DISUSUN OLEH :
1. HILMI ABYAN MUZHAFFAR (12)
2. NABILA PUTRI SYAHIRANI (21)
3. NADIA RAINAYA ANANTA (23)
4. NAZMAH ALLIYA SYIFA (25)
5. RIKIYA (29)
KELAS :
X MIPA 9
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai pemenuhan nilai
mata pelajaran Sejarah mengenai Kerajaan Samudera Pasai.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru Sejarah kami,
Bapak Wildan yang telah membimbing kami.
Kelompok 1
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB 2 ISI
A. Awal Masuk Islam di Kerajaan Samudera Pasai
B. Proses Berkembangnya Kerajaan Samudera Pasai di Segala
Bidang
C. Raja-Raja yang Berpengaruh di Kerajaan Samudera Pasai
D. Puncak Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai
E. Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai
F. Peninggalan dari Kerajaan Samudera Pasai
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses penyebaran Islam di Indonesia begitu luas. Akibatnya banyak
tumbuh dan berkembang kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Indonesia,
yaitu di daerah Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan
Kalimantan.
Kerajaan Islam di Sumatra yang dimulai dari berita awal abad ke-16
dari Tome Pires dalam Sume Oriental mengatakan bahwa Sumatra, terutama
di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat Sumatra telah berdiri
banyak kerajaan Islam baik yang besar maupun yang kecil. Kerajaan-
kerajaan tersebut adalah Aceh, Bican, Lambri, Pedir, Pirada, Pase, Aru, Arcat,
Rupat, Siak, Kampar, Tongakal, Indragiri, Jambi, Palembang, Andalas,
Pariaman, Minangkabau, Tiku, Panchur, dan Barus.
Kerajaan-kerajaan tersebut ada yang sedang mengalami
perkembangan bahkan ada yang sedang mengalami keruntuhan karena
pergeseran politik satu dengan lainnya. Berdasarkan sumber sejarah lainnya
bahkan data arkeologis ada kerajaan Islam yang sudah tumbuh sejak dua
abad sebelum kehadiran Tome Pires, yaitu Kerajaan Islam Samudera Pasai.
Letak geografis kerajaan Islam Samudera Pasai senantiasa tersentuh
pelayaran dan perdagangan internasional melalui Selat Malaka yang sudah
ada sejak abad-abad pertama Masehi. Sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi para
pedagang muslim dari Arabia, Persia (Iran), dan dari negeri-negeri Timur
Tengah mulai memegang peranan penting. Dari latar belakang inilah akan
dibahas lebih jauh mengenai kerajaan islam kedua di Indonesia yang sangat
memiliki pengaruh terhadap kerajaan islam lainnya di Nusantara.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan tema penulisan yang akan diuraikan dalam makalah ini,
kami merumuskan masalah yang akan dibahas antara lain sebagai berikut;
1) Bagaimana awal masuknya Islam di Kerajaan Samudra Pasai?
2) Seperti apa proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala
bidang?
3) Siapa saja raja-raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai?
4) Bagaimana keadaan puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai?
5) Faktor apa yang mempengaruhi kemunduran Kerajaan Samudra
Pasai?
6) Apa saja peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membantu dan
mempermudah pembelajaran, serta melengkapi penilaian mata pelajaran
Sejarah. Mendeskripsikan bagaimana awal masuk Islam di Kerajaan Samudra
Pasai, proses berkembangnya di segala bidang, raja-raja yang berpengaruh,
puncak kejayaan, kemunduran, serta peninggalan-peninggalan yang ada dari
Kerajaan Samudra Pasai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan.
Sekitar abad ke-7 dan 8, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-
pedagang Muslim dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan
Asia Timur. Berdasarkan berita Tiongkok zaman T’ang, pada abad-abad
tersebut diduga masyarakat muslim telah ada, baik di Kanton (Kanton atau
Guangzhou, nama sebuah kota, daerah dan provinsi di Tiongkok Selatan)
maupun di daerah Sumatera.
Di Sumatera, daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang
Islam adalah pesisir Samudera. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh dan
saudagar Islam yang datang dari Arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Para
saudagar ini banyak dijumpai di beberapa pelabuhan di Sumatera yaitu di
Barus yang terletak di pesisir barat Sumatera, Lamuri di pesisir timur
Sumatera dan di pesisir lainnya seperti di Perlak,yaitu sekitar tahun 674
Masehi.
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup
berarti di kalangan masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima
oleh lapisan masyarakat pedesaan atau pedalaman melainkan juga
merambah di lapisan masyarakat perkotaan. Dalam perkembangan
selanjutnya, berdirilah Kerajaan Samudera Pasai.
Samudera Pasai didirikan oleh Nizamudin Al-Kamil pada tahun 1267.
Nizamudin Al-Kamil adalah seorang laksmana angkatan laut dari Mesir
sewaktu dinasti Fatimiyah berkuasa. Ia ditugaskan untuk merebut pelabuhan
Kambayat di Gujarat pada tahun 1238 M. Setelah itu, ia mendirikan kerajaan
Pasai untuk menguasai perdagangan Lada. Dinasti Fatimiyah merupakan
dinasti yang beraliran paham Syiah, maka bisa dianggap bahwa pada waktu
itu Kerajaan Pasai juga berpaham Syiah. Akan tetapi, pada saat ada ekspansi
ke daerah Sampar Kanan dan Sampar Kiri sang laksamana Nizamudin Al-
Kamil gugur.
Setelah keruntuhan dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah pada tahun
1284, dinasti Mamuluk yang bermadzhab Syafi’I berinisiatif mengambil alih
kekuasaan Kerajaan Pasai. Selain untuk menghilangkan pengaruh Syiah,
penaklukan ini juga bertujuan untuk menguasai pasar rempah-rempah dan
lada dan pelabuhan Pasai. Maka, Syekh Ismail bersama Fakir Muhammad
menunaikan tugas tersebut. Mereka akhirnya dapat merebut Pasai.
Selanjutnya dinobatkanlah Marah Silu sebagai raja Samudera Pasai yang
pertama oleh Syekh Ismail. Setelah Marah Silu memeluk Islam dan
dinobatkan menjadi raja, dia diberi gelar “Malikus Saleh” pada tahun 1285.
Nama ini adalah gelar yang dipakai oleh pembangunan kerajaan Mamuluk
yang pertama di Mesir yaitu “Al Malikus Shaleh Ayub”.
Ada kisah-kisah menarik yang diterangkan dalam Hikayat Raja Pasai
seputar Marah Silu. Kisah-kisah ini nyaris di luar nalar dan beraroma mistis.
Seperti adanya sabda Rasulullah yang menaubatkan berdirinya kerajaan
Samudera Pasai ataupun kisah Merah Silu yang tanpa diajari siapapun
mampu membaca Al Quran 30 juz dengan sempurna. Terlepas dari itu, Malik
As Saleh kemudian berpindah paham, dari Syiah menjadi paham Syafi’i.
Maka aliran paham di Kerajaan Samudera Pasai yang semula Syiah berubah
menjadi paham Syafi’I yang sunni.
2. Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga
mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk:
a) Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
b) Mengurus soal - soal atau masalah - masalah perkapalan
c) Mengumpulkan barang - barang dagangan yang akan dikirim ke luar
negeri
d) Menyimpan barang - barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia
Tahun 1350 M merupakan masa puncak kebesaran Kerajaan
Majapahit, masa itu juga merupakan masa kebesaran Kerajaan Samudera
Pasai. Kerajaan Samudera Pasai juga berhubungan langsung dengan
Kerajaan Tiongkok sebagai siasat untuk mengamankan diri dari ancaman
Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka.
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai
bertambah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari
kerajaan - kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh
Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
3. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut
aturan – aturan Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan
dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena
persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi
Mekkah.
c. Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli
agama dari Timur Tengah, telah berperan penting dalam proses
perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula, diceritakan
bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama Islam
sesuai dengan Mahzab Syafi'I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi
Islam. Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk
Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja.
Karena wilayah kekuasaan Samudra Pasai yang cukup luas, sehingga
penyebaran agama Islam di wilayah Asia Tenggara menjadi luas.
d. Di bidang politik
Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih telah terjalin
hubungan baik dengan Cina. Diberitakan bahwa Cina telah meminta agar
Raja Pasai untuk mengirimkan dua orang untuk dijadikan duta untuk Cina
yang bernama Sulaeman dan Snams-ad-Din. Selain dengan Cina, Kerajaan
Samudra Pasai juga menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri Timur
Tengah. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama
mulai dari berbagai negeri di Timur Tengah salah satunya dari Persi (Iran)
yang bernama Qadi Sharif Amir Sayyid dan Taj-al-Din dari Isfahan. Hubungan
persahatan Kerajaan Samudra Pasai juga terjalin dengan Malaka bahkan
mengikat hubungan perkawinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Samudra Pasai muncul pada abad ke-13 Masehi ketika
Kerajaan Sriwijaya hancur. Kota Kerajaan disebut Pasai, sekarang ini
letaknya di Desa Beuringen Kec. Samudera Geudong Kab. Aceh Utara
Provinsi Aceh. Wilayah Kekuasaan Kesultanan Pase (Pasai) pada masa
kejayaannya sekitar abad ke-14 terletak di daerah yang diapit oleh dua
sungai besar di pantai Utara Aceh, yaitu sungai Peusangan dan sungai Jambo
Aye, jelasnya Kerajaan Samudra Pasai adalah daerah aliran sungai yang
hulunya berasal jauh ke pedalaman daratan tinggi Gayo Kab. Aceh Tengah.
Daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah
pesisir Samudera. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh dan saudagar
Islam yang datang dari Arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Para saudagar ini
banyak dijumpai di beberapa pelabuhan di Sumatera yaitu di Barus yang
terletak di pesisir Barat Sumatera, Lamuri di pesisir Timur Sumatera dan di
pesisir lainnya seperti di Perlak, yaitu sekitar tahun 674 Masehi.
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup
berarti di kalangan masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima
oleh lapisan masyarakat pedesaan atau pedalaman malainkan juga
merambah lapisan masyarakat perkotaan.
A. Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Samudera Pasai di wilayah nusantara
pada masa yang lalu. Maka dari itu, kita wajib mensyukurinya. Kita bisa
belajar tentang bagaimana suatu kerajaan dalam memulai suatu
pemerintahan hingga mencapai puncak kejayaan yang memerlukan waktu
yang sangat lama. Dan kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut
untuk kehidupan yang akan datang.