Di Susun Oleh :
Kelas : X TKJ 2
Penulis
DARTAR ISI
2
Kata Pengantar ........................................................................................................2
Daftar isi ..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
a. Latar belakng................................................................................................4
BAB II ISI................................................................................................................5
a. Lokasi dan sumber sejarah .........................................................................5
b. Politik pemerintahan....................................................................................7
c. Ekonomi.......................................................................................................8
d. Sosial budaya...............................................................................................9
e. Faktor kemunduran .....................................................................................9
f. Peninggalan peninggalan.............................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................12
a. Kesimpulan ...............................................................................................12
b. Saran ..........................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
BAB II
ISI
4
A. LOKASI DAN SUMBER SEJARAH
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Banten
5
masyarakat yang ikut menolak dakwah tersebut memilih untuk pergi ke hutan di
sebelah selatan. Wilayah Banten Girang kemudian dijadikan sebagai
pesanggrahan penguasa Islam.
Joa de Barros merupakan sejarawan Portugis yang hidup pada tahun 1496
hingga 1570. Setelah melakukan perjalanan di Asia, ia membuat catatan
berjudul Decadas da Asia. Dalam catatannya tersebut, ia menyebutkan bahwa
semenjak Banten dan Sunda Kelapa dikuasai oleh kesultanan Islam, wilayah
Banten kemudian lebih ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dari berbagai negara di
dunia.
Dari berbagai sumber sejarah kerajaan Banten yang berasal dari Eropa,
disebutkan bahwa sekitar tahun 1672 di kesultanan Banten diperkirakan kurang
lebih sekitar 100 ribu hingga 200 ribu orang laki-laki yang siap untuk berperang.
Sementara dari sumber lainnya menyebutkan bahwa terdapat 10 ribu orang yang
siap memanggul senjata.
Berdasarkan sumber dari Eropa, yang paling dapat dipercaya berasal dari Dagh
Register (16.1.1673). Isi sumber ini menyebutkan bahwa telah dilakukan sensus
oleh VOC pada tahun 1673, dalam sensus tersebut disebutkan bahwa sekitar 55
ribu orang di kota Banten mampu untuk menggunakan senapan dan tombak.
Sementara jika keseluruhan
Setelah mengetahui sumber lisan dan tertulis yang sudah disebutkan diatas,
salah satu sumber sejarah kerajaan Banten dalam bentuk bangunan adalah masjid
Agung Banten. Masjid ini merupakan peninggalan kesultanan Banten. Lokasinya
berada di Desa Banten Lama, jaraknya kira-kira 10 km dari kota Serang.
Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 1652, yaitu pada masa Sultan
Maulana Hasanuddin (putera Sunan Gunung Jati). Masjid ini memiliki corak yang
unik, seperti menaranya mirip dengan mercusuar, terdapat serambi di bagian
kanan dan kiri bangunan, dan atap masjid menyerupai atap pagoda.
6
penduduk dihitung, jumlahnya mencapai 150 ribu, termasuk, perempuan, anak
dan lansia.
8. Benteng Speelwijk
A. POLITIK PEMERINTAHAN
Sultan pertama Kerajaan Banten ini adalah Sultan Hasanuddin yang
memerintah tahun 1522-1570. Ia adalah putra Fatahillah, seorang panglima tentara
Demak yang pernah diutus oleh Sultan Trenggana menguasai bandarbandar di
Jawa Barat. Pada waktu Kerajaan Demak berkuasa, daerah Banten merupakan
bagian dari Kerajaan Demak. Namun setelah Kerajaan Demak mengalami
kemunduran, Banten akhirnya melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Demak.
7
Dengan demikian, ia telah meletakkan dasar-dasar bagi kemakmuran Banten
sebagai pelabuhan lada. Pada tahun 1570, Sultan Hasanuddin wafat.
B. EKONOMI
Banten di bawah pemerintahan sultan ageng tirtayasa dapat berkembang menjadi
bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama islam. Adapun faktor-faktornya
ialah:
Banten yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari arab,
gujarat, persia, turki, cina dan sebagainya. Di kota dagang banten segera terbentuk
perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang arab
mendirikan kampung pakojan, orang cina mendirikan kampung pacinan, orang-
orang indonesia mendirikan kampung banda, kampung jawa dan sebagainya.
D. SOSIAL BUDAYA
8
Kepercayaan mereka disebut Pasundan Kawitan yang artinya Pasundan yang
pertama. Mereka mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolak pengaruh
Islam
Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa cukup baik,
karena sultan memerhatikan kehidupan dan kesejahteran rakyatnya. Namun
setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, dan adanya campur tangan Belanda
dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat berubah merosot tajam. Seni budaya
masyarakat ditemukan pada bangunan Masjid Agung Banten (tumpang lima), dan
bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten. Di samping itu juga bangunan istana
yang dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, orang Belanda, pelarian dari Batavia yang
telah menganut agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa.
https://www.zonasiswa.com/2015/06/sejarah-kerajaan-banten-kehidupan.html
E. FAKTOR KEMUNDURAN
1. Adanya konflik dengan Sultan Haji yang mana sultan haji lebih memihak
kepada VOC
2. Adanya campur tangan VOC dalam perdangan kerajaan bante
3. Perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan VOC-
F. PRNINGGALAN
Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 1652, tepat pada masa
pemerintahan putra pertama Sunan Gunung Jati yaitu Sultan Maulana Hasanudin.
Selain itu, Masjid Agung Banten juga merupakan salah satu dari 10 masjid tertua
di Indonesia yang masih berdiri sampai sekarang.
Keunikan masjid ini yaitu bentuk menaranya yang mirip mercusuar dan
atapnya mirip atap pagoda khas China. Selain itu, dikiri kanannya bangunan
masjid tersebut ada sebuah serambi dan komplek pemakaman sultan Banten
bersama keluarga.
9
Tapi kini bangunan ini sudah hancur dan tinggal sisa-sisa runtuhannya saja,
sebagai akibat dari bentrokan yang pernah terjadi antara kerajaan Banten dengan
pemerintahan Belanda di nusantara pada tahun 1832.
Selain Istana Keraton Kaibon, ada satu lagi peninggalan kerajaan Banten
yang berupa Istana yaitu Istana Keraton Surosowan. Istana ini digunakan sebagai
tempat tinggal Sultan Banten sekaligus menjadi tempat pusat pemerintahan.
Nasib istana yang dibangun pada 1552 ini juga kurang lebih sama dengan
Istana Keraton Kaibon, dimana saat ini tinggal sisa-sisa runtuhan saja yang bisa
kita lihat bersama dengan sebuah kolam pemandian para putri kerajaan.
4. Benteng Speelwijk
Selain berfungsi sebagai pertahanan dari serangan laut, benteng ini juga
digunakan untuk mengawasi aktivitas pelayaran di sekitar Selat Sunda. Benteng
ini juga memiliki Mercusuar, dan didalamnya juga ada beberapa meriam, serta
sebuah terowongan yang menghubungkan benteng ter
5. Danau Tasikardi
Di sekitar Istana Keraton Kaibon, ada sebuah danau buatan yaitu Danau
Tasikardi yang dibuat pada tahun 1570 – 1580 pada masa pemerintahan Sultan
Maulana Yusuf. Danau ini dilapisi dengan ubin dan batu bata.
Danau ini dulunya memiliki luas sekitar 5 hektar, tapi kini luasnya
menyusut karena dibagian pinggirnya sudah tertimbun tanah sedimen yang
dibawa oleh arus air hujan dan sungai di sekitar danau tersebut.
Danau Tasikardi pada masa itu berfungsi sebagai sumber air utama untuk
keluarga kerajaan yang tinggal di Istana Keraton Kaibon dan sebagai saluran air
irigasi persawahan di sekitar Banten.
6. Vihara Avalokitesvara
10
Tempat ibadah umat Budha tersebut yaitu Vihara Avalokitesvara yang
sampai sekarang masih berdiri kokoh. Yang unik dari bangunan ini yaitu di
dinding Vihara tersebut ada sebuah relief yang mengisahkan tentang legenda
siluman ular putih.
7. Meriam Ki Amuk
Seperti yang disebut sebelumnya, di dalam benteng Speelwijk adalah
beberapa meriam, dimana diantara meriam-meriam tersebut ada meriam yang
ukurannya paling besar dan diberi nama meriam ki amuk.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi, kesimpulannya Kerajaan Banten pada waktu dulu dikuasai oleh
Fatahilah (panglima perang demak). Banten masih tetap menjadi daerah
kekuasaan Demak, namun setelah terjadi kegoncangan politik akibat perebutan
kekuasaan, banten akhirnya melepaskan diri. Dan akhirnya kerajaan banten masa
pemerintahannya itu dilakukan oleh orang-orang yang akan memajukan
pemerintahan di Kerajaan Banten tokohnya yaitu Sulthan Hasanuddin,
Panembahan Yusuf, Maulana Muhammad, Sultan Ageng Tirtayasa. Mereka
adalah orang-orang yang memimpin masa pemerintahan, sehingga kerajaan
banten memperbaiki masa pemerintahannya.
B. SARAN
Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat
kesalahan kata dalam penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan
menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam penulisan makalah berikutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Banten
https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/11/sumber-sejarah-kerajaan-
banten.html
https://www.zonasiswa.com/2015/06/sejarah-kerajaan-banten-kehidupan.html
https://www.zonasiswa.com/2015/06/sejarah-kerajaan-banten-kehidupan.html
https://brainly.co.id/tugas/10457991#readmore
13