Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 1

SEJARAH KERAJAAN ISLAM SAMUDRA PASAI

Nama : ALFIE REZA SAIED


NIP : 207064516036
FAKULTAS : Teknologi Komunikasi dan Informatika
PRODI : Teknik Informatika
KELAS : R.05 / PKN JUMAT JAM 09.40 WIB.

UNIVERSITAS NASIONAL
JUMAT, 13 NOVEMBER 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai....................................................................3

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Samudra Pasai..............................................5

2.3. Perekonomian Kerajaan Samudra Pasai...........................................................................8

2.4. Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai................................................................................9

BAB III GAMBAR......................................................................................................................11

PENUTUP....................................................................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Setelah kedatangan Islam, terjadi proses penyebaran yang begitu luas.Akibatnya tumbuh
dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam dikepulauan Indonesia. Kerajaan Islam tersebut
tumbuh dan berkembang di daerah Sumatra,Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan
Kalimantan.Kerajaan islam di Sumatra yang dimulai dari berita awal abad ke-16 dariTome Pires
dalam Sume Oriental (1512-1515) mengatakan bahwa Sumatra,terutama disepanjang pesisir selat
Malaka dan pesisir barat Sumatra telah banyakkerajaan islam baik yang besar maupun yang
kecil. Kerajaan-kerajaan tersebutadalah Aceh, Bican, Lambri, Pedir, Pirada, Pase, Aru, Arcat,
Rupat, Siak,Kampar, Tongakal, Indragiri, Jambi, Palembang, Andalas, Pariaman,Minangkabau,
Tiku, Panchur, dan Barus.

Kerajaan-kerajaan tersebut ada yang tengah mengalami perkembangan bahkan ada yang
sedang mengalami keruntuhan karena pergeseran politik satu dengan lainnya. Berdasarkan
sumber sejarahlainnya bahkan data arkeologis ada kerajaan Islam yang sudah tumbuh sejak
duaabad sebelum kehadiran Tome Pires, yaitu Kerajaan Islam Samudra Pasai.Tumbuhnya
kerajaan Islam Samudra Pasai tidak dapat dipisahkan dari letakgeografisnya yang senantiasa
tersentuh pelayaran dan perdagangan internasional melalui Selat Malaka yang sudah ada sejak
abad-abad pertama Masehi. Sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi para pedagang muslim dari Arabia,
Persi (Iran), dan dari negeri-negeri Tmur Tengah mulai memegang peranan penting. Dari latar
belakang inilah akan dibahas lebih jauh mengenai kerajaan islam kedua diIndonesia yang sangat
memiliki pengaruh terhadap kerajaan islam lainnya di Nusantara

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai
2. Seperti apa Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Samudra Pasai
3. Bagaimana Komposisi dan Struktur Kerajaan Samudra Pasai
4. Siapa saja Raja yang pernah Memimpin Kerajaan Samudra Pasai
5. Siapa saja Raja yang Berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai
6. Bagaimana Kerajaan Samudra Pasai bisa Runtuh
1.3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan penulisan ini adalah untuk menyelesaikan tugas Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN) mengenai Sejarah berdirinya kerjaan di Indonesia
2. Untuk mengetahui tentang Awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai,
Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang, Raja- raja
yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai, Puncak kejayaan Kerajaan
Samudra Pasai, Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai, Peninggalandari
Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Samudra Pasai muncul pada sekitar abad
13, setelah kehancuran kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini didirikan oleh Marah
Silu yang kemudian berganti nama menjadi Malik As Saleh setelah beliau
memeluk agama Islam. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Sultan Malik As Saleh berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-
1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase
dan Peurlak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan


kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M sebagai hasil dari
proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak
abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan
Samudra Pasai merupakan gabungan dari kerajaan Pase dan Peurlak.

Pasai merupakan kerajaan besar, pusat perdagangan dan perkembangan agama Islam.
Sebagai kerajaan besar, di kerajaan ini juga berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan
karya tulis yang baik. Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang
dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang
kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi.

Ada sejumlah sumber tertulis yang menjelaskan tentang berdirinya Kerajaan Samudra
Pasai, diantaranya yaitu dua berasal dari Nusantara, beberapa dari Cina, satu dari Arab, satu dari
Italia, dan satu dari Portugis. Sumber Nusantara antara lain Hikayat Raja Pasai (HRP) dan
Sejarah Melayu (SM). Sumber Cina antara lain Ying-yai Sheng-lan dari Ma Huan, berita Arab
dari Ibn Battutah, kisah pelayaran Marko Polo dari Italia. Sedangkan sumber yang berasal dari
Portugis ialah Suma Oriental-nya Tome Pires.

Naskah HRP diduga berasal dari sekitar tahun 1383-90 (Hill, 1960: 41), atau sekurang-
kurangnya akhir abad ke-14 atau awal abad ke-15 (Jones, 1987: v). HRP dianggap sebagai karya
historiografi Melayu tradisional tertua, namun hingga saat ini naskah yang sampai hanya satu
yaitu yang dikenal sebagai naskah Raffles Malay no. 67 dan sekarang tersimpan di The Royal
Asiatic Siciaty, London. Naskah itu berasal dari Jawa pada tahun 1815 pada masa Raffles
menjadi letnan gubernur jenderal.

Berdasarkan isinya, HRP dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

3
1. Mengenai pembukaan Negeri Samudra dan Pasai serta raja-raja yang pertama yang telah
memeluk agama Islam.
2. Cerita mengenai perkembangan keadaan di Pasai, yaitu raja Ahmad dari Pasai secara
langsung atau tidak membunuh anak-anaknya, hal yang akhirnya mengakibatkan
serangan angkatan laut Majapahit terhadap Pasai, yang dikalahkan dan kemudian takluk
kepada Majapahit.

3. Cerita kemenangan angkatan Majapahit di kepulauan Indonesia, dan cerita percobaannya


yang gagal untuk menaklukkan daerah Minangkabau. (Roolvink 1986: 19).

Dibandingkan dengan HRP, naskah SM yang sampai kepada kita ada beberapa buah
naskah aslinya diduga berasal dari awal abad ke-17, mengingat peristiwa terakhir yang
dikisahkan dalam SM terjadi sebelum tahun 1613 (Hsu Yun Tsiao, 1986: 41). Dalam SM, kisah
mengenai Pasai (dan Samudra) terdapat dalam cerita yang ketujuh, kedelapan, dan kesembilan
(Teeuw dan Situmorang, 1952). Pada umumnya para pakar berpendapat bahwa SM dalam
beberapa bagian mendasarkan uraiannya kepada HRP (de Jong, 1986: 60).

Sedangkan dalam berita Cina, memang tidak ada berita yang secara langsung menyebut
Pasai, walaupun yang menyinggung kata samudra dan beberapa daerah lain di Sumatra bagian
utara agak banyak ditemukan, namun mengingat pada masa para ahli tarikh atau musafir Cina itu
hidup sezaman dengan masa berkembangnya Kerajaan (Samudra) Pasai, tidaklah terlalu dapat
disalahkan jika para peneliti cenderung menyesuaikan berita itu dengan Pasai (Groeneveldt,
1960: 144). Seperti umumnya berita Cina, uraian tentang “Pasai” itu terutama berkenaan dengan
berbagai keadaan alam dan keanehan adat atau tata kehidupan masyarakat yang berbeda dengan
tata kehidupan masyarakat Cina.

Seorang tokoh Portugis bernama Tome Pires pernah singgah di beberapa daerah di
Nusantara pada tahun 1512-1515. Ia mencatat apa yang dilihat, didengar, dan diketahuinya
mengenai daerah yang disinggahinya itu. Ia mancatat bahwa pada saat itu Pasai masih berdiri.
Laporannya tentang Pasai dan bandar-bandar di Sumatra Utara cukup memberikan gambaran
menganai daerah itu, yaitu meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penduduk, kota,
perdagangan, uang, dan bahkan pajak yang terdapat di Pasai.

4
Berita Marko Polo pada tahun 1292 dan Ibn Battutah pada tahun 1346 juga tidak secara
langsung berkenaan dengan Pasai. Hanya saja pada saat itu mereka melakukan pelayaran pada
masa Pasai berdiri. Bukti yang paling populer dan paling mendukung berdirinya kerajaan
Samudra Pasai adalah adanya nisan kubur yang terbuat dari granit asal Samudra Pasai. Dari
nisan itu dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun
969 H, yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.

Dari segi politik, munculnya kerajaan Samudra Pasai abad ke-13 M itu sejalan dengan
suramnya peranan maritim kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya memegang peranan penting di
kawasan Sumatra dan sekitarnya.

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Samudra Pasai


A. Komposisi dan Struktur Masyarakat Samudra Pasai

Dalam HRP, komposisi masyarakat yang disebutkan terdiri atas raja, orang besar-besar,
sultan, perdana menteri, nata, menteri bentara, pegawai, sida-sida, bendahari, penggawa, patih,
tumenggung, demang, ngabehi, lurah, bebekal petinggi, bala tentara, lasykar, hulubalang,
pahlawan, panglima, pendekat, senapati, hamba sahaya, rakyat, orang tuha-tuha, gundik, dayang-
dayang, binti perwara, fakir, miskin, inangda pengasuh, orang berbuat bubu, juara bermain
hayam, orang menjala ikan, orang benjaga, orang berlayar, orang pekan, seorang tuha dalam
surau, nahkoda, ahlul nujum, yogi, guru, dan pendeta.

Sedangkan dalam SM, komposisi masyarakat terdiri dari raja, tuanya menteri, sultan,
orang besar-besar, mangkubumi (di negeri), pegawai, bentara, hulubalang, gahara, gundik, fakir,
miskin rakyat, dayang-dayang, hamba, orang menahan lukah, orang berburu, dan nahkoda..

B. Silsilah Raja Samudra Pasai

Antara tahun 1290 dan 1520 kesultanan Pasai tidak hanya menjadi kota dagang
terpenting di selat Malaka, tetapi juga pusat perkembangan Islam dan bahasa sastra Melayu.

N
Nama Raja Tahun Pemerintahan Peristiwa Penting
o
1 Sultan Malik Al-Saleh Sampai tahun 1207 Pendiri Samudra Pasai
2 Sultan Al-Malik azh-Zhahir I 1297 – 1326 M Memperkenalkan koin emas

5
Sultan Ahmad I Menyerang Kerajaan Karang
3 1326 – 133? M
Baru,Tamiang
4 Sultan Al-Malik azh-Zhahir II 133? – 1349 M Dikunjungi Ibnu Batutah
5 Sultan Zainal Abidin I 1349 – 1406 M Diserang oleh Majapahit
6 Malika Nahrasyiyah 1406 – 1428 M Kejayaan Samudra Pasai
7 Sultan Zainal Abidin II 1428 – 1438 M
8 Sultan Shalahuddin 1438 – 1462 M
9 Sultan Ahmad II 1462 – 1464 M
10 Sultan Abu Zaid Ahmad III 1464 – 1466 M
11 Sultan Ahmad IV 1466 – 1466 M
12 Sultan Mahmud 1466 – 1468 M
13 Sultan Zainal Abidin II 1468 – 1474 M Digulingkan oleh saudaranya
14 Sultan Muhammad Syah II 1474 – 1495 M
15 Sultan Al-Kamil 1495 – 1495 M
16 Sultan Adlullah 1495 – 1506 M
17 Sultan Muhammad Syah III 1506 – 1507 M Mempunyai 2 Makam
18 Sultan Abdullah 1507 – 1509 M
19 Sultan Ahmad V 1509 – 1514 M Malaka jatuh ke Portugis
20 Sultan Zainal Abidin IV 1514 – 1517 M
Selain berdagang, para pedagang Gujarat, Persia, dan arab menyebarkan agama Islam.
Sebagaimana disebutkan dalam tradisi lisan dan Hikayat Raja-raja Pasai, raja pertama kerajaan
Samudra Pasai sekaligus raja pertama yang memeluk Islam adalah Malik Al-Saleh yang
sekaligus juga merupakan pendiri kerajaan tersebut.

Dalam Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan gelar Malik Al-Saleh sebelum menjadi raja
adalah Merah Sile atau Merah Selu. Ia masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syaikh Ismail,
seorang utusan syarif Makkah yang kemudian memberinya gelar Sultan Malik Al-Saleh. Nisan
itu didapatkan di Gampong Samudra bekas kerajaan Samudra Pasai tersebut.

6
Merah Selu adalah putra Merah Gajah. Nama Merah Gajah merupakan gelar bangsawan
yang lazim di Sumatra Utara. Selu kemungkinan berasal dari kata sungkala yang aslinya juga
berasal dari sanskrit Chula. Kepemimpinannya yang menonjol membuat dirinya ditempatkan
sebagai raja. Dari hikayat itu pula, dijelaskan bahwa tempat pertama yang dijadikan sebagai
pusat kerajaan Samudra Pasai adalah Muara Sungai Peusangan yaitu sebuah sungai yang cukup
panjang dan lebar di sepanjang jalur pantai yang memudahkan perahu-perahu serta kapal-kapal
mengayuhkan dayungnya ke pedalaman dan sebaliknya. Di muara sungai itu ada dua kota yang
letaknya berseberangan yaitu Pasai dan Samudra. Kota Samudra

terletak agak lebih ke pedalaman, sedangkan Pasai terletek lebih ke muara. Di tempat
terakhir inilah banyak ditemukan makam-makam para raja.

Dalam berita Cina dan pendapat Ibn Batutah yang merupakan pengembara terkenal asal
Marokko, dari Delhi mengatakan bahwa pada pertengahan abad ke-14 M (tahun 746 H/1345 M)
ia melakukan perjalanan ke Cina. Ketika itu Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al-
Zahir, putra Sultan Malik Al-Saleh. Menurut sumber-sumber Cina, pada awal tahun 1282 M
kerajaan kecil Sa-mu-ta-la (Samudra) mengirim kepada raja Cina duta-duta yang disebut dengan
nama-nama muslim yaitu Husein dan Sulaiman. Ibnu Batutah juga menyatakan bahwa Islam
sudah hampir satu abad lamanya disiarkan di sana. Ia juga meriwayatkan kesalehan, kerendahan
hati, dan semangat keagamaan rajanya yang seperti rakyatnya, yaitu mengikuti mahzab Syafi’i.
Dalam bertinya juga dijelaskan bahwa kerajaan Samudra Pasai pada saat itu merupakan pusat
studi agama Islam dan tempat berkumpul para ulama dari berbagai negeri Islam untuk berdiskusi
berbagai masalah keagamaan dan keduniaan.

Dari uang dirham yang ditemukan di kerajaan ini, dapat diketahui nama-nama raja
beserta urutannya, karena dalam mata uang-mata uang yang ditemukan itu terdapat nama-nama
raja yang pernah memerintah kerajaan ini.

Pada abad ke 14 wilayah Kesultanan Samudera Pasai menuai masa kejayaan. Kejayaan
itu di buktikan dengan kemampuan kesultanan samudera pasai membuat mata uang emas pada
masa Sultan Malik Al Zahir (1297-1326) pada abad ke 13. Bisa disebutkan mata uang Samudera
Pasai adalah mata uang emas pertama yang dikeluarkan nusantara oleh kerajaan islam dengan
oranamen islam (tulisan arab) yang tertulis dalam sisi atas dan sisi bawah, karena pada masa itu

7
kerajaan nusantara lain baru mengeluarkan mata uang dari perak. Ada yang menyebutkan bahwa
mata uang ini sangat halus pengerjaanya dibandingkan mata uang logam perak di Jawa.

Kerajaan Samudra Pasai berlangsung sampai tahun 1524 M. Kerajaan ini ditaklukkan
oleh Portugis yang mendudukinya selama tiga tahun, kemudian tahun 1524 M dianeksasi oleh
raja Aceh yaitu Ali Mughayatsyah. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai berada di bawah
pengaruh kesultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam.

2.3. Perekonomian Kerajaan Samudra Pasai

Dalam kehidupan perekonomiannya, kerajaan maritim ini tidak mempunyai basis agraris.
Basis perekonomiannya adalah perdagangan dan pelayaran. Pengawasan terhadap perdagangan
serta pelayaran itu merupakan sendi-sendi kekuasaan yang memungkinkan kerajaan memperoleh
penghasilan dan pajak yang besar. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan internasional pertama
untuk mengekspor sutera dan lada. Hubungan dagang antara Pasai dan Jawa berkembang pesat.
Para pedagang Jawa membawa beras ke Pasai, dan sebaliknya dari kota pelabuhan ini mereka
mengangkut lada ke Jawa. Di Samudra Pasai, para pedagang Jawa mendapat hak istimewa,
dibebaskan dari bea dan cukai.

Dalam catatan Tome Pirse di Pasai ada mata uang dirham. Diceritakan juga bahwa setiap
kapal yang membawa barang-barang dari Barat dikenakan pajak 6%. Dalam catatannya juga
disebutkan bahwa Pasai mengekspor lebih kurang 8.000-10.000 bahan lada per tahun, atau
15.000 bahar bila panen besar. Selain lada, Pasai juga mengekspor sutera.

Cara pembuatan sutera diajarkan orang Cina kepada penduduk Pasai. Pada saat itu, jika
ditinjau dari segi geografis dan sosial ekonominya Samudra Pasai memang merupakan suatu
daerah yang penting sebagai penghubung antara pusat-pusat perdagangan yang ada di kepulauan
Indonesia, India, Cina, dan Arab. Hal itu menyebabkan Samudra Pasai menjadi pusat
perdagangan yang sangat penting. Adanya mata uang pada saat itu membuktikan bahwa kerajaan
ini merupakan kerajaan yang makmur.

Samudra Pasai sebagai pelabuhan dagang yang maju, mengeluarkan mata uang dirham
berupa uang logam emas. Saat hubungan dagang antara Pasai dan Malaka berkembang setelah
tahun 1400, pedagang Pasai menggunakan kesempatan mengenalkan dirham ke Malaka. Raja
pertama Malaka, Prameswara, menjalin persekutuan dengan Pasai tahun 1414 memeluk Islam

8
dan menikah dengan putri Pasai. Uang emas dicetak di awal pemerintahan Sultan Muhammad
(1297-1326) dan pengeluaran uang emas harus mengikuti aturan sebagai berikut. Seluruh Sultan
Samudra Pasai perlu menuliskan frasa al-sultan al-adil pada dirham mereka.

Mata uang dirham dari Samudra Pasai itu pernah diteliti oleh H.K.J Cowan untuk
menunjukkan bukti-bukti sejarah raja-raja Pasai. Mata uang tersebut menggunakan nama-nama
Sultan, diantaranya yaitu Sulatan Alauddin, Sultan Manshur Malik Al-Zahir, Sultan Abu Zaid,
dan Abdullah. Pada tahun 1973 M, ditemukan lagi 11 mata uang dirham, diantaranya bertuliskan
nama Sultan Muhammad Malik Al-Zahir, Sultan Ahmad, dan Sultan Abdullah yang semuanya
merupakan raja-raja Samudra Pasai pada abad ke-14 M dan 15 M.

2.4. Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai

Pada abad ke-15 kerajaan Samudra Pasai kehilangan kekuasaan perdagangan atas Selat
Malaka, dan kemudian dikacaukan Portugis pada tahun 1511-20. Akhirnya kerajaan ini dihisab
kesultanan Aceh  yang timbul tahun 1520-an. Warisan peradaban Islam internasionalnya
diteruskan dan dikembangkan di Aceh.

Hancur dan hilangnya peranan Kerajaan Pasai dalam jaringan antarbangsa ketika suatu
pusat kekuasan baru muncul di ujung barat pulau Sumatera, yakni Kerajaan Aceh Darussalam.
Kerajaan ini muncul pada abad 16 Masehi. Kerajaan Islam yang dipimpin oleh Sultan Ali
Mughayat Syah kala itu menaklukkan Kerajaan Pasai sehingga wilayah Pasai dimasukkan ke
dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Islam Darussalam. Kerajaan Islam Samudera Pasai akhirnya
dipindahkan ke Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).

Runtuhnya kekuatan Kerajaan Samudra Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan


yang terjadi di luar Pasai, tetapi lebih dititikberatkan dalam kesatuan zona Selat Malaka.
Walaupun Kerajan Islam Pasai berhasil ditaklukan oleh Sultan Asli Mughayat Syah, peninggalan
dari kerajaan kecil tersebut masih banyak dijumpai sampai saat ini di Aceh bagian utara.

Pada tahun 1524 M setelah Kerajaan Aceh Menakhlukan Kesultanan Samudera Pasai
tradisi mencetak deurham menyebar keseluruh wilayah Sumatera, bahkan semenanjung Malaka. 
Derham tetap berlaku sampai bala tentara Nippon mendarat di Seulilmeum, Aceh Besar pada
tahun 1942.

9
BAB III
GAMBAR

10
Kerajaan Samudra Pasai
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kerajaan


Samudra Pasai merupakan gabungan dari kerajaan Pase dan Peurlak. Kemunculan kerajaan ini
diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1] sebagai hasil dari proses
Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad
ke-7, ke-8, dan seterusnya. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Basis
perekonomiannya adalah perdagangan dan pelayaran. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan
internasional pertama untuk mengekspor sutera dan lada. Hubungan dagang antara Pasai dan
Jawa berkembang pesat. Antara tahun 1290 dan 1520 kesultanan Pasai tidak hanya menjadi kota
dagang terpenting di selat Malaka, tetapi juga pusat perkembangan Islam dan bahasa sastra
Melayu. Pada abad ke 14 wilayah Kesultanan Samudera Pasai menuai masa kejayaan. Kejayaan
itu di buktikan dengan kemampuan kesultanan samudera pasai membuat mata uang emas pada
masa Sultan Malik Al Zahir. mata uang Samudera Pasai adalah mata uang emas pertama yang
dikeluarkan nusantara oleh kerajaan islam dengan oranamen islam (tulisan arab). Mata uang
tersebut menggunakan nama-nama Sultan, diantaranya yaitu Sulatan Alauddin, Sultan Manshur
Malik Al-Zahir, Sultan Abu Zaid, dan Abdullah.

Mata uang dirham dari Samudra Pasai itu pernah diteliti oleh H.K.J Cowan untuk
menunjukkan bukti-bukti sejarah raja-raja Pasai. Hancur dan hilangnya peranan Kerajaan Pasai
dalam jaringan antarbangsa ketika suatu pusat kekuasan baru muncul di ujung barat pulau
Sumatera, yakni Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan Islam yang dipimpin oleh Sultan Ali
Mughayat Syah kala itu menaklukkan Kerajaan Pasai sehingga wilayah Pasai dimasukkan ke
dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Islam Darussalam.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai
http://sejarah242.blogspot.com/2017/01/sejarah-berdirinya-kerajaan-samudera.html
https://ips.pelajaran.co.id/peninggalan-kerajaan-samudera-pasai/
https://ringtimesbanyuwangi.pikiran-rakyat.com/sejarah/pr-17702593/kerajaan-samudra-pasai-sejarah-
kerajaan-islam-pertama-di-indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai