Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak keanekaragaman, seperti
keanekaragaman agama. Di Indonesia kebanyakan penduduknya menganut agama
islam, karena dalam agama ini tidak ada sistem kasta atau yang lainnya seperti dalam
agama Hindu maupun agama Budha. Dalam agama Islam derajat seseorang itu sama,
baik ia kaya atau miskin, yang menjadikan derajat orang itu tinggi atau rendah adalah
keimanan dan ketakwaan. Inilah yang menyebabkan kebanyakan orang memilih Islam
sebagai agama yang patut untuk di ikuti atau di yakini.
Seiring dengan berkembangnya Islam para sejarawan melakukan berbagai
penelitian tentang bagaimana cara masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia ini,
yang kemudian adanya berbagai teori yang muncul dalam penelitian-penelitian yang
di lakukan oleh para sejarawan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa saja kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia?


b. Jelaskan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengasah kemampuan penulis secara akademik untuk membahas tentang
kerajaan-kerajaan islam di Indonesia
b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca
c. Menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kerjaan Islam Samudra Pasai


a. Letak geografis

Letak Kesultanan Samudra Pasai

Kerajaan samudra pasai yang terletak di Sumatra merupakan kerajaan islam


pertama di Indonesia yang berdiri pada pertengahan abad 13 M . adapun raja
pertama kerjaan samudra pasai yaitu merah silu yang kemudian diberi gelar
malikus saleh oleh syeikh ismail dari mekah. Namun akhirnya kerajaan samudra
pasai dan berhasil di duduki oleh portugis pada tahun 1521 M dan berhasil direbut
kembali pada tahun 1542 M. yang akhirnya berubah menjadi kerajaan aceh raja
pertama kerjaan aceh yaitu sultan Ali mugayat syah.
b. Awal masuk islam di kerajaan Samudra Pasai
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar
abad ke-7 dan 8, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang
Muslim dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Di Sumatera, daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah
pesisir Samudera
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di
kalangan masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan
masyarakat pedesaan atau pedalaman malainkan juga merambah lapisan
masyarakat perkotaan. Dalam perkembangan selanjutnya, berdirilah kerajaan
Samudera Pasai.

c. Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan samudra pasai
1) Nazimuddin Al-Kamil
Adalah seorang Laksamana dari Dinasti Fatimah di Mesir yang pada
tahun1238 ditugaskan merebut pelabuhan Kambayat, Gujarat, India. Selain
itu, ia juga membangun sebuah kerajaan di ujung utara pulau Sumatera yang
dinamakan kerajaan Samudra Pasai. Tujuannya tentu adalah untuk menguasai
perdagangan Lada di Jalur Selat Malaka.
2) Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297)
Setelah Dinasti Mamluk yang beraliran Islam Syafei menaklukan
Dinasti Fatimah di Mesir, Ia juga ingin merebut Kerajaan Samudra Pasai.
Maka, dikirimlah Syekh Ismail yang nantinya akan bersekutu dengan Marah
Silu (putra seorang bangsawan Persia, Marah Gajah). Kerajaan ini berhasil
direbut dan Marah Silu menerima gelar Sultan Malik Al-Saleh. Pada masanya,
ia memperkuat Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka. Ia
meninggal tahun 1297.
3) Sultan Malik Al-Thahir / Sultan Muhammad (1297-1326)
Putra Sultan Malikul Al-Saleh. Pada masa pemerintahannya, terjadi
perpecahan antara kedua putranya yaitu Sultan Mahmud dan Sultan Mansyur.
Sultan Mansyur memilih untuk memisahkan diri ke Aru dan kembali
menganut Islam Syiah.
4) Sultan Ahmad Perumadat Perumal
Pada masanya, kerajaan Samudra Pasai mendapt kunjungan dari utusan
Sultan Delhi, Muhammad Tuqhluq, yaitu Ibnu Batutah pada tahun 1345 dan
1346. Ibnu Batutah singgah dua kali saat pergi ke dan dari China. Ia
mengatakan bahwa Islam yang dianut adalah Islam Syafei dan ada golongan
bangsawan Persia yang disebut Amir.
5) Zainal Abidin (1383-1405)
Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran pada masa
pemerintahannya karena Kerajaan Islam lainnya telah muncul yaitu Kerajaan
Malaka di bawah Iskandar Syah.
6) Sultan Shalahudin (1405 - 1412).
Pada perkembangan selanjutnya, Kerajaan Samudra Pasai sempat
ditaklukkan oleh bangsa Portugis tahun 1521 dan oleh Kerajaan Aceh di
bawah pimpinan Ali Mughayat Syah tahun 1524.

d. Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga
mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk :

o Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya


o Mengurus soal-soal atau masalah-masalah perkapalan
o Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
o Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia

Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah


pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan –
kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka
maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.

e. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan
– aturan dan okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat
persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab.
Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah
Serambi Mekkah.

Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik.
Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama
Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut
dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut
adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar
tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di
bumi nusantara.

f. Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari
Timur Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di
Nusantara. Berdasarkan hal itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai
begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai dengan Mahzab Syafi’I dan ia
selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang telah beragama
Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan
kepatuhannya kepada sang raja.

g. Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai


Factor-faktor yang menyebabkan keemunduran kerajaan samudra pasai yaitu:
o Kekalahan Acah dalam melawan portugis di malaka pada tahun 1629M.
o Tokoh penggganti Sultan Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.
o Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran
Syamsudin as-Sumatrani dan penganut ajaran Naruddin ar Raniri.
o Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat seperti Johor, Perlak,
Pahang, Minangkabau, dan Siak melepaskan diri dari Aceh.

2. Kerajaan Aceh Darussalam


Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang
didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi
penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan
Malaka. Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang).
Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah
kaum bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di
bawah kaum ulama, disebut golongan tengku atau teungku.

a. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh
1) Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri Kerajaan Aceh yang
memerintah dari tahun 1514 sampai 1528. Pada awalnya Aceh merupakan
bagian dari kerajaan Pidie. Namun, berkat kegigihannya Aceh mampu
melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie.
2) Salahudin
Salahudin merupakan raja pengganti Sultan Ali Mughayat Syah. Pada
suatu waktu, Salahudin gagal menyerang, maka pada tahun 1537 Salahudin
dijatuhkan oleh Alaudin Riayat Syah Al-Kahar.
3) Alaudin Riayat Syah Al-Kahar
Ia merupakan pengganti Salahudin yang pada suatu waktu menyerang
wilayah Batak, Aru, Johor, dan Malaka.
4) Sultan Iskandar Muda
Ia memerintah dari tahun 1607 sampai 1638.

5) Sultan Iskandar Thani


Ia merupakan pengganti Sultan Iskandar Muda, yang memerintah dari
tahun 1638 sampai 1641. Semasa pemerintahan Sultan Iskandar Thani,
Kerajaan Aceh tidak mengalami kemajuan. Setelah beliau wafat, Aceh
semakin Mundur. Kemunduran Aceh disebabkan oleh pertikaian dalam
kerajaan itu sendiri. Pada saat itu Belanda berhasil menguasai Malaka dan
Nusantara.
Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan
Iskandar Muda. Semasa pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah
hingga ke Semenanjung Malaya (Johor, Pahang, dan Kedah). Kekuatan
utamanya terletak pada angkatan perang Kerajaan Aceh. Armada angkatan
lautnya merupakan yang terkuat di masa itu.

Wilayah kerajaan Aceh pada masa kejayaannya

Pada masa ini, Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya, perdagangan


berkembang pesat, sehingga menjadikan Aceh sebagai pelabuhan
internasional. Aceh menjalin hubungan yang baik dengan Kerajaan Turki,
Persia, Cina, dan India.

6) Kehidupan sosial budaya


Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur
perdagangan internasional di Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai
dikunjungi pedangang Islam.
Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam
kehidupan bermasyarakat, terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran
agama Islam. Pada sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli
tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin
ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.
Keempat ulama ini sangat berpengaruh bukan hanya di Aceh tetapi juga
sampai ke Jawa.

7) Kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa
kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh
menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas,
perak dan timah serta rempah-rempah.

8) Penyebab kemunduran Kerajaan Aceh


o Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1636, tidak ada raja-raja besar
yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas.
o Timbulnya pertikaian yang terus-menerus di Aceh antara golongan
bangsawan (teuku) dengan golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan
melemahnya Kerajaan Aceh.
o Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri seperti Johor,
Pahang, Perak, Minangkabau dan Siak.
o Kekelahan Aceh dalam perang melawan Portugis di Malaka pada tahun
1629M.
o Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa berhasil mendesak
dan menggeser daerah perdagangan Aceh.

3. Kerajaan Demak

Kerajaan demak didirikan oleh raden patah pada tahun 1500 M. pendukung
terbesar berdirinya kerajaan demak adalah para mubalig yang disebut Wali
songo.Kemudian didirikan mesjid agung demak sebagai tempat perkumpulan para
ulama atau pusat penyiaran islam di pulau jawa. Adapun tempat yang dijadikan para
ulama bermusyawarah adalah serambi mesjid agung demak.

a. Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak
1) Raden Fatah
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan
raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa,
Raden Fatah di angkat menjadi bupati di Bintaro Demak dengan Gelar Sultan
Alam Akbar al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah
pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki
daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras.
Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang
proses pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
2) Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh
Adipati Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa
pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia
yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun
usia pemerintahannya tidak begitu pasukan Demak menyerang Portugis di
Malaka, keberanian Adipati Unus menyerang Malaka membuat Adipai Unus
dijiluki Pangeran Sabrang Lor. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta
kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana.
3) Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M.
Dibawah pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan
Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa
Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa
Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya
antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah
ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan
Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan
Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa
menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada
tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota
Jakarta.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung
Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad
Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden
patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
Para ulama yang menyebarkan islam di tanah jawa yang akhirnya
disebut wali songo (Sembilan wali ) sebagai berikut:
a. Maulana malik Ibrahim (maulana maghribi) beliau berasal dari turki,
seorang ulama dan ahli dibidang tata Negara, beliau wafat di gresik pada
tahun 1419
b. Raden Rahmad (sunan ampel) beliau adlaah ulama yang sangat di
hormati oleh raja majapahit dari itulah beliau di berikan kebebasan untuk
menyebarkan agama islam di pulau jawa
c. Makdum Ibrahim (sunan bonang) putra raden rahmat, wayang
merupakan media yang beliau gunakan dalam berdakwah
d. Raden Paku (sunan giri) beliau mendirikan pesantren-pesantren untuk
golongan rakyad lemah, beliau ahli dalam pemerintahan dan kesenian yang
menciptkana tambang pocong asmarada
e. Syarif Hidayatullah (sunan gunung jati) beliau yang mengukuhkan
islam sebagai ketatanegaraan kerajaan cerebon
f. Ja’far Shadiq (sunan kudus) beliau merupakan ulama yang tegas serta
istiqomah beliau juga masih keturunan sayyidina ali bin abi thalib
g. Reden Prawata ( sunan muria ) beliau adalah putra dari sunan kalijaga,
beliau berdakwah melalui seni budaya , beliau wafat dimuria
h. Raden Syarifudin ( sunan derajat) beliau adalah putra sunan ampel yang
berdakwahnya banyak di daerah gresik. Dalam berdakwah ia menciptkan
gending pengkur.
i. Raden Mas Syahid (sunan kalijaga) beliau berdakwah melalui seni
budaya masyarakat setempat yaitu wayang yang isi ceritanya sesuai
dengan islam.

b. Kehidupan sosial budaya


Salah satu peninggalan budaya Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak
yang terkenal dengan salah satu tiangnya yang terbuat dari pecahan kayu (tatal).
Pembangunan masjid dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Di pendopo masjid inilah
Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan sekaten yang tujuannya untuk
menyebarkan tradisi Islam. Tradisi tersebut sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta dan Surakarta.

c. Keruntuhan Kerajaan Demak


Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang
hebat di keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan
diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul
pertentangan di antara para waris yang saling berebut tahta. Hal itu menyebabkan
runtuhnya Kerajaan Demak.

4. Kerajaan Pajang
Sultan petama kerjaan pajang bernama jaka tingkir yang kemudian bergelar
sultan hadiwijaya. Kerajaan pajang adalah kelanjutan dari kerajaan islam di demak.
Setelah meninggalnya sultan hadwijaya, kerjaan pajang dipindahkan ke
mataram dan juga akhirnya wilayah pajang dikuasai mataram.
a. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan pajang
1) Jaka Tingkir
Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, putra Ki Ageng Pengging atau Ki
Kebo Kenanga. Ketika ia dilahirkan, ayahnya sedang menggelar pertunjukan
wayang beber dengan dalang Ki Ageng Tingkir. Kedua ki ageng ini adalah
murid Syekh Siti Jenar. Sepulang dari mendalang, Ki Ageng Tingkir jatuh
sakit dan meninggal dunia.
Meski dalam Babad Jawa, Adiwijaya lebih dilukiskan sebagai Raja
yang serba lemah, tetapi kenyataannya sebagai ahli waris Kerajaan Demak ia
mampu menguasai pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan baik.
Perpindahan pusat Kerajaan ke pedalaman yang dilanjutkan lagi oleh Raja
Mataram berpengaruh besar atas perkembangan peradaban Jawa pada abad ke-
18 dan 19. Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah Barat Bagelen
(lembah Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo atas).
2) Arya Pangiri
Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak, yang
tewas dibunuh Arya Penangsang tahun 1549. Ia kemudian diasuh bibinya,
yaitu Ratu Kalinyamat di Jepara.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya akhir tahun 1582 terjadi permasalahan
takhta di Pajang. Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan
Arya Pangiri dengan dukungan Sunan Kudus. Alasan Sunan Kudus adalah
usia Pangeran Benawa lebih muda daripada istri Pangiri, sehingga tidak pantas
menjadi raja.
Pangeran Benawa yang berhati lembut merelakan takhta Pajang
dikuasai Arya Pangiri sedangkan ia sendiri kemudian menjadi bupati Jipang
Panolan (bekas negeri Arya Penangsang).
Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia
mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat
Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk
Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok
karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang
mengabdi pada Pangeran Benawa.
3) Pangeran Benawa
Pangeran Benawa adalah raja ketiga Kesultanan Pajang yang
memerintah tahun 1586-1587, bergelar Sultan Prabuwijaya. Pangeran Benawa
adalah putra Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, raja pertama Pajang. Sejak
kecil ia dipersaudarakan dengan Sutawijaya, anak angkat ayahnya, yang
mendirikan Kesultanan Mataram.
Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang
menikah dengan Mas Jolang putra Sutawijaya. Dyah Banowati bergelar Ratu
Mas Adi, yang kemudian melahirkan Sultan Agung, raja terbesar Mataram.

b. Kehidupan Sosial Budaya


Pada zaman Pakubuwono I dan Jayanegara bekerja sama untuk menjadikan
Pajang semakin maju dibidang pertanian sehingga Pajang menjadi lumbung beras
pada abad ke-16 sampai abad 17, kerja sama tersebut saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak. Kehidupan rakyat Pajang mendapat pengaruh Islamisasi yang
cukup kental sehingga masyarakat Pajang sangat mengamalkan syariat Islam
dengan sungguh-sungguh.

c. Kehidupan Ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di
Kartasura, ada kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana
bupati Surabaya. Pada masa itu seluruh Jawa Timur kompak dalam mendukung
kerjasama antara PakuBuwono 1 dan Jayengrana.
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian. Lokasi pusat kerajaaan
Pajang ada di dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke
dua-duanya bermata air di lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi
berjalan lancar karena air tanah di sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga
pertanian di Pajang maju.

d. Kemunduran Kerajaan Pajang


Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan
Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus
berhasil naik takhta tahun 1583.
Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam
terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuat
Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin. Pada tahun
1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang.
Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan
kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak.
Pangeran Benawa kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga. Pemerintahan
Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang
menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan
Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Baning, adik
Sutawijaya. Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan Mataram di mana ia
sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati

5. Kerjaan Islam Mataram


Kerajaan islam mataram diperintah oleh senopati sampai tahun 1600 M.
setelah ia meninggal digantikan oleh putranya yang bernama seda ing krapyak yang
mmerinah sampai tahun 1613 M dan akhirnya digantikan oleh putranya yang bernama
sultan agung sampai tahun 1646 M. kerajaan mataram akhirnya terpecah menjadi 4
kerajaan kecil, yaitu kesultanan Yogyakarta , pukualam, kasunanan Surakarta, dan
mangkunegara.

a. Letak geografis
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Kerajaan Mataram pada awal
perkembangannya adalah daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan
Kerajaan Pajang. Kerajaan mataram berada di daerah jawa tengah bagian selatan
dengan pusat Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di
Kotagede.

b. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram
1) Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
o Pendiri desa mataram tahun 1556 bergelar Panembahan Senapati dibawah
pimpinan anaknya.
o Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng Henis, putra Ki Ageng Sela
menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng
Saba (kakak perempuan Ki Ageng Henis).
o Meninggal tahun 1584.

2) Sutawijaya ( Danang sutawijaya )


o Pendiri Kesultanan Mataram yang memerintah sebagai raja pertama pada
tahun 1587-1601
o Bergelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama
Khalifatullah Tanah Jawa
o Dianggap sebagai peletak dasar-dasar Kesultanan Mataram.
o Putra sulung pasangan Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Sabinah
o Menurut naskah-naskah babad, ayahnya adalah keturunan Brawijaya raja
terakhir Majapahit, sedangkan ibunya adalah keturunan Sunan Giri
anggota Walisanga
o Meninggal dunia pada tahun 1601 saat berada di desa Kajenar. Ia
kemudian dimakamkan di Kotagede.
3) Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu
Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram )
o Raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613
o Putra Panembahan Senapati raja pertama Kesultanan Mataram. Ibunya
bernama Ratu Mas Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati
o Meninggal dunia pada tahun 1613 karena kecelakaan sewaktu berburu
kijang di Hutan Krapyak. Oleh karena itu, ia pun terkenal dengan gelar
anumerta Panembahan Seda ing Krapyak, atau cukup Panembahan Seda
Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di Krapyak"

4) Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli
: Raden Mas Jatmika )
o Lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered,
Bantul), Kesultanan Mataram, 1645
o Raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
o Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan
terbesar di Jawa dan Nusantara pada saat itu.( puncak kejayaan )
o Pada tahun 1620 pasukan Mataram mulai mengepung kota Surabaya
secara periodik.
o Kemunduran kerajaan mataram Islam akibat kalah dalam perang merebut
Batavia dengan VOC
o Menyerang Batavia sebanyak 2x.

5) Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung)


o Memerintah pada tahun 1646-1677
o Memiliki gelar anumertaSunan Tegalwangi atau Sunan Tegalarum
o Nama aslinya adalah Raden Mas Sayidin putra Sultan Agung. Ibunya
bergelar Ratu Wetan, yaitu putri Tumenggung Upasanta bupatiBatang
(keturunan Ki Juru Martani).
o Ketika menjabat Adipati Anom ia bergelar Pangeran Arya Prabu Adi
Mataram.
o menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat.
o Amangkurat I menjalin hubungan dengan VOC yang pernah diperangi
ayahnya. Pada tahun 1646 ia mengadakan perjanjian, antara lain pihak
VOC diizinkan membuka pos-pos dagang di wilayah Mataram, sedangkan
pihak Mataram diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai
VOC. Kedua pihak juga saling melakukan pembebasan tawanan.
Perjanjian tersebut oleh Amangkurat I dianggap sebagai bukti takluk VOC
terhadap kekuasaan Mataram. Namun ia kemudian tergoncang saat VOC
merebut Palembang tahun 1659.
6) Amangkurat II (Nama asli Amangkurat II ialah Raden Mas Rahmat )
o Putra Amangkurat I raja Mataram yang lahir dari Ratu Kulon putri
Pangeran Pekikdari Surabaya.
o Pada bulan September 1680 Amangkurat II membangun istana baru di
hutan Wanakerta karena istana Plered diduduki adiknya, yaituPangeran
Puger. Istana baru tersebut bernama Kartasura.
o Amangkurat II akhirnya meninggal dunia tahun 1703. Sepeninggalnya,
terjadi perebutan takhta Kartasura antara putranya, yaituAmangkurat III
melawan adiknya, yaitu Pangeran Puger.
o Pada bulan September 1677 diadakanlah perjanjian di Jepara. Pihak VOC
diwakili Cornelis Speelman. Daerah-daerah pesisir utaraJawa mulai
Kerawang sampai ujung timur digadaikan pada VOC sebagai jaminan
pembayaran biaya perang Trunajaya.
o Mas Rahmat pun diangkat sebagai Amangkurat II, seorang raja tanpa
istana. Dengan bantuan VOC, ia berhasil mengakhiri pemberontakan
Trunajaya tanggal 26 Desember 1679. Amangkurat II bahkan menghukum
mati Trunajaya dengan tangannya sendiri pada 2 Januari 1680.

7) Amangkurat III (Nama aslinya adalah Raden Mas Sutikna )


o Memerintah antara tahun 1703– 1705.
o Dijuluki Pangeran Kencet, karena menderita cacat di bagian tumit.
o Ketika menjabat sebagai Adipati Anom, ia menikah dengan sepupunya,
bernama Raden Ayu Lembah putri Pangeran Puger. Namun istrinya itu
kemudian dicerai karena berselingkuh dengan Raden Sukra putra Patih
Sindureja.

8) Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik
berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja.
Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di
bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang
bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam
istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.
Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang
dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk

9) Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan


Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang.
Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal
ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga
memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai
pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan
Kerajaan Mataram. Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan
Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang
berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara
kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Di samping itu, perkembangan di
bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu
Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan
adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.E.
10) Kemunduran Mataram Islam
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung
merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan
itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan
untuk berperang.
6. Kerajaan Islam Cirebon
Kerajaan islam Cirebon merupakan kerajaan islam pertama di jawa barat yang
didirkan oleh sunan gunung jati dan akhirnya di gantikan oleh putranya yang bernama
hasanudin, nama sunan gunung jati sampai sekarang di abadikan sebagai nama
perguruan tinggi islam yaitu IAIN sunan gunung jati.

7. Kerajaan Islam Banten


Pada awalnya banten merupakan daerah kekuasaan kerjaan pajajaran. Setelah
pajajaran mengadakan hubungan dengan pertugis untuk membendung melusnya
kekuasan demak pada tahun 1526 M. sultan trenggono mengutus faletehan untuk
merebut banten dan akhirnya berhasil dengan gemilang. Akhirnya kekuasaan di
serahkan kepada anaknya yang bernama sultan hasanudin.

a. Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten

1) Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin adalah raja pertama di Kerajaan Banten.
Perjuangannya sangat gigih. Pada tahun 1568 Sultan Hasanudin mampu
melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat itu di Demak
terjadi perebutan kekuasaan setelah Sultan Trenggono wafat. Wilayah
kekuasaan Kerajaan Banten hingga ke Lampung. Banten menjadi pusat
penjualan dan perdagangan lada. Pada tahun 1570 Sultan Hasanudin wafat.

2) Syeh Maulana Yusuf


Ia merupakan putra Sultan Hasanudin. Ketika menjadi raja dikenal
dengan sebutan Panembahan Yusuf.

3) Maulana Muhammad
Maulana Muhammad merupakan pengganti Panembahan Yusuf. Ia
menjadi raja dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Maulana Muhammad
memperluas kerajaan Banten dengan menyerang Palembang. Dalam sejarah
diceritakan penyerangan ke Palembang dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro. Ki
Gede Ing Suro adalah seorang penyiar agama Islam yang berasal dari
keturunan orang Surabaya yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar
keislaman di Palembang. Dalam pertempuran tersebut Sultan Banten gugur.

4) Abdulmufakhir
Abdulmufakhir merupakan pengganti Maulana Muhammad yang telah
gugur. Namun, karena usianya masih muda belia maka ia didampingi oleh
Pangeran Ranamenggala sebagai mangkubumi. Pangeran Ranamenggala
mengendalikan pemerintahan dari tahun 1608 sampai 1624.
Selama pemerintahan raja tersebut Kerajaan Banten menjadi pusat
perdagangan lada dan cengkih.

5) Sultan Ageng Tirtayasa


Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang memerintah dari
tahun 1651 sampai 1692. Pada masa ini Banten semakin maju. Hasil pertanian
melimpah. Penyiaran agama Islam semakin pesat dengan ditunjang oleh ulama
besar seperti Syekh Yusuf dari Sulawesi.
Kerajaan Banten menjalin hubungan baik dengan negara luar negeri,
seperti Turki dan Moghul. Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa tidak
bersedia bekerja sama dengan belanda.

6) Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar


Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar merupakan raja pengganti Sultan
Ageng Tirtayasa. Sikap kerajaan ini masih tetap tidak mau bekerja sama
dengan Belanda. Namun, kekuasaan Belanda semakin kuat di Banten.
Akibatnya, kerajaan Banten menjadi runtuh. Peninggalan Kerajaan Banten
antara lain adalah Masjid Agung Banten dan sebuah meriam "Ki Amuk".

b. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Banten dalam kehidupan perekonomiannya bertumpu pada bidang
perdagangan. Hal tersebut disebabkan karena:
o Kedudukan kerajaan banten sangat strategis di tepi Selat Sunda.
o Banten memiliki hasil ekspor penting, yaitu lada.
o Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memenuhi syarat
sebagai pelabuhan dagang yang baik.
o Jatuhnya malaka ke tangan portugis mendorong pedagang islam mencari
daerah baru di Jawa Barat, yaitu Banten dan Cirebon.

c. Kehidupan social budaya


Dalam bidang seni bangunan,peninggalan kerajaan banten adalah bangunan
Masjid Agung Banten yang di bangun sekitar abad ke-16. Menara Masjid Agung
Banten yang mirip mercusuar dibangun oleh Hendriik Lucozoon Cardeel (orang
Belanda pelarian dari Batavia yang masuk islam).
Masjid Agung Banten ini beratap tumpang atau sususn lima. Selain Masjid
Agung Banten, juga terdapat gapura di kaibon banten, dan istana model Eropa
yang dibangun olej Jan Lukas Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia yang
telah menganut islam).

Anda mungkin juga menyukai