Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH KERAJAAN

KUTAI

Di susun oleh:

TASYA RAMADHANI
KELAS:X TKJ 1

SMK 1 KOBA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kerajaan Kutai ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Sejarah Indonesia yang berjudul Makalah Kerajaan
Kutai ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Kerajaan Kutai
ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Kerajaan Kutai ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
A. Latar Belakang...............................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai..................................2
B. Kehidupan Politik Kerajaan Kutai....................................4
C. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kutai........................5
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai................................6
E. Kehidupan Keagamaan Kerajaan Kutai........................... 6
F. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai......................................... 7
G. Keruntuhan Kerajaan Kutai..............................................9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.........................................................................10
B. Saran...................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah kedatangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha, terjadi
perkembangan dan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
terutama dalam bidang politik. Sistem pemerintahan masyarakat Indonesia
mengalami perubahan dari sistem kesukuan menjadi kerajaan. Pada sistem
kerajaan, kepala pemerintahan tidak dipegang oleh kepala suku bergelar
datu/datuk atau ratu/raka, tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan
gelar prabu, raja, atau maharaja.

Dalam sistem ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah
oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja memiliki hak untuk
menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak dan turun-temurun. System
pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah berdirinya Kerajaan Kutai


Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam,
Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di
Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut
Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa
Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M
(abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti
tertua yang menyatakan telah berdirinya suatu Kerajaan
Hindu tertua yaitu Kutai. Tidak banyak informasi mengenai
Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa tersebutlah
sumbernya. Penggunaan nama Kutai sendiri ditentukan oleh
para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat
ditemukannya prasasti Yupa tersebut.

Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu


peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas
kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja
Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak
dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga,
telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Dari prasasti tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama
kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh
anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada
masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli
sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang
belum terpengaruh oleh kebudayaan Hindu.

Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk


agama Hindu atas dasar kata ‘warman’ pada namanya yang
merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta. Berikut
di bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah
memimpin Kerajaan Kutai, di antaranya adalah sebagai
berikut:

Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman


(pendiri)
Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
Maharaja Marawijaya Warman
Maharaja Gajayana Warman
Maharaja Tungga Warman
Maharaja Jayanaga Warman
Maharaja Nalasinga Warman
Maharaja Nala Parana Tungga
Maharaja Gadingga Warman Dewa
Maharaja Indra Warman Dewa
Maharaja Sangga Warman Dewa
Maharaja Candrawarman
Maharaja Sri Langka Dewa
Maharaja Guna Parana Dewa
Maharaja Wijaya Warman
Maharaja Sri Aji Dewa
Maharaja Mulia Putera
Maharaja Nala Pandita
Maharaja Indra Paruta Dewa
Maharaja Dharma Setia.
B. Kehidupan Politik Kerajaan Kutai
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam
yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra
Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga.
Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut
sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang
sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini
berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan
dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama
Hindu.

Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama


Indonesia asli dan masih sebagai kepala suku, yang
menurunkan raja-raja Kutai. Dalam kehidupan sosial terjalin
hubungan yang harmonis/erat antara Raja Mulawarman
dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa,
bahwa Raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi
kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama
Waprakeswara. Istilah Waprakeswara tempat suci untuk
memuja Dewa Siwa di pulau Jawa disebut Baprakewara.
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim,
terjadi perubahan dalam tata pemerintahan, yaitu dari
sistem pemerintahan kepala suku menjadi sistem
pemerintahan raja atau feodal.

C. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kutai


Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui
bahwa pada abad ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu
masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh
Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu
kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di
India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur dari luar
dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa
Indonesia. Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai
berikut:

Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar


tradisi budaya nenek moyangnya.
Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan
dan kemajuan kebudayaan. Menjunjung tingi semangat
keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respons
terhadap perubahan dan kemajuan budaya. Hal ini
dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai yang
menerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam
kehidupan masyarakat.
Selain dari itu masyarakat Kutai dikenal sebagai
masyarakat yang menjunjung tinggi spirit keagamaan dalam
kehidupan kebudayaannya. Penyebutan Brahmana sebagai
pemimpin spiritual dan ritual keagamaan dalam yupa-
prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan itu.
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui
dari dua hal berikut ini:

Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur


perdagangan antara Cina dan India. Kutai menjadi tempat
yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, di samping
pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan
bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya
berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
E. Kehidupan Keagamaan Kerajaan Kutai
Agama Hindu di Kerajaan Kutai mulai berkembang pada
masa pemerintahan Raja Aswawarman. Agama Hindu yang
berkembang adalah Hindu Syiwa sebagai dewa tertinggi
tetapi di luar golongan brahmana dan ksatria, sebagian besar
masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan
kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi
agama resmi kerajaan, masih terdapat kebebasan bagi
masyarakatnya untuk menjalankan kepercayaan aslinya.
Dewa Syiwa diyakini sebagai simbol Brahma yang memiliki
kekuatan untuk meleburkan alam semesta. Perkembangan
agama Hindu Syiwa dibuktikan dengan adanya tempat suci
yang bernama Waprakeswara yang digunakan untuk memuja
Dewa Syiwa.

Di Kerajaan Kutai, agama Hindu Syiwa menjadi agama


resmi, walaupun hanya berkembang di lingkungan istana.
Sedangkan, rakyat Kutai masih pada kepercayaan kaharingan.
Kaharingan adalah kepercayaan suku Dayak di Kalimantan,
yang menyembah Ranying Hatalla Langit sebagai pencipta
alam semesta. Kepercayaan ini memiliki beberapa persamaan
dengan agama Hindu satunya penggunaan sesajen. Oleh
karena itu, pada tanggal 20 April 1980, kaharingan
dimasukkan dalam kategori agama Hindu.

F. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai


Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang
temukan. Tetapi menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan
Kerajaan Kutai berada pada masa pemerintahan Raja
Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman,
kekuasaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan
Timur. Rakyat Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.
Ditemukannya prasasti atau yupa di Muara Kaman
merupakan salah satu bukti bahwa kehidupan Kutai
sangatlah makmur dan sejahtera. Kejayaan Kerajaan Kutai
meredup ketika berada di bawah pimpinan Dinasti Kudungga.
Hal ini terjadi ketika Kerajaan besar seperti Majapahit dan
Singosari sedang mengalami masa-masa kegemilangan. Sejak
saat itu, tidak ada lagi cerita tentang kehidupan Kerajaan
Kutai yang berada di bawah Dinasti Kudungga. Kudungga
berasal dari Kerajaan Campa di Kamboja.

Aswawarman yang merupakan anak dari Kudungga


dipercaya untuk menjadi raja pertama di Kerajaan Kurtai
Martadipura dengan sebutan Wangsakerta. Tetapi, pada
beberapa catatan sejarah juga ada yang menganggap
Kudungga sebagai raja yang pertama dari Kutai. Setelah Raja
Aswawarman, tonggak kepemimpinan Kerajaan Kutai
diberikan kepada Raja Mulawarman. Raja Mulawarman
merupakan anak dari Raja Aswawarman. Dimasa
pemerintahan Raja Mulawarman ini kerajaan mencapai masa
kejayaan.

Hal ini terjadi karena kebijaksanaan dan perhatiannya


terhadap hal-hal yang bersifat religius. Raja Mulawarman
memberikan hadiah berupa emas, tanah, dan ternak secara
adil kepada para Brahmana. Selain itu, beliau juga
mengadakan upacara sedekah di tempat yang dianggap suci
atau Waprakeswara. Pada masa pemerintahan Raja
Mulawarman, rakyat juga sangat menghormati rajanya
dengan menyelenggarakan kenduri demi keselamatan sang
raja. Bukti kebesaran Raja Mulawarman juga tertuang dalam
tulisan-tulisan yang ada di tugu prasasti. Prasasti
Mulawarman terdiri dari tujuh Yupa. Prasasti tersebut berisi
puisi anustub. Namun dari ketujuh prasasti tersebut, hanya
empat Yupa yang sudah berhasil dibaca dan diterjemahkan.

G. Keruntuhan Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan melawan
Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja dari Kerajaan
Kutai Kartanegara. Kutai dan Kutai Kartanegara merupakan
dua buah kerajaan yang berbeda. Kutai Kartanegara berdiri
pada abad ke-13 di Kutai Lama. Terdapatnya dua kerajaan
yang berada di sungai Mahakam tersebut menimbulkan friksi
di antara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi peperangan di
antara kedua Kerajaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang
memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4.
Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur,
tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh
para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya
prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.
Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama
kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat
diperoleh. Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah
sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat
pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M.

Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam


yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra
Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga.
Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut
sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang
sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini
berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan
dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama
Hindu.

B. Saran
Melalui makalah Kerajaan Kutai ini, penulis
menyarankan agar jangan melupakan sejarah bangsa kita,
dan berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah
yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai