Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

“KERAJAAN DI SUMATRA DAN JAWA”

Disusun oleh :

Muhamad Jehan Aryadillah


Ananda Amalia
Cindy Salma Fauziah
Laila Zahra
Siti Roro Badriah
Ninda Aulia

XII IPA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA CILEGON


ISLAMIC BOARDING SCHOOL
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan bantuan-Nya sehingga makalah yang kami buat ini bisa diselesaikan dengan
baik. Di dalam makalah ini terdapat banyak pengetahuan tentang hal-hal yang bisa
kita pelajari. Karena keterbatasan dan pemahaman kami mengenai materi ini,
maka harap dimaklum jika masih banyaknya kekurangan. Namun, kami sudah
berusaha sebaik mungkin. Hasil dari laporan ini juga berkat bantuan, dukungan,
dan arahan dari guru mata pelajaran kami. Maka saya ucapkan terima kasih
kepada guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang sudah memberikan
banyak arahan sehingga makalah ini bisa terselesaikan bagaimana mestinya.

Akhir kata, kami ucapkan kembali terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak. Semoga makalah Sejarah Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia
ini akan berguna di kemudian hari.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................1
C. TUJUAN..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN MATERI......................................................3
A. KERAJAAN DI SUMATRA..........................................................3
1. Kerajaan Samudra Pasai..........................................................3
2. Kerajaan Malaka.......................................................................6
3. Kerajaan Aceh Darussalam......................................................7
B. KERAJAAN DI JAWA..................................................................8
1. Kerajaan Demak.......................................................................8
2. Kerajaan Banten.......................................................................10
3. Kerajaan Mataram...................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................14
A. KESIMPULAN................................................................................14
B. SARAN.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia terkenal dengan penduduknya yang mayoritas memeluk


agama islam, budaya nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup
banyak. Sejarah masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu
di ikuti oleh pedagang arab dan Persia. Sambil berdagang mereka
menyebarkan agama islam ke tempat mereka berlabuh di seluruh indonesia.
Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7 atau 8,
karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar selat
Malaka. Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti
penyebaran di tanah jawa yang di lakukan oleh para walisongo, mereka lah
sang pendakwah dan sang ulama yang menyebarkan islam dengan cara
pendekatan sosial budaya. Sebagai Negara muslim terbesar di dunia, Indonesia
memiliki sejarah panjang tentang bagaimana agama Islam masuk ke
Indonesia. Mulai dari awal mula sejarah masuknya Islam ke Indonesia hingga
menjadi agama dengan pemeluk terbesar di nusantara tidak memakan waktu
yang singkat melainkan sudah terjadi sejak zaman kerajaan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah yang
nanti nya menghasilkan sebuah makalah sebagai berikut :
1. Apa saja peninggalan kerajaan tersebut?
2. Kapan kerajaan itu berdiri di pulau tersebut?
3. Di daerah mana kerajaan tersebut berdiri?
4. Siapa pendiri kerajaan dipulau tersebut?
5. Mengapa kerajaan tersebut bisa mengalami keruntuhan?
6. Bagaimana kerajaan tersebut bisa mencapai puncak kejayaan?

1
C. Tujuan
1. Agar siswa mengetahui keberadaan kerajaan dipulau tersebut.
2. Menambah wawasan tentang bagaimana kerajaan tersebut berdiri.
3. Kita dapat mengetahui berbagai macam keberagaman kebudayaan Islam
yang ada di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerajaan di Sumatera

1. Kerajaan Samudra Pasai


Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh
Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan
kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung
Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan
bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan
Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara
makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja
Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah
ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia.
Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera
Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan
raja pertama Malik al-Saleh.
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat
perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari
berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia.
Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang
besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut
dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di
samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan
pusat perkembangan agama Islam.
Raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Samudra Pasai
yaitu sebagai berikut :
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)

3
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 – 1345)
4. Sultan Malik Az-Zahir 1326 - 1346)
5. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-
1405)
6. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)

Rentang masa kekuasan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3


abad, dari abad ke-13 hingga 16 M.Wilayah kekuasaan Kerajaan
Samudra Pasai mencakup wilayah Aceh ketika itu yang tepat nya di
daerah pesisir pulau Sumatra.

Struktur pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai yaitu Pimpinan


tertinggi kerajaan berada di tangan sultan yang biasanya memerintah
secara turun temurun. disamping terdapat seorang sultan sebagai
pimpinan kerajaan, terdapat pula beberapa jabatan lain, seperti
Menteri Besar (Perdana Menteri atau Orang Kaya Besar), seorang
Bendahara, seorang Komandan Militer atau Panglima Angkatan laut
yang lebih dikenal dengan gelar Laksamana, seorang Sekretaris
Kerajaan, seorang Kepala Mahkamah Agama yang dinamakan Qadi,
dan beberapa orang Syahbandar yang mengepalai dan mengawasi
pedagang-pedagang asing di kota-kota pelabuhan yang berada di
bawah pengaruh kerajaan itu. Biasanya para Syahbandar ini juga
menjabat sebagai penghubung antara sultan dan pedagang-pedagang
asing.

Selain itu menurut catatan M.Yunus Jamil, bahwa pejabat-


pejabat Kerajaan Islam Samudera Pasai terdiri dari orang-orang alim
dan bijaksana. Adapun nama-nama dan jabatan-jabatan mereka adalah
sebagai berikut :

1. Seri Kaya Saiyid Ghiyasyuddin, sebagai Perdana Menteri


2. Saiyid Ali bin Ali Al Makaarani, sebagai Syaikhul Islam

4
3. Bawa Kayu Ali Hisamuddin Al Malabari, sebagai Menteri Luar
Negeri

Kehidupan politik Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh


Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh, sebagai raja pertama yang
memerintah tahun 1285 – 1297. Pada masa pemerintahannya, datang
seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang bernama
Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka dapat
diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah Sultan
Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh
keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-
Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad adalah
Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 –
1348). Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai berkembang pesat
dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India
maupun Arab. Bahkan melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah
seorang utusan dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui Samudra
Pasai merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan
diatur secara India dan patihnya bergelar Amir
Kehidupan ekonomi Kerajaan Samudra Pasai dengan letaknya
yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan
Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai
menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Kerajaan Samudra
Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan
penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Samudra Pasai berkembang
pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II. Hal ini juga
sesuai dengan keterangan Ibnu Batulah.

Komoditi perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada,


kapurbarus dan emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah
dikenal uang sebagai alat tukar yaitu uang emas yang dinamakan
Deureuham (dirham).

5
Kehidupan sosial budaya Kerajaan Samudra Pasai telah
disebutkan di muka bahwa, Pasai merupakan kerajaan besar, pusat
perdagangan dan perkembangan agama Islam. Sebagai kerajaan besar,
di kerajaan ini juga berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan
karya tulis yang baik. Sekelompok minoritas kreatif berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk
menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian
disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di
antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian
awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP
menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi
nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh
Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.

Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami


kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1360
M. Pada tahun 1524 ditaklukkan oleh kerajaan aceh.
Berikut ini beberapa bukti peninggalan Kerajaan Samudra Pasai:
1. Makam Sultan Malik Al-Saleh.
2. Lonceng Cakra Donya. Lonceng Cakra Donya
3. Makam Sultanah Nahrasiyah.
4. Dirham peninggalan Kerajaan Samudera Pasai.
5. Hikayat Raja-Raja Pasai.

2. Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka berdiri pada tahun 1400 di Malaka, Malaysia.


Pendiri Kerajaan Malaka yaitu Parameswara.

Puncak kejayaan kerajaan ini yaitu pada masa pemerintahan Sultan


Mansur Syah yang berkuasa tahun 1459-1477. Ia berhasil mencakup
Pahang, kedah, trenggana, dan sejumlah daerah di Sumatera.
Kemunduran Kerajaan Malaka dimulai setelah kematian Sultan
Mansur Syah. Para pengurusnya tidak mampu mempertahankan kestabilan

6
dan kemakmuran. Kerajaan ini juga menghadapi ancaman dari bangsa
Eropa yang mulai menjelajahi Asia Tenggara untuk mencari rempah-
rempah.
Peninggalan Kerajaan Malaka, yaitu :
1. Masjid Raya Baiturrahman (digunakan untuk menuntut ilmu dan
sebagai markas pertahanan).
2. Masjid Raya Deli (terletak di Medan, arsitek masjid ini berasal dari
Belanda yang bernama J.A. Tingdemen).
3. Benteng A Famosa (benteng ini menjadi saksi penjajahan Portugis,
terletak di Bandar Hilir).
4. Hikayat Hang Tuah (Hikayat ini merupakan tokoh pahlawan symbol
kejayaan).
5. Mata uang (digunakan dalam system perdagangan).

3. Kerajaan Aceh Darussalam

Menurut sejarah Aceh sebelum abat ke 13 sudah ada kerajaan-


kerjaan yang berkembang sangat gemilang dan dikenal negeri yang amat
kaya dan makmur. Pada zaman itu kesultanan Aceh telah menjalin
hubungan dengan kerajaan –kerajaan barat termasuk Inggris, Ottoman dan
Belanda. Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan
mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Perkembangan pesat yang dicapai Kerajaan Aceh tidak lepas dari letak
kerajaannya yang strategis, yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat
jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu.
Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Perkembangan
pesat yang dicapai Kerajaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang
strategis, yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran
perdagangan internasional pada masa itu. Ramainya aktivitas pelayaran
perdagangan melalui bandar – bandar perdagangan Kerajaan Aceh,

7
mempengaruhi perkembangan kehidupan Kerajaan Aceh dalam segala
bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya.
Berdasarkan Bustanus salatin (1637 M) karangan Naruddin Ar-
Raniri yang berisi silsilah Sultan – Sultan Kerajaan Aceh, dan berita –
berita Eropa, Kerjaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari Kerajaan
Pedir.
Penyebab Kemunduran Kerajaan Aceh :
1. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1036, tdk ada raja – raja
besar yg mampu mengendalikan daerah Aceh yg demikian luas. Di
bawah Sultan Iskandar Thani ( 1637 – 1641 ), sebagai pengganti Sultan
Iskandar Muda, kemunduran itu mulai terasa & terlebih lagi setelah
meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
2. Timbulnya pertikaian yg terus menerus di Aceh antara golongan
bangsawan (teuku) dgn golongan utama (teuku) yg mengakibatkan
melemahnya Kerajaan Aceh. Antara golongan ulama sendiri prtikaian
terjadi karena prbedaan aliran dlmm agama (aliran Syi’ah dan Sunnah
wal Jama’ah).
3. Daerah kekuasaannya banyak yg melepaskan diri seperti Johor,
Pahang, Perlak, Minangkabau, dan Siak. Negara – negara itu
menjadikan daerahnya sbg negara merdeka kembali, kadang – kadang
di bantu bangsa asing yg menginginkan keuntungan perdagangan yg
lebuh besar.
Kerajaan Aceh yg berkuasa selama kurang lebih 4 abad,
akhinya runtuh karena dikuasai oleh Belanda awal abad ke-20.

B. Kerajaan di Jawa
1. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak berdiri seiring dengan kemunduran Majapahit,


kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara. Menurut beberapa sumber
sejarah, seperti Babad Tanah Jawi dan Sejarah Banten, pendiri Kerajaan
Demak adalah Raden Patah, putra dari Raja Majapahit Brawijaya V

8
dengan seorang putri China yang masuk Islam. Raden Patah awalnya
adalah adipati di Palembang, namun kemudian pindah ke Demak dan
mendirikan kerajaan Islam di sana pada tahun 1478 M. Raden Patah
mendapat dukungan dari Wali Songo, sembilan tokoh penyebar Islam di
Jawa. Salah satu dari Wali Songo yang paling berpengaruh adalah Sunan
Ampel, yang menjadi guru dan mertua Raden Patah. Sunan Ampel juga
membantu Raden Patah dalam menghadapi serangan dari Majapahit yang
masih ingin mempertahankan kekuasaannya. Masa kejayaan Kerajaan
Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546),
putra dari Raden Patah. Sultan Trenggono berhasil memperluas wilayah
kekuasaan Demak ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Ia juga mengirimkan
pasukan untuk menyerang Malaka, yang saat itu dikuasai oleh Portugis.
Salah satu panglima perang yang terkenal dari Demak adalah Fatahillah,
yang berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis pada tahun 1527 M dan
mengubah namanya menjadi Jayakarta. Sultan Trenggono juga
membangun beberapa masjid dan menara sebagai pusat ibadah dan
pendidikan Islam. Salah satu masjid yang dibangunnya adalah Masjid
Agung Demak, yang memiliki arsitektur khas Jawa dengan atap
bertingkat-tingkat. Masjid ini juga menyimpan beberapa benda bersejarah,
seperti mimbar kayu yang dipercaya dibuat oleh Sunan Kalijaga, salah satu
Wali Songo.

Keruntuhan Kerajaan Demak dimulai setelah wafatnya Sultan


Trenggono pada tahun 1546 M. Ia tewas dalam sebuah pertempuran
melawan Kerajaan Blambangan di Panarukan, Situbondo. Setelah
kematian Sultan Trenggono, terjadi perebutan kekuasaan antara putra-
putranya dan para adipati lainnya. Sunan Prawoto, putra Sultan
Trenggono, naik takhta sebagai raja Demak berikutnya. Namun, ia
dibunuh oleh Arya Penangsang, putra dari Pangeran Surowiyoto atau
Pangeran Sekar, yang merupakan saingannya dalam perebutan takhta.
Arya Penangsang kemudian menjadi raja Demak selanjutnya. Arya

9
Penangsang juga menghadapi perlawanan dari Pangeran Hadiri atau
Pangeran Kalinyamat, adipati Jepara yang merupakan saudara ipar Sultan
Trenggono. Pangeran Hadiri berhasil mempertahankan Jepara dari
serangan Arya Penangsang dan mendirikan Kerajaan Kalinyamat yang
mandiri dari Demak. Arya Penangsang akhirnya tewas pada tahun 1554 M
oleh Ki Ageng Pemanahan, bawahan dari Pangeran Hadiwijaya atau Jaka
Tingkir, adipati Pajang. Ki Ageng Pemanahan menusuk Arya Penangsang
dengan keris Kyai Setan Kober, yang merupakan milik Arya Penangsang
sendiri. Dengan kematian Arya Penangsang, Kerajaan Demak pun runtuh
dan digantikan oleh Kerajaan Pajang sebagai kerajaan Islam terkuat di
Jawa.

2. Kerajaan Banten
Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa
yang pernah menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan. Kerajaan
Banten menjadi salah satu kerajaan yang punya peranan penting dalam
perdagangan rempah sekaligus penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Kerajaan atau Kesultanan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau
dikenal sebagai Sunan Gunung Jati pada 1525 M. Kedatangan Sunan
Gunung Jati ke Banten adalah bagian dari misi Sultan Trenggono dari
Kerajaan Demak untuk mengusir Portugis dari Nusantara. Setelah berhasil
menguasai Banten, Sunan Gunung Jati segera mengambil alih
pemerintahan, tetapi tidak mengangkat dirinya sebagai raja. Pada 1552 M,
Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon dan menyerahkan Banten kepada
putra keduanya, Sultan Maulana Hasanuddin. Sejak saat itu, Sultan
Maulana Hasanuddin ini resmi diangkat sebagai raja pertama Kerajaan
Banten. Pada masa kepemimpinannya, perdagangan Kerajaan Banten
berkembang pesat didukung adanya pelabuhan sebagai gerbang
perdagangan antarnegara. Lokasinya yang strategis menjadikan Kerajaan
Banten sangat mengandalkan perdagangan dalam menopang
perekonomiannya. Lada menjadi komoditas yang paling diunggulkan dan

10
berkembang pesat pada masa itu. Bahkan monopoli perdagangan lada di
Lampung dikuasai Banten. Belum lagi didukung oleh niaga melalui jalur
laut yang membuat Banten berkembang tak hanya di Nusantara, melainkan
sampai luar negeri. Tak hanya itu saja, Sultan Maulana Hasanuddin juga
melanjutkan cita-cita ayahnya untuk meluaskan pengaruh Islam di tanah
Banten.
Masa Kejayaan Kerajaan Banten berhasil mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa yang berkuasa
pada 1651-1683 M. Beberapa hal yang dilakukan Sultan Ageng Tirtayasa
untuk memajukan Kesultanan Banten, antara lain :
1. Memajukan wilayah perdagangan Banten hingga ke bagian selatan
Pulau Sumatra dan Kalimantan.
2. Banten dijadikan tempat perdagangan internasional yang
mempertemukan pedagang lokal dengan pedagang Eropa.
3. Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam.
Kemunduran Kerajaan Banten kegigihan Sultan Ageng Tirtayasa
dalam melawan VOC kemudian mendorong Belanda melakukan politik
adu domba. Politik adu domba ditujukan kepada Sultan Ageng Tirtayasa
dengan putranya, Sultan Haji, yang kala itu sedang terlibat konflik. Siasat
VOC pun berhasil sehingga Sultan Haji mau bekerjasama dengan Belanda
demi meruntuhkan kekuasaan ayahnya. Pada 1683, Sultan Ageng
Tirtayasa ditangkap dan dipenjara sehingga harus menyerahkan
kekuasaannya kepada putranya. Penangkapan Sultan Ageng Tirtayasa ini
menjadi tanda berkibarnya kekuasaan VOC di Banten. Meski Sultan Haji
menjadi raja, namun pengangkatan itu disertai beberapa persyaratan yang
tertuang dalam Perjanjian Banten. Sejak saat itu, Kesultanan Banten tidak
lagi memiliki kedaulatan dan penderitaan rakyat menjadi semakin
berat. VOC semakin ikut campur dalam urusan Banten bahkan meminta
kompensasi untuk menguasai Lampung sekaligus hak monopoli
perdagangan di sana. Usai Sultan Haji meninggal, VOC semakin menekan
Kerajaan Banten. Hal ini pun membuat pengaruh Kerajaan Banten

11
memudar dan ditinggalkan. Hingga akhirnya pada 1809, Gubernur
Jenderal Daendels menghapus Kesultanan Banten untuk mengatasi
perlawanan rakyat Banten terhadap VOC.
Peninggalan Kerajaan Banten memiliki benda peninggalan yang
menjadi bukti bahwa kerajaan ini pernah berjaya pada masanya, antara lain
:
1. Masjid Agung Banten
2. Masjid Kasunyatan
3. Keraton Surosowan
4. Masjid Pacinan
5. Benteng Speelwijk
6. Danau Tasikardi
7. Vihara Avalokitesvara
8. Meriam Ki Amuk
9. Keraton Kaibon

3. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram didirikan oleh Danang Sutawijaya pada sekitar tahun
1586. Sutawijaya adalah anak dari Ki Ageng Pamanahan yang mendapat
kepercayaan dari Raja Kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya untuk memimpin
wilayah Hutan Mentaok. Sutawijaya memberi nama kawasan Hutan Mentaok
menjadi Mataram, dan dia mendapat gelar Panembahan Senopati.
Kerajaan Mataram Islam berlokasi di alas Mentaok yang saat ini sudah
menjadi Yogyakarta. Adapun pusat pemerintahan Kesultanan Mataram saat itu
adalah di Kutagede atau saat ini lebih dikenal dengan sebutan Kotagede.
Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam berlangsung sejak Sultan Agung
wafat dan gagalnya penaklukan Batavia. Setidaknya ada beberapa faktor yang
menyebabkan runtuhnya kerajaan Islam di Jawa ini, diantaranya adalah :
1. Kemunduran di Bidang Ekonomi dan Sosial
2. Banyak kriminalitas
3. Banyak wilayah melepaskan diri

12
4. Ketegangan politik
5. Campur tangan Belanda
6. Perselisihan pewaris harta
Masa Kejayaan Mataram Islam, yaitu :
1. Kerajaan Mataram Islam berbeda dengan kerajaan Mataram Kuno yang
sebelumnya juga pernah berkuasa di Jawa.
2. Raja Kerajaan Mataram Islam yang terkenal dan membawa ke puncak
kejayaan adaah Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung.
3. Sultan Agung memerintah kerajaan Mataram Islam dari tahun 1613 –
1645.
4. Pada masa tersebut, Kerajaan Mataram Islam berhasil menguasai banyak
daerah kekuasaan, mulai dari wilayah Jawa hingga Madura.
Peninggalan Kerajaan Mataram, yaitu :
1. Candi Bima.
2. Candi Kalasan.
3. Candi Plaosan.
4. Candi Prambanan.
5. Candi Sewu.
6. Candi Mendut.
7. Candi Pawon.
8. Candi Puntadewa.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kerajaan Islam memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan
islam di Indonesia melalui jalur kekuasaan.
2. Salah satu peranan tersebut di tandai dengan muncul nya kerajaan-kerajaan
islam.
3. Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Indonesia adalah kerajaan
Samudra Pasai sedangkan di pulau jawa kerajaan Demak.
B. Saran
Dengan disusun nya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami Sejarah Peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik dari sebelum nya. Demikian saran yang dapat kami
sampaikan, semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/
2020/10/30/153020069/kerajaan-islam-
di-jawa?page=all

14
https://www.detik.com/sumbagsel/budaya/d-6758479/mengenal-7-kerajaan-
islam-di-sumatera-yang-bersejarah

15

Anda mungkin juga menyukai