupa juga terimakasih kepada guru sejarah ini ibuk Ervita Benny Rozi, S.Pd yang telah
memberikan tugas serta memberikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul dari pembaca guna menyempurnakan
makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
7. Benteng Speelwijk
Sumber sejarah kerajaan Banten selanjutnya adalah berupa benteng bernama
Speelwijk. Sebagai salah satu kerajaan maritim, Banten memiliki benteng dan
mercusuar. Benteng ini dibangun pada tahun 1585, dan memiliki tinggi 3 meter.
Fungsi utama benteng ini digunakan sebagai pertahanan terdepan dari upaya serangan
laut yang dilakukan oleh pihak musuh. Selain itu, benteng Speelwijk juga digunakan
sebagai lokasi yang strategis untuk mengawasi aktivitas pelayaran di Selat Sunda.
Uniknya, di benteng ini terdapat sebuah terowongan yang menuju ke istana keraton
Surosowan. Selain terowongan, di benteng ini juga terdapat beberapa meriam.
Sejak sebelum kedatangan Islam, ketika berada di bawah kekuasaan raja-raja Sunda (dari
Pajajaran), Banten sudah menjadi kota yang berarti. Pada tahun 1524 Sunan Gunung Jati dari
Cirebon, meletakkan dasar bagi pengembangan agama dan kerajaan Islam serta bagi
perdagangan orang- orang Islam di sana. Kerajaan Islam di Banten yang semula kedudukannya
di Banten Girang dipindahkan ke kota Surosowan, di Banten lama deket pantai. Dilihat dari
sudut ekonomi dan politik, pemindahan ini dimaksudkan untuk memudahkan hubungan antara
pesisir utara Jawa dengan pesisir Sumatera, melalui Selat Sunda dan Samudra Indonesia. Situasi
ini berkaitan dengan kondis politik di Asia Tenggara masa itu setelah Malaka jatuh ketangan
Portugis, para pedagang yang segan berhubungan dengan Portugis, para pedagang yang segan
berhubungan dengan Portugis mengalihkan jalur pelayarannya melalui Selat Sunda.
Tentang keberadaan is;am di Banten, Tom Pires menyebutkan, bahwa di daerah Cimanuk
kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dengan Cirebon, banyak dijumpai orang Islam. Ini
berarti pada akhir abad ke – 15 M di wilayah kerajaan Sunda Hindu sudah ada masyarakat yang
beragama Islam. Karena tertarik dengan budi pekerti dan ketinggian ilmunya, maka Bupati
Banten menikahkan Syarif Hidayatullah dengan adik perempuannya yang bernama Nyai
Kawunganten. Dari pernikahan ini Syarif Hidayatullah dikaruniai dua anak yang diberi nama
Ratu Winaon dan Hasanuddin. Tidak lama kemudian, karena panggilan uwaknya, Cakrabuana,
Syarif Hidayatullah berangkat ke Cirebon menggantikan uwaknya yang sudah tua. Sedangkan
tugas penyebaran Islam di Banten diserahkan kepada anaknya yaitu Hassanuddin.
Pusat pemerintahan Banten berada antara dua buah sungai yaitu Ci Banten dan Ci
Karangantu. Di kawasan tersebut dahulunya juga didirikan pasar, alun-alun dan Istana
Surosowan yang dikelilingi oleh tembok beserta parit, sementara disebelah utara dari
istana dibangun Masjid Agung Banten dengan menara berbentuk mercusuar yang
kemungkinan dahulunya juga berfungsi sebagai menara pengawas untuk melihat
kedatangan kapal di Banten.
Berdasarkan Sejarah Banten, lokasi pasar utama di Banten berada antara Masjid
Agung Banten dan Ci Banten, dan dikenal dengan nama Kapalembangan. Sementara
pada kawasan alun-alun terdapat paseban yang digunakan oleh Sultan Banten sebagai
tempat untuk menyampaikan maklumat kepada rakyatnya. Secara keseluruhan rancangan
kota Banten berbentuk segi empat yang dpengaruhi oleh konsep Hindu-Budha atau
representasi yang dikenal dengan nama mandala. Selain itu pada kawasan kota terdapat
beberapa kampung yang mewakili etnis tertentu, seperti Kampung Pekojan (Persia) dan
Kampung Pecinan. Kesultanan Banten telah menerapkan cukai atas kapal-kapal yang
singah ke Banten, pemungutan cukai ini dilakukan oleh Syahbandar yang berada di
kawasan yang dinamakan Pabean. Salah seorang syahbandar yang terkenal pada masa
Sultan Ageng bernama Syahbandar Kaytsu.
Sultan pertama Kerajaan Banten ini adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah
tahun 1522-1570. Ia adalah putra Fatahillah, seorang panglima tentara Demak yang
pernah diutus oleh Sultan Trenggana menguasai bandarbandar di Jawa Barat. Pada waktu
Kerajaan Demak berkuasa, daerah Banten merupakan bagian dari Kerajaan Demak.
Namun setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten akhirnya melepaskan
diri dari pengaruh kekuasaan Demak.
Banten yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab, Gujarat,
Persia, Turki, Cina dan sebagainya. Di kota dagang Banten segera terbentuk
perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang Arab
mendirikan Kampung Pakojan, orang Cina mendirikan Kampung Pacinan, orang-orang
Indonesia mendirikan Kampung Banda, Kampung Jawa dan sebagainya.
1. Meriam Ki Amuk
Salah satu peninggalan Kerajaan Banten yang masih bertahan hingga saat ini, yaitu
Meriam Ki Amuk Meriam Ki Amuk terdapat di dalam Benteng Speelwijk. Menurut
sejarahnya, meriam ini memiliki daya tembakan yang jauh dan memiliki ledakan yang
besar.
2. Danau Tasikardi
Danau Tasikardi merupakan salah satu peninggakan Kerajaan Banten yang masih
bertahan hingga saat ini, Kids. Danau Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Sultan
Maulana Yusuf dan dilapisi oleh keramik dan batu bara.
3. Benteng Speelwijk
Benteng Speelwijk merupakan bukti penjagaan Kerajaan Banten atas serangan laut.
Di samping itu, benteng Speelwijk juga digunakan untuk memantau kegiatan
pelayaran.
4. Vihara Avalokitesvara
Salah satu peninggalan Kerajaan Banten adalah Vihara Avalokitesvara. Vihara ini
menjadi bukti akan keterbukaan Kerajaan Banten dengan seluruh agama. Nah, Vihara
Avalokitesvara memiliki dinding yang memiliki relief legenda siluman ular putih.
5. Masjid Agung Banten
Masjin Agung Banten berada di desa Banten Lama, kecamatan Kaseman. Masjid ini
memiliki keunikan yaitu bentuk menara yang mirip dengan mercusuar dan bagian
atapnya mirip pagoda, Kids. Di bagian kanan dan kiri terdapat serambi dan makan
Kesultanan Banten dan keluarganya.
Istana Keraton Kaibon juga termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Banten yang
masih ada hingga saat ini. Istana Keraton Kaibon adalah tempat tinggal Ratu Aisyah
yang merupakan ibunda dari Sultan Saifudin.
7. Istana Keraton Surowosan