Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Sejarah Peradaban Islam


“ SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA ”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas UAS Sejarah Peradaban Islam

Disusun Oleh :

Nama : Yoko Prayoga


Kelas : PBI C 2014
NIM : 1142040120

ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT


TARBIYAH FACULTY AND TEACHER TRAINING
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
dengan judul “Sejarah Masuknya Islam Ke nusantara” dengan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima
kasih kepada Bapak Nandang Abdurrohim, M.Ag. yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran
tugas kami.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tuga Uas Sejarah Peradaban
Islam Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis
khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Bandung, Mei 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
B. Rumusan dan Batasan Masalah ........................................................................................ 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia ............................................................................... 5
B. Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam.............................................................................. 8
C. Wujud Akulturasi Kebudayaan Islam Indonesia.............................................................. 11
BAB III .......................................................................................................................................... 12
PENUTUP ..................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada umumnya Islam, peradaban Islam di dunia telah memberikan

pengaruh besar bagi perkembangan suatu negara, begitupun Indonesia yang

mayoritas penduduknya beragama Islam. Sejak zaman pra sejarah penduduk

kepulauan Indonesia di kenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi

lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan

perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di Asia

Tenggara. Pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 – ke-7 M

sering di singgahi pedagang Asing. Pedagang-pedagang muslim dari Arab, Persia

dan India juga ada sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang pada abad ke-

7 ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah.

Malaka merupakan pusat lalu - lintas perdagangan dan pelayaran karena

hasil hutang dan rempah-rempah dari seluruh pelosok nusantara di bawah di Cina

dan India. Dari berita Cina dapat diketahui bahwa pada masa dinasti tang orang-

orang sudah ada di kantong dan Sumatra. Perkembangan pelayaran dan

perdagangan antara Asia bagian barat dan timur disebabkan oleh kerajaan Islam

di bawah Bani Umayyah dan kerajaan Cina zaman di nasti Tang.

Penduduk kepulauan Indonesia masuk Islam bermula dari penduduk

pribumi di koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13, masyarakat

muslim sudah ada di samudra Pasai, Perlak, Palembang di Sumatra. Di Jawa

makan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik 475 H, sampai berdirinya kerajaan-

kerajaan Islam.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini

yaitu membahas bagaimana sejarah masuknya Islam di Indonesia, bagaimana

proses perjuangan kemerdekaan umat Islam, dan kapan wujud akulturasi

kebudayaan Indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


Negara Indonesia mengikhtisarkan asal kedatangan Islam menjadi tiga

teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah

Gujarat – India melalui peran para pedagang india muslim pada sekitar abad ke-

13 M. kedua, teori makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari timur

tengah melalui jasa para pedagang arab muslim sekitar abad ke-7 M.ketiga, teori

Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang

dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13

M.melalui kesultanan tidore yang juga menguasai tanah papua, sejak abad ke-17,

jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai semenanjung onin di

kabupaten fakfak, papua barat, Hamka berpendapat bahwa pada tahun 625 M

sebuah naskah tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kelompok bangsa

arab yang telah bermukim di pantai barat Sumatra.

Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama hijriah atau 7 masehi,

meskipun dalamfrekuensi tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan

para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa

waktu. Islam masuk ke indonesia melalui beberapa saluran antara lain sebagai

berikut:

1) Saluran Perdagangan

Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan

lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M membuat


pedagangan-pedangan muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian

dalam perdangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan timur benua

asia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan

karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan,

bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.

2) Saluran Perkawinan

Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih

baik dari pada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumu terutama

putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saodagar-saodagar itu.

Sebelum kawin, mereka di Islamkan lebih dahulu. Setelah mereka

mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya, timbul

kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim. Dalam

perkembangan berikutnya, adapula wanita muslim yang dikawini oleh

keturunan bangsawan, tentu saja setelah yang terakhir ini masuk Islam

terlebih dahulu.

3) Saluran Tasawuf

Pengajar-pengajar Tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang

bercampur dengan ajaran yang sudah di kenal luas oleh masyarakat

Indonesia. Diantara ahli-ahli Tasawuf yang memberikan ajaran mengandung

persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah

Fansuruh di Aceh, Syaik Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.

Ajaran mistik seperti ini berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20

M ini.

4) Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun

pondok yang di selenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-

ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai

mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang

ke kampung masing-masing kemudian berdakwa ke tempat tertentu

mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat

di Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri.

5) Saluran Kesenian

Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan

wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam

mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi

ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat

syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih di petik dari cerita

Mahabharata dan Ramayana, tetapi didalam cerita itu disisipkan ajaran dan

nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan adalah

Islamisasi, seperti sastra (hikayat, badad, dan sebagainya), seni bangunan,

dan seni ukir.

6) Saluran Politik

Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah

rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat

membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Kebangkitan Islam semakin

berkembang membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan.

Pengetahuan mereka akan kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan

masyarakat Indonesia, pada saatnya mendorong lahirnya organisasi sosial,


seperti Budi Utomo, Taman Siswa, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong

Ambon, Jong Selebes, dan lain sebagainya.

B. Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam


1. Masa Kolonial Belanda

Nasionalisme dalam pengertian politik, baru muncul setelah H. Samanhudi

menyerahkan tampuk pimpinan SDI pada bulam Mei 1912 kepada HOS

Tjakroaminoto yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memperluas

ruang geraknya. Sebagai organisasi politik pelopor nasinalisme Indonesia, SI

pada dekade pertama adalah organisasi politik besar yang merekrut

anggotanya dari berbagai kelas dan aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu,

ideologi bangsa memang belum beragam, semua bertekat ingin mencapai

kemerdekaan. Tjokroaminoto dalam pidatonya pada Kongres Nasional

Sarekat Islam yang berjudul “Zulfbetuur” tahun 1916 di Bandung

mengatakan:

Tidak pantas lagi Hindia di perintah oleh negeri Belanda, bagaikan tuan tanah

yang menguasai tanah-tanahnya. Tidak pada tempatnya, menganggap Hindia

sebagai seekor sapi perahan yang hanya diberi makan demi susunya. Tidaklah

pantas, untuk menganggap negeri ini sebagai tempat kemana orang

berdatangan hanya untuk memperoleh keuntungan dan sekarang sudah tidak

pada tempatnya lagi bahwa penduduknya, terutama anak negerinya sendiri,

tidak mempunyai hak turut bicara dalam soal-soal pemerintahan yang

mengatur nasib mereka.

Demikianlah SI memperjuangkan pemerintahan sendiri bagi penduduk

Indonesia, bebas dari pemerintahan Belanda. Namun demikian, dalam


perjalanan sejarahnya, dikalangan tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi

pergerakan, mulai terjadi perbedaan-perbedaan taktik dan program; golongan

revolusioner berhadapan dengan golongan moderat; dan politik koperasi tidak

sejalan dengan politik non-koperasi dan dilakukan oleh golongan tertentu.

Puncak perbedaan itu terjadi didalam tubuh SI sendiri, yang memunculkan

kekuatan baru dengan ideologinya sendiri, komonisme.

Banyak kalangan pergerakan yang kecewa terhadap perpecahan itu. Mereka

kecewa lagi, karena perpecahan itu bukan saja menunjukkan perbedaan taktik,

tapi lebih itu, masing-masing golongan semakin mempertegas ideologinya.

Sejak itu, SI dengan tegasnya menyatakan ideologi Islamnya. Nasionalisme

yang dikembangkannya adalah nasionalisme yang berdasarkan ajaran-ajaran

Islam.

‘… perpecahan antara ketiga golongan tersebut, menurut Abuddin,

disebabkan oleh pendidikan yang mereka terima bersifat barat. Pendidikan

Belanda memang diusahakan agar menimbulkan antisipasi dari agama

kalangan pelajar, …’

Perpecahan itu lebih merupakan kelanjutan wajar dari latar belakang budaya

masyarakat, terutama Jawa. Proses Islamisasi damai di Indonesia, dengan

ajaran Islam dan nilai-nilai budaya

Usaha-usaha untuk mempersatukan kembali partai-partai politik dengan

aliran-aliran ideologi itu, meskipun dalam benuk federasi, selalu berakhir

dengan kegagalan. Sementara itu, konflik ideologi terus berkembang dan

kadang-kadang mengeras. Ada pula yang mempertanyakaan lembaga-

lembaga Islam, seperti poligami, dan ibadah haji. Tuduhan lain, Islam Arab

merupakan suatu bentuk imperialisme yang tidak kalah jeleknya dari Belanda.
Di awal tahun 1940an, Soekarno yang pernah mendalami ajaran Islam,

mencoba mendamaikan konflik-konflik itu dengan berusaha mengutip

pendapat pemikir-pemikir pembaharu di negara-negara Islam timur tengah,

termasuk Turki. Namun, konsep politik Islamnya lebih banyak merupakan

penerapan sekularisme, sebagaimana yang di praktekkan oleh Kemal Attaturk

di Turki.

2. Masa Pendudukan Jepang

Kemunduran progresif yang dialami oleh partai-partai Islam seakan

mendapatkan dayanya kembali setelah Jepang datang menggantikan posisi

Belanda. Jepang berusaha mengakomodasi dua kekuatan.

Jepang kemudian menjanjikan kemenrdekaan Indonesia dengan

mengeluarkan maklumat Gunseikan No. 23/29 April 1945, tentang

pembentukan badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI). Berbeda dengan situasi sebelumnya, yang kalangan

Islam mendapat pelayanan lebih besar dari Jepang, keanggotaan BPUPKI di

dominasi oleh golongan nasionalis “Sekular”, yang ketika itu lazim disebut

golongan kebangsaan. Didalam badan inilah, Sukarno mencetuskan ide

pancasilanya.

Setelah itu, dialog resmi ideologis antara dua golongan terjadi dengan terbuka

dalam suatu forum. Panitia sembilan, semacam sebuah komisi dari forum itu,

membahas hal-hal yang sangat mendasar, preambul UUD. Lima orang

mewakili golongan nasionalis “Sekular” (Sukarno, Muh.Hatta, Muh. Yamin,

Maramis dan Subardjo) dan empat orang lainnya mewakili Islam (Abdul

Kahar Muzakkir, Wachid Hasyim, Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso).

Kompromi yang dihasilkan panitia ini kelak dikenal sebagai piagam Jakarta.
Pada prinsip ketuhanan terdapat anak kalimat dengan kewajiban

melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

C. Wujud Akulturasi Kebudayaan Islam Indonesia


Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak

kebudayaan yang di pengaruhi oleh agama hindu dan budha. Dengan masuknya

Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi yang meluruskan

kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut

tidak berarti kebudayaan hindu dan budha hilang.bentuk budaya sebagai hasil

dari proses akulturasi. Sedikit memberikan uraian berikut ini yaitu:

a. Seni Bangunan, wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat dilihat dari

bangunan masjid, makam, istana.

b. Seni Rupa, tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia/ hewan.

Seni ukui relief yang menghias masjid, makam Islam berupasaluran

tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula sinkretisme, agar dapat keserasian.

c. Aksara dan Seni Sastra, tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka

berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai

mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan arab melayu atau biasa

dikenal dengan istilah arab gundul.

Dengan demikian wujud akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat

dari tulisan atauaksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf arab

melayu (arab gundul) dan isi ceritanya juga ada yang mengambil hasil sastra

yang berkembang pada jaman hindu.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ahmad Mansur Surya negara mengikhtisarkan asal kedatangan Islam

menjadi tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang

dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang india muslim pada

sekitar abad ke-13 M. kedua, teori makkah, Islam dipercaya tiba di Indonesia

langsung dari timur tengah melalui jasa para pedagang arab muslim sekitar abad

ke-7 M. Ketiga, teori Persia, Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang

asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara

sekitar abad ke-13 M.

Islam masuk ke Indonesia melalui Saluran Perdagangan, Saluran

Perkawinan, Saluran Tasawuf, Saluran Pendidikan, Saluran Kesenian dan Saluran

Politik.

B. Saran
Dalam makalah ini penulis sarankan kepada para pembaca untuk

mempelajari sejarah Islam dengan begitu dapat menambah wawasan kita dalam

mengetahui agama Islam di Indonesia sehingga dapat menambah rasa bangga

kepada agama Islam yang kita anut ini.


DAFTAR PUSTAKA

 Abuddin, Nata, Metodologi Studi Islam, Ed. 1 Cet. 2 ; Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003
 Lapidus, Ira, Sejarah Sosial Ummat Islam, Ed. 1 Cet. 1 ; Jakarta : PT. Raja
Grapindo Persada, 1997
 Madjid, Nurcholish, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi
Doktrin Islam dalam Sejarah, Ed. 1 Cet. 1 ; Jakarta : Paramadina, 1995
 Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Ed. 1 Cet. 1 ; Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1993

Anda mungkin juga menyukai