Anda di halaman 1dari 18

1

TUGAS SEJARAH
BAB 2
Pedagang, Penguasa dan Pujangga pada Masa Klasik ( Hindu
Budha )
Bagian Kerajaan Kerajaan pada Masa Hindu-Budha :
1.Kerajaan Kutai
2.Kerajaan Tarumanegara
Disusun Oleh Kelompok 2 :
Ketua
Anggota

: Bryan Alfaridzi
: 1. Christiandy Elistian
2. Diah Mita Sari
3. Dini Sri Fujianti

Candi Pawon
SMA N 102 JAKARTA
Jl. Kayu Tinggi, Cakung, Jakarta Timur 13910
Tahun 2015 / 2016

ii
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami selaku penulis dapat
menyelesaikan
makalah
sejarah
tentang
kerajaan
Kutai,
Tarumanegara.
Kebudayaan, hasil budaya dan kepercayaan yang selama ini kita masih
lestarikan dan kita anut adlah hasil dari warisan dari pendahulu kita
yang mampu memperjuangkan dalam masa awal perkembangan
masuknya budaya dan agama. Bahkan pemerintahan di Negara
kita,tidak lepas dari sejarah yang awal mulanya berasal dari pengaruh
pemerintahan yang bersifat tradisional yaitu kerajaan.
Suatu Negara tidak akan maju apabila tidak mau mempelajari
sejarahnya. Dengan sejarah kita mampu mengenal jati diri kita
khususnya bangsa Indonesia.
Semoga makalah yang kami susun dapat memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh Bapak Roni selaku guru pelajaran sejarah wajib kami.
Serta semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dalam
belajar sejarah, Atas nama penulis, kami mohon maaf apabila ada
kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang ada dalam
makalah ini baik yang kami sengaja maupun tidak. Kesempurnaan
hanyalah milik-Nya bukan milik kami sebagai makhluk ciptaann-Nya.

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Lembar Judul.................................................................i
Kata Pengantar............................................................ii
Daftar Isi......................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
2

A. Latar Belakang.........................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................5
C. Tujuan Penulisan......................................................5
D. Manfaat...................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kerajaan Kutai........................................................6
B. Kerajaan Tarumanegara.........................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................17
B. Saran......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................18

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri
besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India
dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan
perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran
berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas
laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang
terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta
berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
a. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab,
dan
Persia,
b.Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional
terbuka
lebar,
c. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
d.Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.

Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang


menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa
dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bukti tertua
pengaruh budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu
Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya,
arca ini mempunyai langgam yang sama dengan arca yang dibuat di
Amarawati (India). Para ahli memperkirakan, arca Buddha tersebut
merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk
bangunan suci agama Buddha.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana sejarah kerajaan Hindu dan Buddha ?
2.Bagaimana
pengaruh
masyarakat ?

kerajaan

ini

dalam

kehidupan

3.Budaya apa yang dihasilkan kerajaan ini?


C. Tujuan Penulisan
Secara umum makalah in betujuan untuk memberi pengetahuan dan
informasi kepada pembaca lebih luas mengenai perkembangan kerajaan
Kutai, Tarumanegara, dan Kalingga
Penulisan ini juga memiliki tujuan khusus yaitu:
1. Memberi pengetahuan tentang perkembangan agama hindhu dan
budha di Indonesia.
2. Mengetahui peninggalan-peninggalan sejarah khususnya kerajaan
yang bercorak Hindhu dan Buddha.
3. Mengetahui Sejarah masuknya agama hindu dan Buddha serta
kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
D. Manfaat

Makalah ini dapt bermanfaat bagi pembaca untuk lebih bisa


mengetahui bagaimana perkembangan kerajaan Kutai, Tarumanegara,
dan Kalingga beserta peninggalanya. Dan semoga bisa mendorong
4

para pembaca untuk melestarikan budaya dan kesenian yang telah


diwariskan kepada kita semua sebagai jati diri bangsa kita dengan cara
memelihara dan membangun hasil-hasil karya pendahulu kita supaya
berguna bagi kesatuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini
terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur,
dekat kota Tenggarong. Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad
4 M. prasasti yang ditemukan merupakan prasasti yang didirikan oleh
Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah
ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu). Tulisan
yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta.
Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan
Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama
Asmawarman yang
disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah
meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. pada masa
pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa
keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah
Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi
berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu
dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja
Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari


prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan
tersebut adalah sebagai berikut :
Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur
Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi
dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman
dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal
berikut ini :

Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan


antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang
menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja
Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan
20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga
akar tradisi budaya nenek moyangnya.
Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan
dan kemajuan kebudayaan.
Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam
kehidupan kebudayaannya.
Masuknya pengaruh budaya India ke Nusantara, menyebabkan budaya
Indonesia mengalami perubahan. Perubahan yang terpenting adalah
timbulnya
suatu sistem pemerintahan dengan raja sebagai kepalanya. Sebelum
budaya India masuk, pemerintahan hanya dipimpin oleh seorang
kepala suku.
Selain itu, percampuran lainnya adalah kehidupan nenek moyang
bangsa Indonesia mendirikan tugu batu. Kebiasaan ini menunjukkan
bahwa dalam menerima unsur-unsur budaya asing, bangsa Indonesia
bersikap aktif. Artinya bangsa Indonesia berusaha mencari dan
menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan
kebudayaan
sendiri.Bangsa
Indonesia
mempunyai
kebiasaan
mendirikan tugu batu yang disebut menhir, untuk pemujaan roh nenek
moyang, sedangkan tugu batu (Yupa) yang didirikan oleh raja
Mulawarman digunakan untuk menambatkan hewan kurban.
Pada prasasti itu juga diceritakan bahwa Raja Mulawaraman
memerintah dengan bijaksna. Ia pernah menghadiahkan 20.000 ekor
sapi untuk korban kepada para brahmana / pendeta. Dan dalam
prasasti itu pun menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan
pendiri dinasti, mengapa bukan ayahnya Kudungga yang menjadi
pendiri dinasti tetapi anaknya Aswawarman? Hal itu karena pada saat

itu Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak


bisa menjadi pendiri dinasti Hindu.
Dari Raja Aswawarman menurunlah sampai Mulawarman, karena
Mulawarman pun memeluk agama Hindu. Hal itu diketahui dari
penyebutan bangunan suci untuk Dewa Trimurti. Bangunan itu disebut
bangunan Wapraskewara dan di Gua Kembeng di Pedalaman Kutai ada
sejumlah arca-arca agama Hindu seperti Siwa dan Ganesa.
Bukti sejarah Kerajaan Kutai ini adalah ditemukannya tujuh buah
prasasti yang berbentuk Yupa (tiang batu).

B. Kerajaan Tarumanegara
Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber
yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam
negeri berupa tujuh buah prasasti batu yang ditemukan empat di
Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti
ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai
tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar
sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah
kelanjutan dari
Kerajaan Salakanagara. Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri

yang berasal dari berita Tiongkok antara lain:


1.Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul FaKao-Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai
orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak adalah
orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih
animisme.
2.Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah
datang utusan dari To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan.
3.Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan
669 telah datang utusaan dari To-lo-mo.
Berdasarkan tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah
To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan
Tarumanegara. Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah
dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek
kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara
diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan
prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu
itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut
prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang
dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.
Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang
pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4
hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di
nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara
adalah kerajaan hindu beraliran wisnu.
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman
pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya,
Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali
gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Maharaja
Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395434 m). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang
terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura pertama
kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan
penggalian Sungai
Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).
Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan
menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

10

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian


pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun
tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah
Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam
masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman,
banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan
pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya
terhadap Kerajaan Tarumanegara..
Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang memberitakan
raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota
sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah.
sehingga, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser
ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan
rajatapura atau salakanagara (kota perak), yang disebut argyre oleh
ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi
pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).
Ketika pusat pemerintahan beralih dari rajatapura ke Tarumanegara,
maka salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah.
Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu raja
Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari salankayana di
India yang mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang dan
ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan magada.
Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang
memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk
mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan
perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya,
menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah
Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh
manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota tarumangara dan
kemudian menjadi panglima angkatan perang Kerajaan Tarumanegara.
Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang
raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir,
digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai
dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri
Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi
isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara
otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya
dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara
berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena
Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya
sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan
Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh
yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang

10

11

mewarisi wilayah Tarumanagara.


Raja-rajaTarumanegara :
1.Jayasingawarman 358-382 M
2.Dharmayawarman 382-395 M
3.Purnawarman 395-434 M
4.Wisnuwarman 434-455 M
5.Indrawarman 455-515 M
6.Candrawarman 515-535 M
7.Suryawarman 535-561 M
8.Kertawarman 561-628 M
9.Sudhawarman 628-639 M
10.

Hariwangsawarman 639-640 M

11.

Nagajayawarman 640-666 M

12.

Linggawarman 666-669 M

Kehidupan pada masa pemerintahan kerajaan tarumanegara :


1. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan
kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang
menyatakan raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali
sebuah kali. Penggalian sebuah
kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan
pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawahsawah pertanian rakyat.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini
terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman

11

12

juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang


dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang
dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para
dewa.

3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwavraja Purnawarman memerintahkan
rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak.
Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar nagi
masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk
mencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan
antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Juga
perdagangan dengan daera-daerah di sekitarnya. Akibatnya,
kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah
berjalan teratur.
4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti
yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara,
dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu
sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasastiprasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis
menulis di kerajaan Tarumanegara
Peninggalan berupa prasasti :
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai
Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4
baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di
samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang
telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti
Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut
(tempat ditemukannya prasasti tersebut).
a.
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang
(biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini
berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

12

13

b.
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit
Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor,
prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa
serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan
raja Mulawarman.
c.
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan
Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya
lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah
Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.
d.
Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam
aksara ikal yang belum dapat dibaca.
e.
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung
lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten
Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi
2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja
Purnawarman.
f.
Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta
Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang
melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti
Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat
diketahui dari prasasti tersebut.
Hal-hal

yang

dapat diketahui dari

prasasti Tugu

adalah:

a. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di


Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya
keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para
sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara
Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga
diartikan sebagai kali Bekasi.
b.Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun
tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah
bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan
Februari dan April.
c. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara

13

14

selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang


dihadiahkan raja.

BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi
para pembaca.Dengan berbagai tahap dan berkat upaya serta
partisipasi dari berbagai pihak yang telah membantu kami dalam
mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Bila ada kesalahan-kesalahan yang kami buat dengan sengaja atau
tidak sengaja, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan tidak
lupa pula kami membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang
membangun sehingga makalah yang kami buat ini lebih mendekati
pada kesempurnaan.

14

15

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.kebudayaan di Indonesia yang berkembang saat ini di pelopori
oleh akulturasi kebudayaan hindu Buddha dan kebudayaan
Indonesia dengan tidak meninggalkan kebudayaan sendiri dan
di temukanya arca merupakan hasil bahwa bangsa indonesia
juga dapat mengikuti kebudayaan asing.
2.Dengan adanya perkembangan dari masa ke masa terbentuknya
kerajaan di seluruh nusantara membawa peran aktif di bagian
pemerintahan Indonesia saat ini yaitu dengan adanya system
pemerintahan, yang dulunya merupakan system pemerinthan
yang tradisional yaitu kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja.

B. Saran
Bangsa Indonesia harus bersyukur atas benda-benda yang telah
ditinggalkan oleh nenek moyang kita dalam masa masuknya dan
berkembangnya agama hindu budhha. Karena pada masa ini
kebudayaan asing masuk ke Indonesia dan bangsa Indonesia pada
masa itu mampu mengikuti kebudayaan asing dengan tidak
meninggalkan kebudayaan sendiri. Pada saat ini bangsa Indonesia

15

16

dapat mencontoh dan bertindak seperti bangsa Indonesia pada zaman


kerajaan dalam mengambil menyikapi kebudayaan asing yang masuk.
Sehingga antara budaya sendiri akan tetap lestari sebagai jati diri
bangsa Indonesia yang sesungguhnya dan mampu mengikuti serta
memilah milih perkembangan budaya asing yang baik untuk kita tiru
dan ikuti

DAFTAR PUSTAKA
Soekmono,R.1984.Pengantar
Yogyakarta:

Sejarah

Kebudayaan

Indonesia.

Yayasan Kanisius.
Bosch, F.D.K. 1983. Masalah Penyebaran Kebudayaan Hindu di
Kepulauan Indonesia. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Andayani, Sri dkk.2012. Sejarah Untuk Kelas XI IPA.Pati: MGMP
Pendidikan Sejarah Kabupaten Pati.
Ayatrohaedi (Penyunting). 1985. Kepribadian Budaya Bangsa(Local
Genius).
Jakarta : PT Pustaka Jaya.
http://blog.re.or.id/sejarah-kerajaan-sriwijaya.htm
http://campusnancy.blogspot.com/2012/02/agama-hindu-budha-diindonesiapart-1.html
http://sugionosejarah.wordpress.com/2012/03/07/kerajaan-kalingga
http://kertamura.blogspot.com/2012/03/kerajaan-kalingga.html
http://nesaci.com/sejarah-kerajaan-kutai-di-indonesia

16

17

Soal & Jawaban


1. Bagaimana kaitan perkembangan kebudayaan Hindu di India?
Bangsa arya mengembangkan system kepercayaan berupa
penyembahan terhadap banyak dewa dan dipimpin golongan
brahmana dan bangsa arya masuk ke India pada tahun 1500 SM lalu
menyebarkan system kepercayaannya yang sekarang disebut Hindu
dan Budha
3.Mengapa ada salah satu anggota keluarga Istana yang
dikenakan hukuman potong kaki?
karena anggota keluarga tersebut menyentuh pundi-pundi dengan
kakinya
4. Mengapa candi Borobudur dibangun?
untuk refleksi mengenai Budha dan alam semesta dan mengalami
pencerahan dan kebijaksanaan yang sesuai dengan ajaran Budha
5.Apa yang menjadi penyebab terjadinya pertentangan yang terus
terjadi diantara keluarga Mataram?
menyebabkan Mpu Sindok memindahkan Ibukota kerajaan dari
Medang ke Daha (Jawa Timur) dan mendirikan Dinasti Isyanawangsa
6.Bagaimana penyebab terjadinya pertentangan antara raja dan
kaum brahmana saat masa kertajaya ?
Penyebabnya karena raja kertajaya, berlaku sombong berani
melanggar adat
7. Mengapa pada masa kekuasaan Raden Wijaya terjadi
pemberontakan yang dilakukan sahabatnya?
karena sahabat sahabatnya merasa pembagian kekuasaannya tidak
adil
8.

Mengapa selat malaka menjadi penting bagi pedagangpedagang Cina dan India?
karena selat malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan
perdagangan bagi pedagang

17

18

18

Anda mungkin juga menyukai