Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ISLAM MASUK ISTANA RAJA

Di Susun Oleh :
Kelompok 3
1. Sahara Dellea
2. Paqih Pratiwi
3. Rafeyfa Asila
4. Frista Riski
5. M. Romdoni
6. M. Daniel

MA AL-MUHAJIRIN
PEMATANG PASIR KECAMATAN KETAPANG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
LAMPUNG
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga tugas ini dapat kami selesaikan.
Taklupa shalawat serta salam kami haturkan kepada junjunan kami Nabi
Muhammad SAW.
Tugas ini kami beri judul “MAKALAH ISLAM MASUK ISTANA RAJA”
yang disesuaikan dengan materi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Semoga
dengan adanya makalah ini kami dapat memahami sejarah kerajaan islam di
indonesia.
Kesempurnaan hanyalah milik Allahh, kekurangan dan kelemahan milik
kami, karena itu kami berharap kritik dan saran untuk menningkatkan mutu dan
kualitas kinerja kami, agar dapat memperbaiki masalah selanjutnya, menjadi lebih
baik lagi.

Pematang Pasir 30 Januari 2023

Penulis
Daftar Isi

BAB I Pendahuluan...............................................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................................

B. Tujuan Penulisan........................................................................................

BAB II Pembahasan .............................................................................................

1. Proses masuknya islam ke istana di daerah Kalimantan. .........................

2. Proses masuknya islam ke istana raja di daerah Sulawesi .......................

 Latar belakang dibangunnya kerajaan Samudra Pasai .........................

 Sebab kemunduran kerajaan Samudra Pasai.........................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................................

B. Saran .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


            Salah satu pusat pemerintahan keraton yang bersifat islam sampai
sekarang masih berfungsi. Di Indonesia, keraton memiliki peran dan possi yang
sangat penting. Selain berfungsi sebagai simbol perkembangan pemerintahan
islam, kerajaan juga menjadi lambang perjuangan kemerdekan. Islam yang
masukke istana memang telah menyamai bibit-bibit kemerdekaan dan persamaan.
            Pada bagian ini, kami akan mempelajari secara garis besar awal
pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Pebahasan
ini terutama dipusatkan pada beberapa pusat kekuasaan islam yang berada di
wilayah Kalimantan dan Sulawesi.

B. Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Islam
masuk Istana Raja
BAB II
Pembahasaan

1.      Proses masuknya islam ke istana di daerah Kalimantan.


            Di Kalimantan terdapat kerajaan yang bercorak islam, diantaraanya:
Kesultanan Pasir (1516), Kesultanan Banjar (1526-1905), Kesultanan
Katawaringin, Kerajaan Pagatan (1750), Kesultanan Sambas (1671), Kesultanan
Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau (1400), Kesultanan Sambaliung(1810),
Kesultanan Gunung Tabur (1820), Kesultanan Pontianak (1771), Kesultanan
Tidung dan Kesultanan Bulungan (1731).
Kerajaan Pontianak
Kerajaan Pontianak terletak di Kalimantan Barat antara lain Tanjungpura dan
Lawe. Menurut berita musafir Portugis sudah mempunyai kegiatan dalam
perdagangan, baik dengan Malaka dan Jawa, kedua daerah yan di perintah oleh
Pate (Adipati) semuanya tundkpada kerajaan di Jawayang di perintah oleh Pati
Unus. Tanjung pura  (Daerah Pasundan) menghasilkan komoditi emas, berlian dan
banyak bahan makanan. Pada abad ke-17 kedua kerajaan itu berada di bawah
pengaruh kekuasaan kerajaan Mataram terutama dalam upaya perluasan politik
menghadapi ekspansi politik VOC.
Kota Waringin yang kini masuk wilayah Kalimantan baratpada masa kerajaan
Banjar sudah masuk dalam pengaruh Mataram, sejak abad ke-16. Sekitar abad ke-
18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim (Had Ramaut) untuk
mengajarkan membaca Al-Qur’an, Ilmu Fiqih dan Ilmu Hadist. Syarif Idrus pergi
ke Mampawah kemudian menyusuri sungai memasuki kapuas kecil yang menjadi
cikal bakal kota pontianak. Syarif Idrus di angkat menjadi pemimpin utama
dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus memindahkan kota dengan
pembuatan benteng atau kubu dari kayu-kayuan.
            Sejak itu Syarif Idrus di knal sebagai Raja Kubu. Syarif Idrus yang
mempunyai nama lengkap Syarif Idrus  al- Aydrus ibn Abdurrahman ibn Ali in
Hassan ibn Alwi ibn Abdullah ibn Husin ibn Abdullah al-Aydrus dan yang di
kenal sebagai Raja Kubu, memerintah pada 1199-1209 H atau 1779-1789 M.
            Cerita lainnya, pendakwah dari Tarim ( Hadramaut) mengajarkan islam
dan datang ke Kalimantan bagian barat terutama ke Sukadana ialah Habib Husin
al-Gadri, yang semula singgah si Aceh lalu ke Jawa sampai di Semarang. Ia
bertemu dengan pedagang Arab namanya Syaikh, karena itu Habib al-Gadri
berlayar ke Sukadana. Setelah wafat Ia digantikan oleh putranya bernama
pangeran Sayid Abdurrahman Nurul Alam. Ia mendirikan keraton dan Masjid
Agung di Pontianak lalu ia di gantikan oleh Syarif Kasim ibn Abdurrahman al-
Gadri pada 1808-1828.

2.  Proses masuknya islam ke istana raja di daerah Sulawesi


            Di Sulawesi terdapat kerajaan islam diantaranya Gowa Tallo, Bone, Wajo,
Sopeng dan kesultanan Buton. Dari kerajaan-kerajaan itu yang paling terkenal
adalah kerajaan Gowa Tallo.
Kerajaan Gowa Tallo
            Sebelum menjadi kerajaan islam kerajaan ini sering berperang dengan
kerajaan lain di Sulawesi selatan seperti Luwu, Bone, Sopeng, dan Wajo.
Kerajaan Wajo menjadi daerah taklukan Gowa, menurut hikayat Wajo. Sejak
kerajaan Gowa resmi sebagai kerajaan islam pada 1605, maka Gowa meluaskan
politiknya agar kerajaa-kerajaan lainnya juga memeluk islam dan tuduk kepada
kerajaan Gowa Tallo.
            Di Sulawesi selatan islamisasi makimantap dengan adanya para mubalig
yang disebut Datto Tallu (Tiga Dato), yaitu Dato’ Ri Bandang ( Abdul Makmur
atau Khatib Tunggal), Dato’ Ri Pattimang (Dato’ Sulaemana atau Khatib Sulung),
dan Dato’ Ri Tiro (Abdul Jawad atau Khatib Bungsu) yang berasal dari Kolo
tengah, Minangkabau. Mubalig yang mengislamkan raja Luwu yaitu Dato’ La
Patiware’ Daeng Parabung dengan gelar Sultan Muhammdad pada 15-16
Ramadhan 1013 H (4-5 Februari 1605 M). Di susul raja Gowa dan Talloyaitu
Karaeng Matawoya dari Tallo yang bernama I Mallingkang Daeng Manyonri
(Karaeng Tallo) mengucapkan Syahadat pada jum’at sore, 9 Djumadil Awal 1014
H atau 2 September 1605 M gelar Siltan Abdullah. Selanjutnya Karaeng Gowa I
Manga Rangi Baeng Manrabbia mengucap syahadat pada jum’at, 19 Rajjab 1016
H atau 9 November 1607 M. Karena banyaknya tantangan dari kaum bangsawan
Gowa maka ia meninggalakan Sulawesi selatan dan pergi ke Banten. Di Banten Ia
di terima oleh Sultan Ageng Tirtayasa bahkan dijadikan menantu dan di angkat
sebagai mufti di kesultanan Banten.
            Perjuangan Sultan Hasanuddin dalam mempertahankan kedaulatannya
terhadap upaya penjajahan politik dan ekonomi kompeni (VOC) Belanda. Setelah
kapal Portugis yang di rampas oleh VOC pada masa Gubernur Jendral.J.P.Coen di
dekat perairan Malaka ternyata di kapal tersebut ada orang Makasar. Ia mendapat
berita tentang pentingnya pelabuhan Sombaopu sebagai pelabuhan transit.
            Tahun 1634 VOC memblokir kerajaan Gowa tetapi gagal. Peperangan
berhenti pada tahun antara 1637-1638. Pada tahun 1638 terjadi perampokan kapal
orang Bugis yang bermuatan kayu cendana, muatannya telah di jual kepada orang
portugis. Perang ini berhenti setelah terjadi perjanjian Bongaya pada 1667 yang
merugikan Gowa Tallo.

Latar belakang dibangunnya kerajaan Samudra Pasai


            Kerajaan ini didirikan oleh seorang yang bernama Meurah Silu (S. Malik
Al-Saleh). Daerah kerajaan Samudra Pasai terletak di kawasan pesisir timur Aceh
atau sekarang daerah Lhoksmawe. Pada tahun 1345 seorang pengembara dari
Maroko, Abu Abdullah pernah menuliskan tentang keadaaan daerah yang ia
kunjungi, bahwa adanya sebuah negeri yang bernama samatrah (Samudra).
Sedangkan dari pengembara Marcopollo ia pernah mencatat beberapa kerajaan di
pantai timur Sumatra seperti Ferlac (Perlak), Basma dan Samatra (Samudra).
Sebab kemunduran kerajaan Samudra Pasai
            Munculnya pusat politik dan perdagangan baru di abad 15 adalah faktor
penyebab keruntuhan kerajaan Samudra Pasai. Penyebab yang lain, terjadinya
beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan perang saudara. Namun
Samudra Pasai sendiri akhirnya runtuh sesudah ditaklukkan oleh portugis tahun
1521 yang sebelumnya telah menaklukkan Malaka tahun 1511 dan kemudian
tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian kedaulatan kesultanan Aceh.
Beberapa peninggalan kebesaran Islam di Aceh
         Benteng Pertahanan
         Masjid Raya Aceh (Baiturrahman)
         Batu nisan makam Sultan Malik as-Saleh
         Batu nisan makam berangka di Munje Tujoh, Aceh Utara.
         Peninggalan berupa hikayat (Hikayat RaJA-Raja Pasai)
         Penemuan mata uang

Peran dari Sultan Iskandar Muda terhadap kebesaran Kerajaan Aceh


a.       Menyusun dan menetapkan berbagai konsep qanun (UU dan peraturan)
b.      Menyatukan seluruh wilayah semenanjung tanah melayu dibawah kebesaran
kerajaan Aceh Darussalam.
c.       Menjalin hubungan diplomasi perdagangan dengan berbagai bangsa asing
sehingga Aceh dikenal
d.      Membawa Aceh menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dan tamaddun di
Asia Tenggara dengan cara menetapkan para ulama dan kaum cerdik pandai pada
posisi yang paling mulia.
e.       Membawa Aceh ke atas puncak kejayaannya hingga mencapai peringkat ke 5
diantara kerajaan terbesar didunia.

Keberadaan Portugis di Malaka menjadi konflik yang berpengaruh terhadap


kerajaan Samudra Pasai dan kerajaaan Aceh
            Selat Malaka yang merupakan jalur perniagaan yang ramai dan menjadi
jalur penting kerajaan Samudra Pasai berhasil dikuasai Portugis. Portugis
melancarkan suatu serangan hebat ke atas kota Malaka, Portugis tidak senang
berhubungan dengan pedagang Islam. Angkatan perang Johor sempat melawan,
namun semua perlawanan itu mengalami kegagalan. Meskipun Portugis dan Johor
sering melakukan pertikaian, namun mereka keduanya berbaikan. Itu kelihaian
Portugis mempengaruhi Johor untuk menghadapi kerajaan Baru yaitu Aceh.
BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
            Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa sejarah mauknya
islam ke istana raja di Indonesia, yakni di Kalimantan san Sulawesi di pengaruhi
oleh kehidupan politik, ekonomi serta kehidupan sosial atau budya.
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan, kita dapat mengetahui beberaa
kerajaan islam yang masuk di Kalimantan dan Sulawesi.
Berikut kerajaan islam yang ada di Kalimantan:
1.     Kesultanan Pasir
2.     Kesultanan Banjar
3.     Kesultanan Waringin
4.     Kerajaan Pagatan
5.     Kesultanan Sambas
6.     Kesultanan Kutai Kartanegara
7.     Kesultanan Beray
8.     Kesultanan Sambaliung
9.     Kesultanan Gunung Tabur
10.   Kesultanan Pontianak
11.   Kesultanan Bulungan
Dan berikut kerajaan islam yang masuk di daerah Sulawesi:
1.     Gowa Tallo
2.     Bone
3.     Wajo
4.     Sopeng
5.     Kesultanan Buton
B.   Saran

            Sebaiknya kita lebih mengetahui sejarah masuknya kerajaan-kerajaan yang


bercorak islam ke Indonesia, baik di wilyah Kalimantan, Sulawesi maupun yang
lain, dengan cara membaca buku-buku sejarah atau internt untuk mrlihat info
sejarah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai