Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH ISLAMISASI DI BANTEN


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Sejarah dengan guru
pembimbing: ibu Tuti Liawati S, Hum

Di susun oleh:

Kelompok 8

Nama : Perawati
: Wulan Cahayati
: Feri Mariadi
: Marwan
: Roihan

TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DAN TELEKOMUNIKASI


SMK ATTAUFIQIYYAH
TAHUN AJARAN 2023/2024
Jl. Raya Serang-Pandeglang km.14kp. Lapang Ds. Sukamanah kec. Baros kab. Serang-
Banten
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan
keseehatan dan rahmat-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengansebaik baiknya. Makalah tentang sejarah islamisasi dibanten ini disusun sebagai salah
satu tugas sejarah di sekolah SMK ATTAUFIQIYYAH.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi tulisan maupun tata bahasa. Namun, kami berharap
agar makalah ini dapat memenuhi tugas sejarah yang sudah diberikan, agar para pembaca
mendpatkan manfaat dari makalah ini.
Besar harapan kami semoga para pendengar bisa memahami tentang islamisasi di
banten. Oleh karena itu, kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan
dengan harapan sebagai masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami
berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
A. LATAR BELAKANG ................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................
C. MANFAAT .................................................................................................
D. TUJUAN .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................
A. Proses islamisasi di Banten .........................................................................
B. Islamisasi pada kesultanan awal..................................................................
C. Pendiri agama islam di Banten ....................................................................
D. Sejarah Banten ...........................................................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
C. Daftar pustaka .............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banten merupakan salah satu bumi intelektualitas yang banyak melahirkan ulama
ilmiah dan pejuang. Syekh Nawawi Al-Bantani yang berasal dari Banten, menjadi salah
satu contoh teladan bagi kemajuan perkembangan gerakan keagamaan Islam di
Indonesia. Keulamaan beliau sangat dihormati oleh kalangan tokoh-tokoh Islam
Indonesia pada abad ke-18, tidak pelak lagi, banyak murid yang dulu berguru
kepadanya menjadi tokoh yang punya pengaruh besar di nusantara. Di antara yang
pernah menjadi murid beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) almarhum
Hadraatussyekh Kyai Haji Hasyim Asy’ari.
Banten tidak hanya dikenal dengan intelektualitas keulamaannya, tetapi juga dari
segi pewacanaan masa lampau, daerah ini menyimpan segudang sejarah yang banyak
dikaji oleh peneliti dari dalam maupun manca. Daerah yang dikenal dengan permainan
tradisional debusnya ini, banyak sekali dibahas dalam literaturliteratur asing. Claude
Guillot, seorang sejarawan dan arkeolog asal Prancis, tidak bisa menyembunyikan
kekagumannya akan kekayaan sumber-sumber sejarah Banten, ia berujar bahwa, “...
Banten adalah negeri yang kaya sekali akan sumber-sumber sejarah. Kerajaan ini bukan
hanya telah menulis sejarahnya sendiri, melainkan juga merangsang banyak tulisan dari
pengunjung-pengunjung asing, khususnya Eropa.
B. Rumusan masalah
1. Siapa saja pendiri agama islam di banten?
2. Bagaimana proses islamisasi di banten?
3. Dimana letak kerajaan salangka negara?
C. Tujuan penelitian
Penulisan makalah ini mempunyai tujuan baik bagi umum maupun khusus
sehingga dapat memberikan arah terhadap peristiwa yang akan dikaji yaitu:
a) Menuntut ilmu semata mata untuk beribadah kepada Allah subhanallahu wa
ta’ala.
b) Merekonruksi peristiwa masa lampau secara kritis, analitis, sistematis dan logis.
c) sebagai tanggung jawab makalah selaku pelajaran sejarah, di SMK
ATTAUFIQIYYAH.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan tentang sejarah
islamisasi di Banten
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Islamisasi
Dalam perkembangan sejarah Indonesia, jawa Barat tidak hanya sekarang saja
sebagai wilayah yang sangat penting, baik dari tinjauan geostrategi dan geoplitik
dewasa ini. tetapi jawa barat juga mrupakan tempat pertama timbulnya kekuasaan
politik taruma negara, membuktikan posisi geografi jawa barat mempunyai nilai
tersendiri sejak abad ke-5 masehi.
Proses perluasan islam di jawa barat lebih banyak dikisahkan melalui grbang jawa barat
yakni cirebon. Proses ini menjadi mungkin karena konndisi kekuasaan politik yang kuat
waktu itu di jawa adalah jawa tegah. Tetapi islamisasi indonesia melalui pintu barat.
Oleh karena itu mempunyai kemungkinan besar bila masuknya islam dari pintu gerbang
barat. Dalam hal ini mungkin dari pelabuhan sunda kelapa ataupun banten.
Perlu ditambahkan disini bahwa penyebaran islam melalui jalur peniagaan, sehingga
idak pernah terjadi agresi militer maupun agama. Dalam penyebaran ini islam tidak
mengenal adanaya organisai missi ataupun semacam zending.J.C Van Leur dalam hal
ini menjelaskan bahwa seiap pedagang islam merangkap sebagai da’i. Itulah sebab nya
masuk dan meluaskan islam di Indonesia melalui jalur perniagaan.
Pertimbangan lain dari keterangan tome pies yang menjelaskan keadaan jawa barat
pada abad ke-16. Bahwa pada tahun 1513 penduduk cirebon an cimanuk (indramayu)
sudah beragam islam. Yang lebih menarik perhatian kita, tome pires menjelaskan
situasi pelabuhan jawa barat lainnya: Banten, Pontang, Cikande, Tangerang, dan Sunda
Kelapa, sebagai pelabuhan yang telah banyak dikunjungi oleh pedagang islam yang
berasal dari Malaka, Palembang, Fansur, Tanjungpura, Lawe, Jawa, dan pelabuhan
lainnya.

B. Islamisasi Banten pada masa kesultanan awal


Ketika Tome pires mengunjungi banten pada tahun 1513, di sekitar Cimanuk
dia melihat telah banyak orang islam disana. Dengan demikian, setidaknya jauh
sebelum abad ke-15, islam telah tersebar di banten. Letak banten yang berada diluar
jalur internasional, yaitu Selat Malaka, dan Selat Sunda, menyebabkan ia menjadi
tempat persinggahan para pedagang yang datang dari mancanegara yang salah datu di
antaranya berasal dari Arab. Ketika islam dia bawa oleh para pedagang arab itu ketimur,
barang kali Banten telah menjadi sasaran dakwah islam.
Demikianlah, ketika Sunan Ampel Denta pertama kali datang ke Banten, ia
mendapati orang islam di Banten, walaupun yang berkuasa di situ masih menganut
agama hindu. Atau lebih tepatnya di sebut agama sunda-budha.
Islamisasi di banten semakin intensip dengan kedatangan Syarif Hidayattullah
(sunan gunung jati) bersama 98 orang murid-muritnya. Karna ketinggian ilmu dan
peribadinya yang menarik, perlahan-lahan islam di terima oleh masyarakat Banten.
Bahkan bupati banten menikasi Syarif Hidayatullah dengan adik perempuannya, yaitu
Nyai Kawunganten. Dan dari pernikahan ini lahirlah dua anak yang diberi nama Ratu
Winahon (atau Ratu Wulung ayu) dan Hasanuddin.
Karena Syarif Hidayatullah di panggil pulang ke Cirebon untuk di angkat
menjadi tumenggung menggantikan pamannya yang sudah tua, maka tugas penyebaran
islam di alihkan kepada Hasanuddin. Dalam menjalankan tugasnya itu, Hasanuddin
berkeliling dari satu daerah ke daerah lain, sesekali ke tempat di Gunung Pulosari,
Gunung Karang, Gungung Lor sampai ke pulau Panaitan di ujung kulon. Menurur
suanan gunung jati, Gunung Pulosari merupakan wilayah bhramana kandali. Di atas
gunung itru hidup 800 ajar-ajar yang di pimpin oleh Pucuk Umum. Menurut tradisi
yang sudah berakar kuat di jawa, antara lain tercermin dalam serat centini, apabila
pemimpin agama mereka memeluk agama baru, maka mereka pun berduyun duyun
memeluk agama baru itu. Sebagai bukti bahwa tempat itu dahulu pusat para pendeta,
terdapat dua desa antara Gunung Pulosari dan Gunung Karang yaitu Mandaslawangi
dan Mandalasari.
C. Pendiri agama islam(tokoh utama) di banten
Tokoh utama para pendiri agama islam di banten, anatara lain adalah:
1. Fatahillah (mangkat pada tahun 1570)
2. Hasanuddin sultan bnaten I (1552-1570)
3. Pangeran Yusuf sultan banten II (1570-1580)
4. Maulana Muhammad sultan banten III (1580-1596)
Ketika kerajaan bercorak islam berdiri, pusat kekuasaan yang semula berada di Banten
Girang dipindahkan ke Surosoan di Banten Lama, dekat Pantai. Pemindahan pusat
kekuasaan ini bermaksud untuk mempermudah hubungan pesisir utara jawa dengan
Sumatra melalui Selat Sunda Dan Samudra Hindia. Penunjukan Surosowan sebagai ibu
kota kerajaan Banten dilakukan atas perintah Faletehan (Sunan gunung jati) kepada
putranya, Hasanuddin, yang kemudian menjadi raja Banten pertama.
Fatahillah mangkat pada tahun 1570, sebagaimana telah dimaklumi di atas, seorang
ulama muda anak pasai yang turun dari Mekkah, telah datang ke Demak dan
berkhidmat kepada sultan Trenggono, sehingga diambil menjadi kepala perang untuk
menaklukan Banten, atu Jawa Barat. Ulama muda itu bernama Syarif Hidayatullah,
Sultan Maulana Nurudin Ibrahim. Untuk menyebarkan islam di Jawa Barat, langkah
sunan Gunung Jati berikutnya adalah menduduki Pelabuhan Sunda yang sudah tua,
kira-kira tahun 1527. Ia memperluas kekuasaannya atas kota-kota pelabuhan jawa barat
lain yang semula termasuk Pajajaran. Pada itu kemenangan Syarif Hidayatullah
menaklukkan kota Banten mendapat penghargaan tertinggi dari sultan Trenggono,
sehingga beliau diberi gelar Fatahillah. Fortugis menyebutnya Faletehan.
D. Sejarah Banten
Berdiri kerajaaan salangka negara (negeri perak) yang beribukota Rajatapura yang terletak
di pesisir barat pandeglang. Raja pertama dewawarman I(130-168 M) yang bergelar aji
raksa gapurasagara (Raja penguasa gerbang lautan) Daerah kekuasaannya meliputi:
• Kerajaan Argabinta di pulau panaitan
• Kerajaan agnynusa di pulau krakatau
• Dan daerah ujung selatan sumatra
Abad V M prasasti munjul yang di perkirakan berasal dari abad ke V masehi ditemukan
di sungai Cidangiang, lebak munjul pandeglang. Prasasti berhurufkan halwat dengan
bahasa sanksekerta menyatakan bahwa raja yang berkuasa di kawan tersebut adalah
raja purnawarman dari kerajaan tarumanegara. Dalam prassati tersebut dituliskan juga
bahwa negara pada saat itu berada dalam kemakmuran dan kejayaanya.
• Abad XII-Xv Banten menjadi pelabuhan dari kerajaan pajajaran.
• Abad XIV Ditemukan prasasti di bogor, yang menyatakan pakuan pajajaran
didirikan oleh sri sang ratu dewata, yang daerah kekuasaannya meliputi seluruh
banten, kelapa (jakarta),bogor, samapai cirebon.
• Abad XVI Awal abad ke XVI, Banten di bawah pemerintahan prabu pucuk
umum (dalam babad cibeber disebut juga sebagai ratu ajar gomas). Pusat
pemerintahannya di banten girang, yang dihubungkan dengan pelabuhan banten
melalui sungai cibanten, dan melalui klepadua sebagai jalur darat.
1511-221 M tanggal 5 Agustus 1511 M, bangsa poortugis menguasai malaka dan
disusul dengan takluknya samudera pasai pada tahun 1521 M. Selain untuk
kekuasaan dan kekayaan, bangsa portugis juga di bebani misi untuk
menghancurkan agama islam. Dengan menguasai malaka, bangsa portugis
memonopoli perdagangan rempah rempah di asia tenggara, dan memperlakukan
peraturan peraturan yang memberatan bagi para pedagang terutama yang beragama
islam. Kondisi ini membuat pedagang pedagang dari arab, parsi, cina, dan bangsa
lain enggan untuk berniaga ke malaka dan mengalihkannyaa ke aceh, banten,
cirebon, dan demak. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi pelabuhan banten
yang berkembang semakin pesat dan lama kelamaan menjadi pusat penyebaran
agama islam di bagian barat pulau jawa.
1552-1570 masa pemerintahan Sultan Maulana Hassanuddin.
Sultan maulana hasanuddin memerintah sebagai raja pertama kesultanan banten
dari tahun 1552 M hingga wafatnya di tahun 1570 M. Pada masa pemerintahannya,
digambarkan kota banten telah berkembang sangat pesat. Jumlah penduduk
diperkirakan telah mencapai 70.000 jiwa. Terletak di pertengahan pesisir teluk
banten, kota yang dikenal dengan nama surosowan ini memiliki panjang 400 hingga
850 depa. Kota banten di lewati sungai jernih yang dapat dilalui oleh kapal jung dan
gale.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdrinya kerajaan salangka negara yang terletak di pesisir barat-pandeglang, pada 130-
168 M Raja pertama dewawarman yang bergelar Aji Raksa gapurasagara yang menguasai
gerbang lautan pada abad ke V yang sangat makmur dan berjaya.
Pada pemerintahan sultan Maulana Hasanuddin juga Banten merupakan wilayah yang
pesat sehingga jumlah penduduknya telah mencapai 70.000.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan maka dari itu kami memohon maaf
atas kesalahan yang ada pada makalah ini semoga untuk selanjutnya kami memberikan
yang lebih baik dan memperbaiki kesalahan yang ada, termakasih.
Daftar Pustaka

https://media.neliti.com/media/publications/282852-islam-pada-masa-kesultanan-banten-
5af4ef65.pdf

https://www.anekamakalah.com/2013/03/sejarah-peradaban-islam-di-banten.html

Anda mungkin juga menyukai